Semua Bab COWOK BERMATA DINGIN: Bab 11 - Bab 20
39 Bab
Ke Kampung Lenny di Watan Soppeng
Ayo dong Lenny, jangan menangis, mari fikirkan bersama masalah mu ini!" Ujarku mencoba menghibur Lenny. "Gimana aku nggak sedih Aya, sudah 3 tahun aku gak bertemu Papaku, dan sekarang beliau sakit keras, apakah aku tega sebagai anak untuk tidak pergi menengoknya?" Kata Lenny lirih. "Kamu pergi aja nengok Papamu Len, kalau kamu gak pergi nanti kamu juga akan kepikiran, gimana dong?" Indri memberikan solusi. "Iya Len, kamu berangkat aja, gimana kalau kamu berangkat dengan aku? Aku kepengen lihat kampung, soalnya kampungku jauh sihh!" Aku tiba-tiba saja pengen ke kampung nya Lenny. "Beneran Aya kamu mau ke kampung aku?" Tanya Lenny gak percaya. "Iya bener Len, aku pengen ke kampung kamu, bentar kita izin dulu di kampus kalau kita mau izin 2 hari, gimana?"  "Okeylah Aya, kalau aku mah seneng aja kalau kamu ikut, aku ada temen di perjalanan" sahut Lenny dengan gembira. "Iya Len, Insya Allah, semoga Mama dan Papaku juga mengizin
Baca selengkapnya
Kota Kelelawar (Batman)
Oke baiklah, kamu siapkan semua yang mau kamu bawa, entar Papa panggil kalau Papa sudah mau berangkat, ok!" "Oke Pah, Aya siap-siap dulu yah!" Kataku sambil berlari ke kamar ku, dan memasukkan beberapa lembar pakaian ke dalam tas ransel yang akan aku bawa. Tiba-tiba Handphone ku berdering, aku lihat ada panggilan masuk dari Lenny "Halo Aya, gimana? Jadi nggak kamu?" Kata Lenny di telfon "Iya Len, jadilah. Papa dan Mama sudah ngizinin kok, ntar aku ke rumahmu sama Papa yah!" Kataku ke Lenny. "Oh syukurlah Aya, aku tunggu yah!" Kata Lenny kemudian. "Okey Len, sipp!" Kataku sambil menutup telfon.   Akhirnya aku sudah siap berangkat, aku menuju ke teras untuk menunggu Papa yang lagi berpakaian mau ke kantor nya. Tidak lama kemudian Papa muncul "Ayo kita berangkat!"  "Ayoh Pah, Mah Aya berangkat dulu yah!" Kataku sambil mencium tangan Mama. "Okey sayang, hati-hati di jalan yah!" Kata Mama sa
Baca selengkapnya
Pesona Kota Kelelawar (Kalong)
Aku memperhatikan keluar jendela mobil, ternyata kita melewati Kota Maros dan sedang memasuki Kota Pangkep atau Pangkajene Kepulauan. Jalur yang di tempuh berkelok-kelok melewati hutan dan bukit serta berhawa sejuk. Nampak bukit-bukit Karts atau bukit-bukit kapur menjulang tinggi di antara kendaraan yang melintas. Bukit-bukit kapur inilah yang di manfaatkan oleh Pabrik Tonasa untuk membuat semen di Pangkep ini.  Setelah mendekati Soppeng, jalur sudah tidak berliku-liku lagi, jalur sudah mulai rata dengan latar gunung dan sawah dimana-mana. Maklumlah Bone dan Soppeng merupakan enam besar lumbung padi terbesar di Sulawesi Selatan sehingga sawah terlihat jelas di manapun.  Aku melihat Lenny sudah tertidur di samping ku. Rupanya jalan yang lurus dan sudah mulus memasuki Kota Soppeng membuat dia terbuai di alam mimpi. Aku teringat kalau di Soppeng ini mempunyai tempat wisata menarik seperti Permandian Air Dingin Ompo dan Permandian Air Panas Lejja, dan t
Baca selengkapnya
Villa Putri Yulia
Acin menemani kami menuju Taman Kalong yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah Lenny. Acin berjalan sambil menjelaskan kepada kami, bahwa di Kalong-kalong itu akan datang setelah Matahari terbenam dan akan pergi lagi pada keesokan harinya pada saat Azan Subuh mulai berkumandang. "Ohya Kak, disini ada mitos yang salah bahwa bila ada pendatang yang melintas di bawah pohon asam yang di tinggali Kalong kemudian tiba-tiba terkena kotoran Kalong, maka di yakini akan mendapatkan jodoh orang Soppeng!" Begitu katanya mitosnya Kak.  Kata Acin sambil tertawa menatap ku. "Ah yang bener aja kamu Cin, emang beneran tuh mitosnya benar-benar terbukti?" Aku juga tertawa tapi masih kurang percaya dengan mitos tersebut. "Namanya juga mitos Kak, kadang bener kadang nggak" kata Acin kemudian. "Oh kirain beneran deh Acin. Ini kita udah sampai di Taman Kalong, Boleh kamu fotoin Kakak dulu disini yah?" Kataku sambil menyodorka HP ku ke Acin.
Baca selengkapnya
Jokka di Permanen Air Panas Lejja
Jam 10:00 pagi, Acin sudah datang dari tempat kerjanya. Dia langsung mendatangi dan menyapaku "Pagi Kak Ayaa, lagi bikin apa?" Tanya Acin kepada ku. "Duduk-duduk aja ini Cin, sambil minum teh." Jawabku. "Ohya Kak Aya, gimana kalau aku temenin Kak Aya ke Permandian Air Panas Lejja? Sekalian buat bahan cerita Kakak kalau sudah balik kalau Kakak pernah juga ke Permandian Lejja!" Kata Acin memberiku usul. "Yang bener kamu Cin? Aku sih mau banget lihat kesana Cin!" Kataku berharap bisa ke Permandian Air Panas itu. "Kalau Kakak mau kesana aku siap ngantar kok, tapi tunggu setengah jam aku mandi dulu yah!" Kata Acin lagi. "Okey Cin, aku tunggu yah!" Seruku kepada Acin yang langsung bergegas untuk mandi.   Aku mencari Lenny di kamar Papanya dan mengutamakan niatku untuk pergi ke Permandian Air Panas Lejja. "Lenny, boleh nggak aku ke Permandian Air Panas Lejja? Acin barusan bilang dia mau nganterin kalau aku mau kesana!" Kataku kep
Baca selengkapnya
Papa Lenny Sehat
Setelah membayar Karcis, kami kemudian masuk dan menuju ke tempat permandian nya.  Acin menunjuk sebuah Kolam yang uap nya menggepul- gepul menandakan suhunya yang lumayan panas "Uap Air yang lumayan panas ."Kolam yang itu Kak, saking panasnya kolam tersebut bahkan bisa di gunakan untuk merebus telur karena suhunya yang 60 derajat Celcius!" Kata Acin menunjuk sebuah kolam. "Ah nggak usah kesitu Cin, panas banget. Kita ke kolam yang panasnya sedang aja," Ajakku ke Acin. "Ayuh yang disana Kak, disana bisa berendam bahkan berenang!" Kata Acin dan kami pun menuju kesana. Aku benar-benar ingin menikmati hangatnya uap air panas Lejja yang tersohor ini. Aku pun ke kamar ganti pakaian setelah itu turun ke kolam yang bersuhu tidak terlalu panas tersebut.  Byurrr.. Aku menceburkan diriku di Kolam air hangat tersebut, hawa belerang menerpa hidungku, konon karena air yang mempunyai kandungan belerang inilah yang bisa menyembuhkan segala macam penyakit k
Baca selengkapnya
Balik
"Waalaikum salam" jawab Papa Lenny berbarengan dengan Acin. "Om, Aya pamit yah Om, Acin makasih yah sudah nemenin Kak Aya jalan-jalan" Kataku sambil menyalami Papa Lenny dan Acin. Kemudian kami bergegas naik ke atas mobil dan segera melaju menuju Kota Makassar. Jalur yang ditempuh seperti jalur kemarin yaitu kami lewat Kabupaten Bone melalui jalur Camba yang berkelok-kelok dengan jurang di kiri kanan kami. Aku memilih bersandar santai di tempat dudukku sambil menikmati pemandangan di sepanjang jalan sambil memainkan game di handphone ku. Aku melirik Lenny disamping ku juga sementara asyik memainkan Handphone nya. Kayaknya dia lagi menulis pesan W******p dan aku tidak ingin mengganggunya, aku melanjutkan permainan game ku.  Memasuki perbatasan Pangkep dan Maros, mobil kami tiba-tiba melambat dan berhenti. Aku melihat ke depan ternyata sedang terjadi kemacetan. Aku terpaksa bertanya kepada Pak Sopir, "Kenapa berhenti Pak?"  "Bi
Baca selengkapnya
Cerita Bantimurung
Hampir setiap hari seperti ini Mbak, apalagi kalau banyak pengunjung yang datang, biasanya mereka parkir kendaraannya sampai ke badan jalan, makanya jalanan jadi sempit dan pasti macet lagi!" Pak Sopir terdengar menggerutu. Terdengar penumpang lain juga menggerutu dengan kemacetan ini.  Aku yang belum pernah ke Bantimurung, kemudian bertanya ke Pak Sopir "Pak Sopir, Bantimurung ini tempat wisata yah?" Tanyaku. "Iyahh Mbak, Bantimurung ini Taman Nasional yang objek wisata nya beragam Mbak!" Pak Sopir menjelaskan kepada ku. "Beragam gimana Pak?" Aku jadi penasaran. "Beragam yah banyak Mbak, Mbak bisa lihat ratusan jenis kupu-kupu ada, Mbak mau mandi di air terjunnya juga ada, atau Mbak mau masuk ke gua juga banyak gua nya Mbak!" Kata Pak Sopir bersemangat menjelaskan kepada ku.  "Wadduh, maceet lagii, bisa berjam-jam kalau begini inii!" Gerutu Bapak yang duduk di samping Pak Sopir.  Bapak yang duduk di samping Pak
Baca selengkapnya
Roti Maros
Di dalam gua terdapat cekungan yang menjadi sumber air yang oleh masyarakat setempat di manfaatkan untuk mengairi sawah atau di pompa kan untuk memenuhi kebutuhan air untuk peternakan unggas. Dan kabarnya mata air di dalam Gua Timpuseng ini tidak pernah mengering walaupun musim kemarau. Itulah sebabnya maka Gua itu di sebut dengan Gua Timpuseng yang artinya Gua yang memiliki mata air yang tidak pernah kering.  "Mampir dulu ke Toko Roti itu yah Pak!" Aku berseru kepada Pak Sopir sambil menunjuk sebuah Toko Roti  "Okee Mbak, mau beli Roti Maros buat oleh-oleh yah Mbak?" Tanya Pak Sopir sambil meminggirkan mobilnya. "Iya nih Pak, mau beli Roti Maros buat oleh-oleh orang di rumah, Mamaku suka banget sama Roti ini. Tunggu bentar yah Pak!" Kataku sambil melompat turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam Toko Roti tersebut untuk membeli Roti Maros yang terkenal enak dan lezat itu. Sejam kemudian, mobil sudah melaju meninggalkan Kota Maro
Baca selengkapnya
Kuliah lagi
"Astaga, Aya. Baru saja jam dua belas malam, masih pagi tauu.!" Indri membalas ku dengan bercanda. "Ih, pagii dari Hongkong??" Aku terpaksa tertawa dan membalas candaan nya. "Tapi aku sudah tidur ini, Indri. Besok aja lagi kamu telfon yah, Genk!" Seruku kepada Indri. "Oke oke siap, Aya. Lanjutkan deh tidurnya, soalnya aku masih begadang ini, Aya. Terus kepikiran mau nelfon gangguin kamu." Di ujung telepon Indri tertawa gembira. "Ihh jahil kamu yah!" Seruku agak dongkol dikerjain oleh Indri. "Sudahlah, kamu istirahat juga, Indri. Besok kita ketemu di Kampus yah." Kataku sembari menguap. "Iya deh, oke deh. Selamat malam, Aya sayang. Selamat bermimpi indah yahh!" Seru Indri sembari menutup telfonnya.  "Ingat loh, Aya. Besok itu sepulang kuliah kita ada tugas ekskul, jadi besok jangan lupa kamu bawa pakaian olahraga untuk nanti di pakai saat kegiatan ekskul tersebut. Ingat loh yah, jangan lupa! Soalnya repot kan kalau kamu gak
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status