Semua Bab Pembantu Kaya Tuan Tampan: Bab 1 - Bab 10
134 Bab
Part - 01 Salah Transfer
Lala membuka kelopak matanya perlahan sembari memegang kepalanya yang terasa berat dan pusing. Pandangan pertama yang dia lihat adalah ruangan yang begitu asing baginya. “Akh!” Lala meringis merasakan kepala pening yang tak tertahan, kelopak matanya terbuka lebar. “Ini di mana?” gumam Lala bingung. Dalam hati bertanya, mengapa dan kenapa dirinya bisa berada di ruangan asing.  "Akhirnya kamu sadar juga, bocah!" Terdengar pita suara seorang laki-laki, yang sama asingnya pula. “Dua jam kamu pingsan membuatku bosan.” Lala kaget. Jadi, selama dua jam dirinya pingsan?  Kepala Lala menoleh ke sumber suara, melihat lelaki berbadan besar, tinggi dan tegap. Lala mengeryit bingung sekaligus takut. "K-ka, ka-kamu siapa?" tanya Lala tergagap, menelan ludah susah payah. Di saat keadaan seperti ini, sialnya Lala merasa tenggorokan kering. Lelaki itu tersenyum smirk melihat gadis itu ketakutan. "Aku Glenn Sabastian, lelaki yang akan meminta
Baca selengkapnya
Part - 02 Glenn Manusia Bertopeng
"Gadis sialan! Setelah menamparku. Beraninya meninggalkanku begitu saja. Aku harus memberinya pelajaran!" Glenn segera mengambil langkah besar untuk menyusul Lala."Dasar siput," batin Glenn kembali bermonolog ketika melihat gadis itu yang belum jauh bahkan dari tadi baru sampai ruang tamu. Glenn tersenyum mengejek melihat langkah kecil itu.Sebenarnya Glenn tidak begitu peduli dengan uang dua ratus juta itu. Dia hanya ingin tunangannya bisa kembali padanya. Itu saja,  dan mendadak ingin mengerjai bocah miskin yang baru dikenalnya ini.Sepertinya akan jadi mainan baru untuknya dihidupnya yang semakin statis.Glenn mencekal lengan kecil itu, menariknya dan melemparkan ke sofa panjang berwarna abu di ruang tamunya."Akh!" Lala meringis kesakitan."Kamu tidak boleh pergi! Sebelum menjelaskan semua pada pacarku!" ucap Glenn kemudian. "Dan karena kau telah menamparku. Kau juga harus diberi hukuman," ancamnya."
Baca selengkapnya
Part - 03 Lala Melarikan Diri
Sebenarnya Lala tidak semiskin yang Glenn kira. Bahkan dirinya adalah putri bungsu dan pemilik 'Harani Hospital'. Siapa yang tidak mengenal mereka? 'Harani Hospital' merupakan rumah sakit terbesar berpusat di kota Burgundy, yang cabangnya hampir ada di setiap provinsi. Kiprah pasangan Harjito Pribadi dan Iriani Retno Wulandari pun tidak diragukan lagi dalam dunia kesehatan. Mereka adalah tokoh yang sangat dikenal. Lalu, mengapa Lala sampai terdampar di kota Violens? Tidak! Dirinya tidak terdampar. Lala pergi atas kemauannya sendiri. Suatu Malam Harjito mengajak Lala ke ruang kerjanya untuk membicarakan sesuatu. Lala tidak begitu dekat dengan Ayahnya, dan jarang sekali di minta mendatangi ruang kerjanya. Ini pasti penting. Mengapa tiba-tiba detak jantung Lala bekerja lebih cepat? Atau Lala sudah melakukan sebuah kesalahan sehingga Harjito sampai memanggilnya? "La," Harjito memulai percakapan. "Iya, Yah," jawab Lala kemud
Baca selengkapnya
Part - 04 Menuju Kota Violens
Kepergian Lala ke kota Violens sungguh sebuah dilema. Antara mewujudkan cita-cita orang tua atau mewujudkan cita-citanya sendiri. Ini sudah seperti makan buah simalakama.Lala sudah resah, dalam otaknya banyak mengatur strategi. Pergi tidak, pergi tidak, kata-kata itu terus berputar di kepala cantiknya.Nampaknya suasana pun mendukung rasa cemasnya. Terlihat di meja makan pagi itu, tidak ada kehangatan sama sekali. Biasanya mereka sarapan sambil membicarakan apa pun. Terkadang juga bercanda dan saling meledek.Namun suasana pagi ini cukup dingin. Sedingin hati Harjito. Raut wajah lelaki itu memberitakan moodnya belum membaik.Hampir setengah jam berlalu, hanya suara denting sendok dan garpu yang beradu dengan piring terdengar memenuhi ruangan itu.Nasi goreng favorit buatan Bi Narti yang biasanya terasa lezat, pagi ini juga terasa begitu hambar bagi Lala. Lala menyendoknya dengan malas.Padahal Bi Narti sudah memasak nasi goreng spesial sayu
Baca selengkapnya
Part- 05 Nasib Rumit
Dalam mimpi pun bahkan Lala tidak menginginkan bertemu dengan laki-laki semacam Glenn. Kalau bisa ditawar Lala memilih bertemu kera sakti saja, karuan hidupnya menjadi berguna, bisa ikutan ke barat mengambil kitab suci. Daripada bertemu Glenn yang ada hanya dicaci maki terus.Tampaknya bertemu Glenn di kota Violens adalah takdir dan Lala tidak bisa menukarnya dengan siapapun. Seandainya bisa, Lala mau kok tukar tambah. Mungkin tambah sepuluh ribu tukar lelaki yang lebih sopan dan lebih menghargai orang lain.Nasib baik yang di awal menghampirinya ternyata berbuntut masalah yang cukup rumit. Tiga bulan lalu tepatnya ketika Lala menginjakkan kakinya di kota impian. Ya, Violens adalah kota yang akan mewujudkan segala mimpinya.  Setiba di kota Violens Lala mendapatkan kost yang jaraknya cukup dekat dengan kampus, bahkan Lala cukup berjalan kaki saja jika ingin pergi ke kampus. Itu artinya rencana pertama berjalan mulus. Meskipun Lala harus membayar cukup mahal
Baca selengkapnya
Part- 06 Kesaktian Cinta
Part – 06 KESAKTIAN CINTA Lala harus menghadapi laki-laki yang cukup aneh menurutnya. Bagaimana mungkin dalam raga yang sudah setua itu bisa-bisanya salah transfer. Apa penglihatannya sudah kabur tidak bisa membedakan angka empat dan angka lima? Bukankah seharusnya Glenn menekan angka empat untuk digit terakhir nomer rekening kakasihnya? Mengapa pula malah menekan angka lima sehingga uang tersebut masuk ke rekening Lala dengan sukses. Lala sungguh tidak mengerti mengapa ada manusia seceroboh itu, dan akibat kecerobohannya itu membuat Lala harus terlibat dalam urusan asmaranya. Lala memijit pelipisnya. Saat ini Lala sudah seperti obat nyamuk penjaga dua sejoli itu pacaran. Siapa lagi kalau bukan Glenn dan Sabila. Ternyata selain tidak sopan Glenn juga menyebalkan. Lala terjebak dalam situasi yang sulit bahkan dirinya merasa mual di depan menu yang sebenarnya sangat lezat, itu semua gara-gara bualan Glenn pada Sabila yang mau tidak mau t
Baca selengkapnya
Part -07 Masih Terlibat
  “Ini semua juga salahmu, La. Sudah tahu bukan uang kamu, mengapa kamu pakai juga?” ucap Glenn gemas. Lala bangkit dari duduknya, wajahnya memerah menahan marah, tangannya mengepal erat. Dirinya merasa tidak terima selalu disalahkan terus. “Kenapa aku terus terlibat? Aku ‘kan sudah menjelaskan di sini. Apa masih perlu juga terlibat masalah pribadi kalian lebih jauh? Apa kalian tidak bisa menyelesaikan urusan kalian sendiri. Ingat aku juga punya urusan sendiri?” protes Lala tanpa jeda, sepertinya kali ini stock sabarnya sudah habis untuk menghadapi mereka. Shabila memegang pundak Lala kemudian menekan lembut, bibirnya mencetak senyum untuk meluluhkan hati Lala, di perlakukan seperti itu Lala kembali duduk di kursinya. Meskipun bibirnya masih mengerucut tapi Lala harus mengendalikan diri. “Maaf, La. Jika ini nanti merepotkanmu. Tapi orang tuaku tidak semudah itu percaya. Kami masih butuh bantuan sekali lagi, jadi tolong ya La. Aku tahu kam
Baca selengkapnya
Part -08 Bertemu Alan
  Lala tersenyum sumringah akhirnya bisa keluar juga dari penjara Glenn. Dirinya yang terbiasa bangun pagi cukup senang ketika mendapati kondisi apartemen Glenn yang belum menunjukkan adanya tanda-tanda kehidupan, spontan memunculkan ide untuk melarikan diri. Bahkan kamar Glenn masih tertutup rapat. Tentu saja Glenn belum bangun. Lala menempelkan kertas kecil di pintu kamar dan menulis larik kalimat. TIDAK USAH MENCARIKU SEMINGGU LAGI AKU KEMBALIKAN SEMUA UANGMU LALA Setelah menempuh perjalanan sekitar empat puluh tiga menit dengan bantuan ojek online akhirnya Lala sampai juga di kosnya. Hari ini Lala mempersiapkan diri untuk kuliah, dan tentu saja sudah tidak sabar untuk bisa bertemu Alan. Ya. Lala sudah punya pacar, namanya Allan. Cowok berambut gondrong itu yang beruntung merebut hati Lala. Kebetulan mereka satu kampus dan satu fakultas hanya saja beda jurusan saja. Jika Lala mengambil jurusan sastra, Alan mengambil jur
Baca selengkapnya
Part - 09 Tuan Tampan
Apa yang ditakutkan Lala ternyata tidak menjadi kenyataan. Nyatanya orang tua Sabilla bahkan sangat ramah. Andika dan Gita paham dengan apa yang terjadi sebenarnya. Mereka mendengarkan penjelasan Lala dengan cukup baik, akhirnya kesalah pahaman calon menantu dan mertua itu pun usai. Namun sayang sekali pertemuan itu hanya sebentar, karena kesibukan terpaksa Andika dan Gita berpamitan terlebih dahulu. Mereka memang tipe orang yang tidak suka berbasa-basi. Mengingat kesibukan yang padat, dan pertemuan ini pun hanya demi anak semata wayangnya, Sabila. Akhirnya lampu hijau berhasil Glenn dapatkan, itu artinya pertunangannya tahun depan akan berjalan lancar. Sayang sekali Sabila tidak hadir dalam pertemuan itu karena masih ada kegiatan kampus. Ya. Seandainya Sabilla hadir pasti mereka akan merayakannya. “Aku sudah menjelaskannya Glenn, artinya urusanku sudah selesai,” ucap Lala setelah Andika dan Gita pergi. Lala cukup lega, dan berharap setelah ini dirinya pun bebas.
Baca selengkapnya
Part - 10 Glenn Memanggil
  Tirai tipis itu mengizinkan sinar keemasan masuk ke dalam sebuah ruangan, membelai seorang gadis yang masih setia memeluk guling empuknya. Lama kelamaan gadis itu menggeliat, dan sesaat terbangun dalam keadaan bingung. Ya. Lala tidak pernah bangun sesiang itu. Lala mengucek matanya, dan mengumpulkan seluruh nyawanya. “Astaga sudah jam tujuh,” Lala bermonolog, tubuh kecil itu akhirnya meloncat turun dari kasur empuk yang telah memanjakannya semalaman. Lala segera mandi beruntungnya kamar itu terdapat fasilitas kamar mandi dalam, setelah membungkus dengan handuk Lala mengambil baju ganti asal dalam almari itu. Tidak di sangka banyak sekali baju di sana. Bahkan masih berlabel lengkap dengan hand tagnya. Benarkah Glenn membelikan semua itu untuknya? Lala terharu atas kejutan yang Glenn berikan untuknya. Ternyata dia tidak seburuk yang Lala kira. Hatinya menghangat, ada sisi baik dari Glenn yang baru saja Lala temukan. Pagi ini Lala harus ke kampus
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
14
DMCA.com Protection Status