Lahat ng Kabanata ng SAHABATKU MADUKU: Kabanata 41 - Kabanata 50
75 Kabanata
41 - Bodyguard
BAB 41BODYGUARD"Ternyata banyak yang menginginkan suamiku," ucap Afnan pura-pura terkejut sambil menutup mulut dengan tangan."Walau banyak yang menginginkanku, aku hanya mencintai kamu dan Nayla," ucap Arga memeluk istrinya tak lipa mengecup kening Afnan."Aku tau," sahut Afnan membalas memeluk Arga."Pelukan aja terus, kaya teletabis," sindir David menatap malas kedua sejoli."Kau iri aja! Makanya nikahin tuh si Farah, kayanya ngebet ama sama kamu," seru Arga melepaskan pelukannya, lalu duduk di sofa lagi diikuti Afnan."Najis! mendingan aku tidak menikah sekalian, Jika hanya ada wanita itu di dunia." David menggeram kesal apalagi mengingat kejadian disaat ia mengambil hasil."Hahaha, kasian sekali diporotin," kelakar Arga membuat dirinya dicubit Afnan."Apaan sih sayang, sakit tau," rengek Arga mengelus pinggangnya yang dicubit."David, nanti uang yang kamu keluarkan diganti oleh suamiku," seru Afnan membuat Da
Magbasa pa
42 - Siksaan Farhan
BAB 42SIKSAAN FARHANFarhan langsung memencet bel dengan tidak sabaran saat sampai di rumahnya, beberapa menit kemudian Anisa membuka pintu. Netranya membulat melihat suaminya pulang, langsung tersadar lalu mencium punggung tangan Farhan."Mass, beneran pulang?" tanya Anisa terbata-bata."Iyaaaa," sahut Farhan malas, melangkah masuk ke dalam meninggalkan Anisa yang tengah menutup pintu dan gerbang saat mengetahui jika itu terbuka."Mass, mau minum apa?" tanya Anisa berjalan dengan susah payah karena perut yang sudah buncit, karena hamil tua tinggal menunggu janinnya keluar dari rahim dan melihat dunia."Buatkan aku kopi, gendut!" ejek Farhan menatap Anisa yang tersenyum kecut lalu melangkah ke dapur.Anisa menyeduhkan kopi dengan menitihkan air mata, ia mengaduknya sambil bergumam, "aku gendut juga karena hamil anakmu, Mas.""Gendut cepat! aku haus," teriak Farhan membuat Anisa tersentak dan cepat-cepat membawa kopi itu ke ruang
Magbasa pa
43 - Sabar diujung batas
BAB 43SABAR DIUJUNG BATASNayla berdecak kesal saat tidak mendapatkan, balasan dari Farhan. Memasukan ponsel-nya ke saku, lalu menoleh ke Sella yang menunggunya. "Ayoo pergi!" perintah Nayla melangkah masuk ke mobil."Nyonya, apa Tuan Farhan sudah mengizinkan?" tanya Sella hati - hati, membuat Nayla menoleh dan menatap tajam dia. "Gimana mau izinin, orang dari tadi kagak dibalas! cuma di read aja. Mungkin dia lagi sibuk, dia pasti izinin kok kalau ke mall," ucap Nayla kesal, karena Sella menyuruhnya selalu lapor kepada Farhan.Sella mengangguk ragu, lalu masuk ke mobil untuk mengemudikannya dengan santai."Sudah sampai Nyonya," ucap Sella memarkirkan mobil itu lalu keluar membukakan pintu untuk Nayla."Jangan ikuti aku, aku mau me time." Larang Nayla menatap Sella yang tengah menimang-nimang."Tidak Nyonya, saya dibayar untuk menjaga Nyonya. Jadi saya harus mengikuti Nyonya terus, nanti saya yang bawain
Magbasa pa
44 - ingat janinmu
BAB 44INGAT JANINMUSebuah tangan cepat menarik Anisa dalam dekapannya, wanita itu langsung menangis dan lutut terasa lemas jatuh terduduk."Lepaskan akuuuu, aku mau mati aja!" teriak Anisa histeris."Ingat! janin dalam perutmu yang tak bersalah, ikut mati." Seseorang itu berjongkok lalu menarik dagu Anisa agar menatapnya."Gus Atha," ucap Anisa saat melihat wajah pria yang menariknya."Kamu ada masalah? Ayoo aku antar pulang," tawar Atha membantu Anisa agar berdiri."Maaf, telah menyentuhmu," ujar Atha menangkupkan tangannya."Tak apa," sahut Anisa dengan suara pelan."Ayoo aku antar pulang," tawar Atha sekali lagi."Tidak! aku sedang tidak mau pulang," tolak Anisa menggelengkan kepalanya."Ya sudah, jadi kamu mau ke mana? sebentar lagi ada seminar, apa kamu mau ikut?" tanya Atha melihat ke arah lain, tidak baik menatap Anisa lama - lama."Aku ikut Gus Atha, boleh?" tanya Anisa."Boleh, ayoo m
Magbasa pa
45 - Sakit hati
BAB 45SAKIT HATI"Gus Atha," panggil Anisa membuat Atha menoleh, mematikan sambung telepon dan memasukan ke sakunya."Iya, ada apa Neng," sahut Atha mendekat ke Anisa."Aku mau pulang dulu ya, acara juga sudah selesai," pamit Anisa, sambil menangkup tangannya."Aku antar, 'kan aku yang membawamu ke sini," ujar Atha melangkah mendahului Anisa menuju mobil miliknya."Kalau gitu, terimakasih," ucap Anisa lembut melangkah mengikuti Atha yang berjalan pelan."Maaf tidak bisa membantumu, kita bukan muhrim," ucap Atha tak enak, membuat Anisa cepat - cepat menggelengkan kepalanya."Tak apa," sahut Anisa cepat."Ayoo masuk, Neng," seru Atha membukakan pintu belakang. Anisa tersipu malu, lalu masuk ke mobil tak lupa mengucapkan terimakasih. Sedangkan Atha lekas menutupnya, melangkah membuka pintu dan lekas mengemudi."Oh ya, namamu siapa? kita belum sempat berkenalan walau bertemu," ujar Atha memecahkan kehening
Magbasa pa
46 - Perintah mutlak Farhan
BAB 46PERINTAH MUTLAK FARHANMatahari masih malu - malu untuk menampakan dirinya, sedangkan seorang pria telah rapi mengenakan pakaian. Menatap pantulan dirinya di cermin, lalu senyuman mengembang di bibirnya. "Tunggu Ayah sayang, Ayah akan membantumu keluar dari rahim wanita pembawa sial itu," ucap Farhan datar lalu menatap Anisa yang terbaring lemas di kasur."Wanita ini malas sekali, jam segini belum bangun!" geram Farhan melangkah ke kamar mandi dan mengambil seember air lalu di siramkan ke wajah Anisa."Banjirrrrr," pekik Anisa spontan lalu memegangi perutnya karena sakit tiba - tiba bangkit."Auuuu, sakit perutku," erang Anisa mengelus perut.Farhan menatap dongkol ke arah istrinya, ia lekas menjambak Anisa agar menatapnya."Bangun malas! cepat mandi, dan siapkan makanan aku lapar," sentak Farhan melepaskan jambakannya lalu melangkah keluar kamar."Cepat bodoh!" teriak Farhan, karena mengetahui Anisa belum tur
Magbasa pa
47 - kelahiran anak Farhan
BAB 47 KELAHIRAN ANAK FARHANAnisa di pasangkan kateter sebelum masuk ke ruang operasi, wanita itu seperti ada raga tanpa jiwa, hanya diam membisu. Bahkan saat dokter melakukan pembiusan setengah badan di kenal spinal anestesi di sela tulang belakang."Nyonya, saya suntik ya. Tolong jangan gerak!" perintah Dokter mulai menyuntikan dan memasukan obat bius secara perlahan."Oke selesai, kakinya akan merasa kesemutan dan sulit digerakan, berarti biusnya sudah jalan." Dokter membantu Anisa untuk membaringkan tubuhnya. Dokter Erika lalu mensterilkan area operasi, mengunakan betadin dan alkohol.Lalu menutup area dengan doek steril."Kita berdoa dulu," perintah Dokter di lakukan oleh semuanya yang berada dalam ruangan."Bahkan saat aku melahirkan anakmu, kau tidak menemaniku." Anisa memejamkan matanya pilu, lalu berdoa walau hati rasa remuk.Setelah selesai berdoa, mereka mulai memasang oksigen dan alat denyut jantun
Magbasa pa
48 - Talak
BAB 48TALAKFarhan langsung mengembangkan senyumannya, bangkit lalu melangkah pergi."Tunggu Papa, sayang," gumam Farhan masuk ke mobil lalu melajukannya.Setelah sampai rumah sakit, Farhan langsung masuk ke ruangan di mana  Anisa dirawat. Ia menatap istrinya, yang sedang dibantu untuk mulai belajar menggerakan tubuh."Di mana anakku?" tanya Farhan datar, membuat Anisa menoleh ke arahnya."Mas, kapan datang?" tanya Anisa menatap suaminya."Sejak tadi, kau tak menyadari karena terlalu lebay," ucap Farhan sinis, membuat Anisa menundukan kepalanya."Sus, tolong bawa anak saya ke sini, saya ingin melihatnya!" perintah Farhan, membuat Suster itu akhirnya mengangguk lalu pamit."Masss," panggil Anisa, saat Farhan mendaratkan bokongnya di kursi."Ada apa?" sahut Farhan malas, sambil fokus memainkan ponsel-nya."Tolongggg, ambilkan minum," pinta Anisa membuat Farhan menatapnya tajam."Pleaseeee, Ma
Magbasa pa
49 - Menyusun rencana
BAB 49MENYUSUN RENCANASetelah dua hari dirawat rumah sakit, Anisa langsung di pulangkan. Wanita itu diam membisu, meratapi nasibnya yang sungguh memilukan. Bahkan saat suara seseorang mengucapkan salam dan membuka pintu,  dia tak menyadarinya. "Assalamualaikum.""Maafff, aku baru tau kamu sudah melahirkan," ucapnya sekali lagi, berusaha menyadarkan Anisa dari lamunan.Anisa mendongak mendengar suara seseorang, netranya langsung beradu dengan manik milik Atha. "Kamuuuu, kapan di sini?"  tanya Anisa refleks menundukan karena mata mereka beradu dalam satu garis."Beberapa menit yang lalu, kenapa kamu melamun saja? bukannnn, harusnya bahagia ya," ujar Atha mendudukan bokongnya karena letih. "Gimana bahagia, anakku dibawa Mas Farhan," ucap Anisa lesu perlahan air dari kelompak mata berjatuhan."Memangnya kenapa, dia 'kan suamimu," ujar Atha bertambah bingung."Dia menceraikanku, saat anakku
Magbasa pa
50 - Menyamar
BAB 50MENYAMARArga dengan sekertarisnya, sudah mulai mengikuti Farhan yang sekarang di bandara. "Anak Papa, mau jalan - jalan ya," ucap Farhan mengajak bicara anaknya.Tiba - tiba saja, bayi itu menangis membuat Farhan sedikit kelabakan, ia langsung mengambil susu yang sudah ada di botol dot. "Ini sayang, nenen," ucap Farhan menyodorkan ke bibir bayi, langsung diminum saat kencang."Pelan - pelan sayang, susunya gak bakal ada yang ngambil," kekeh Farhan lalu melihat jam, sebentar lagi dia berangkat.Arga dan David menyamar, mereka juga sudah membeli tiket pesawat. Ikut masuk, saat Farhan juga melangkah pergi.Kendaraan udara sudah lepas landas, butuh waktu empat jam untuk sampai tujuan. Banyak orang yang memilih, untuk menikmati pemandangan atau mengistirahatkan diri.Selepas mendarat, semuanya keluar dengan teratur. Farhan melangkah riang mengendong anaknya yang terlelap, ia sesekali menoel hidung bayi itu k
Magbasa pa
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status