Semua Bab Love in Campus: Bab 21 - Bab 30
48 Bab
Lamaran
Wajah pertama yang terlihat ketika menuju ruang tamu adalah Adrian bersama kedua orang tuanya diikuti Kenan yang merupakan ayah dari Hilda, kedatangan kedua wanita berbeda usia membuat semua orang menatap ke arah mereka. Pertemuan kesekian kali dengan kedua orang tua Adrian membuat Hilda tidak merasa canggung sama sekali bahkan mereka sudah menganggap Hilda sebagai anak sendiri, pembicaraan selanjutnya adalah antar orang tua sedangkan Hilda dan Adrian hanya diam.“Istri kedua” Kenan menatap Adrian dan Hilda bergantian “apa istri pertama kamu tidak masalah sama sekali?.”“Saya sudah membicarakan dengan istri dan menyetujuinya dan nanti pastinya akan ada surat pernyataan saat nanti menikah” Adrian menjawab tegas.“Bagaimana kalian bisa bersama sedangkan hubungan kalian adalah dosen dan mahasiswa?” Kenan menatap Adrian dan Hilda bergantian “kamu bukan perusak rumah tangga kan?” menatap Hilda penuh selidik yang langsung dijawab gelengan kepala.“Tentu bukan, lebi
Baca selengkapnya
Terbuka
Menatap wajah kedua orang tuanya yang diam setelah mendengarkan perkataan Hilda, menghembuskan nafas panjang karena merasa ini adalah waktu yang tepat untuk berbicara terbuka dengan kedua orang tuanya termasuk apa yang dilihatnya selama beberapa hari ini. Kedua orang tua Hilda tampak menunggu kata – kata yang keluar dari bibirnya seolah takut hal yang tidak ingin mereka dengar akan dikatakan oleh Hilda, mencoba untuk bersikap wajar dihadapan anaknya tidak membuat Hilda terpengaruh sama sekali.“Aku tahu apa yang kalian lakukan dibelakangku selama ini dan ternyata buah tidak jatuh jauh dari pohonnya, di mana apa yang terjadi padaku hampir sama seperti kalian.”Kenan membelalakkan matanya seakan ingin melampiaskan emosi tapi segera dicegah Melly “apa maksud kamu?.”Hilda menghembuskan nafas panjang “perbuatan papa bersama tante serta mama bersama seseorang yang aku tidak pantas sebut” Hilda menatap kedua orang tuanya tampak terkejut “kalian tidak lupa bukan kalah aku
Baca selengkapnya
Kenyataan Ronald
Pesan yang dikirim Ronald semalam membuat Hilda tidak bisa tidur nyenyak di mana perkataan Ronald yang akan membantu dirinya dalam menjalani sisa pendidikan, hanya saja menerima ajakan Ronald nantinya akan bernasib sama dengan Sisil dan juga kekasih atau lebih tepatnya mantan kekasih Tari. Hilda pernah melihat bagaimana Ronald mengubah beberapa mahasiswa dengan hal yang tidak dimengerti olehnya, jika dia pria akan diberikan obat yang ternyata adalah narkotika sedangkan wanita seperti Sisil akan dibuat tempat bermain dengan memuaskan diri atau membantu pria lain. Ronald memiliki keinginan besar untuk menuntaskan hasratnya yang entah kapan padam, bahkan Hilda pernah mendengar ada mahasiswi sampai pingsan karena berhubungan dengan Ronald, alasan dia pingsan adalah harus melayani Ronald dan beberapa pria tanpa henti.Hilda melangkahkan kakinya menuju kampus dengan perasaan sedikit tidak tenang dari kejauhan dilihat kedua sahabatnya seperti biasa sibuk dengan kertas yang ada di me
Baca selengkapnya
Kelicikan Ronald
Berjalan pelan mengikuti langkah Ronald membuat Hilda sedikit malas tapi entah kenapa dirinya mengikuti langkah Ronald yang membawanya ke dalam ruangan, dalam ruangan Ronald yang dibukanya perlahan membuat Hilda menutup mulutnya karena pemandangan pertama yang dilihatnya adalah Nuri memasukkan mainan berupa kelamin pria dalam miliknya. Hilda mengalihkan pandangan tidak ingin menatap apa yang terjadi pada Nuri dan semakin mual melihat pemandangan ini, Ronald meminta Hilda untuk duduk di salah satu sofa yang sedikit jauh dari Nuri.“Kamu pasti sudah tahu mengenai status kami berdua jadi bukan hal baru karena kamu juga melakukan hal yang sama saat bersama Adrian” Hilda hanya diam ketika Ronald berbicara “rupanya mendekati kamu lebih susah dibandingkan dengan mereka berdua” Ronald menyandarkan dirinya di sofa.Tatapan mereka bertemu dengan diiringi suara erangan yang membuat Hilda merasa tidak enak dengan Nuri, tapi ada satu hal yang aneh dari wanita ini di mana seakan tidak
Baca selengkapnya
Tempat Parkir
Tidak mempedulikan wajah memerah Nuri dengan segera Hilda berjalan meninggalkan wanita tersebut, jawaban Hilda atas pertanyaan Nuri memang benar adanya tapi lebih tepatnya adalah tidak peduli dengan apa yang dilihatnya saat di ruangan Ronald karena bagi Hilda itu bukanlah urusannya. Langkah Hilda menuju tempat parkir sedikit ringan karena harus menemui seseorang yang akan menjadi suaminya nanti, keputusan yang diambil memang sudah benar karena bagaimana pun menikahi Adrian akan membuat nilai Hilda terbantu dengan sendirinya dan selama ini terbukti.Hilda tidak mendapati keberadaan Adrian di tempat parkir dengan segera membuka ponselnya untuk menghubungi pria tersebut, namun panggilannya tidak ada respon dari pria tersebut membuat Hilda berpikir negatif atas apa yang terjadi pada Adrian. Pelukan dari belakang mengejutkan Hilda saat menghubungi Adrian di mana ternyata sang pelaku saat ini sedang memeluknya, melepaskan pelukan dengan memberikan ciuman ringan pada Hilda sebelum me
Baca selengkapnya
Kedatangan Lina
Orang yang berdiri di depan unit apartemen mereka menatap Hilda dengan tatapan tajam tapi tidak dipedulikan sama sekali dengan membuka pintu, Adrian menarik tangan Lina untuk ikut masuk ke dalam. Hilda memutuskan masuk ke dalam membersihkan diri meninggalkan pasangan suami istri untuk berbicara, menggunakan dress transparan tanpa dalaman tetap Hilda lakukan meski istri pertama Adrian berada di luar. Hilda keluar dengan santai menuju dapur yang dapat dilihat dari sudut matanya bagaimana Lina membelalakkan mata saat Hilda berjalan dengan santai menggunakan dress transparan.“Hal yang tidak pernah kamu lakukan saat bersama” Lina mengalihkan pandangan pada Adrian “jujur aku bosan dengan kegiatan ranjang kita.”“Kamu bisa bicara dan aku akan berubah” Lina menatap kecewa pada Adrian.“Kamu hanya perlu menyetujui pernikahan kami agar aku bisa bahagia” Lina membelalakkan matanya mendengar jawaban dari Adrian.“Kamu akan tetap menikahi mahasiswimu?” Adrian mengangguk
Baca selengkapnya
Masa Lalu Adrian
Perkataan Hilda membuat Lina terdiam sedangkan Adrian hanya berdiam diri menyaksikan mereka berdua, Adrian berdiri melangkah kearah Lina yang membuatnya menatap bingung dengan tindakan Adrian saat ini begitu juga dengan Hilda. Cukup lama Adrian berdiri dihadapan Lina tanpa bersuara lalu menghembuskan nafas kasar karena bagaimana pun Lina adalah ibu dari anak – anaknya.“Aku menghargaimu karena ibu dari anak – anak tidak lebih” menatap Lina yang terdiam “apa kamu mau aku buka semua kesalahanmu?.”FlashbackPernikahan Adrian dan Lina yang berusia dua tahun dengan anak disisinya tidak banyak perubahan di mana Lina selalu menuntut Adrian untuk lebih dari segalanya dan juga sikap Lina pada orang tua Adrian yang meremehkan membuat Adrian hanya bertahan dalam diam. Semua disebebabkan karena kedudukan orang tua Adrian tidak lebih tinggi dibandingkan orang tua Lina, setiap hari suara nyanyian indah selalu terdengar di telinga Adrian yang membuatnya menahan emosi tapi yang s
Baca selengkapnya
Pelajaran Lina
Meninggalkan Lina yang terdiam saat Hilda mengatakan kata-kata itu bahkan tidak peduli bagaimana reaksi dari wanita itu, masuk ke dalam kamar dengan Adrian yang masih tidur nyenyak membuat Hilda memutuskan memanggil Lina masuk ke dalam kamar mereka. Lina menatap Hilda bingung tapi tidak dipedulikan sama sekali, Hilda meminta Lina membuka seluruh pakaiannya yang membuatnya terkejut.“Buka saja gak usah malu secara nanti kita sama – sama menjadi istri dari Adrian, belajar dari awal dengan bermain bertiga.”Hilda melepaskan pakaiannya yang memang dari awal sudah tidak menggunakan apa pun, Lina terdiam melihat apa yang Hilda lakukan dan melalui kode matanya Hilda meminta Lina melakukan hal yang sama. Lina secara ragu melakukannya membuat Hilda hanya bisa menatap datar atas yang Lina lakukan, setelah tanpa busana Hilda meminta Lina untuk membuka selimut yang menutupi tubuh tanpa busana Adrian. Lina dapat melihat jika Adrian tidak menggunakan apa pun dibali
Baca selengkapnya
Kenyataan Lain
Menyiapkan sarapan untuk mereka berdua setelah malam panas bahkan Lina dan Hilda bicara empat mata tanpa Adrian yang langsung tidur setelah pelepasannya, Hilda sama sekali tidak menyangka akan restu yang keluar dari mulut Lina karena hal yang tidak diketahui penyababmya dan setelah mengatakan hal itu Lina keluar dari apartemen saat tengah malam. Hilda sudah melarang tapi tetap tidak berhasil karena Lina ingin menyendiri setelah keputusan yang dibuat dan berjanji akan menemui Adrian jika memang waktunya sudah sangat tepat, Lina juga mendoakan mereka berdua baik – baik saja serta lancar sampai waktunya menikah nanti.“Lina sudah pulang?” Adrian keluar sudah dalam keadaan segar yang hanya diangguki Hilda “kamu mengajarkan sesuatu pada Lina?” sekali lagi Hilda hanya mengangguk pelan “aku tidak menyangka jika dia akan sejauh itu semalam dan kamu luar biasa.”Hilda dapat melihat jika perasaan cinta pada Lina itu tetap ada dan mungkin karena kesalahan Lina yang merusak harga di
Baca selengkapnya
Permintaan Gila
Memutuskan untuk langsung pulang setelah padatnya jadwal kuliah dan juga ingin istirahat setelah melakukan bersama Adrian, langkah kaki Hilda terhenti di depan ruangan Adrian menatap penuh tanda tanya. Menghembuskan nafas perlahan sebelum melanjutkan langkahnya yang tiba – tiba terhenti karena tatapan Ronald, mencoba untuk tidak peduli dengan berjalan santai melewati Ronald. Keinginan Hilda tidak berjalan lancar di mana Ronald memegang lengannya dan melalui kode matanya meminta Hilda untuk ikut dengannya, ingin menolak tapi saat ini berada di kampus yang nantinya akan menarik perhatian orang lain dan Hilda tidak menginginkan itu.“Aku ingin kamu ikut serta pesta besok” Ronald mengucapkanmya langsung setelah pintu tertutup “kamu akan bertemu teman – teman yang sama murahannya denganmu, tapi sepertinya beda karena tarif kamu sangat mahal sekali.”Hilda tersenyum “lantas anda mengundang saya apa sudah menyiapkan dananya?.”Ronald tersenyum sinis “kekasih kebanggan kam
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status