All Chapters of A different soul 2: Chapter 131 - Chapter 140
177 Chapters
Chapter 131
Sudah hampir satu bulan lamanya Keyra koma dan Arka masih setia menunggu Keyra sadar dari komanya. Tapi hingga sekarang belum ada tanda-tanda dari Keyra akan sadar dan ada masanya kondisi tubuh Keyra menurun, tapi masih bisa di tangani oleh pihak medis. Di tengah-tengah penantiannya, tak ayal terkadang ada pikiran-pikiran negatif hinggap di otak Arka. Tapi dia mencoba mengalihkan pikirannya dengan cara menyibukkan diri dengan tugas kuliah dan beberapa berkas perusahaan. Arka mengerjakan itu di dalam ruang inap Keyra, dengan tenang. Seperti saat ini dia sedang fokus pada berkas di depannya. Sesekali dia menatap ke arah Keyra dengan senyum sekilas.“Kapan bangun? Gak kangen sama gue?” tanya Arka dengan senyum manisnya.“Cepet bangun, kita mulai dari awal” ucap Arka dengan lembut dan sorot mata menyorotkan kerinduan.“Jangan ganggu gue dulu, mau fokus cari uang buat nikah soalnya” ucap Arka dengan senyum geli dan kembali sibuk ke
Read more
Chapter 132
Di dalam kamar, terlihat sosok Arka yang berdiri di balkon kamar dengan minuman soda di tangannya.“Gue ngerasa, takdir sedang mempermainkan gue” ucap Arka sambil menatap langit malam dengan perasan bercampur aduk.“Sebulan lebih dia koma tapi belum juga ada tanda-tanda akan bangun” ucapnya dengan lirih sambil menutup matanya dengan pelan. Menikmati embusan angin malam yang terasa dingin.“Ngapain lu di situ bang?” tanya Sinta, adik Arka dengan raut wajah datar.“Menikmati kesunyian” balas Arka dengan tenang dan mata masih setia terpejam.“Istirahat bang, akhir-akhir ini tidur lu gak teratur. Lu sekarang juga lagi sakit, jangan nyakitin diri lu sendiri kayak gini” ucap Sinta sambil berjalan mendekati sosok abangnya yang terlihat rapuh.“Gue bukan anak kecil Sin, gue tahu apa yang sedang gue lakuin” ucap Arka sambil menatap ke arah Sinta dengan raut wajah tanpa ekspresi.
Read more
Chapter 133
Setelah kejadian tadi Arka mendudukkan dirinya di tepi ranjang sambil menatap ke lantai dengan sorot mata datar. Tatapannya sangat datar hingga hanya ada kekosongan di bola matanya. Semua lamunannya buyar saat mendengar panggilan telepon masuk. Panggilan pertama hingga ke tiga tak dia jawab, entah karena tak mood atau pura-pura tak mendengarnya. Hingga panggilan ke empat dia mulai mengangkat telepon itu.“Apa?” ucap Arka tanpa basa-basi.‘Si Keyra udah sadar’ ucap orang seberang sana dengan nada suara santai. Arka masih diam di tempat mencerna ucapan orang tadi.‘Oy! Masih di sana ‘kan lu?’ ucap Satria dengan nada suara sedikit keras.“Gue OTW” ucap Arka dan tanpa permisi dia sudah mematikan panggilan dan berlari keluar rumah dengan membawa kunci motor dan ponsel. Saat ini tujuannya hanya satu yaitu, Keyra.Saat melewati kamar adiknya, Arka bisa mendengar isakan dari dalam kamar. Dengan refleks
Read more
Chapter 134
Hari berganti pagi, dengan perlahan Arka mulai membuka matanya. Pemandangan pertama yang dia lihat adalah ruang putih dan bau obat. Hingga ingatan kemarin malam datang ke otaknya. Dengan gerakan cepat Arka bangun dari tidurnya dan menatap ke sekelilingnya. Di sampingnya ada sosok Keyra menatap ke arahnya dengan raut wajah tanpa emosi.“Apa?” tanya Keyra dengan raut wajah malas. Arka yang mendengar suara Keyra sedikit tak percaya. Beberapa detik dia diam sambil menatap sosok Keyra dengan raut wajah kosong. Hingga dengan tiba-tiba dia bangkit dan berjalan ke sosok Keyra berniat memeluknya tanpa melihat sekelilingnya.Arka memeluk Keyra dengan sangat erat, menyalurkan semua perasaannya selama ini. Bahkan tanpa dia sadari air matanya sudah menetes tanpa permisi.“Kenapa bangun sekarang?” gumam Arka di dekat telinga Keyra dengan parau.“Bersyukur gue bangun sekarang, dari pada gak bangun-bangun” ucap Keyra dengan malas.
Read more
Chapter 135
Satu minggu setelah Keyra sadar, saat ini dirinya sedang membaca novel di tangannya dan Arka sibuk mengurus berkas-berkas kantor Papanya. Saat Keyra sadar dan kondisinya mulai membaik dengan tenang Mamanya menitipkan Keyra kepada Arka.Setelah dia sadar, sikap Arka berubah 180°. Itu sedikit membuat Keyra risi tapi dia tak bisa  apa-apa. Ada satu hari saat dia mengomentari perilaku Arka dan mendapat teguran dari Mamanya. Mamanya bilang ‘jangan terlalu galak dengan tunangan sendiri, sebentar lagi juga mau nikah’ Keyra yang mendengar perkataan Mamanya hanya bisa diam membisu tanpa bantahan.“Key” panggil Arka sambil menatap ke sosok Keyra dengan sorot mata teduh.“Hm?” balas Keyra dengan tenang sambil membuka halaman novel berikutnya.“Ck, gue di sini Key” ucap Arka dengan nada suara kesal.“Iya apa?” balas Keyra sambil menatap Arka dan meletakkan novelnya di atas pangkuan tanpa menu
Read more
Chapter 136
Sore harinya, Arka sedang fokus ke ponselnya. Bahkan pandangannya tak teralih sedikit pun dari layar ponsel.“Lu lagi apa sih Ar? Ayolah gue bosen, mau jalan-jalan” ucap Keyra dengan nada suara merajuk.Arka masih diam di tempat tanpa ada niatan membalas ucapan Keyra barusan. Keyra yang tak mendapatkan respons dari Arka mulai kesal dan dengan tenaga dalam dia melemparkan apel ke arah Arka. Apel itu mengenai pipi Arka dengan cukup keras.“Apa?” tanya Arka sambil memegang pipinya yang terasa sakit.“Bosen!” teriak Keyra dengan raut wajah tak santai.“Oh bosen” balas Arka dan kembali sibuk ke ponselnya. Keyra yang melihat reaksi Arka seperti itu, sedikit merasa kesal dan membalikkan badan membelakangi sosok Arka.Tanpa sepengetahuan Keyra, Arka mulai memasukkan ponselnya ke dalam saku celana dan berjalan ke arah Keyra tanpa suara. Dengan tiba-tiba Arka mengendong Keyra dengan sekali angkat.
Read more
Chapter 137
Lima hari kemudian, akhirnya Keyra di perbolehkan pulang. Dengan semangat Keyra menatap ke sosok Mamanya yang sedang mengemasi barang-barangnya ke dalam tas.“Arka gak ke sini?” tanya Mamanya dengan fokus masih ke barang-barang Keyra.“Dia ada jadwal kuliah Mah, dia langsung ke rumah” balas Keyra dengan nada suara senang.“Udah, ayo ke bawah” ajak Mamanya dengan senyum teduh.“Ayok!” balas Keyra dengan semangat. Dengan langkah semangat Keyra berjalan ke arah lift di ikuti oleh Mamanya di belakang.Sesampainya di parkiran mereka langsung di sambut dengan sopir keluarga. Dengan senyum manis sang sopir mulai membukan pintu untuk majikannya.“Ini pak tas ‘nya” ucap Mama Keyra sambil memberikan tas yang tadi dia bawa ke sopirnya. Dengan sopan sang sopir menerima tas itu dan meletakkannya di bagasi mobil. Setelah itu dengan sedikit berlari sang sopir ke kursi pengemudi.Mobil
Read more
Chapter 138
Sesuai dengan janji Arka beberapa hari yang lalu, tentang Keyra jika keluar dari rumah sakit dan saat ini dia sedang menepati janjinya.Selepas pulang dari jalan-jalannya, ternyata sosok Arka sudah ada di rumah Keyra dan menunggunya dengan sabar.“Mau ke mana?” tanya Arka dengan mata fokus ke jalan.“Cari makan, ke tempat wisata, terus ke tempat yang jual banyak makanan ringan, yang terakhir ke toko buku” ucap Keyra dengan raut wajah senang. “Oke” balas Arka dengan santai dan kembali sibuk dengan jalan raya.“Mau makan apa?” tanya Arka sambil melirik Keyra sekilas.“Emm... mau makan soto sapi” balas Keyra dengan senyum mengembang indah.“Oke” sahut Arka dengan santai. Dengan teliti Arka menatap ke sekelilingnya. Tak berselang lama akhirnya mereka menemukan warung soto. Dengan langkah senang Keyra berjalan ke arah warung dan Arka mengikuti di belakang dengan
Read more
Chapter 139
Di negara dan waktu yang berbeda.“Aku mau pulang Pah!” ucap seorang gadis dengan penampilan yang cukup berantakan.“Papa gak ngijinin” ucap seorang lelaki paruh baya dengan tegas.“Maksud Papa apa? Bawa aku ke sini dan maksa aku buat berobat?!” ucapnya dengan emosi yang ketara.“Ini demi kebaikan kamu Amerta!” balas Papanya tak kalah keras.“Heh! Mau meranin seorang Papa yang baik eh?” ucap Amerta dengan senyum mengejek.“Cukup Amerta, Papa capek. Sekarang kamu istirahat karena besok ada jadwal untuk terapi” ucap Papanya dengan raut wajah lelah.“Enggak! Setelah sekian lama Papa gak peduli sama aku, sekarang Papa nganggep aku orang gila?!” ucap Amerta dengan amarah yang meluap.“Papa gak nganggep kamu gila Amerta, Papa hanya memberikan penanganan yang terbaik untuk kondisi mental mu!” ucap Papanya yang kembali merasa marah dengan an
Read more
Chapter 140
Di sini lah mereka.Tadi, setelah Keyra memesan makanan tanpa permisi Arka menarik Keyra ke salah satu meja yang sudah di huni oleh geng Arjun. Awalnya Keyra ingin menolak karena sosok Ami yang tak ada di sana tapi baru saja dia ingin berjalan menjauh. Keyra melihat Ami yang berjalan mendekat dan duduk dengan tenang di samping Alvin. Mau tak mau Keyra harus duduk di sana dan menatap Ami dengan sorot mata penuh selidik.“Dari mana lu?” tanya Keyra masih dengan tatapannya.“Toilet, kebelet gue” balas Ami dengan tenang.“Ck, jadi dari awal lu udah duduk sama mereka?” tanya Keyra memastikan.“Hm, gak ada bangku lain. Tau sendiri ‘kan lu? Kita sampai kantin udah penuh” ucap Ami dengan malas.“Ck!” decak kesal Keyra dan mulai memakan makanannya dengan raut wajah kesal.“Udah makan jangan emosi terus” ucap Arka sambil menatap wajah Keyra dari samping.&ldquo
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
18
DMCA.com Protection Status