All Chapters of Selir Adipati: Chapter 91 - Chapter 100
161 Chapters
Menghilang
Jenderal terkejut dengan kedatangan Adipati masuk ke dalam kamarnya. Dia segera berdiri dan menganggukkan kepalanya. “Kejutan yang sangat menarik, Adipati,” kata Jenderal masih dengan menundukkan kepala. Adipati segera berjalan mendekatinya.“Apa kau sudah menodai ratuku?!” tanya Adipati mengambil pedang Iblis dengan cepat dan menghunuskan ke wajah Jenderal yang menatap tajam kearahnya. Jenderal hanya diam tidak menghindar sedikitpun.“Kau tahu, aku bisa memenggalmu sekarang juga dan membuktikan jika kau sudah melecehkan Ayu. Ingat dia milikku, istriku. Kau bukan siapapun, Jenderal!”“Penggallah aku sekarang!” tegas Jenderal membuat Adipati melotot tajam kearahnya. Dia semakin erat memegang pedang Iblis pemberiannya kepada Jenderal saat masih menjadi dekat dengannya di masa lalu sebelum hadirnya Ayu yang membuat mereka bermusuhan.“Aku memberikanmu pedang tajam ini secara khusus karena
Read more
Kemenangan
Ibu Suri dengan semua pejabat istana tidak menyangka Ayu datang bersama Jenderal dan bapaknya. Ayu dengan menggunakan mahkotanya berjalan dengan sangat santai ke tengah melewati semua pejabat menuju singasana Adipati. Dia menerima uluran tangan Adipati yang segera menuju kearahnya.Adipati tersenyum duduk di sebelah Ayu yang sangat melegakan hatinya. “Kenapa kau lama sekali. Kau tahu istriku, aku akan memarahimu di dalam kamar karena perbuatanmu itu,” bisik Adipati membuat Ayu hanya menggeleng.“Apa yang kau rencanakan, istriku yang licik?” bisik Adipati membuat Ayu hanya tersenyum.“Kau akan melihatnya suamiku?” jawab Ayu dengan pandangan dinginnya kepada Kanda.Kanda masih saja memojokkan Ayu hingga semua para pejabat istana ikut memojokkannya. Kanda semakin tersenyum puas dengan keberhasilan yang sebentar lagi akan diraih. Hingga Ayu akhirnya berdiri dan menunjukkan jarinya kearah mantan tunangan Kanda.&ldquo
Read more
Hilang Ingatan
Ayu mendapat pelukan Adipati dari belakang. Dia tidak memungkiri jika memang pelukan itu sangat hangat. Hatinya kembali rapuh dengan semua masalah yang dia hadapi. Kemenangan memang selalu menghampirinya. Tetapi, Ayu masih saja merasa ketakutan yang selalu dia sembunyikan.“Aku selalu merindukanmu, Ratu,” ucap Adipati mulai mengecup leher Ayu. Jari-jemarinya menguat di pinggang ramping Ayu. Tangan Ayu memegang tangan Adipati dan mengelusnya. Ayu merasakan jika suaminya yang sangat dia benci itu, kadang bisa membuat hatinya yang rapuh terisi kembali.“Bagaimana jika aku menjadi tua dan tidak bisa memuaskanmu lagi?” tanyanya membuat Adipati masih tidak menghentikan gerakan bibirnya yang terus mengecup leher Ayu.“Adipati, apakah kau akan selalu seperti ini denganku? Hasrat atau cinta sebenarnya yang berada di dalam hatimu?” tanya Ayu akhirnya membalikkan tubuhnya. Dia membelai pipi kanan Adipati dengan tatapan lembutnya. Ayu sem
Read more
Kekalahan Jenderal
Jenderal melompat tinggi dan akan menghunuskan pedangnya mengenai Patih saat dia membelai wajah Ayu dengan lembut.“Ayu!” kata Patih pelan.Jenderal mengambil situasi itu dengan pedang Iblisnya siap untuk membuat Patih terluka. Ayu melotot melihatnya. “Hentikan!” teriak Ayu membuat Patih terkejut.Patih melihat Jenderal yang sudah siap menyerangnya dengan sigap, berguling, dan, “Srek!”Dengan cepat Patih mengambil pedangnya yang tergeletak di tanah dalam beberapa detik, dan menangkis pedang Jenderal yang akan mengenainya. Patih mendorong tubuh Ayu agar tidak terkena pedang. Kecepatan Patih yang sangat luar biasa, membuat Jenderal tidak bisa mengenainya. Patih secepat kilat menyerang Jenderal kembali dan mengenai kakinya hingga terluka sangat parah. Ayu melotot dan menarik Patih untuk berlari.“Patih, ikuti aku!” teriak Ayu membuat Patih segera melakukanapa yang Ayu perintahkan.Ayu berlari dan
Read more
Menangkap
Ayu berjalan masuk ke dalam kamarnya. Dia tidak menyangka melihat Adipati dengan santainya memakan buah dengan bersandar di kursi mewahnya. Ayu mengernyit berusaha tenang menghadapi suaminya. Dia meletakkan jubahnya di sandaran kursi.“Aku sangat merindukanmu istriku,” kata Adipati dengan seulas senyuman. Ayu hanya diam tidak menjawab. Dia mengganti kebayanya dengan santai dan masih saja diam. Adipati menatap Ayu yang berganti pakaian di hadapannya."Aku baru sadar jika memiliki ratu yang akan menjebak suaminya sendiri dengan memberikannya obat tidur. Kau tahu, aku sudah sangat hafal dengan bau obat itu. Tidak akan ada yang bisa mengelabuiku, termasuk istriku sendiri," kata Jenderal yang masih tidak mendapat menjawab dari Ayu."Sepertinya aku harus memberikan hukuman yang sangat berat buatmu, ratu!"Adipati berdiri dan pastinya mendekati Ayu yang masih sangat polos. Ayu menatapnya dengan sedikit menggoda Adipati yang hanya menatap dan tidak me
Read more
Tulisan Rahasia
Adipati semakin marah mendengar pengakuan Ayu. Dia diselimuti kecemburuan yang sangat membuat emosinya meluap.“Kau istriku yang sangat licik, dan aku tidak menyangka dengan apa yang aku dengar!”“Pengawal, bawa Kanda kesini!” Adipati berteriak memanggil pengawal yang segera Ayu cegah. Dia menarik lengan Adipati dan mencium bibirnya. Ayu mendorongnya hingga duduk kembali di sofa dan dia berada di atas pangkuan Adipati.“Jangan membuat masalah yang sangat tidak penting. Aku saat itu tidak pernah melakukannya dan aku hanya milikmu,” tegas Ayu masih saja tidak membuat Adipati reda.Adipati mencengkeram wajah Ayu dan mendekatkan ke wajahnya. “Jika, kau melakukan itu lagi, aku akan mengurungmu di kamar!” Adipati melempar wajah Ayu hingga ke samping. Ayu dengan kesal turun dari pangkuan Adipati. Namun, Adipati menariknya.“Mau kemana?!” bentaknya.“Bagaimana bisa aku  akan mera
Read more
Patah Hati
Ayu masih memandang surat yang dituliskan oleh Adipati. Dia tidak bisa membukanya karena bertali simpul yang hanya bisa dilakukan oleh Adipati. Jika Ayu membukanya, dia akan tertangkap melakukan kesalahan yang dianggap penghianat karena stempel raja hanya bisa terbuka oleh tangan Adipati dan Bapak Ayu sebagai pejabat istana tertinggi yang menyaksikannya.“Siapa yang bisa melakukan untuk tali ini. Aku harus memikirkan cara untuk membukanya. Dia merencanakan sesuatu yang pasti membuatku akan kesulitan terhadap sesuatu,” gumam Ayu terus berpikir. Dia akhirnya memakai pakaiannya dan memanggil pengawal untuk masuk dan mengangkat Adipati yang masih tertidur pulas di bak kamar mandi.“Pengawal, bawa Adipati menuju ranjangnya!” titah Ayu yang segera dilakukan pengawal. Namun, saat salah satu pengawal keluar dari kamar Ayu, dia memandang pengawal satunya yang segera berlari menuju kamar Ibu Suri untuk menyampaikan jika Adipati tergeletak tertidur dan Ayu
Read more
Kemarahan
Adipati masih menyimpan amarahnya. Intan di belakangnya menatap dengan tegang. Dia juga mengambil resiko dengan kebohongan yang dia buat untuk melindungi Ibu Suri.“Aku harus melindungi Ibu. Jika kebohongan ini terbongkar, Kanda yang akan aku jadikan korban,” batin Intan mendekati Adipati dan menyentuh pundaknya.“Kakak, kau sebaiknya beristirahat. Jangan kau biarkan amarahmu meluap yang bisa menyebabkan dirimu terluka dan sakit. Rakyat membutuhkanmu,” kata Intan membuat Adipati masih diam tidak bersuara.“Aku akan kembali ke kamar. Jagalah dirimu dengan baik, Adipati!” Intan keluar dari kamar diikuti semua pelayannya. Dia menuju ke kamar Ibu Suri untuk menemuinya segera.“Ibu, aku berkorban nyawa untuk melindungimu. Jangan sampai kau melakukan kesalahan fatal lagi. Jika Ayu dan Jenderal kembali, bersiaplah kita terkena amarah Adipati. Bagaimanapun juga, mereka sangat cerdik melebihi kita.”Ibu Suri m
Read more
Peperangan
Intan hanya diam menatap ratusan pengawal dengan Adipati dengan menaiki kuda akan menuju hutan kawanan perampok. Dia mencengkeram dadanya tidak percaya jika semua rencananya untuk membela satu nyawa yaitu ibunya malah mengakibatkan puluhan nyawa akan melayang.“Putri, ini sangat tidak bagus. Anda sudah membuat sesuatu konspirasi yang sangat kejam. Jika Jenderal hingga terbunuh, saya tidak akan melepaskan anda,” kata salah satu pengawal setia Jenderal yang selalu menjaga kebun istana yang terhubung dengan hutan kawanan perampok tinggal.“Aku hanya tidak mau ratu itu melakukan sesuatu yang bodoh. Jika aku tidak melakukan ini, apa yang akan terjadi dengan masa depan istana? Mayat para perampok tidak ada artinya. Apalagi mereka meresahkan desa. Dan tidak masalah jika mereka semua akan terbunuh,” tegas Intan.Pengawal Jenderal hanya menatapnya. “Kami hanya mempedulikan Jenderal. Jika masalah lain, kami tidak peduli.”Pengawa
Read more
Kembalinya Ayu
“Srek!”“Tidak mungkin!”Adipati menebas wajah Intan hingga terluka sangat parah. Intan terkejut dan tersungkur ke tanah. Ibu Suri segera menghampiri Intan memegang wajahnya yang tersayat pedang salah satu pengawal yang Adipati gunakan untuk melukainya.“Dia adalah adikmu, dan kau sudah melukai wajahnya! Apa yang kau pikirkan Adipati?!” bentak Ibu Suri semakin membuat Adipati kali ini menghunuskan pedang kearahnya.“Jika bukan kalian yang merencanakan ini semua, pengawalku masih akan bisa memenuhi aula! Kalian sudah membohongiku!”“Kau tidak tahu diri! Bunuhlah ibumu jika kau mau!”“Aku akan melakukannya jika perlu,” ucap Adipati pelan membuat Ibu Suri diam menatapnya.“Jangan kau lakukan! Aku yang bersalah!” teriak Intan sambil menahan kesakitan di wajahnya yang terus mengeluarkan darah segar. Adipati akhirnya membuang pedang yang dia pegang dengan wa
Read more
PREV
1
...
89101112
...
17
DMCA.com Protection Status