Semua Bab Pemuda yang tidak terduga: Bab 51 - Bab 60
154 Bab
BAB 51
Apakah yang dilihat Hendrik? Ruangan budak hanyalah ruangan yang kosong, tanpa alas apapun dan para budak tidur berjejer tanpa ada ruang kosong , mereka saling bersentuhan tidur dengan telentang berjejer dua puluh orang dan ke depan susun tiga , jadi pas enam puluh orang dan di depan pintu ada tiga bakul yang berisi ubi rebus, mereka tiap orang mengambil satu butir dan langsung ke tempat masing masing istirahat sambil menahan lapar. Tiap sudut ada kamar kecil yang ada kran untuk mengalir air tawar bersih, jika mereka masih lapar, mereka mengisi perutnya dengan air tawar. Bagi yang luka, lukanya dibiarkan keluar darah dan ada yang sudah bernanah tapi tetap tidak diobati sebelum mereka pingsan dan dapat dibayangkan rasa sakit itu. Hendrik diam diam berbalik menuju ke k
Baca selengkapnya
BAB 52
Apa yang ditunggu oleh Hendrik? Ya, Hendrik sedang menunggu kesempatan untuk melaksanakan rencananya dan dia sedang memperhatikan sekitarnya. Menjelang pagi, para budak kembali dikumpulkan di pekarangan depan untuk dibagikan tugas yang harus mereka lakukan hari ini. Dan Hendrik disuruh membersihkan kolam air panas yang ada di sisi timur dari kastil ini. Matius mengajak Hendrik ke kolam itu. Terlihatlah kolam yang penuh lumut dan sampah itu, airnya pun berwarna kehijauan. “Itu di kamar kecil itu ada alat alat untuk membersihkan kolam ini, kamu dikasih waktu tiga hari untuk membersihkan kolam ini, tidak perlu balik ke kamarmu, jika kolam ini belum bersih” Kata Matius menjelask
Baca selengkapnya
BAB 53
Rahasia apakah di balik batu itu? Malam pertama, Hendrik tidur di luar di samping kamar kecil itu, kamar kecil itu terlalu kecil untuk Hendrik tidur di dalamnya, jadi dia tidur di depan kamar itu, untung tudung di depan kamar itu agak lebar, sehingga hujan juga tidak dapat membasahi badan. Hari ini Hendrik tetap belum diberi izin untuk memakai baju, jadi Hendrik masih memakai celana pendek yang telah basah terkena air kolam. Menjelang tengah malam, ketika Hendrik baru mau memejamkan matanya, sayup sayup dia mendengar bunyi sesuatu dari samping kolam. Hendrik bangun dan memeriksanya. Didapatilah dibawah batu besar itu sayup sayup ada suara memanggil dirinya dan juga terlihat cahaya yang warna warni seperti pelangi.
Baca selengkapnya
BAB 54
Cairan apalagi yang diberikan Margareta? Hendrik masih berada di tengah kolam membersihkan kolam dan Kevin datang memanggilnya untuk menerima titipan Margareta. Hendrik berjalan ketepi, tapi tidak naik, masih di dalam kolam dan menerima cairan ungu itu dan meminumnya , begitu juga dengan kue dadar itu dimakan habis oleh Hendrik dan dia berjalan pergi lagi menuju sampah sampah yang berserakan. “Hendrik, kenapa saya lihat kamu sangat santai, diam saja menerima hukuman yang tidak semestinya.” Kata Kevin tidak senang. “Anggap saja main dan latihan untuk memperkuat diri saya.” Balas Hendrik santai sambil melihat dan memantau Kevin .Apakah dia dititipi sihir pemantau oleh Margareta. Dan ternyata tidak.
Baca selengkapnya
BAB 55
“Nyonya Margareta menyuruh saya memantau kamu, apakah setelah tiga jam kamu akan kesakitan akibat racun sihir yang dia berikan, Tahukah kamu tadi dia datang kemari melihat kamu, dan dia melihat kamu tidak menunjukkan kesakitan padahal telah tiga jam berlalu.” Kata Kevin. Kevin menjaga Hendrik dan memantaunya sampai tiga jam terlewati dan Hendrik benar, tidak terlihat sakit, melihat itu Kevin secepatnya memberitahu Margaretha, sayang Margareta sedang di kamar meditasi dan tidak bisa menerima laporan. Matius juga sedang menunggu Kastara dan kedua anaknya untuk memberitahukan mereka untuk jangan mengganggu Margareta. Hendrik di kolam sedang memantau keadaan kolam ini dengan tenaga immortalnya, dia juga mencari tahu kenapa sihir Margareta tidak dapat menguasai kolam ini?
Baca selengkapnya
BAB 56
Keesokan harinya, sampah di kolam sudah bersih, tinggal membuang airnya dan membersihkan kolam dari lumut hijau. Tinggi kolam ini hanya se pinggang orang dewasa. Hendrik mencari penutup lubang untuk membuang air dan didapati ada di dinding bagian bawah berlawanan arah dengan mata air panas ini. Hendrik mencoba membukanya dan ternyata susah sekali, ketika dia mau menggunakan tenaga immortalnya, Genan menjerit melarangnya. “Jangan tuanku, lihat dulu ada apa di permukaan tutup itu.” Kata Genan menjerit di telinga Hendrik. Hari belum terang, jadi untuk melihat lebih jelas, Hendrik harus membenamkan kepalanya dan menghampiri tutup itu. Tutup itu dihubungi oleh rantai yang ujungny
Baca selengkapnya
BAB 57
Pemandangan apa yang dilihat oleh Kevin, Matius dan Kaivan pada saat di tinggal Margareta dan Harvey? Mereka melihat kolam yang penuh itu mendadak sudah kering dan Hendrik lagi membersihkan dinding yang bersebelahan dengan mata air panas itu….. “Turunlah dan bersihkan ketiga sisi yang belum disentuh itu.” kata Hendrik kepada Kaivan, Matius dan Kevin. “Mengapa pemandangan ini berubah, tadi kolam ini penuh mengapa sekarang telah kering?” Tanya Kaivan bingung. Matius dan Kevin juga bingung. “Memang dari tadi kolam ini sudah kering , kalian saja yang ingin melihat kolam ini penuh, kolam ini penuh misterius, jika kalian ingin melihat kolam ini penuh dia akan penuh.” kata Hendrik semaunya
Baca selengkapnya
BAB 58
Hukuman kali ini sangat menguras tenaga manusia Hendrik dan mendatangkan kesakitan yang luar biasa, tapi Hendrik tidak dapat langsung menghilangkannya. Penderitaan ini sekurangnya harus tiga hari dirasakan Hendrik untuk supaya Margareta tidak curiga. Hendrik berbaring dengan telentang merasakan penderitaan ini, Margareta telah memasangkan jaring jaring pendeteksi di badan kasar Hendrik, jadi Hendrik selama sihir itu masih kuat tidak dapat menghilangkan rasa sakit ini. Hendrik tidak mengira Margareta menjadi pintar dengan memasang jaring pada dirinya, jadi sekarang murni dia harus merasakan sakitnya hukuman yang diberikan oleh Margareta , dia sudah tidak dapat menggunakan kekuatan immortalnya , jika tidak mau ketahuan siapa dirinya ini. Sambil tersenyum sedih, Hendrik
Baca selengkapnya
BAB 59
Hendrik melihat mereka semua masuk ke kastil, Matius , Kevin dan Kaivan ikut mereka masuk dan Hendrik juga mengikuti mereka masuk ke kastil, karena Hendrik bingung dia harus kemana? Keluarga Kastara masuk ke ruang makan untuk mendapatkan sarapannya dan…. “Hendrik, apakah perut kamu sudah tidak sakit?” Tanya Margareta. “Tidak, saat saya membersihkan kolam, rasa sakit itu menghilang.” Kata Hendrik sambil menundukkan kepalanya. “Ibu, apa Hendrik kami ajak ke kantor saja ya, untuk membantu disana.” kata Harvey. “Tidak usah, Hendrik di rumah saja, selama tujuh hari dia tidak boleh meninggalkan rumah.” kata Margareta melarang, karena jika Hendrik jauh dari Margareta, jaring itu tidak berfungsi dan rasa sakit yang Margareta ber
Baca selengkapnya
BAB 60
Siapakah mereka itu? “Hayo, Hendrik anakku, mari kita pulang.” Kata seorang wanita yang lain dengan lembut. Hendrik kecil digendong oleh wanita itu yang ternyata ibunya, Hendrik kecil langsung melingkarkan lengannya ke leher ibunya sambil berkata:” Ibu.” Kemudian Hendrik kecil pingsan setelah merasakan sakit perutnya yang terkena tendangan pria tadi, yang ternyata ayahnya. “Hmmm, ayah tolol, sampai kapan juga selalu tidak dapat melindungi anak kandungnya sendiri,” batin Hendrik setelah melihat bayangan itu. Hendrik menyadari ternyata ayah ibu Hendrik adalah raja dan ratu, ayah bundanya putra mahkota. “Kenapa ya? Dalam dua kali kehidupan sebagai bentuk manusia hanya mereka yang jadi ayah ibunya dan selalu tidak kompeten m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
16
DMCA.com Protection Status