Semua Bab Belongs to the Player: Bab 31 - Bab 40
42 Bab
30. Goal Challenge
Happy reading and enjoy!Chapter 30Goal Challenge"Nah, kebetulan kau datang, Gabe," ujar Leonel seraya menyerahkan gelas berisi sampanye kepada Gabriel. "Tolong, gantikan hukumanku.""Tidak, kecuali Sidney yang kalah baru aku menggantikannya," ujar Gabe.Leonel berdecak. "Sekali ini saja." Gabe menyingsingkan lengan kemejanya seraya menatap Alva. "Hai, Tuan Leonard. Apa kabarmu? Tidak menyangka kita bertemu lagi dan di sini," sapanya dengan nada sangat ramah.Alva tersenyum ramah. "Ya. Senang bertemu kembali denganmu."Gabe duduk di samping Sidney dan menarik gelas yang diberikan Leonel ke arahnya. "Sayang sekali tadi aku tidak bisa bergabung bersama kalian, ada pertemuan yang harus kuhadiri." "Akhir-akhir ini kau sibuk sekali, ya?" tanya William. "Ya. Lumayan, tapi sebenarnya yang paling membuatku sibuk adalah perusahaan yang dipegang Sidney," jawab Gabe setelah menyesap sampanye kemudian meletakkan gela
Baca selengkapnya
31. Possesive
Happy reading and enjoy!Chapter 31PosesifAlva menciumi Sidney dengan rakus, terburu-buru, dan serakah. Lidahnya membelai lidah Sidney, membelitnya, kemudian menariknya. Satu lengannya menahan punggung Sidney sedangkan satu tangannya bergerak liar di antara paha Sidney."Gabe menunggu kita," erang Sidney memanfaatkan jeda dalam cumbuan bibir Alva yang sepertinya bahkan enggan untuk memberikan sedikit ruang untuknya menghirup oksigen."Persetan dengan sepupumu," ucap Alva, ia menyusurkan bibirnya di bibir Sidney seraya memperdalam jemarinya di dalam bagian sensitif Sidney."Aku bertaruh dia akan menyusul kita ke sini." Sidney tahu betul karakter Gabe, ia yakin dengan ucapannya tetapi sepertinya tidak berniat menjauhkan tangan Alva. Sidney justru mengaitkan satu kakinya ke pinggang Alva dan menekankan dadanya ke tubuh Alva. "Memangnya kenapa kalau dia ke sini?" Alva dengan lembut menggigit bibir bawah Sidney, dijilatnya bibir itu menggunakan ujung lidah dan
Baca selengkapnya
32. Spanish
 Happy reading and enjoy!Chapter 32Spanish "Apa kau sudah melihat gosip hari ini?" "Ya. Melanie putus dengan pacarnya.""Apa menurutmu...." Suasana hening beberapa detik kemudian salah saat dari mereka berucap, "Jika itu benar, aku benar-benar tidak menyangka." Ia berdehem pelan. "Maksudku dia... terlihat seperti wanita yang sangat bermartabat." "Pria itu juga mengirimkan seikat bunga pagi ini." Dirinya sedang menjadi sasaran empuk gosip karyawannya sendiri. Tentunya karena kemunculan Gerald di kantornya kemarin dan mereka langsung berasumsi sesuai dengan apa yang mereka lihat tanpa tahu cerita sebenarnya.Sialan! Sidney menghela napasnya dan mengurungkan niatnya masuk ke dalam pantri kantor padahal ia sedang memerlukan bantuan kafein agar ia dapat berkonsentrasi memeriksa angka-angka yang tidak sedikit pada tumpukan kertas di atas mejanya.Semua yang didengar pagi itu jelas sangat m
Baca selengkapnya
33. Obsession
  Happy reading and enjoy! Chapter 33 Obsession Jasmine Sinclair telah terbiasa dengan dunia sepak bola sejak ia berada di dalam kandungan ibunya. Ayahnya seorang pemain sepak bola dan ibunya seorang penari balet, keduanya dipertemukan dalam cerita yang menurut Jasmine unik dan mereka memutuskan untuk menikah. Jasmine mengira ayahnya akan menjadi pelatih di sebuah club sepak bola saat masa pensiunnya tiba, tetapi ayahnya justru mengambil langkah yang mengejutkan dengan menerima tawaran dari pemilik club yang ingin menjadikan dirinya salah satu petinggi club dan beberapa tahun kemudian ayahnya menduduki jabatan sebagai presiden club. Sebagai putri mantan pemain sepak bola yang sekarang menjabat sebagai presiden club, ia seringkali mengikuti ayahnya untuk sekedar turun ke tempat para pemain bola berkumpul ataupun berlatih, baik di lapangan dan di pusat kebugaran milik club dan di sana lah ia bertemu dengan Alvaro Leonard.Pria it
Baca selengkapnya
34. No!
  Happy reading and enjoy! Chapter 34 No!   "Apa ada acara di rumah ini dan aku tidak tahu?" tanya Leonel saat kakaknya muncul di tempat tinggalnya bersama istrinya dan kedua anaknya. "Apa mengunjungi kediaman orang tua harus menunggu ada acara?" William yang menuntun Mandy menaikkan sebelah alisnya kepada Leonel. Leonel mengedikkan bahu kemudian melangkah menyongsong Mandy dan menggendong gadis kecil itu lalu menghujaninya dengan kecupan bertubi-tubi di pipinya. "Aku dan Sidney berencana pergi," ujar Grace yang berdiri tidak jauh dari William seraya memegangi kereta dorong bayi. Di dalamnya, Dylan terlihat nyenyak tertidur dengan empeng di mulutnya. "Dan kau meninggalkan para pembuat onar kecil di sini?" Leonel menciumi perut Mandy dengan gemas hingga gadis kecil itu terkekeh-kekeh. "Tenang saja, kami akan mengganggumu sampai kau tidak memiliki waktu bersantai," cetus William seraya mengambil alih kereta
Baca selengkapnya
35. The Empty Hopes
HAPPY READING AND ENJOY!Chapter 35The Empty Hopes Sidney bersenandung mengikuti suara penyanyi yang keluar dari speaker ponsel seraya mengaplikasikan maskara di bulu matanya, sesekali ia melirik ke arah jam di layar ponselnya yang diletakkan di atas meja rias. Ia sudah beberapa kali menonton pertandingan sepak bola di stadion, tetapi karena dulu ia tidak memiliki pemain bola yang diidolakan dan juga karena berada di stadion karena ajakan Gabe, rasanya menonton pertandingan menjadi biasa saja. Namun, hari ini sangat  berbeda. Rasanya sangat mendebarkan, juga menyenangkan. Mendebarkan karena ia akan bertemu Alva dan menyenangkan karena akan menyaksikan sendiri perjuangan Alva untuk mendapatkannya. "Kau sudah siap?" Suara itu membuat Sidney mengalihkan pandangannya ke arah pintu di mana Gabe berdiri di sana dan seketika Sidney mengerutkan keningnya. "Gabe?" "Aku memutuskan ikut bersama kalian ke Madrid," ucap Gabe seraya mendekati Sidney. Si
Baca selengkapnya
36. Kept His Promise
Happy reading and enjoy! Chapter 36 Kept His Promise     Pergi ke Madrid seorang diri mungkin lebih baik dibandingkan pergi bersama Gabe dan Leonel. Ia dan Gabe memang sudah sepakat untuk mengakhiri ganjalan dalam hubungan mereka, tetapi nyatanya ketegangan di antara mereka masih membentang.Keberadaan Leonel bahkan tidak mencairkan suasana karena saudara kembarnya sibuk dengan iPad-nya selama perjalanan, sedangkan Gabe tidak membuka mulutnya, pria itu bersandar dengan nyaman di kursinya dan memejamkan mata sembari mendengarkan musik dari earphone-nya. Sementara Sidney yang tidak bisa memejamkan matanya mulai dilanda kebosanan setelah tiga puluh menit pesawat lepas landas dan mulai merasakan kegelisahan yang sebenarnya telah lama bercokol di dalam benaknya.Bagaimana jika Alva gagal mencetak dua gol?Pemikiran itu telah menghantui Sidney sejak kesepakatannya bersama Alva bergulir, yang artinya  hubungannya bersa
Baca selengkapnya
37. Never Surrender
Happy reading and enjoy!   Chapter 37   Never Surrender   "Dua gol yang indah." Suara itu membuat Alva yang sedang memasang kancing kemejanya mengerutkan keningnya. Dengan gerakan santai berbalik dan mendongakkan kepalanya, bibirnya mengulas senyum tipis saat mendapati wanita di depannya. Dibandingkan enam tahun yang lalu, Jasmine jauh lebih terlihat matang dan pastinya banyak perubahan dari penampilannya yang tidak lagi kekanakan. "Jasmine?" sapanya seraya menyelesaikan mengancingkan kancing kemejanya. "Sepertinya aku selalu kehilangan momen yang tepat jika berurusan denganmu," ujar Jasmine dengan nada murung. Alva memiringkan kepalanya dan kembali mengerutkan keningnya. "Maksudmu?" "Kau selalu tidak memiliki ruang kosong untuk kutempati. "Jasmine mengedikkan bahunya kemudian menghela napasnya. "Mulai besok aku akan menjadi salah satu pengurus tim ini." Alva tersenyum seraya mengangkat sebelah le
Baca selengkapnya
38. I Love You
Happy reading and enjoy!   Chapter 38 I Love You Alva menggenggam telapak tangan Sidney menjauhi stadion dengan dikawal beberapa orang bodyguard karena wartawan dan beberapa penonton mengikuti mereka seolah haus akan berita percintaannya yang seketika mengguncang jagat sepak bola dan juga hiburan. Seorang Alvaro Leonard yang beberapa tahun belakangan ini tidak pernah terdengar memiliki kekasih tiba-tiba mencium seorang wanita di tribune dan diketahui wanita itu adalah salah satu putri keluarga Johanson, tentunya berita itu menjadi sangat menarik. Lebih menarik dari pada dua gol yang dicetaknya. "Sepertinya kita membuat kerusuhan," seringai Alva seraya mengeratkan genggamannya di telapak tangan Sidney. "Aku belum pernah dikejar wartawan seperti ini," ujar Sidney dengan polos dan diselingi tawa ringan. Bahu Alva terguncang pelan. "Mulai hari ini kau harus menghadapi mereka." Sidney merengut, tetapi wajahnya tetap merah meron
Baca selengkapnya
39. Marry Me
Happy reading and enjoy!   Chapter 39 Marry Me   Alva menghentikan langkahnya saat memasuki ruang ganti karena matanya terpaku pada sosok Sidney yang sedang berdiri membelakanginya di depan cermin. Wanita itu terlihat sempurna mengenakan barang-barang pilihnya, kecuali bra yang tidak dikenakan oleh Sidney karena gaun itu ternyata dirancang untuk dikenakan tanpa bra.Ia kemudian melangkah menghampiri Sidney dan lengannya langsung melingkari pinggang ramping kekasihnya dan berbisik, "Aku menyesal memilih gaun ini."Gaun itu seolah di desain khusus untuk Sidney, nyaris tanpa cela menonjolkan liukan tubuh Sidney.Sidney melirik cermin untuk memastikan riasan sederhananya dan juga tatanan rambut yang ia buat sendiri menggunakan kemampuan terbaiknya, khawatir jika riasannya terlihat payah karena di pesta nanti mungkin akan ada banyak wanita cantik yang mendampingi para pemain sepak bola. "Gaun yang indah dan aku tidak
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status