All Chapters of Give Me Your Love: Chapter 101 - Chapter 110
120 Chapters
101. You Are Mine, Lyn!
Pertanyaan Lynea seperti lemparan pisau. Menusuk, menghunjam sampai ke dasar hati terdalam. Seolah ia tahu apa yang ada di pikiran Enrico saat ini. Harta atau keluarga? Cinta atau warisan? Dihadapkan pada pilihan seperti ini, siapa pun tidak akan bisa dengan mudah menentukan langkah selanjutnya. Tidak jika uang ratusan juta euro yang sedang dipertaruhkan. “Tidak bisa menjawab, Enrico?” desak Lynea menyeka air mata. “Tentu saja aku tidak mau kehilangan dirimu, Lyn. Aku pun sedang memikirkan cara agar semuanya tidak hilang.” Limousine telah datang. Kevin turun lalu membukakan pintu. Lynea segera memasuki mobil. Enrico menyusul di belakangnya. Kini mereka kembali menuju rumah. Sepanjang perjalanan Lynea hanya diam dan sesekali menyeka air mata. Enrico tidak ingin membicarakan apa pun di dalam kendaraan. Dirinya sendiri bingung tidak karuan. Memasuki gerbang mewah Istana De Luca, berhenti di depan pintu masuk. Tanpa menunggu dibukakan pint
Read more
102. DNA Test
Deru mobil malam hari membawa Enrico dan Alonzo. Sepanjang perjalanan manik cokelat terang berkali-kali memandangi layar ponsel. Ia memantau gerbang utama Istana De Luca. Hatinya sangar khawatir kalau Lynea akan keluar pada malam ini.“Nyonya tidak akan pergi, Tuan.” Alonzo berusaha menenangkan.“Tahu dari mana? Karena dia mencintaiku? Lalu kenapa dia mengeluarkan koper besar dan memasukkan pakaian ke dalamnya?” desis Enrico.Kedua mata masih lekat memandangi ponsel. Napas sesekali terdengar memburu. Kening berkerut, berpikir keras mencari solusi dari kondisi kacau saat ini.Sekilas bayangan hidup tanpa harta warisan melintas. Bagaimana uang warisan itu akan diberikan pada yayasan sosial apabila terbongkar kondisi ketidaksetiaan Enrico pada istrinya.“Bagaimana bisa aku hidup tanpa warisan? Kenapa susah sekali membuat Lynea mengerti?” gumam Enrico menghela napas kasar.“Nyonya berasal dari keluarga s
Read more
103. Kiss Of Chaos
Jonathan Brandy tersenyum ramah ketika Gabriel melirik dengan penuh pertanyaan.“Apa maksud anda, Tuan?” Evelyn ikut bertanya.“Kita bahas di cafeteria saja. Nah, mari kita keluar,” ucap Jonathan Brandy ketika pintu lift terbuka.Gabriel dan Evelyn mengekor saja di belakang pengacara terkenal tersebut. Sesekali keduanya saling pandang, seolah berkata apa yang sedang terjadi? Apa yang harus dilakukan?“Silahkan duduk.” Jonathan Brandy melirik kursi di hadapannya.“Saya langsung pada pokok permasalahan. Anda dianiaya oleh Enrico De Luca. Videonya telah menyebar di seluruh internet. Jelas sekali terlihat, dia menyerang Anda terlebih dahulu.”“Saya tidak mau berurusan lagi dengan orang itu,” tolak Gabriel segera.“Yakin? Setahu saya Anda juga tidak lagi bisa bekerja di rumah sakit mana pun? Kemana Anda akan pergi? Kota kecil? Menyedihkan sekali.”Gabriel tertoh
Read more
104. I Am Sick Of You!
Enrico dan Lynea masih terus bertengkar di ruang kerja. Keduanya sama-sama menahan rasa yang terlalu berat hingga tak mampu lagi menguasai emosi.“Aku tertegun membaca hasil tes DNA, sayangku. Dia kemudian memeluk dan mencium tanpa aku sadari. Aku tidak merasakan apa pun!” jelas Enrico berusaha masih memohon pengertian.“Bagaimana mungkin kamu tidak sadar Elena menciummu? Kamu membiarkannya! Aku muak dengan semua ini!” jerit Lynea dengan tangis yang sudah pecah berderai.“Tidak, Lyn. Ayolah, kamu tahu aku. Hanya kamu yang aku cintain.”Enrico berusaha menenangkan istrinya. Ia mendekati lalu menarik Lynea untuk masuk ke dalam pelukannya. Namun, wanita itu menolak. Lynea meronta dan memukuli dada suaminya.“Aku benci kamu! Aku benci! Ceraikan aku! Nikahi saja Elena!”“Tidak akan aku ceraikan kamu!”“Lepaskan aku!”Lynea terus meronta-ronta. Suara tangisnya te
Read more
105. Where's Lynea?
Pandang menyapu seluruh ruangan. Enrico menatap Belezza dan Viery dengan tajam. Tiba-tiba ia mengeluarkan pistol dari balik jasnya dan diarahkan langsung ke kepala Belezza.“Katakan dimana Lynea atau kamu mati saat ini juga!” Tubuh tegapnya menodongkan senjata api. Terlihat begitu gagah, tetapi mematikan.“Apa maksudmu? Aku tidak tahu menahu di mana istrimu!” jawab Belezza mulai nampak takut. Ujung pistol hanya berjarak sekitar satu meter saja dari tempatnya berdiri.Alonzo mulai mendekat kemudian berbisik.“Tuan, sebaiknya kita pergi ke rumah sakit. Felix menunggu kita di sana.”“Kalau sampai aku menemukan hubungan kalian dengan hilangnya istriku, akan kupecahkan kepala kalian dengan tanganku sendiri!”Ancaman Enrico terdengar begitu menakutkan. Mata cokelat menyala layaknya singa lapar akan menerkam mangsanya.Orang lain seperti Charles dan Dorothy hanya bisa saling pandang. Mereka sam
Read more
106. 3 Minutes Of Life
Lynea terkurung di sebuah ruangan gelap dan pengap. Sejauh mata memandang hanya tembok lusuh yang usang. Udara di sini seperti di gudang. Melihat siapa yang menghampiri, dirinya sangat terkejut.“Maddy, kenapa aku ada di sini?” tanya Lynea. Bibirnya meringis, menahan rasa sakit di tangan akibat terikat lama ke belakang.“Tuan Enrico selalu memiliki musuh dalam kehidupannya. Saat ini, keluarga Ozzolla sedang membuat perhitungan. “ Maddy menjelaskan dengan tenang.“Kenapa selalu aku yang diserang?”“Karena harta yang paling berharga untuk Tuan Enrico, adalah Anda.”Lynea terdiam. Dirinya baru menyadari bahwa ia akan dijadekan sandera agar Enrico menuruti semua permintaan pihak lawan. Kini, ia hanya bisa pasrah. Seandainya musuh mengetahui bahwa untuk memilih antara harta dan dirinya sangat sulit dilakukan oleh Enrico.“Lihat ke kamera, Nyonya.” Maddy memanggil pelan. Sebuah ponsel tel
Read more
107. End Of Maddy
Suara ledakan menggema, menggemparkan hingga orang berteriak dan berlarian ke sana kemari. Maddy menelepon teman-temannya tapi tidak ada jawaban. Wajahnya terlihat bingung dan panik. Apa yang ia takutkan sebelumnya yaitu Enrico berhasil melacak lokasi mereka terjadi juga. Ketika Maddy hendak berlari keluar ruangan, Lynea menahan tangannya. “Jangan tinggalkan aku terantai seperti ini, Maddy. Bantulah aku bebas.” “Aku tidak bisa, Nyonya.” Maddy menolak, tetapi terlihat ragu semakin menguasai batinnya. “Kamu orang baik, Maddy. Aku tahu itu. Bebaskan aku. Demi kenangan untuk David, lakukan ini untuknya.” Lynea terus berusaha merubah pendirian mantan orang kepercayaannya. Maddy tertegun. Bayangan David melintas. Lelaki yang dulu sangat ia cintai hingga di hari sebuah peluru menembus jantung. Peluru yang berasal dari tangannya sendiri. Hidup tidak pernah sama lagi bagi Maddy sejak saat itu. “Baiklah, Nyonya. Saya akan melepaskan Anda.” Lynea
Read more
108. I Will Come For You
Gangguan satu dan yang lain, masalah sillih berganti. Selesai penculikan, masih ada masalah lagi yang terus datang. Semua berhubungan dengan harta, kekuasaan, dan mungkin … cinta.“Mau apa Elena datang ke rumah kita?” Lynea semakin emosi.“Aku tidak tahu, Lyn.”“Akan aku usir dia!”Lynea melompat turun dari ranjang. Kejadian kemarin masih melekat di ingatannya. Gangguan dari Elena hari ini seolah menjadi puncak dari segalanya rasa frustasi, kekecewaan, dan amarah.Enrico diam saja melihat istrinya murka. Ia hanya mengikuti Lynea dari belakang bersama Alonzo. Ketiganya menuruni tangga, menuju ruang tamu. Tiba-tiba Alonzo menghentikan langkah tuannya dan menunjukkan selembar foto.“Felix berhasil menawan adik Ozzolla. Saatnya kita berunding dengan mereka, Tuan.” Alonzo menunjukan foto seorang gadis sedang disekap.“Bagus! Urusan dengan mereka berakhir hari ini!”E
Read more
109. Parley
Lynea selesai mengepak koper terakhirnya. Tidak semua pakaian ia bawa saat ini juga. Hanya sebagian atau mungkin cuma seperempat, sekedar cukup untuk berganti selama beberapa hari.Rencananya, ia akan menginap di hotel dulu selama satu atau dua minggu sampai rumah peninggalan orang tuanya selesai dibersihkan dan direnovasi kecil-kecilan agar siap menerima kehadirannya beserta David.Bryant berusaha merubah pendirian kakaknya, tetapi gagal. Berbagai cara dilalukan agar Lynea tidak pergi. Namun, entah niat yang memang benar-benar bulat, atau emosi yang sudah tidak bisa dibendung lagi.“Lyn, paling tidak tunggulah sampai Enrico pulang ke rumah dulu.” Bryant terus mencegah kepergian kakaknya.“Tidak perlu. Nanti juga pasti dia akan menyusul ke desa. Itu juga kalau dia tidak kemudian memilih bersama Elena.” Lynea bergeming. Nada suara dan ekspresi wajahnya benar-benar dingin.“Tapi,Lyn, kamu baru saja selesai diculik. Bagai
Read more
110. Two Hearts Apart
Mata Harvey Ozzolla terbelalak, tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Enrico De Luca, yang terkenal dengan kekejamannya terhadap musuh, tidak pernah mengampuni musuh, kini mengajak damai?“Apa aku tidak salah dengar, Enrico? Damai yang seperti apa maksudmu?”“Kita membawa dendam orang tua yang tidak berkesudahan. Mau sampai kapan? Sampai anak-anak kita dewasa? Sampai cucu kita dewasa?” jawab Enrico terdengar begitu bijak.“Aku mendengarkanmu, lanjutkan,” sambut Harvey.“Kekerasan ini kita hentikan sampai di sini. Mulai sekarang sampai selanjutnya, tidak ada lagi saling serang dan saling menyakiti. Aku ingin memulai hidup baru. Bagaimana denganmu?”Harvey menatap tidak percaya pada Enrico. Ia merasa ini hanyalah salah satu trik tipuan dari Enrico saja untuk membuatnya lengah dan menyerang pada saat yang tidak terduga.“Bagaimana aku bisa mempercayaimu setelah semua yang terjad
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status