All Chapters of 100 Langkah Melupakan Kisah Kita: Chapter 51 - Chapter 60
96 Chapters
50. Ajakan Riga
Riga baru saja keluar dari ruang guru ketika netranya tanpa sengaja bertemu dengan netra seorang gadis yang rambutnya dikuncir ekor kuda. Gadis itu tersenyum pada Riga ramah. Riga membalas senyuman itu, lalu menghampiri gadis itu.“Halo, Nay. Habis dari parkiran? Ngapain?” tanya Riga saat sudah berdiri di hadapan gadis itu.Ya, gadis itu adalah Kanaya. Gadis manis yang beberapa waktu lalu pernah mengungkapkan perasaannya padanya. Oh, sejak hari itu, Riga jadi jarang sekali bertemu Kanaya. Hanya sempat beberapa kali berpapasan dan menyapa singkat saja. Baru kali ini mereka bertemu lagi.“Halo, Ri. Nggak, ini tadi cuma mau ambil ikat rambut aja yang ketinggalan di jok. Gerah banget soalnya. Lo sendiri habis ngapain dari ruang guru?” tanya Kanaya balik seraya menatap wajah Riga. Hanya sebentar dan ia langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain. Astaga, ternyata jantungnya masih berdegup kencang hanya karena melihat netra laki-laki itu.Sebenarnya tadi Kanaya tidak berharap bertemu Rig
Read more
51. Mencoba Lebih Dekat
Aneh.Seingat Alena, dirinya bukan tipe orang yang suka penasaran berlebihan terhadap sesuatu. Jika dirasa itu bukan hal penting untuk diketahuinya, ia akan langsung berhenti dan membuang jauh-jauh rasa penasaran tersebut. Sayangnya, tidak dengan kali ini. Tiba-tiba saja Alena merasa penasaran akan sesuatu yang mungkin tidak seharusnya ia tahu.Selama perjalanan pulang ke rumah, Alena tidak berhenti merutuki mulutnya yang entah kenapa lepas kontrol. Apalagi setelah mengetahui bagaimana respons Riga dan diamnya laki-laki itu selama di jalan, Alena menyesal karena tidak seharusnya pertanyaan itu tidak ia ajukan. Bahkan ketika motor Riga sudah berhenti di depan rumah Alena, laki-laki itu masih tetap diam.“Ri, tentang pertanyaan gue yang tadi nggak usah dijawab, ya. Lo lupain aja. Anggap gue nggak pernah nanya itu. Maaf kalau udah bikin lo merasa nggak nyaman. Gue masuk dulu, ya. Makasih. Lo hati-hati pulangnya.” Alena segera turun dari motor Riga, lalu membuka pagar rumahnya yang terkun
Read more
52. Bunga Lily Putih
Gelap belum sepenuhnya hilang, masih terlihat samar di langit. Pun semburat samar berwarna oranye muncul malu-malu di ufuk timur diiringi suara kokok ayam yang terdengar bersahutan dengan derum kendaraan serta keramaian pagi. Seolah sudah menjadi musik latar untuk mengawali pagi yang sibuk di kota tersibuk, bahkan di akhir pekan sekaligus.Seorang gadis dengan rambut dicepol dan masih mengenakan pakaian tidur bergambar penguin terlihat sibuk di teras rumahnya. Lupa kapan ia bangun, sampai akhirnya karena tidak sabar menunggu pukul sepuluh, ia melakukan banyak aktivitas. Ia baru saja selesai menyapu dan mengepel, serta membersihkan helai daun yang terbawa angin hingga masuk pekarangan rumahnya, sekarang ia sudah siap dengan selang berwarna hijau di tangannya. Hanya dengan memutar keran ke kanan, air pun mengalir keluar dan segera ia arahkan pada taman mini berisi beberapa pot tanaman serta rumput hijau serupa karpet mini di depan rumah. Memastikan semua tanaman di sana mendapat asupan
Read more
53. Last Day Exam
Sekolah masih sepi. Hanya terlihat segelintir murid yang memang terbiasa datang pagi muncul di koridor, kantin, atau lapangan, sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Hari ini adalah hari terakhir ujian. Tentunya setelah ini kegiatan belajar di Angkasa akan sedikit lega.Kaki Alena melangkah ringan menuju gedung B, begitu juga dengan perasaannya yang terasa lebih baik sejak pulang dari makam kemarin. Oh, hari ini ia memang tidak berangkat bareng Riga. Sengaja ingin quality time dengan papanya mumpung mobil papanya sudah sembuh. Tadi pagi-pagi sekali, orang bengkel yang menangani mobil papanya mengantar mobil itu ke rumah. Jadilah akhirnya mereka berangkat bersama.Sebelum ke gedung B, Alena mampir sebentar ke kantin untuk membeli makanan ringan—roti isi, wafer cokelat, dan susu kotak—untuk menemaninya mempelajari ulang materi ujian hari ini. Sembari menenteng kantung plastik kecil berisi makanan yang tadi dibelinya, Alena berjalan menuju gedungnya. Menaiki tangga dengan cepat menuju
Read more
54. Sesi Konseling Dadakan
Setelah satu minggu berpusing-pusing ria dengan ujian kenaikan kelas, kini saatnya bersenang-senang. Sejak pagi, keramaian mendominasi Angkasa. Saking ramainya mungkin orang-orang akan mengira sedang ada demo besar-besaran. Padahal nyatanya, keramaian itu berasal dari sorak-sorai para murid baik dari kelas sepuluh atau kelas sebelas, dari lantai satu atau lantai dua, guna mendukung teman kelasnya yang bertanding di lapangan.Hari ini adalah hari pertama class meeting, acara wajib yang biasa diadakan setelah ujian dan biasanya diisi dengan berbagai perlombaan seperti basket, voli, sebak bola, lari, dan yang lainnya. Acara ini berlangsung selama lima hari dan dibuka oleh sambutan kepala sekolah. Dan pertandingan basket antar kelas menjadi lomba pertama yang dilaksanakan.Aturan acara ini sederhana yaitu setiap kelas wajib mengirimkan dua tim, tim putra dan tim putri. Sedangkan untuk aturan selanjutnya akan diinformasikan oleh juri atau panitia masing-masing lomba. Pihak panitia yang seb
Read more
55. Perihal Kemenangan
Empat hari berlalu sejak hari pertama diadakannya class meeting dan hari ini adalah hari terakhir acara tersebut. Panitia acara sudah sibuk sejak pagi menyiapkan keperluan untuk pertandingan sepak bola yang menjadi pertandingan penentu juara dalam acara ini. Para murid sudah memenuhi sekeliling lapangan utama demi menonton perwakilan kelasnya masing-masing berlaga bak pemain sepak bola profesional.Ah, ngomong-ngomong soal pemain, biasanya para laki-laki itu sekalian tebar pesona. Prinsipnya, mumpung ditonton satu sekolah jadi sekalian saja, siapa tahu nanti ada yang kecantol. Buktinya lihat saja sekarang, hampir selama Alena menonton pertandingan tersebut, ada saja pemain yang sok keren. Mereka mengulas senyum, melambaikan tangan menyapa—mungkin—penggemarnya, dan ada juga yang berkali-kali menyugar rambutnya ke belakang entah ingin menunjukkan kalau dia ganteng atau hanya ingin menunjukkan kalau jidatnya selebar lapangan yang dipijaknya.Anehnya, para gadis yang menonton mereka juga
Read more
56. Are We Dating?
Jam dinding di kamar masih menunjukkan pukul delapan, tapi seorang laki-laki yang rambutnya setengah basah sudah berdiri di depan cermin. Laki-laki itu sesekali memiringkan tubuhnya tanpa mengalihkan pandangan dari cermin yang memantulkan sosoknya saat ini. Kaus lengan panjang berwarna cokelat dipadu celana hitam dan sepatu putih, serta jam tangan hitam melingkar di pergelangan tangan kirinya tampaknya sudah cukup menarik perhatian para gadis.Puas dengan penampilannya, laki-laki itu beranjak mengambil ponsel dan kunci di atas meja lalu segera keluar kamar. Sepi menyambutnya ketika laki-laki itu menuruni tangga. Tidak ambil pusing, rumah ini memang sering sepi sejak belasan tahun lalu. Setidaknya sebelum suara seseorang menerobos indra pendengaran dan membuat laki-laki itu mencari sumber suara.“Ganteng banget anak Ayah ini. Mau ke mana kamu? Tumben hari libur begini udah rapi, biasanya juga malas mandi?”Seorang pria dengan kopi di tangannya menatap Riga dari ujung rambut hingga kaki
Read more
57. First Date
“Senang?”Ditanya begitu, gadis yang memeluk boneka penguin itu mengangguk cepat dan tersenyum manis. Lihatlah, hanya boneka penguin, tapi bisa membuat gadis itu bahagia seperti ketiban rezeki nomplok. “Makasih, ya, Ri.”“Habis ini mau ke mana lagi?” tanya Riga masih menatap gadis itu.Gadis itu terdiam sesaat. “Mampir toko buku dulu, mau? Gue sekalian mau cari novel. Habis itu kita mampir ke Star Cafe. Gimana?”Kalau saja Alena tidak menyebut Star Cafe mungkin saja Riga sudah lupa dengan tujuannya ke sini. Kalau sampai itu terjadi pasti Tante Arumi akan mengomelinya habis-habisan karena batal mempertemukannya dengan Alena.Riga menyetujuinya. Mereka meninggalkan timezone dan melangkah pergi menuju toko buku. Ramainya mall hari itu membuat Riga meraih tangan Alena dan menggenggamnya. “Bahaya kalau sampai lo hilang di sini,” kata Riga yang langsung dihadiahi pukulan di lengan oleh gadis itu.Mereka masuk toko buku. Riga menawarkan diri untuk mengambil alih boneka penguin supaya Alena b
Read more
58. Masih Agenda Kencan
Agenda kencan Alena dan Riga berubah total. Rencananya sepulang dari kafe, mereka akan lanjut jalan-jalan di kawasan Kota Tua. Namun, rencana tersebut berubah setelah Nada dan Gamma datang. Alena dan Nada justru lebih memilih jalan-jalan sendiri keliling mall tanpa Riga dan Gamma, walaupun pada akhirnya kedua laki-laki itu tetap memaksa ikut. Mereka tidak mungkin membiarkan kedua gadis itu hanya berdua di tengah keramaian seperti ini.Setelah pamit dengan Tante Arumi, mereka berempat pergi. Mereka menuju bioskop. Ide siapa lagi kalau bukan dari kedua gadis itu. Alena dan Nada ingin menonton film yang baru rilis. Riga dan Gamma tidak banyak protes, mereka mengiakan saja keinginan kedua sahabat itu.Awalnya Riga pikir mereka akan menonton film romantis mengingat bagaimana antusiasnya kedua gadis itu, nyatanya ia salah. Alih-alih film romantis, layar bioskop justru menampilkan film horor yang bahkan hingga film tersebut berakhir, Riga yakin kedua gadis sok berani itu tidak tahu bagaimana
Read more
59. Rencana Liburan
Ujian sudah selesai, rapor pun juga sudah dibagikan hari Selasa lalu, dan sekarang waktunya libur. Di hari penerimaan rapor, kepala sekolah SMA Angkasa memberitahukan kepada para murid bahwa selama dua minggu ke depan sekolah libur. Pengumuman ini tentu saja disambut baik oleh semua murid tak terkecuali Alena. Dengan begitu mereka bisa mengistirahatkan otak sebelum memulai tahun ajaran baru.Sejak hari pertama libur sekolah, kegiatan Alena tidak jauh-jauh dari makan, tidur, baca novel, dan nonton drama atau film. Kadang ia juga pergi main bersama Nada dan Manda. Girls time, katanya. Via tidak bisa ikut bergabung dengan mereka karena sedang berlibur di rumah neneknya di luar kota.Sebenarnya, Alena dan teman-temannya punya rencana bagus untuk mengisi waktu liburan mereka. Namun, karena mereka juga punya urusan masing-masing selama liburan, jadi rencana itu baru bisa dilakukan satu minggu sebelum liburan berakhir. Cukup lama memang, tapi itulah kesepakatan mereka.Roni, si pelopor renca
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status