All Chapters of Gairah Cinta Berselimut Takdir: Chapter 181 - Chapter 190
194 Chapters
Bab 178 Puzzle 91
Bella berdiri penuh semangat dengan sebuah nampan berisi beberapa cangkir kopi di tangannya. Gadis itu membuat lebih banyak kopi untuk dibagikan pada para prajurit yang telah selesai makan siang dengan menu sup daging rusa buatan Margareth.Emma yang usai membersihkan tenda ikut bergabung dan membantu Bella membawa nampan yang juga berisi beberapa cangkir kopi, begitu juga dengan Margareth yang kini sedang berdiri di samping Emma. Ya, ketiga wanita itu sedang berdiri dengan nampan yang berada di masing-masing tangan mereka.Lalu, di mana Albert berada? Prajurit itu sudah bergabung bersama prajurit lain di markas untuk menikmati makan siang. Dan kini, Bella, Emma, dan Margareth juga akan memasuki bangunan markas untuk memberikan sesuatu yang tidak pernah disangka sebagai hidangan penutup, yaitu kopi."Apakah kalian sudah siap?" Bella tersenyum mengembang sembari sedikit membusungkan dada penuh semangat.Margareth dan Emma yang berdiri di belakang Bella sek
Read more
Bab 179 Puzzle 92
Semua mata kini tertuju pada Bella yang sedang berdiri tegap dan menatap lekat sosok Pangeran Neraka. Mereka juga tidak dapat mengabaikan tatapan netra biru Pangeran itu yang seolah menguarkan aura dingin di udara. Percayalah! Jika orang lain yang berada di posisi Bella saat ini, maka sudah bisa dipastikan jika dalam hitungan detik orang tersebut akan meregang nyawa.Emma seketika melebarkan bola mata kala melihat Bella melakukan hal tidak terduga. Pelayan mungil itu tiba-tiba berteriak, "Lady! Biar saya bantu membuat kopi yang baru!" pekiknya dengan sigap dan berhiaskan wajah menegang."Ya, saya juga akan ikut membantu memasak airnya." Margareth ikut menimpali. Bahkan, wanita berambut putih penuh uban itu seketika berlari terbirit-birit dengan langkah panik untuk kembali ke dapur. Wanita itu begitu takut dan tidak ingin ada nyawa yang melayang karena kemarahan Pangeran Neraka. Sedangkan Emma dengan tanggap mengejar Margareth dari belakang untuk ikut membuatkan minuman
Read more
Bab 180 Puzzle 93
Bella berlari menuju dapur halaman terbuka yang terletak di sebelah markas. Begitu juga dengan Pangeran Glenrhys dan beberapa prajurit yang lainnya. Saat telah sampai di tujuan, sontak semua mata yang melihat membeliak sempurna. Begitu juga dengan Bella yang seketika melebarkan mata dan spontan menutup mulut yang sedikit terbuka dengan jemari tangannya. Bella terkesiap melihat Margareth yang telah tergeletak sembari mengerang kesakitan dan mengangkat sebelah tangan yang usai terkena air panas. Sebelumnya, Margareth sedang memasak air dalam kuali dengan keadaan panik. Saat air telah mendidih, Margareth mengangkatnya dengan kain. Namun, tanpa sengaja langkahnya yang sedang terburu-buru justru membuatnya tersandung sebuah batu dan air dalam kuali pun tumpah mengenai tangan sebelah kanannya. Bella berjalan mendekat. Gadis itu duduk berjongkok untuk berusaha menyingkirkan kuali yang masih berada di samping tangan Margareth. Namun, Bella sedikit memekik dan seket
Read more
Bab 181 Puzzle 94
Pangeran Glenrhys dan Bella telah berada di dalam tenda berwarna merah maroon. Kini, Bella terduduk di atas kursi kayu yang ada di dalam tenda yang berukuran cukup besar sebesar ruangan. Terdapat kursi kayu, meja, bahkan dipan di dalamnya.Pangeran Glenrhys mengambil sesuatu di kotak perkakas yang ada di dalam tenda. Pangeran itu kembali dengan sebuah botol kecil di tangan. Itu adalah sebuah salep yang diberikan oleh Dokter Istana untuk luka bakar yang melepuh.Jemari tangan Pangeran itu lantas menarik sebuah kursi kayu dan menyeretnya hingga berada di depan Bella yang sedang terduduk. Sosok Pangeran itu akhirnya mendudukkan tubuh di kursi itu hingga mereka berdua saling berhadapan. Tanpa sepatah kata yang keluar dari mulutnya, ia menarik jemari lentik Bella dan mengoles lembut jemari itu dengan salep yang ia bawa. "Sekali lagi aku melihatmu terluka di hadapanku, Milady." Pangeran Glenrhys berujar dengan suara yang terdengar begitu dalam dan berhiaskan waj
Read more
Bab 182 Puzzle 95
Suara kicauan burung terdengar dari balik tenda berwarna merah maroon. Bella membuka kelopak mata hingga menampakkan iris mata cokelatnya yang indah. Gadis itu menoleh ke samping dan melihat Pangeran Glenrhys yang sedang berbaring menghadap ke arahnya dengan sebelah tangan menopang kepala. Netra biru Pangeran itu sejak tadi memang memandangi Bella yang tertidur pulas. "Sejak kapan Anda bangun, Pangeran?" Seulas senyuman menawan dipersembahkan oleh sang pangeran. Jemari panjang Pangeran itu memainkan surai cokelat Bella yang tergerai dan menghiasi bantal. "Aku hanya ingin memastikan kau benar-benar ada di sini, memelukmu, dan melihatmu tertidur pulas." Kening Bella berkerut samar, "Apa Anda semalam tidak tidur?" Tanpa menjawab, Pangeran Glenrhys menarik diri dan beranjak. Ia mengenakan baju bergaya renaissance royal court berwarna merah, lalu menutupi baju tersebut dengan sebuah jubah hitam, "Pagi ini aku harus menaiki kapal ke London. Aku harus memeri
Read more
Bab 183 Puzzle 96
Tiba-tiba terdengar suara keributan yang memekakkan telinga dan menembus alam bawah sadar Bella. Gadis itu lantas membuka kelopak mata dan mendapati dirinya masih berada di dalam kereta kuda. Namun, kereta kuda itu berhenti dan justru berganti dengan berbagai macam suara jeritan kesakitan, pekikan, hingga suara pedang yang saling beradu dan berdesing di telinga. Dan, di mana Emma? Hanya Bella yang ada di dalam kereta kuda tersebut.Layaknya Cinderella, Bella keluar dari kereta kuda dengan gaun indah dan sepatu kaca yang terbalut sempurna di tubuhnya. Namun, kini yang ada di depan mata Bella bukanlah pemandangan indah berupa istana sang pangeran yang akan digunakan Cinderella berdansa hingga jam dua belas malam, tetapi justru hal mengerikan di mana para pengawal dan pelayannya yang berjatuhan bersimbah darah. Ya, Enzo dan Emma kini tergeletak di atas permukaan tanah.Manik mata Bella seketika membulat. Tubuhnya mematung dengan kedua tangan gemetaran. Dihampirinya Emma y
Read more
Bab 184 Puzzle 97
Secret~Apakah kalian pernah mendengar sebuah kisah tentang obsesi maniak cinta yang melenceng dari jalurnya dan bisa berakhir tidak sehat atau biasa dikenal dengan Obsessive Compulsive Disorder atau OCD? Ya, hal itu yang dialami Aaron di kehidupan Bella Marlene di masa depan. Namun, bukankah seseorang yang terobesi pada kekasihnya memang sudah biasa dan sering terjadi? Dan kini ... apakah kalian pernah mendengar cerita tentang sebuah obsesi maniak pada ibunya sendiri? Bahkan, cerita itu pernah menjadi sebuah legenda di Indonesia, Sangkuriang. Anehnya, hal itu justru dialami oleh seorang anak berusia sepuluh tahun. Ayolah, bagaimana mungkin anak sekecil itu mengetahui hal semacam cinta? Tidak. Anak itu bahkan tidak tahu apa itu cinta. Yang dia tau, hanyalah ibunya yang selalu membuatnya merasa nyaman dan dia ingin selalu bersama sang ibu.Bukankah hal itu wajar? Bukankah setiap Anak memang ingin selalu dekat bersama sang ibu? Benar, setiap Ana
Read more
Bab 185 Puzzle 98
Secret~ Hari ini adalah jadwal dilakukannya penyulingan air di Desa Oldegloe sebagai upaya penyelematan dari wabah seperti yang telah dicetuskan Bella di rumah kesehatan bersama Derek sebelumnya. Pangeran Glenrhys sedang bersiap menuju Desa dan melihat kembali beberapa bahan-bahan penyulingan dari alam yang berada di kereta kuda. Bahan-bahan itu akan di bawa ke desa seperti yang diminta oleh Bella. Sedangkan Bella dan Emma sudah berangkat terlebih dahulu ke desa menaiki kuda.Pangeran Stefan yang juga berada di mansion kediaman Duke Arandel diam-diam memandangi Pangeran Glenrhys dari kejauhan. Berhiaskan wajah datar, Pangeran itu merasa muak dengan sikap Pangeran Glenrhys yang menangani semua masalah penduduk dengan tangannya sendiri. Terlebih, ia juga geram kala belakangan ini Pangeran Glenrhys menjadi semakin dekat dengan Bella. Tak lama, langkahnya mendekat."Sepertinya kakakku cukup sibuk akhir-akhir ini. Apakah aku perlu membantu?" Senyuman menggemask
Read more
Bab 186 Puzzle 99
Secret~Seorang pria paruh baya berambut hitam panjang dan bertopi fedora memasuki salah satu ruang kamar yang berada di istana. Ia menunduk sopan kala berhadapan dengan seorang Pangeran yang duduk santai di peraduannya dengan sebatang cerutu di tangannya. Pria paruh baya itu adalah Pollux. Sedangkan Pangeran itu adalah Stefanus Aldrich."Dia sudah menyetujuinya, My Lord. Duchess Marimar bersedia berada di pihak kita. Semua rencana sudah kita bicarakan dan tinggal menunggu waktunya."Senyuman menyeringai tergambar di bibir Pangeran Stefan. Sebelah tangannya mulai mendekatkan sebatang cerutu di bibir merah mudanya. Menyesap sari pati tembakau, Pangeran itu mengembuskannya secara perlahan, "Bagus, Pollux. Aku sudah tidak sabar menunggu hari itu tiba. Aku tidak sabar bersama dengannya," desis Pangeran Stefan masih dengan senyuman menyeringai yang belum memudar.Hingga akhirnya, hari itu pun tiba. Hari di mana Enzo menjemput Bella yang sedang berada di markas
Read more
Bab 187 Puzzle 100
Pangeran Glenrhys menaiki kereta kuda kala baru saja keluar dari kapal yang membawanya dari London. Pangeran itu menuju istana untuk bertemu dengan Ratu Cecilia. Turun dari kereta kuda, langkah Pangeran Glenrhys menyusuri taman istana barat untuk menuju aula Ratu. Hingga akhirnya, Pangeran itu telah tiba di depan pintu kamar Ratu. Jemari panjangnya mulai terulur dan membuka pintu ganda kamar yang seketika memperlihatkan seorang wanita yang sedang terbaring di atas tempat tidur.Pangeran Glenrhys melangkah mendekat, "Apakah kau sudah meminum obatmu?" Suara bariton yang terdengar begitu dalam keluar dari mulut Pangeran tersebut.Ratu Cecilia yang awalnya memejamkan mata mulai membuka kelopak mata yang dinaungi bulu mata lentik dan seketika memperlihatkan iris mata biru yang indah, mirip seperti iris mata milik Pangeran Glenrhys. Wanita cantik itu menarik sudut bibirnya dan tersenyum menatap sang putra yang tiba-tiba datang mengunjunginya. "Obat
Read more
PREV
1
...
151617181920
DMCA.com Protection Status