All Chapters of Jacob the Liar: Chapter 81 - Chapter 90
103 Chapters
Hidup Baru
Pak Kurnia menatap ke jendela rumahnya di Amerika, jalanan depan rumahnya kosong walau daun mulai berjatuhan karena sudah masuk ke musim gugur. Sesaat dia terdiam mengingat istrinya yang pendiam dan rapuh. Walau Pak Kurnia mencintai istrinya dengan sepenuh hatinya, pria itu tak pernah bisa menunjukkannya kepada wanita itu. Akhirnya wanita itu selalu merasa kesepian dan ditinggalkan. Selama ini dia pikir itu karena perjodohan. Tapi ternyata bukan, ini semua karena sifatnya yang tertutup. Karena itu dia sangat berharap pernikahan anaknya dan Jacob akan berhasil, karena sifat Lydia yang apa adanya. Jacob yang bisa mengontrolnya. Mereka pasangan yang sangat serasi.  Dia tidak akan mengulangi kesalahan yang telah dia buat pada mamanya Lydia, anaknya itu harus memiliki kehidupan pernikahan yang bahagia. Karena itu iya sangat marah karena kurang dari setahun Lydia sudah melarikan diri ke Korea.
Read more
Gila Kerja
“Hapus ilernya, segitu sukanya dengan bos sendiri,” ucap Adam menggoda Cleon saat mereka melangkah keluar dari lift. “Hus berisik,” dengus wanita itu melepaskan kaca mata yang dia pakai dan membersihkannya dengan blus yang dia pakai. “Nggal baret tuh dibersihkan dengan baju?” tanya Adam menarik kacamata Cleon dari tangannya. Dia mengarahkan ke arah lampu untuk melihat kaca lensa dari kacamata wanita itu. Karena bertubuh lebih pendek sia-sia usaha Cleon untuk mengambil kacamatanya.  “Hanya karena kamu jangkung kamu selamat, kalau saja kamu lebih pendek dan aku lebih tinggi! Sekarang kembalikan kacamataku!” ucap Cleon marah-marah.  Hari ini sudah berakhir bagi
Read more
Aku Tahu Suara Itu
“Oh… Dia kan di Korea,” jawab Jacob dengan hati yang pedih. Setiap pertanyaan itu muncul dia selalu merasakan sakit itu. Eric memiringkan kepalanya dengan terkejut. “Jangan katakan kalau selama dia tanya dulu, Lydia masih di korea? Sepertinya mereka bertengkar serius?” tanya Eric dalam hati. “Oh, yang dulu lo tanya itu, lo nggak jadi kesana?” tanya Eric tak bisa menahan rasa ingin tahunya. Jacob tahu temannya itu pasti akan bertanya kesana, dia mendesah dengan penuh kekalahan dan memaki dalam hati “Iya, aku kesana, tapi Lydia mau menyelesaikan sekolahnya dulu,” jawab Jacob, dia juga mendapatkan info itu dari papa mertuanya. Ada rasa bangga saat mengetahuinya, tapi sedih juga karena dia mengetahui itu dari papa mertuanya.  
Read more
Penipuan
Jacob terbangun saat ada ketokan yang kasar di meja, dia memicingkan matanya dan berharap melihat wajah lydia yang di mimpinya tadi, namun yang terlihat adalah wajah kasar seorang pria yang panik dan wanita berambut dikuncir yang juga panik. Dia kembali menutup matanya yang terasa panas, kepalanya pusing dan belum bisa mencerna apa yang terjadi.  “Dia sepertinya mabuk, kalau tidak, mana mungkin dia tidur diatas meja makan?” ucap Cleon tak sabaran, dia kembali menggaruk rambutnya sehingga ikatan rambutnya terlepas ke lantai, sambil mengaduh dia menunduk dan mengambilnya ke lantai. “Pak, bangun pak,” ucap Adam dengan sabar, dia juga pusing dengan kabar yang tiba-tiba muncul di koran. Semua itu baru bagi mereka, semalam perusahaan ditinggal dengan keadaan aman, kenapa kini tiba-tiba muncul penipuan pajak. Ba
Read more
Pengakuan
Adam berlari dengan cepat menuju ruangan bagian legal, dan hatinya mencelos saat melihat ruangan yang seharusnya berisi 5 orang itu kosong. Di masing-masing meja terdapat sebuah amplop putih yang Adam dapat tebak apa isinya.  "Haish, bagaimana ini? Mereka semua mengundurkan diri! Lebih tepatnya mereka melarikan diri," pikir Adam bingung  saat melihat  bangku-bangku kosong itu. Cleon menghampiri Adam yang berdiri mematung di ruangan kosong.  "Astaga, aku baru mau bertanya," ujar wanita berambut pendek  itu saat menyadari ruangan itu kosong.  "Tanya  apa?" Adam mengalihkan  perhatiannya ke wanita yang berbibir tebal menggemaskan itu.  
Read more
Aku Harus Pulang
“Aku takut kamu lupa,” ucap Adam cepat sambil memberikan senyumnya yang menawan lalu segera keluar. Hati Cleon bergetar, ternyata Adam tidak seperti pria yang lain. Sambil tersenyum dia mengikuti Adam kembali ke ruangan Jacob.  “Pak, bagian Audit menemukan adanya data ganda pak.” Adam memberikan sebuah file di flash disk dan memberikannya pada Jacob. Pria yang wajahnya acak-acakan itu.  Jacob segera memasukkan beda kecil  itu ke laptopnya dan membaca, Cleon ingin juga melihat, tapi pada saat dia melihatnya dia tak mengerti apa-apa. Beda dengan Jacob yang segera menutup wajahnya dengan kedua tangannya usai memperhatikan data dengan seksama. Adam menarik Cleon dengan cemburu, saat Cleon  ingin menepuk punggung pria itu. "Jangan macam
Read more
Sahabat Lama
"Aku harus mengatakan  berapa kali, pembayaran  kepada supplier akan dilakukan bertahap, kita akan mulai transfer besok." Jacob menggaruk kepalanya yang entah kenapa terasa gatal. Cleon berlari keluar dan berteriak kepada bagian finance yang panik. "Pak Kurnia sudah di Jakarta, dia di kantor Polisi sekarang, kita,—" Adam terdiam saat Jacob memandangnya dengan tatapan mengerikan. "Agung?" tanya Jacob mendesis. "Masih tidak  ada kabar." Adam sudah menggunakan segala cara untuk menemukan pria itu  dan kroninya tapi pria itu hilang seperti buih sabun. "Dia yang memiliki kuncinya, yang bisa membantu Pak Kurnia agar bisa keluar dari kantor polisi, " ucap Jacob separuh frustrasi. Pak tua itu tak a
Read more
Ke Jakarta, Aku Kembali
Lydia kembali merasakan kulitnya protes atas lembabnya suhu di Jakarta, Bandara Soekarno Hatta sedang dalam masa sibuknya, pesawatnya harus menunggu dulu beberapa lama di udara sampai pada akhirnya akhirnya diizinkan mendarat. Setelah itu dia juga harus menunggu koper lebih dari setengah jam. Namun Lydia tidak mempersoalkan itu semua lagi, seperti waktu pertama kali dia pulang ke Jakarta kemarin. Saat melihat jam, dia juga tak lagi mengeluh saat seharusnya keluar dari pesawat jam 20.20 dia baru keluar menuju antrian taksi pukul 21.55.  Yang menjadi masalah adalah, bagaimana keadaan ini sangat mengingatkan pertemuan pertama kalinya dengan Jacob. Dia masih ingat bagaimana pria itu berdiri memegang kertas berisi namanya dan handphone yang berisi fotonya. Lydia masih ingat pikiran pertamanya saat melihat suami,—  "Bukan d
Read more
Sarapan Berdua
"Tapi di sini rumahmu." Pria itu mendekati Lydia  lagi dan dia segera mundur dengan gugup.  Aroma kayu dari tubuhnya menggoda indra penciumannya dan membuat Lydia lemah.  "Tidak,  aku punya rumah sendiri," jawab Lydia  pelan, tidak berarti  menatap bola mata berwarna karamel pria itu, tapi akhirnya dia melirik dan langsung menyesal. "Aku sudah  buat sup, makan dulu daripada nanti muntah di jalan." Pria itu menatapnya dengan lembut, dan Lydia menghela napasnya, tidak sanggup untuk melawan tatapan Jacob.  "Sop apa?" Jacob ingin melompat dan memeluk wanita itu saat mendengar ucapan Lydia. Namun dia bergaya tenang dan mengambil dua mangkuk untuk mereka. Lydia meletakkan tasnya dan
Read more
Lebih Baik Bertanya
Jantung Lydia berdebar kencang, “Sampai kapan pandangan matanya membuat jantungku berdebar seperti ini?” maki Lydia kesal pada dirinya sendiri. “Apa?” tanyanya defensif saat Jacob mendekat, pria itu mendengus geli, saat merasakan efek dirinya masih membuat Lydia bereaksi seperti ini.  “Sabuk pengaman,” ucapnya sambil menunjuk ke sabuk pengaman Lydia. Pria itu menarik sabuk pengaman dan memasangkannya. Aroma tubuh Jacob menggelitik tubuh Lydia, membuatnya teringat akan pertempuran hebat mereka di kasur. Dia tanpa sadar menahan napasnya dan melepaskannya perlahan saat Jacob kembali ke tempat duduknya.  “Aku tak bisa menahan diriku, aku tidak boleh dekat-dekat dengannya, dia terlalu berbahaya,” pikir Lydia pasti. 
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status