Semua Bab Mantan Tunangan CEO: Bab 151 - Bab 160
166 Bab
151. Tak Sengaja Bertemu
"Malta. Dia berasal dari Malta."Nathalie mendesah pelan. Perkataan Rena sejak kemarin masih terbayang memenuhi isi kepala. Dengan sisa ingatannya sendiri yang masih sangat kurang, Nathalie sempat berpikir jika apa yang selama ini ia lakukan berada dalam kesalahan. Wanita itu menggelengkan kepalanya pelan. Ia akan berusaha untuk mengingat semuanya meski kenangan buruk di masa lalu pun. Setidaknya, ia jadi mengerti bagaimana seharusnya dirinya menjalani hidup. Dan sekarang, Nathalie tidak mengerti mengapa ia berhenti di sini. Di bawah pohon di dekat rumah megah yang tak terasa asing baginya. Saat melewati rumah ini, entah mengapa spontan ia menghentikan mobil yang dikendarainya dan diam di sini sejak sepuluh menit yang lalu.Nathalie menghela napas sesaat. Sebelum kemudian ia keluar dan bersandar pada mobil sembari memandangi rumah mewah di hadapannya. Sepertinya, ingatannya pernah membawanya kemari. Namun, sampai saat ini ia masih belum bisa memastikan apakah benar atau salah."Nath
Baca selengkapnya
152. Tak Berpenghuni
Sudah hampir sepuluh menit Nathalie berjalan bersama dengan Kai di sebelahnya. Dan selama sepuluh menit itu Nathalie hanya terdiam. Sesekali memandang pada kaktus yang baru saja ia beli dan tak sengaja bertemu dengan pria ini."Anu ... Kai. Bolehkah aku bertanya satu hal?" tanya Nathalie, menggigit bibir bawahnya pelan dan melirik pria itu sekilas. "Tanyakan saja." Kai menjawab dengan tenang. "Bukankah waktu itu kau mengatakan jika kekasihmu tidak jadi datang. Jadi, kau memberikan bunga tulip itu padaku. Kau ingat?" Pria itu tampak tertegun mendengar apa yang Nathalie ucapkan."Ah ... aku mengatakannya." Kai mengangguk pelan.Dan Nathalie makin tidak mengerti. Padahal, tadi wanita yang ada di dalam toko bunga tersebut berkata jika Kai selalu membeli bunga tulip berwarna putih untuk kekasihnya yang sedang sakit. Namun, waktu itu Kai berkata seolah kekasihnya sedang pergi dan tidak jadi datang menemuinya. Wanita muda yang menjual bunga tersebut terlihat tidak sedang berbohong. Jadi
Baca selengkapnya
153. Terungkap Satu Persatu
Nathalie memejamkan mata saat mencium aroma lezat dari hidangan yang ada di hadapannya. Ia lantas tersenyum lebar. Menatap Leon dengan raut wajah kagum. "Aku tidak percaya kau bisa memasak!" pujinya sembari mengacungkan kedua jempol yang membuat pria yang duduk di hadapannya itu terkekeh pelan. "Makanlah," ujar Leon sembari mengambilkan beberapa lauk yang baru saja ia sajikan itu ke piring Nathalie. Dan wanita itu lantas mengangguk pelan. Mencicipi makanan buatan Leon dengan senang."Sejak kapan kau bisa memasak?" tanya Nathalie. "Sudah lama. Aku pernah bekerja di Restoran sebelumnya." Leon menipiskan bibir. Dan Nathalie hanya mengangguk. Beberapa saat berlalu, dan mereka telah menyelesaikan makanannya. Kini keduanya berada di balkon yang ada pada apartemen Leon. Pemandangan kota yang gemerlap tampak indah dari sini. Nathalie menghela napas pelan. Menoleh ke samping saat ia menyadari ada seseorang yang mendekat ke arahnya. "Minum?" Pria itu memberikan segelas cokelat hangat p
Baca selengkapnya
154. Ada yang Salah
Sudah sejak lima belas menit yang lalu, Nathalie merenung. Ia tak berkedip sembari memikirkan perkataannya kemarin. Lantas mendesah pelan saat menyadari sebuah notifikasi muncul pada layar komputernya dan ia kembali bergerak untuk mengecek."Rapat akan diadakan dalam sepuluh menit." Nathalie memberitahukan pada kedua rekan kerjanya yang ada di dalam ruangan tersebut. Dan kemudian ia menyiapkan beberapa hal yang ia perlukan dalam rapat setelah ini. ..."Tuan, Anda baik-baik saja?" Hans masuk ke dalam ruangan Kai dan melihat raut wajah atasannya itu yang tampak lelah. Membuat Hans berpikir apakah Kai terjaga semalaman?"Aku baik." Kai menjawab singkat. Menerima beberapa dokumen yang Hans berikan padanya. "Jam sepuluh Anda akan ada pertemuan dengan para pemegang saham." Sebagai sekretaris yang baik, Hans memberitahu agar Kai dapat beristirahat meski hanya sebentar. "Hn." Dan jawaban singkat yang Hans dapatkan membuat pria itu menghela napas pelan. Lantas pamit undur diri. Terseny
Baca selengkapnya
155. Kai yang Sebenarnya
"Anakku hanya satu, Kai. Xavier Viankai." Sontak Nathalie tak dapat menahan kedua manik matanya yang melebar dengan sempurna. Terlalu terkejut dengan apa yang baru saja Yuan Nuan ungkapkan."Bagaimana mungkin ...?" Nathalie bergumam pelan. Tubuhnya seolah terpaku di tempat. "Nathalie ... kau baik-baik saja?" tanya Yuan Nuan. Ia melemparkan tatapan heran saat melihat keadaan Nathalie saat ini. Berpikir apa yang terjadi dengan Nathalie sampai wanita itu terlihat terkejut dan bersikap aneh.Pandangan Nathalie kembali naik. Menatap Yuan Nuan dan bibirnya mulai bergetar."Paman ... apakah-"Pembicaraan Nathalie terputus saat ia mendapati pintu terbuka lebar. Dua kepala dalam ruangan tersebut menoleh dan menemukan Kai dengan napas putus-putus datang dan langsung melayangkan tatapan tajam. Pria itu melirik ayahnya sebelum kemudian berganti pada Nathalie."Kai?" Yuan Nuan tampak tak percaya jika anaknya itu akan datang. Kai berjalan masuk. "Sama seperti sebelumnya. Kali ini pun kau datang
Baca selengkapnya
156. Tetap Tinggal
Nathalie menatap Leon yang duduk di hadapannya kini dengan senyum tipis. "Leon ..." Ia memanggil nama pria itu yang seketika membuat Leon menaikkan sebelah alis. "Sepertinya ada hal penting yang ingin kau bicarakan." Leon menipiskan bibir. Siap untuk mendengar apapun yang akan Nathalie katakan padanya. Terlihat wanita bersurai panjang yang mengenakan pita untuk mengikat rambutnya itu kini menarik napas dalam. Kedua jemarinya saling meremas tanpa sadar."Aku sudah mengingatnya." Satu kalimat dari Nathalie yang seketika membuat Leon terdiam untuk beberapa saat. "Semuanya?" Pria itu memastikan.Dan Nathalie kembali membuka bibir. "Sebagian besar." Pandangan mata Nathalie sepenuhnya tertuju pada pria itu. Leon yang kini semakin melebarkan senyumnya itu kemudian kembali berkata."Syukurlah jika kau mulai mengingat." Nathalie mengangguk. "Aku sangat berterima kasih kau berada di sisiku selama ini. Aku benar-benar mengacaukan segalanya, kan?" Sinar di netra Leon terlihat meredup. N
Baca selengkapnya
157. Tak Ada yang Sempurna
"Kai, ini semua ... kau yang buat?" tanya Nathalie. Tatapannya berubah kagum saat ia melihat banyak makanan yang tersaji di atas meja. Nathalie tidak menyadari tanda-tanda keberadaan Meii di sini, dan Kai tentu tidak akan membeli makanan sebanyak ini di sepagi ini. Tapi, tunggu. Bukankah Kai tidak dapat memasak? "Bagaimana?" tanya pria itu. Menyuruh Nathalie untuk segera mencicipi hasil tangannya. "Mungkin tidak seenak buatan mu. Namun, aku memasaknya dengan sepenuh hati.""Kau belajar memasak?"Kai mengangguk. "Ya. Aku mulai mempelajarinya ..."Wanita itu menatap sup jagung manis yang ada di dalam sendoknya dengan sedikit ragu. Lantas perlahan memasukkannya ke dalam mulut. "... tiga bulan lalu." "Uhuk!" Kai melebarkan mata tak percaya. Dengan cepat ia segera memberikan air putih pada wanita itu dan menunggu Nathalie meminumnya."Kau tidak apa? Apa rasanya tidak begitu enak?" Nathalie menggeleng pelan. Mengusap bibirnya dengan tisu saat itu juga."Kau benar-benar belajar memasa
Baca selengkapnya
158. Pembalasan Kai
Nathalie menyandarkan kepala pada bahu lebar yang ada di sebelahnya. Masih berusaha untuk mengatur napasnya lantaran baru saja selesai bermain air dengan pria yang kini duduk di sampingnya sekarang.Ia tersenyum tipis. Memandang matahari yang sebentar lagi akan tenggelam di ujung laut yang ada di depan mata mereka. Perlahan cahaya di sekitar mereka mulai meredup dan tergantikan oleh gelap. Sedangkan Kai yang ada di samping wanita itu hanya melirik Nathalie sekilas. Tak bisa menahan diri untuk tersenyum samar. Lantas, menarik wanita itu untuk semakin dekat ke arahnya.Waktu berlalu begitu cepat. Tak terasa sudah dua bulan sejak ingatan Nathalie kembali. Dan saat ini, mereka berdua tengah ada berada di salah satu pantai di Bali. Menikmati waktu berdua saja. Sebelum beberapa saat kemudian Kai menggeser kepala wanita itu dan berdiri di hadapannya. Mengulurkan tangan yang membuat Nathalie mengerutkan dahi."Ayo kita kembali," ajak Kai. Dan Nathalie lantas mengangguk. Menerima uluran tanga
Baca selengkapnya
159. Hadiah Ulang Tahun
"Selamat ulang tahun, Thalia."Nathalie masih terpaku di tempat. Tidak pernah terpikirkan Kai akan melakukan hal ini. Ia yang bahkan lupa dengan tanggal ulang tahunnya sendiri merasa terkejut dengan hal yang tiba-tiba ini."Kai ...." Pria di hadapannya itu tersenyum tipis. Mendekatkan ujung lilin pada wanita itu "Buat permohonan," ucapnya pelan. Dan Nathalie mengangguk. Memejamkan matanya sesaat sebelum kembali membukanya dan meniup lilin kecil di atas kue tersebut. Pandangannya lantas beralih pada Kai yang nasih berdiri di hadapannya dengan tegak. Pria itu lalu meletakkan kue yang ada di tangannya dan membuka kedua tangannya lebar-lebar. Membiarkan Nathalie berhambur ke pelukannya."Terima kasih, Kai. Kau sudah mengingatnya."Nathalie mengeratkan pelukannya pada pria tersebut. Sebelum kemudian menarik kepalanya dan menatap kekasih tampannya lekat-lekat. Berjinjit dan melayangkan kecupan di bibir tipis Kai yang membuat pria itu tersenyum tipis. Melepaskan pelukannya dan berdeham p
Baca selengkapnya
160. Pernikahan Hangat
Hans mengangguk. Mengambil dokumen yang baru saja selesai Kai tandatangani. "Tuan, sudah waktunya makan siang." Sementara Kai hanya menghela napas pelan. Lantas bergumam pelan. "Aku akan keluar sebentar lagi." Kai memandang Hans sekilas. Dan kemudian sekretarisnya itu undur diri untuk keluar dari ruangan ini. Sampai di depan pintu, Hans sedikit terkejut kala melihat Nathalie ada di hadapannya. Hendak masuk ke dalam ruangan kerja Kai."Nona?" Ah, Hans mengutuk dirinya sendiri. Apakah ia seharusnya memanggil Nyonya?Sementara Nathalie yang masih berdiri di hadapan sekretaris Kai itu tersenyum tipis."Apa dia ada di dalam?""Ya. Tuan ada di dalam." Dan Nathalie mengangguk. "Terima kasih." Setelah itu, ia berjalan meninggalkan Hans yang kemudian melangkah pergi. Dari kedua netranya, Nathalie dapat melihat Kai yang masih sibuk berkutat dengan pekerjaan. Pria itu bahkan tidak menyadari seseorang masuk ke dalam sebelum kemudian Nathalie berdeham pelan.Sontak Kai mengalihkan pandanga
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status