Semua Bab SUMMER TRIANGLE: Bab 31 - Bab 40
43 Bab
Kediaman Sato
“Kau masak apa, sayang?” tanya Altair pada kekasihnya yang tengah sibuk di dapur, pria tampan itu melingkarkan tangannya di pinggang ramping Aquila. Sudah tiga hari sejak mereka kembali dari Malaysia. “Okonomiyaki, kau suka?” “Aku selalu menyukai apapun yang kau masak,” Altair memeluk Aquila dari belakang, “setelah selesai sarapan, bersiaplah.” lanjutnya. “Kita mau kemana?” tanya Aquila memutar tubuhnya agar bisa menatap sang kekasih. “Ke rumahku.” “Rumahmu?” “Ya.. kediaman Sato” seru Altair.
Baca selengkapnya
Perjodohan
“Maaf.. kakek memanggilmu.” lirih Orihime. Ia tak pernah melihat Altair melayangkan pandangan sedingin itu sebelumnya. Dan pandangan yang Altair berikan sekarang membuat nyalinya menciut. “Hei.. Altair, pergilah.” ucap Aquila pelan. “Aku akan memanggil mama untuk membantumu.” balas Altair lembut. Aquila mengangguk mengerti. “Sejak awal dia adalah milikku dan aku akan mengambilnya darimu!” gumam Orihime setelah Altair pergi. Altair berjalan ke taman yang sudah disulap menjadi tempat pesta outdoor yang terasa begitu hangat itu. Banyak lampu-lampu yang menyala dengan cahaya putih hangat
Baca selengkapnya
Maaf Aquila
Ryota memapah Aquila kembali menuju tempat pesta berlangsung, ia menyerahkan kekasih sahabatnya itu pada Emilia. Tanpa bertanya, Emilia tahu jika baru saja terjadi masalah hanya dengan melihat tatapan Ryota dan kondisi Aquila. Gadis manis itu terlihat begitu terpukul. Selang beberapa menit Altair kembali dengan masih diikuti Orihime di belakangnya, “di mana Aquila?” tanya Altair pada Ryota dan Naoki yang tengah berbincang, Ryota tidak menjawab, ia melemparkan pandangan nya ke tempat Aquila berada.  “Altair, aku pergi dulu.. kita bicara lagi nanti.” ucap Orihime lembut yang tidak dijawab oleh Altair. “Aku akan meninggalkan semua wanitaku untuk bisa bersama Aquila,” gumam Ryota. Altair dan Naoki langsung menatapnya curiga, “bukank
Baca selengkapnya
Ryokan
Pertengahan bulan November tiba, sesuai dengan rencana yang sudah mereka susun dari jauh-jauh hari kini keduanya sedang menuju Hokkaido tepatnya Sapporo. Kali ini Altair benar-benar menepati janjinya untuk melakukan reservasi awal jadi mereka bisa pergi berlibur bersama. Altair bilang ini adalah permintaan maafnya karena dulu mereka tidak jadi berangkat ke Hiroshima. Setelah memakan waktu sekitar satu setengah jam dari Bandara Haneda kini mereka sampai di Bandara New Chitose atau Bandara Sapporo. Udara di bawah minus nol derajat langsung menyapa tubuh mereka. Beruntung keduanya sudah menyiapkan diri dengan benar, mereka menggunakan mantel tebal, syal dan tak lupa juga sarung tangan, Aquila juga menggunakan topi musim dingin dengan warna baby blue kesukaan nya. “Selanjutnya kita ke mana?” tanya Aquila begitu mereka sudah sampai di pintu keluar bandara tersebut. “Kita makan dulu lalu ke hotel.” Alta
Baca selengkapnya
Pesan
Altair dan Aquila berjalan-jalan di sekitar penginapan tradisional itu, pria tinggi itu melambatkan langkahnya untuk mengimbangi langkah Aquila yang pelan karena saat ini gadis cantik itu menggunakan geta. Di sekitar ryokan yang mereka tempati terdapat juga beberapa penginapan tradisional yang ukuran nya lebih kecil, ada banyak pula kedai-kedai makanan tradisional yang masih buka, terlihat juga beberapa tamu yang lalu lalang dengan menggunakan yukata dari masing-masing ryokan. Meski di luar cukup dingin mereka terlihat antusias untuk menjelajahi sekitaran tempat itu sambil bercengkerama mengenai topik-topik ringan. Ini quality time yang tak bisa dibiarkan begitu saja pikir keduanya. Minggu depan Aquila akan sidang untuk gelar kuliahnya dan Altair akan disibukkan dengan pekerjaannya. “Kau lelah?” tanya Altair yang merasa langkah kekasihnya semakin pelan. “Sedikit.. aku tidak terbiasa
Baca selengkapnya
Liburan Bersama
Altair berusaha membuka matanya yang terasa seperti dilem kala ia merasakan sapuan di kepala. Mencoba memfokuskan penglihatan ia melihat Aquila yang sedang tiduran di sampingnnya sambil mengusap-usap kepalanya. Gadis manis itu tersenyum untuknya. “Ohayou.” gumam Altair. Ia masih mengantuk sekali karena baru bisa tidur dini hari. “Maaf.. aku membangunkanmu.” ucap Aquila menyesal telah membangunkan kekasihnya. “Tidak masalah, lebih mendekatlah.” Pinta Altair. Gadis manis itu menurut, ia mendekat lebih dekat dan merebahkan dirinya di samping Altair dengan berbantalkan lengan kekasihnya. Dirasakannya Altair yang mulai mengelus-elus kepalanya pelan. Aquila merubah posisi tidurnya dengan meletakkan kepalanya di atas dada bidang Altair, didengarnya jantung sang kekasih yang berdetak teratur, kepalanya ikut naik turun seirama dengan tarikan dan hembusan nafas orang terkasi
Baca selengkapnya
Saran Orihime
Jam istirahat Altair turun ke lantai dasar untuk menemui Orihime meskipun ia tidak yakin mantan kekasihnya itu masih menunggunya mengingat Orihime adalah orang yang tidak suka menunggu. Namun, tebakan Altair salah, wanita itu masih ada di kafe yang terletak di bagian samping lobi kantornya. Wanita itu terlihat sedang menyesap kopinya sambil melihat pemandangan di luar kafe, sebuah taman kecil yang didesain sebagai area hijau kantor itu. “Aku kira kau sudah pergi.” sapa Altair lalu duduk dihadapan Orihime, wanita itu menoleh dan memamerkan senyumnya.  “Aku menunggumu.” “Apa yang ingin kau bicarakan?” tanya Altair langsung. “Seperti janjiku tempo hari, aku sudah mencoba b
Baca selengkapnya
Pancake
“Hallo Naoki?” “Ada apa kau meneleponku selarut ini?” tanya Naoki dari seberang sana. “Carikan aku mobil sekarang!” “Altair kau gila, ini sudah pukul sebelas malam dan kau meminta mobil?” Naoki tidak percaya sahabatnya meminta mobil selarut ini. “Aku tidak peduli, besok pagi harus ada mobil di parkiran apartemenku.” Altair mematikan panggilannya sepihak. Membuat Naoki bertanya-tanya apa yang terjadi dengan sahabatnya itu. Altair begitu takut ucapan Orihime benar bahwa sang kakek akan menghalalkan segala cara agar dirinya mau dijodohkan dengan Orihime. Meskipun begitu sudut hati Altair tidak percaya
Baca selengkapnya
Curiga
Altair dan Naoki sampai di kantor pukul setengah sembilan, mereka berdua dikejutkan dengan kehadiran Kakek Sato dan Orihime yang sudah duduk di ruangan mereka bersama Ryota yang nampak acuh sibuk dengan laptop di depannya. Naoki tampak tidak peduli meskipun jauh di dalam hatinya ia khawatir dengan Altair, pria tampan itu langsung duduk di kursinya sementara Altair menduduk kan dirinya di sofa yang berhadapan dengan kedua tamu tak diundangnya. “Ryota, bisa pesankan kami kopi?” gumam Altair. Ryota mengangguk, ia segera keluar ruangan untuk menyuruh sekretarisnya membuatkan tiga cangkir kopi. “Langsung saja, kedatangan kakek kemari untuk mengantarkan Orihime,” Kepala Keluarga Sato itu menggantung kata-katanya, “dia akan menjadi sekretaris pribadimu mulai hari ini.” Alih-alih merespon ucapan sang kakek Altair hanya menghembuskan nafasnya berat, ia terlalu lelah untuk berdebat dengan sang k
Baca selengkapnya
Awal
Pukul sebelas tepat, ke enam nya baru bisa menikmati hidangan yang sudah Aquila siapkan setelah sebelumnya mereka menyanyikan lagu ulang tahun dan memotong kue. Mereka makan sambil sesekali bersenda gurau guna mencairkan suasana di antara Altair dan Aquila yang mendadak membeku. Namun, itu tak berpengaruh pada Aquila, gadis manis itu tetap asyik dengan pikirannya sendiri. Ia masih merasakan ngilu tiap kali mengingat ada aroma parfum vanilla yang menempel di badan kekasihnya. Bukankah tidak mungkin aroma parfum bisa menempel tanpa ada kontak fisik yang cukup lama? “Sayang, kenapa tidak kau buka saja kado-kadonya?” Altair memberi saran pada Aquila begitu mereka sudah menyelesaikan acara makan malamnya. “Altair benar!” seru Arata mengiyakan ucapan kakak
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status