All Chapters of Brother Luck(not): Chapter 81 - Chapter 90
139 Chapters
Boom
“Bridgette, Honey. Apa kau sudah bangun?” Ketukan dari luar membuatku mengerjap beberapa kali.Sudah jam berapa ini? Mataku bergerak melihat jam digital yang ada di atas nakas.Oh, God!Aku kesiangan.Cepat – cepat aku mengubah posisiku menjadi duduk. Aneh, aku merasa ada yang hilang. Ya, benar. Ada yang hilang. Axe, ada di mana dia sekarang? Aku segera bangkit memperhatikan setiap penjuru kamar ini. Oh, napasku berembus lega tak menemukan Axe ada di mana pun. Syukurlah, dia sudah pergi sebelum aku bangun.“Bridgette!”Panggilan dari luar kembali menarik perhatianku. Aku segera bergegas menuju ambang pintu dan menemukan mom sudah menungguku di depan.“Hai, Mom. Ada apa?” tanyaku basa – basi. Jujur, saja. Aku sangat berterima kasih pada Axe karena sudah memakaikan baju untukku. Kalau tidak, aku akan lebih terburu – buru.“Bersiap – siaplah. Temani mom belanj
Read more
Another Boom
No!Batinku terus memberi peringatan untuk menghentikan kegiatan Axe. Aku tahu dia ingin menelan habis pil – pil itu ke dalam tubuhnya.Tidak. Apa Axe sudah gila? Dia ingin mati over dosis, begitu?“Apa yang kau lakukan? Jangan gila dan jangan coba – coba!” Kudorong tangan Axe hingga air di dalam gelas dan pil di tangannya tumpah berserakan. Syukurlah gelas kaca itu tidak jatuh dan pecah, Axe sedikit tersentak oleh tindakanku yang tiba – tiba. Aku memang harus begitu, kalau tidak cepat menahannya, bisa – bisa dia kembali masuk rumah sakit atau lebih buruknya tak bisa diselamatkan.“Jangan mencelakai dirimu, aku mohon.”Kini kuubah tubuhku agar posisi kami sejajar. Sepertinya rencana mom dan dad berefek buruk pada pikiran Axe. Di matanya aku tidak melihat apa pun selain hanya kekosongan dan ketakutan mendalam. Oh, Axe yang malang.“Jangan pernah melakukan ini lagi.” Aku segera menangk
Read more
Fire
“Bajingan!” Hal pertama yang kembali dad lakukan adalah menarik Axe bangun dan lagi, dad melayangkan satu bogem mentah ke perut, yang kemudian memberikan tendangan beruntun ke setiap tubuh Axe.“No, Dad. Stop!”Aku terus berteriak berusaha menarik tangan dad, tapi tubuhku justru terlempar jatuh ke dalam dekapan mom. Dad begitu emosi menerima kenyataan ini dan tanpa sadar mengempaskan tubuhku yang hendak menghentikannya.“Apa yang sudah kau lakukan pada putriku, huh? Berani – beraninya kau menyentuh Bridgette di belakang kami.”Tubuh Axe terangkat dan kembali menerima pukulan dari dad. Tampak Axe sama sekali tak berniat membalas setiap perlakuan dad. Dia membiarkan Dad memukulnya tak henti - henti hingga wajahnya nyaris tak berbentuk, babak belur dengan lebam ada di mana – mana. Mungkin Axe menghargai dad dan tak ingin melawan, takut kalau dia lepas kendali.“Dad, stop!”“Mom, katakan pada dad untuk berhenti. Dad tidak bisa menyakiti Axe, Mom. Aku mohon. Ax
Read more
One Shoot One Hope
“Ya, kau memang keterlaluan, Son. Selama ini aku membiarkanmu bebas karena kupikir kau putraku satu – satunya, tapi kau menyalahgunakan kebebasan yang kuberi dengan merusak kehidupan adikmu. Kau tidak pantas hidup.”Mataku membola tak percaya melihat dad datang membawa senapan angin masuk ke dalam kamar Axe. Dad tampak mengambil ancang – ancang, mulai mengarahkan senapan pada posisi menembak dan menempelkan gagang senapan di pipinya.No! Aku tahu betul siapa yang menjadi sasaran dad. Tidak akan kubiarkan dad menembak Axe! Aku dengan cepat berdiri di hadapan dad, melebarkan kedua tanganku menjadi tameng bagi pria malang, yang saat ini hanya diam. Terlihat tidak takut dan tak peduli terhadap apa yang akan dad lakukannya padanya.“Sebelum melakukan itu,  lebih baik tembak aku dulu, Dad.”“Menyingkirlah, Bridgette!” titah dad sembari menurunkan senapan dari bahunya dan menatapku tajam.“Kau ti
Read more
Healing
Baru saja langkah kakiku menginjak marmer dapur dan aku harus menahan napas dalam – dalam. Tubuhku bergeming memperhatikan sosok wanita paruh baya yang sedang duduk melamun di atas meja makan. Tatapan mom begitu kosong, gurat kesedihan jelas terpancar di mata indah milik mom. Aku sungguh berdosa telah memberikan kesedihan mendalam pada hati wanita yang telah mengandung dan melahirkanku. Sekarang bagaimana caranya aku memperbaiki hubungan yang retak ini? Mom pasti tidak akan memaafkanku.“Mom.” Ragu – ragu aku melangkah mendekatinya, tapi sepertinya mom tak ingin diganggu hingga dia memalingkan wajah tak sudi menatapku.Aku menunduk memainkan ujung bajuku asal, tidak tahu harus seperti apa kukatakan pada mom untuk berhenti marah padaku. Lebih baik aku tidak mengganggu mom. Benar. Mom butuh waktu sendiri, merilekskan kepalanya dari berbagai macam kejadian menyedihkan hari ini. Lagipula Axe sedang menungguku, aku tidak mungkin membiarkannya sendiri di
Read more
Arthur
Aku mengembuskan napas kasar menatap pantulan diriku di depan cermin, make up netral yang terpoles di wajahku tidak banyak masih memperlihatkan betapa menyedihkannya aku saat ini. Beberapa hari ini mataku terus terjaga memikirkan keadaanya, bagaimana kabarnya sekarang? Apa sudah lebih baik atau justru kemungkinan lebih buruknya ... dia tidak menepati janjinya padaku?Aku menggeleng berusaha menyingkirkan nama Axe yang tak pernah enyah dari pikiranku, kepergiannya bagai benang kusut yang harus kuurai satu – satu agar aku bisa sedikit lebih waras.Axe benar – benar menguasai seluruh hidupku. Maksudku, selain memiliki ragaku, dia juga memiliki hatiku. Oh, sekarang aku sadar kalau aku mencintainya, mencintainya dari lubuk terdalam di jiwaku. Dia pantas dicintai, itu benar. Siapa yang tidak akan mencintai pria seperti dirinya? Katakan!Kebersamaan kami selama ini telah meninggalkan banyak hal untukku, termasuk menciptakan luka mengangga saat kami harus berpis
Read more
Westafel
Axe ...Namanya tidak sampai kusebut keluar dari mulutku, hanya tergiang di kepala. Betapa mengejutkan melihat Axe ada di hadapanku saat ini, tapi aku sangat bersyukur mengetahui dirinya baik – baik saja, meski lebam di wajah Axe masih membayang begitu nyata di sana—sudah agak pudar tentunya.Axe melepaskan topi di kepalanya dan melempar benda itu asal. Perlahan kaki Axe melangkah mendekatiku, derapnya tidak cukup keras. Namun, berhasil meningkatkan kewaspadaan. Aku merasa Axe datang bukan untuk bicara secara baik – baik padaku, melainkan gairah ingin menghukum terpancar begitu sempurna dari sorot matanya.“Those lips are mine! Don’t you dare to let that asshole touch them. Just once, and then not or never again!”Kalimat dari Axe begitu menuntut, dengan aura dingin tak tersentuh keluar dari intonasi suaranya. Dia salah paham! Aku tidak membiarkan Arthur menyentuhku, tapi memang tubuhku beku mendapat serangan tiba – tiba. Aku tidak siap, bahkan sama sekali tak b
Read more
Unwanted Wedding
Aku duduk di atas ranjang mempermainkan jari – jari berlapis sarung tangan tembus pandang yang menutup hingga separuh lenganku.Napasku berembus kasar mengingat hari ini adalah hari yang tidak pernah kuinginkan sepanjang hidup. Menikah dengan pria yang tidak kucintai, tak pernah tertulis di daftar keinginanku. Tapi takdir selalu punya cara membolak balikkan sesuatu yang sudah kutata menjadi tidak ada dan sesuatu yang tak pernah kubayangkan menjadi nyata.Arthur ... sebentar lagi pria itu akan menjadi suamiku, mungkin beberapa menit lagi dad akan datang menjemput putri kesayangannya.Dan Axe, aku tidak tahu bagaimana kabarnya sekarang. Dia menghilang tanpa kabar setelah aku menolak pergi dengannya. Jangan tanya apa aku sudah menghubunginya atau tidak, sudah—aku sudah melakukan panggilan berkali – kali belakangan ini. Tapi Axe, kesibukannya mengalahkan presiden, perdana mentri atau apa pun itu. Aku juga mengirimi Axe pesan dan hasilnya tetap sama, di
Read more
Action Nation
Ya ...Suara serak dan dalam yang sudah kunantikan itu menciptakan debar paling keras di dadaku. Aku membuka mata masih tak menyangka Axe akhirnya memberi jawaban setelah sekian lama menunggu.Aku sudah sangat merindukannya.“Axe.”“Where are you?”“Apa kau baik – baik saja?”“Aku khawatir padamu. Apa kau sudah meminum obatmu dengan benar?”“Jangan suka menghilang seperti ini. Kau tidak tahu betapa aku mencemaskanmu.”Pertanyaan beruntun seketika tak bisa ditahan dari mulutku. Padahal tadi aku sangat ingin mendengar suara Axe, tapi sekarang justru aku yang tak memberinya kesempatan untuk bicara. Oh, aku terlalu semangat.“Axe,” panggilku setelah tak mendengar jawaban darinya. Sambungan kami tidak mungkin terputus karena sayup – sayup aku masih bisa mendengar suara beberapa orang sedang ribut. Sebenarnya Axe ada di mana?Ya. I’m here.Ntah hanya perasaanku atau memang Axe bersikap agak dingin. Aku bisa merasakan perbedaan spesifik da
Read more
Run Away
“Let’s run, Baby girl. Come!” Seketika Axe menarik tanganku untuk lari bersamanya, tapi aku hanya diam tak merespon. Masih berusaha waras menerima kenyataan kakakku kini menjadi suamiku. Oh, benarkah?Tapi apakah pernikahan kami sah, sementara Axe menyebut nama Arthur saat mengucapkan janji suci di atas altar? Aku tidak tahu dan tidak mengerti mengapa hidupku selalu saja dipermainkan seperti ini. Satu masalah belum selesai, masalah lain sudah datang. Banyak teka – teki yang belum bisa kupecahkan. Namun, misteri lain tak mau kalah—berlomba masuk menghancurkan pertahananku.Aku menarik napas dalam – dalam berusaha melawan kebekuan yang terus menyerang tubuhku. Setelahnya mataku bergerak liar mencari keberadaan mom dan dad, serta beberapa orang penting, salah satunya Mr. Hero. Mungkin tadi aku terlalu sibuk dengan pikiranku hingga tak ingat keberadaan mereka.Saat ini rupanya mom, dad dan Mr. Hero berdiri paling depan menatap Arthur dua dengan tanda tanya pen
Read more
PREV
1
...
7891011
...
14
DMCA.com Protection Status