All Chapters of MEMORY: Chapter 11 - Chapter 16
16 Chapters
Mari Berkenalan
Ctas! Ctas! Suara cambuk yang mengudara dan beradu ke tubuh seseorang terdengar nyaring di sebuah ruangan yang luas nan gelap. Seorang anak lelaki yang berusia enam tahun menahan rasa perih di punggungnya akibat cambukan dari sang ibu, di seberangnya ada anak perempuan yang seusia dengannya tengah menutup wajahnya dengan boneka beruang putih, tak ingin melihat pemandangan sadis di depannya. Pria dewasa yang di ketahui adalah ayah mereka hanya menatap adegan di depannya dengan pandangan tanpa belas kasihan, sesekali ia menyesap kopi hitamnya.Anak lelaki tersebut terus berteriak memohon sambil menangis namun bukannya berhenti, cambukan itu semakin kuat memukul punggungnya yang benar-benar sudah bersimbah darah segar. Anak perempuan yang sedari tadi menutup wajahnya dan tak berani membuka suara pun akhirnya berteriak memohon agar semua pemandangan kejam ini segera di hentikan, tapi usahanya sia-sia. Bahkan para penjaga dan pelayan disana hanya bisa menatap iba ke
Read more
Mawar Juliet
Baru kali ini Jordan merasa malas untuk datang ke kampus, semua itu karena sosok ondel-ondel yang terus saja mengekorinya. Bahkan Laskar yang selalu menempel padanya enggan untuk mendekat, dan juga pemuda berwajah datar itu rela memutar jalan agar tak berpapasan dengan Jordan. Dan lebih gilanya lagi ketika Jordan pergi ke toilet, Fiona masih setia berdiri tak jauh dari toilet pria. Jordan terus-terusan menghembuskan nafasnya menahan amarah. Pada akhirnya Jordan melangkahkan kaki menuju perpustakaan, melewatkan jam istirahatnya untuk makan siang. Jordan sengaja mengambil banyak tumpukan buku dan menaruhnya di sisi kanan, kiri, dan depan. Semua ia lakukan agar tak melihat wajah Fiona. "Jordan, kapan kita bisa melakukan kencan?" Tanya Fiona dengan nada suara yang di buat manja. Seandainya Jordan memiliki sedikit sifat bar-bar seperti Violet, sudah di pastikan Fiona akan ia kubur hidup-hidup. Ngomong-ngomong soal kencan, Jordan jadi tersenyum dan mendapatkan sebu
Read more
Kencan
Violet memilih menggunakan dress selututnya yang berwarna biru langit, kedua sisi rambutnya ia kuncir lalu di cepol, menyisakan beberapa anak rambut di sisi kanan dan kirinya. Tak lupa ia mengikatnya dengan tali pita berwarna senada dengan dressnya. Oh Jordan lihatlah calon masa depanmu yang semanis gulali ini.Selesai berkutat dengan rambutnya, Violet mulai membuka lemari sepatunya. Walau anak orang mampu, sepatu Violet tidaklah mahal. Sepatu termahalnya saja hanya seharga dua ratus empat puluh ribu, itupun ia tawar menjadi dua ratus ribu saja.Kalau kata Violet, untuk apa mahal-mahal toh di pakai untuk memijak bumi. Begitu pula dengan tasnya, rata-rata harga tas yang di milikinya seharga empat puluh lima ribu, itupun ia beli ketika ada gratis ongkir atau diskon di toko-toko klontong.Intinya Violet anak yang irit dan sangat menyukai diskon, baginya yang penting barang tersebut layak di pakai. Violet mengambil sepatu flatshoes berwarna putih dengan
Read more
Makan Malam
Violet masuk ke kamar Jordan untuk mengganti pakaiannya. Kamar apartemen Jordan tidaklah besar, di sudut ruangan banyak buku pengetahuan dan terdapat beberapa pigura larva dan kelinci. Violet tersenyum melihatnya, Jordan yang terlihat manly ternyata memiliki hobi yang unyu. Segera Violet memakai kaos kebesaran milik Jordan yang berwarna hitam, ketika ingin mengganti celana, ia mendengus pelan."Di kira pinggangku segede kerbau apa?" Violet melempar celana pemberian Jordan begitu saja. Untungnya ia memakai celana pendek di balik dressnya, doakan saja semoga Jordan kuat iman.Seperti yang telah di duga, ketika Violet keluar kamar dengan pakaian barunya, membuat Jordan yang tengah memakan apel tersedak. Jordan menatap ke arah Violet, ternyata banyak bekas luka di kaki putihnya. Astaga kenapa ia baru menyadari hal itu?"Kenapa kamu menatapku begitu? Aku tahu kalo aku itu seksi." Violet mengibaskan rambut panjangnya ke belakang seperti iklan shampoo yang di bintangi
Read more
Hujan di Surabaya
"Kemarin kemana lo, Vi?" Saat ini Violet tengah di kerumunin teman-temannya layaknya semut yang melihat gula. Di bandingkan merasa terintimidasi, tatapan semua temannya lebih ke kepo untuk mencari bahan gosipan tentangnya. "Kepo banget dah!" Violet tak memperdulikan temannya dan memilih sibuk dengan makanannya. Lagian nggak mungkin kan kalau ia bilang semalam berada di apartemen Jordan, mana cuman berdua pula. Yang ada nanti akan tersebar gosip-gosip yang tak benar tentangnya. Apalagi yang ia hadapi teman-temannya sendiri yang memiliki mulut ember dan penguasa kerajaan pergosipan. Ohoho Violet tak mau mengambil resiko buruk itu. Dari kejauhan terlihat seorang gadis dengan rok lipit berwarna putih dan blouse berwarna pink pastel, tak lupa rambutnya yang di kuncir setengah. Berjalan mendekat ke kerumunan semut. Gadis itu memperlihatkan senyumannya yang semanis madu. "Wih siapa tuh cewek?" Tanya Fahri. Raisa yang di sebelahnya sudah menatap Fahri
Read more
Kesialan di Pagi Hari
Pagi ini Violet sudah terburu-buru menuju kampus, ia lupa bahwa akan ada ujian praktik sedangkan dirinya belum menyiapkan apapun. Skuter listriknya pun melesak membelah jalanan. Karena ulahnya, Violet tak luput dari omelan para pejalan kaki, terutama ibu-ibu yang baru pulang dari pasar.Bukan hanya itu, Violet juga sempat hampir menabrak kucing kawin. Beruntung, ia tak di kejar dan di cakar oleh pasangan kucing itu. Di persimpangan, Violet belok ke kiri dan segera sampai di depan gedung kampus. Keadaan kampus masih tergolong sepi. Lagian orang gila mana yang datang ke kampus di jam setengah enam pagi? Ah iya, orang itu adalah Violet. Segera, Violet berjalan menuju rumah kaca."Aneh, kok pintunya nggak di kunci?" Perlahan tapi pasti, Violet membuka pintu dan berjalan masuk.Violet menoleh kesana kemari, mencari bunga-bunga yang menarik. Ketika ia tengah memilih bunga, pintu mendadak tertutup. Membuatnya terpaksa memutar tubuh rampingnya. Namun kepalanya malah men
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status