Semua Bab Bercinta dengan Mafia: Bab 11 - Bab 15
15 Bab
Silakan pergi, kalau kau bisa, Anna.
Harry hanya bisa mendengus kesal tatkala Audi berwarna hitam metalik itu berhenti tepat didepan pintu masuk, sebab ia telah menunggu nyaris satu jam di lobi bawah. Namun betapa terperangahnya ia ketika Anna keluar dari bangku kemudi dan berputar kearah samping untuk membukakan pintu. Segera matanya melirik kearah samping kiri dimana salah satu pengawal sigap menghampiri mobil itu. Demian—keluar darisana seraya memegangi bahunya berpura-pura meringis kesakitan. Membuat dengusannya berubah menjadi helaan napas penuh kepasrahan karena tingkah laku sahabatnya itu benar-benar diuar dugaan. “Kau sudah mau mati,” katanya menghadang Demian yang hendak menuju kearah lift disamping Anna, “masih sempat-sempatnya memadu kasih.” “Berlebihan.” sergah Demian meninggalkannya tanpa dosa. Sementara Anna hanya menyunggingkan senyum canggung sebelum ia memasuki lift. Mengawasi Harry yang melarang para pengawal untuk mengikuti mereka sampai kelantai atas. Pikirannya mulai
Baca selengkapnya
Geraldine yang Licik
Satu hari telah berlalu setelah Anna menghabiskan waktu semalam bersama Demian. Dan sejauh ini harinya berjalan baik-baik saja. Satu-satunya hal yang menjadi pembeda adalah memori tentang bagaimana Demian menghancurkan dirinya diatas ranjang dengan kuasa dan supremasinya yang melumpuhkan hati. Tetapi Anna tetap pada pendiriannya yang tidak ingin meminta perlindungan pada siapapun, terutama pada Demian Caleb kendati pria itu menawarkan perlindungan pada dirinya. “Terimakasih sudah datang di undangan makan siangku,” tiba-tiba Geraldine sudah muncul dihadapannya dengan senyuman yang kentara dibuat manis, “tapi.. kenapa belum kudengar kabar pengunduran dirimu di acara jamuan UNICEF minggu ini?" Bagi Anna, Geraldine adalah wujud ular dalam bentuk manusia. Dan ia tidak tahu apa yang direncanakannya didalam makan siang yang terlihat mewah itu. Ruangannya privat dan tidak ada satupun pengunjung diseluruh penjuru restoran. Anna menerka, Geraldine telah menyewa satu restoran u
Baca selengkapnya
Aku merindukannya!
Sebenarnya hidup Anna baik-baik saja. Dia meyakini itu dengan dirinya sendiri, tak peduli berapa juta orang yang menginginkannya untuk diri mereka, ataupun orang-orang yang iri hati dengan segala keberuntungan yang ia miliki. Hatinya kuat bagai teratai yang hidup diatas kolam meski wajahnya sehalus dandelion di padang bunga. Mungkin itu jugalah yang menarik hati banyak pria dari kalangan remaja hingga pria matang diluar sana. Tak terkecuali Demian Caleb. Fakta bahwa mafia tersebut mengirimkan seseorang dengan kulit sepucat langit hari ini telah membuat Anna tercengang-cengang. Pria itu menghampirinya di lobi bandara, dengan setelah lengkap dan satu tas yang dijinjing. Berdiri dihadapan Anna dan Tom yang memperhatikannya seperti melihat kakek-kakek penggoda remaja yang tersesat. Wajahnya kebetulan lugu, hingga Tom tak kuasa untuk tidak mengejeknya. "Hei, kakek Sugiono," Tom berkacak pinggang setelah putus asa mencari informasi dari agensi, 
Baca selengkapnya
Saking cintanya, disusul meski sampai ke ujung dunia.
Ethan menerima sebuah kartu dari Demian dan menyelipkannya kedalam saku. Dia menghela napas panjang, "kusarankan, ini terakhir kalinya kau berhubungan dengan Oscar. Kondisi psikologisnya sedang terganggu akhir-akhir ini." "Saran yang bagus. Untuk sekarang, berikan saja uang tunai sebesar yang dia minta." "Dan kemudian kau akan membiarkan dia melarikan diri dari polisi?" "Sampaikan padanya jangan kembali kesini sebelum situasi aman. Atau aku tidak akan memberikannya perlindungan lagi setelah ini." Demian hendak meninggalkan Ethan diujung lorong, tetapi langkahnya terhenti saat pria berkulit porselain itu memanggilnya lagi. "Sepertinya kesayanganmu memang sedang merindukanmu malam ini. Dia tak berhenti menatap ponselnya send
Baca selengkapnya
Peringatan Lewat Sebuah Ciuman
"... membuat gempar industri hiburan Amerika. Saat ini yang bersangkutan sedang menjalankan tugas negara menghadiri acara jamuan PBB. Sementara Geraldine menjalani pemeriksaan terkait tuduhan pencemaran nama baik artis beserta agensi yang dilayangkan oleh Robert Downey, CEO CamD Entertainment." Hanya jeda satu jam. Setelah Anna menghadiri acara besar jamuan PBB dia mendengar berita yang sangat tidak menyenangkan dari Tom. Layar ponselnya masih dipegang oleh Anna, sementara tangannya gemetaran menahan amarah dan kekecewaan. Geraldine sangat lancang, menghalalkan segala cara untuk mengalahkannya demi mendapat ketenaran dan simpati Amerika Selatan. Anna merasa dihempaskan pada jurang dalam-dalam dan sulit merangkak untuk memperbaiki namanya. Napasnya naik-turun dan air mata sudah berkumpul dikelopak tinggal menunggu untuk jatuh. Bahkan Duta Besar Amerika Selatan masih dudu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12
DMCA.com Protection Status