All Chapters of Oleh-oleh Perjalanan Dinas Suamiku: Chapter 21 - Chapter 30
30 Chapters
Jebakan
Halo kakak-kakak cantik salihah, jangan lupa votenya ya.😍PART 21 "Apa yang terjadi, Nirmala? Si Raka bikin ulah apalagi di sana? Kamu nggak diapa-apain, kan?" Ibu menyambut kedatanganku dan Puspa dengan berondongan pertanyaan. "Dia mau menikahi perempuan itu di rumahku, Bu," jawabku seraya menghempas bokongku di atas sofa. Begitu pun Puspa. "Apa? Raka menikah lagi? Kalian kan belum resmi bercerai? Kenapa dia nekat menikah lagi? Bisa-bisanya, dia!" sungut ibu dengan raut wajah kesal. "Sebenarnya terserah kalau dia mau nikah lagi, Bu. Mala nggak peduli. Tapi karena dia mau nikahnya di rumahku ya jelas aku nggak terima. 
Read more
Sang Penyelamat
PART 22 Setelah menelepon Pak Brahma dan berbicara padanya mengenai kondisiku saat ini, aku pun merasa sedikit lebih lega. "Jangan takut. Ikutlah dengan mereka, dan tegakkan kepalamu. Kamu bukan pecundang, Nirmala. Saya akan segera ke sana untuk membantumu." Begitulah kata-kata yang diucapkannya di telepon barusan. Dan ajaibnya, aku merasa segala ketakutanku sirna seketika. Keberanianku pun langsung kembali dalam sekejap. Pak Bondan tersenyum sinis ke arahku. "Tidak akan ada yang bisa menolongmu kali ini, Nirmala." ucap lelaki itu sambil memandangiku. 
Read more
Baku Hantam
Halo kak, sebelum membaca jangan lupa klik vote-nya ya.PART 23 "Kembalikan anakku, hei jalang!" Sambil menahan geram yang membuncah, aku berjalan mendekati Mas Raka dan Mirna yang tengah menggendong Kayla. "Hei, apa-apaan kamu, Nirmala? Mulai hari ini, Kayla ikut denganku. Perempuan kasar seperti kamu, nggak pantes buat mendidik dan membesarkan Kayla. Apalagi, kamu juga ternyata aktif memakai narkoba. Mau jadi apa anakku jika dia dibesarkan di tangan seorang ibu macam kamu? Mirna jelas jauh lebih pantas dan lebih baik dibanding kamu!" Mas Raka mengoceh panjang. Langsung kurenggut bagian depan bajunya hingga ia terhuyu
Read more
Membuat Kesepakatan
Part 24 "Ok, kalau begitu sampai ketemu besok, calon istriku. Selamat malam." Klik. Telepon ditutup. Aku terbengong dengan handphone masih dalam genggaman. Calon istri, katanya. Mendengar istilah itu keluar dari mulut Pak Brahma, tiba-tiba saja menimbulkan debaran aneh dalam dadaku. Wajahku mendadak terasa menghangat, seperti ada yang sedang bergejolak dalam diri ini, tapi entah apa. Tanpa sadar, aku tidur memeluk guling dengan bibir mengulum senyum. Esok hari.
Read more
Balas Dendam
Hai kakak, jangan lupa klik vote-nya ya Shay.PART 25 Kubuka amplop berwarna cokelat pemberian Pak Brahma, dan terkejut saat melihat isinya. Di dalam amplop yang kini berada dalam genggamanku, terdapat beberapa kartu berlogo bank ternama. "Apa ini, Pak?" tanyaku sambil mendongak ke arahnya. "Itu adalah fasilitas dari saya untuk kamu. Debit dan credit card. Pakailah," ujarnya dengan suara tenang. Aku mengerutkan kening, kemudian mengangsurkan kembali amplop tersebut ke arahnya. Laki-laki itu terheran. "Saat ini, kita masih belum memiliki ikatan apa-apa. Bukan bermaksud menyombongkan diri, tapi ini belum waktunya, Pak. S
Read more
Pecundang
Yuhuu ketemu di bab baru. Jangan lupa klik vote ya, Dear.Part 26 Lesti langsung sibuk menyikut lenganku ketika sosok itu keluar dari dalam mobil dan tampak celingukan di depan halaman kantor yang sudah sepi. Mas Raka. Mau apa dia ke sini? "Eh, mau ke mana lo?" Lesti bertanya dengan raut wajah khawatir saat aku berdiri dari kursi dan hendak ke luar tenda warung es. "Sst ... lo tunggu di sini aja," kataku pelan sambil melangkah ke luar. "Kamu cari siapa, Mas? Cari aku, atau cari pamanmu yang cabul itu?" Suaraku tak keras, tapi Mas Raka sepertinya terkeju
Read more
Menantu vs Mertua
Part ini mengandung baku hantam, Kakak. Jangan lupa votenya.🤩PART 27 Pov Raka "Apa kamu lihat-lihat?!" sentak ibu sambil melempar tatapan galak pada Mirna. Gadis itu tersentak kaget, kemudian buru-buru menghampiriku. "Abang habis gajian, ya?" tanyanya dengan suara manja sambil bergelayut di pundak kananku. "Ehm ... iya, Sayang," jawabku sedikit terbata. Ibu menatap sengit ke arah aku dan Mirna. "Kenapa kamu tanya-tanya Raka gajian, Mirna?" tanya ibu sinis. "Lho, memangnya nggak boleh, ya? Aku kan sekarang istrinya Bang Raka." Mirna memprotes pertanyaa
Read more
Bukan Tempatmu Lagi
PART 28 POV RAKA "Apa-apaan kalian mindah-mindahin barang-barang saya?!" sentakku pada beberapa karyawan yang tengah sibuk mengeluarkan meja kerja, serta kursi dan beberapa benda lain yang selama ini melengkapi ruangan kerjaku. "Maaf, tapi kami hanya menjalankan perintah, Pak," jawab salah seorang dari mereka. "Mulai sekarang, bukan di situ lagi ruang kerja Anda, Pak Raka. Besok akan ada GM yang baru, dan dia tak mau ada jejak Anda sedikit pun di ruangan." Aku sontak menoleh ke belakang. Di sana, berdiri Pak Brahma, laki-laki pecundang yang sok kuasa. "Apa mak
Read more
Bikin Panas
Part 29 Pov Nirmala "Halo?" sahut suara di seberang sana. "Halo, Pak Brahma?" "Yap." "Ada yang ingin saya bicarakan mengenai perjanjian yang Bapak kirim ke saya," ujarku. "Silakan." "Mengenai ... uang bulanan," ucapku ragu. "Kurang?" "Oh, tidak ... tidak. Bukan begitu. Malah saya merasa itu terlalu banyak." 
Read more
Ambil Rongsokanmu
PART 30 POV RAKA Melangkah keluar dari bekas ruang kerjaku, hati ini diliputi kemarahan yang sarat terhadap Nirmala. Bagaimana tidak? Surat dari pengadilan itu tiba bertepatan pada hari jabatanku di kantor diturunkan. Dan gilanya lagi, calon mantan istriku sendiri lah yang ternyata menggantikanku. Permainan macam apa sebenarnya yang Nirmala dan Brahma rencanakan untukku? Ada kerjasama apa di antara mereka berdua? Jika melawan mereka sendiri, tentu aku akan kalah telak dan berakhir menjadi pecundang. Seharusnya aku memang tak perlu heran terhadap gugatan cerai wanita itu. Hanya saja egoku benar-benar terpukul saat ini. Ibarat
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status