Semua Bab Sang Pendekar: Bab 21 - Bab 30
127 Bab
Kemenangan Anggadita
Pagi harinya, Arumbi beserta para prajurit wanita langsung pamit kepada Anggadita dan juga kepada kuwu di desa tersebut, untuk segera kembali ke istana. Karena tugas Arumbi sudah selesai dan para prajuritnya sudah resmi digantikan oleh 3000 prajurit pria yang sudah tiba di barak tersebut dengan membawa perlengkapan perang lengkap, karena mereka akan segera melakukan penyerangan terhadap kerajaan Kuta Waluya sesuai perintah dari sang Raja."Terima kasih, Nyimas. Atas perjuanganmu yang sudah memberikan keamanan dan kenyamanan untuk rakyat di desa ini," ungkap Ki Rona. "Salam untuk Gusti Prabu Erlangga!" sambungnya lirih.Dari sebagian rakyat dusun tersebut, pagi itu berdatangan dengan membawa berbagai hasil tani yang mereka berikan langsung kepada Arumbi untuk dibawa ke istana sebagai oleh-oleh untuk sang Raja. Arumbi tampak berat dan merasa bersedih meninggalkan desa yang mempunyai penduduk yang ramah dan sangat menghormatinya, meskipun mereka bukan bagian dari rakyat keraj
Baca selengkapnya
Ketangguhan prajurit Sanggabuana
Malam itu, Rasmenda langsung melaporkan berita penting kepada Gondang Manik yang merupakan panglima tertinggi yang ditugaskan oleh Prabu Wanakerta untuk membantu kerajaan Sanggabuana dalam menumpas keangkaramurkaan. "Aku mendengar langsung hal tersebut diungkapkan oleh Prabu Rawinta di hadapan para petinggi istana," kata Rasmenda melaporkan hasil penyelidikannya dalam memata-matai kerajaan Kuta Tandingan."Beberapa hari ke depan. Mereka akan menyerang kita ke sini," sambungnya lirih.Mendengar laporan tersebut, Gondang Manik tampak geram, dan langsung mengajak Rasmenda untuk segera memberitahu Anggadita tentang kabar tersebut, "Baiklah kita harus menemui Anggadita sekarang!" jawab Gondang Manik menanggapi dengan baik laporan dari Rasmenda.Mereka pun langsung menghadap Anggadita yang saat itu sedang berada di barak, bersama para prajuritnya. "Sampurasun," ucap Gondang Manik yang sudah berwujud seperti manusia biasa berdiri bersama Rasmenda di beranda barak tersebut.
Baca selengkapnya
Panglima Anggadita
Setibanya di barak, para prajurit itu langsung membawa ketiga pria itu ke hadapan Anggadita. "Maaf, Panglima. Kami menangkap ketiga orang ini karena mereka sudah melakukan kekacauan di desa ini," ucap sang Prajurit melaporkan prihal penangkapan ketiga pria itu."Kami mohon maaf, Panglima," timpal salah seorang dari ketiga pria pengacau itu meminta ampunan kepada Anggadita."Aku maafkan, tapi kalian tetap harus diadili karena kesalahan kalian!" jawab Anggadita dengan tegasnya. "Kalian masukan mereka ke penjara!" sambung Anggadita memerintahkan kepada para prajuritnya."Baik, Panglima." Para prajurit tersebut langsung menggiring ketiga pelaku kejahatan itu, untuk segera dimasukan ke salah satu ruangan khusus yang ada di barak tersebut, yang menjadi ruangan untuk penjara bagi para pelanggar hukum sebelum mereka dibawa ke penjara utama yang ada di kerajaan untuk di adili.Kabar berdirinya kerajaan Sanggabuana, ternyata belum banyak didengar oleh para pimpinan kerajaa
Baca selengkapnya
Kecemasan sang Prabu
Ki Rona sebagai kuwu di desa tersebut, langsung memerintahkan para penduduknya untuk mengungsi sementara waktu agar terhindar dari dampak perang yang akan terjadi di dusun tersebut.“Aku khawatir para prajurit Sanggabuana mengalami kesulitan mengendalikan para prajurit kerajaan Kuta Tandingan," ucap Ki Rona mengarah kepada beberapa warga yang sedang berbincang dengannya.“Biarlah untuk sementara waktu aku akan mengungsikan keluargaku di Utara, karena menurutku di sana lebih aman. Atau pergi ke Kita Tandingan saja!” ucap salah satu penduduk bersiap untuk segera mengambil langkah tepat jika perang itu benar terjadi."Menurutku lebih baik pergi ke Kuta Tandingan saja. Di sana lebih aman!" saran Ki Rona."Kuta Tandingan?" timpal seorang pria senja merasa kaget mendengar rekannya menyebut Kuta Tandingan. "Itu kan kerajaan yang hendak menyerang pasukan Panglima Anggadita yang ada di sini?" sambungnya mengerutkan kening.Pria senja itu belum menge
Baca selengkapnya
Rencana perang besar
Malam harinya Soarna dan Sargeni langsung melakukan perjalanan hendak menyampaikan pesan kepada Anggadita untuk melakukan strategi yang tepat dalam menghadapi serangan dari para prajurit kerajaan Kuta Tandingan.Dalam perjalanan tersebut, tanpa disengaja Soarna dan Sargeni bertemu dengan dua orang pendekar. Mereka merupakan penduduk asli desa tersebut yang malam itu serangan berada di jalanan."Ada dua orang pria di depan sana, sepertinya mereka baru saja meminum tuak," ucap Sargeni mengarah kepada Soarna yang menunggangi kuda bersebelahan dengan kuda yang ia tunggangi.Dua pria tersebut berdiri tegak menghadang jalan yang hendak dilewati oleh Soarna dan Sargeni. "Hentikan!' ucap salah satu dari kedua pendekar itu dengan gagahnya menghadang dua kuda yang ditunggangi oleh Soarna dan Sargeni."Mau cari mati ini orang," desis Sargeni bergegas turun dari kudanya dengan cara meloncat dan mendarat tepat di hadapan kedua pendekar itu."Bertarunglah dengan kami jika ingin mel
Baca selengkapnya
Kemenangan pertama prajurit Sanggabuana
Keesokan harinya, penyerbuan dari para prajurit kerajaan Kuta Tandingan pun terjadi, peperangan berkecamuk di pinggir hutan yang menjadi batas wilayah daerah kekuasaan kerajaan Kuta Tandingan dan kerajaan Kuta Waluya yang diduduki oleh pasukan dari kerajaan Sanggabuana.Perkelahian antar prajurit kedua kerajaan pun tak dapat terhindari, mereka saling mengeluarkan senjata masing-masing dan menyerang satu sama lain demi kejayaan kerajaan mereka. Sargeni dan Soarna pun kemudian pergi ke bagian depan barak yang masih dihangatkan oleh perkelahian yang sengit. Api yang dinyalakan oleh para prajurit Sanggabuana terus disulutkan ke meriam-meriam yang berjajar rapi di halaman terdepan barak tersebut, guna menghadang para prajurit musuh agar tidak dapat menerobos barisan terdepan para prajurit kerajaan Sanggabuana.Anggadita memberi banyak petunjuk kepada Sargeni dan Soarna. “Mereka butuh senjata, kalian berikan mereka anak panah dan busurnya!" teriak Anggadita dengan memegang sebilah p
Baca selengkapnya
Ungkapan rasa hati Arumbi
 Setibanya di istana, Panglima Anggadita dan ketujuh prajurit pengawalnya langsung disambut hangat oleh para petinggi istana dan mereka teramat senang mendengar berita baik dari Panglima Anggadita atas kemenangan prajuritnya dalam melakukan perlawanan terhadap para prajurit kerajaan Kuta Tandingan. "Mereka dapat pengalaman yang berarti dalam pertempuran tersebut dan akan menjadikan mereka lebih terasah kemampuan beladiri mereka." Ki Bayu Seta tersenyum bahagia atas kemenangan prajurit kerajaan Sanggabuana yang merupakan para pendekar didikannya selama berada di Padepokan Kumbang Hitam."Berarti langkah kita semakin dekat saja, untuk segera menguasai wilayah-wilayah kerajaan Kuta Waluya. Dan rencana kita untuk menghancurkan kerajaan Kuta Tandingan alangkah baiknya kita tunda dulu!" kata Prabu Erlangga. "Kita fokus membebaskan kerajaan Kuta Waluya dari cengkraman penguasa jahat itu, setelah itu baru kita jalankan misi kedua yakni menghancurkan kerajaan Kuta Tanding
Baca selengkapnya
Pertarungan Prabu Erlangga
Malam itu, Prabu Erlangga tampak gelisah dan gundah seperti ada firasat yang kurang baik terhadap istana. Ketika Prabu Erlangga sedang termenung dalam kegundahan, terdengar suara lirih tanpa wujud, "Prabu harus menghadang makhluk itu, agar tidak masuk ke istana!" ucap suara gaib tersebut menggema dalam gendang telinga sang Raja. "Aku tidak mampu menahannya, hanya Prabu saja yang dapat mengalahkan kesaktian makhluk itu!" sambungnya."Kamu siapa?" teriak sang Raja bangkit dan membuka jendela kamarnya.Namun tak satu orang pun ia dapati di balik jendela kamarnya, kemudian ia langsung menutup kembali jendela tersebut. Ada suara keras kembali memintanya untuk segera keluar dari keraton, "Keluarlah, Prabu. Kami butuh bantuanmu!"Prabu Erlangga terperanjat dan ia pun langsung bangkit melepas jubah kebesarannya, dan saat itu ia langsung berpakaian layaknya seorang pendekar langsung keluar dari keraton. Keempat prajurit yang sedang berjaga di depan keraton tampak kaget melihat
Baca selengkapnya
Siasat terbaru dari Prabu Durdona
Bayu Seta mulai memberikan masukkan kepada sang raja terkait kekuatan para prajurit kerajaan Sanggabuana, yang dulunya merupakan lara pendekar dari Padepokan Kumbang Hitam yang dipimpin oleh dirinya."Demikianlah, maka satu demi satu lawan-lawan kita akan segera dilumpuhkan. Ujung tanduk mereka telah hilang dan prajurit kita mampu menguasai dengan mudah wilayah kekuasaan musuh," Bayu Seta berkata penuh kelembutan di hadapan sang Prabu dan para petinggi istana.Anggadita dan ketujuh prajuritnya tidak dapat mengingkari lagi kenyataan yang terjadi di medan perang. Apalagi Ki Bayu Seta yang menganggap selama ini pasukan kerajaan Kuta Waluya dan pasukan kerajaan Kuta Tandingan hanya merupakan musuh biasa yang dapat ditandingi dan ditebak peta kekuatan mereka. Kini mereka harus mengalami sendiri, betapa beratnya bertempur melawan para prajurit kerajaan Sanggabuana yang mereka anggap remeh. Selain prajurit-prajurit yang sakti, ternyata mereka bukan hanya sekadar
Baca selengkapnya
Sowandaru
Setibanya di istana, dua orang prajurit tersebut langsung melaporkan tentang pertarungan mereka dengan para penyusup yang diduga kuat merupakan para prajurit kerajaan Kuta Waluya."Maafkan kami, Gusti Prabu. Ada penyusup ke wilayah kita, tapi kami tidak mampu menghadangnya dan beberapa prajurit pun tewas olehnya dan hanya kamu berdua yang dapat menyelamatkan diri," ujar salah seorang prajurit tersebut."Apa kalian tahu. Siapakah mereka, yang sudah berani lancang masuk ke wilayah kerajaan ini?" tanya Prabu Rawinta bernada tinggi.Berkata salah seorang prajurit itu, menjawab pertanyaan dari sang Raja, "Mereka adalah para prajurit kerajaan Kuta Waluya, Gusti Prabu.""KURANG AJAR." Mendengar laporan tersebut, Prabu Rawinta tampak geram dan langsung memanggil Rendakuti untuk segera melakukan penyerangan terhadap kerajaan Kuta Waluya."Rendakuti!" teriak Prabu Rawinta.Rendakuti langsung melangkah kemudian sedikit membungkukkan badan di hadapan sang Raj
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status