Lahat ng Kabanata ng Suami Kontrak: Kabanata 91 - Kabanata 100
146 Kabanata
Takdir atau Kebetulan?
Tepat pukul 08.00 PM waktu London, pesawat Garuda Indonesia yang ditumpangi oleh Mario dan Inez mendarat dengan aman di bandara London Heathrow. Sebenarnya di London ada banyak sekali bandara komersil sekitar 26 bandara dengan 6 international airport. Namun, yang bekerjasama dengan maskapai Garuda Indonesia hanya 2 bandara yaitu Heathrow dan Gatwick. Paling sering pesawat boeing maskapai itu mendarat di Heathrow di terminal 4.Mario menggandeng tangan Inez keluar dari gerbang kedatangan penumpang. Mereka harus mengambil koper di pengambilan bagasi bandara sesuai lambang maskapai yang mereka gunakan. Akhirnya, mereka menemukan lambang Garuda Indonesia lalu menunggu koper mereka keluar dari bagasi.Bandara Heathrow berjarak sekitar 48km dari pusat kota London. Mereka akan menggunakan taksi bandara untuk mengantar mereka ke Hotel Royal Lancaster London di Westminster borough.Seorang sopir taksi bandara yang ramah menawarkan jasanya untuk mengantar Ine
Magbasa pa
Dia dan Dia Lagi!
Sesampainya di dalam kamar, Mario segera meraih Inez ke dalam dekapannya. Perasaannya begitu insecure dengan segala pendekatan Edward pada istrinya itu.Sebenarnya Inez tidak menyangka bahwa Mario merasa takut kehilangan dirinya. Mereka saling percaya dan tidak seharusnya kuatir akan pengkhianatan pasangannya."Mas, jangan kuatir ... Inez punya Mas Mario. Inez nggak akan berpindah ke lain hati," ujar Inez yang didekap erat oleh Mario. Tangannya membelai lembut punggung Mario.Mario pun menatap mata Inez yang berwarna coklat itu dengan lembut, dia percaya Inez akan setia. Namun, Edward pasti tetap akan mengejar istrinya ini. Dan perlu diingat bahwa Inez dan dia sedang berada di negeri orang, bukan di tanah air Indonesia. Mario merasa harus sangat berhati-hati menjaga Inez.Sangat disayangkan kariernya baru menanjak sedikit. Memang dia sudah membintangi setidaknya selusin iklan yang direkam dan difoto minggu lalu. Namun, dia masih belum termasuk selebriti p
Magbasa pa
Berwisata di London
Hari itu tidak sama seperti hari-hari biasa di Jakarta yang membuat Inez harus tergesa-gesa bangun pagi dan bersiap berangkat ke kantor. Dia merasa santai karena merek tidak memiliki jadwal apapun hingga besok pagi. Mereka datang terlalu cepat beberapa hari dari jadwal pembukaan acara Mister International.Tangan Mario bergerilya di dalam hoodie yang Inez pakai. "Nez, making love yuk," pinta Mario manja.Inez cekikikan karena suaminya sudah kumat mesumnya di pagi hari. Udara tidak sedingin semalam sekalipun masih terasa dingin di telapak tangan Inez. "Ayo, Mas ... olahraga pagi bareng ya? Tapi sehabis sarapan nanti, Inez minta ditemenin jalan-jalan di kota London ya?" balas Inez seraya membuat kesepakatan dengan suaminya."Beres mah itu. Yang penting, ini yang tegang butuh dilemesin, Nez. Kubuka bajumu ya, Sayang?" ujar Mario lalu duduk meloloskan hoodie dari kepala Inez. Setelah itu diapun meloloskan kerah gaun tidur Inez yang longgar melewati bahu
Magbasa pa
Pencuri Cinta
Sepanjang siang Mario bersama Inez naik kapal pesiar dan menikmati pemandangan di sekitar sungai Thames dari dok atas kapal. Lengan Mario memeluk tubuh Inez di sebelahnya dengan mesra. Beberapa kali mereka berciuman di atas kapal seperti pasangan kekasih yang dimabuk cinta.Berhubung mereka berada di Eropa jadi orang-orang di sekitar mereka biasa saja, di sana bebas mrngekspresikan perasaan di ruang publik asal tidak sampai keterlaluan. "Pipimu dingin sekali, Nez," ucap Mario sembari mengecupi kedua pipi Inez yang tadinya pucat menjadi merah merona seperti apel.Perhentian kapal pesiar mini itu selanjutnya adalah dermaga kecil dimana berderet kafe dan restoran di tepi sungai Thames. Mario mengajak Inez turun dari kapal pesiar karena hari sudah mulai siang malahan menjelang sore. Mereka berdua sudah berkeliling ke beberapa tempat wisata di London. Inez pun merasa agak lelah dan lapar. Mario melihat-lihat kafe dan restoran yang berjejer itu. Jal
Magbasa pa
Ini Bukan Cinta!
Petugas yang menjaga tempat naik ke bilik bianglala raksasa London Eye mempersilakan Edward dan Inez untuk masuk ke bilik yang cukup lebar itu dan dikelilingi kaca. Inez terpaksa masuk ke bilik itu karena tidak ingin menjadi pusat perhatian pengunjung lainnya bila dia membuat keributan. Dalam hatinya begitu kuatir apa yang akan terjadi selanjutnya. 'Semoga tidak mengerikan,' batin Inez.Mereka duduk berjauhan satu sama lain, Inez juga memandang keluar kaca, dia marah dan tidak ingin menatap Edward. Pria itu sungguh keterlaluan. Dia lama-lama mulai membenci Edward. Inez kuatir pada Mario yang terpisah darinya di luar sana.Ketika bianglala raksasa itu mulai bergerak naik perlahan, Edward mendekati Inez. Dia menarik tubuh Inez ke pangkuannya tiba-tiba hingga Inez terperangah. Lengan Edward melingkari tubuh Inez dengan posesif, mata mereka saling bertatapan. Mata Inez membulat, mulutnya terbuka karena terkejut dengan tindakan Edward. Sementara Ed
Magbasa pa
Tak Sanggup Melawan
Sepanjang sisa putaran turun bianglala raksasa London Eye itu, Edward tak bosan-bosan mencumbui tubuh Inez. Sementara Inez sudah terlalu lelah dan lemas meronta melawan pria itu. "Capek?" tanya Edward menatap Inez dengan geli.Sementara Inez diam saja sembari menatap Edward dengan tatapan tajam ingin membunuh pria itu. "Mas, pokoknya Inez mau kembali ke Mas Mario. Aku cinta dia!" ucap Inez bersikeras minta dikembalikan ke Mario yang menunggunya di bawah London Eye."Jangan harap, dia sudah dijaga ketat oleh pengawalku. Kalau dia macam-macam kusuruh pengawalku membunuhnya lalu menceburkannya ke sungai Thames. Ingatlah kita di London,  bukan di Jakarta, Nez," ancam Edward dengan licik membuat Inez mati kutu."Tolong jangan lakukan hal yang keji pada suamiku, Mas. Aku akan menuruti keinginanmu, Mas," pinta Inez dengan hati yang hancur, mereka berdua ke London dengan polos tanpa tahu akan mengalami masalah seperti saat ini.Mendengar perkata
Magbasa pa
Bidadari Jatuh ke Pelukanku
Setelah lama menimbang-nimbang dalam hatinya, Edward pun memutuskan untuk melepas pakaian tebal bepergian yang Inez kenakan. Syal, mantel Burberry magenta, blazer. Tersisa blouse sutra putih dan celana panjangnya. "Aahh kenapa kamu di sini?" ucap Inez sembari mengucek-kucek matanya yang lengket karena bekas air matanya."Maaf, membuatmu terbangun, Nez. Kurasa pakaian tebalmu membuat tidurmu tak nyaman," jawab Edward yang sebenarnya tidak menjawab pertanyaan Inez.Inez bangun dari posisinya dan duduk berhadapan dengan Edward. Dia bertanya lagi setelah mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan dimana dia berada, "Aku dimana, Mas Edward? Dimana suamiku?" Mendengar pertanyaan Inez yang kebingungan, Edward pun menghela napas. "Ini di Spires Suites di hotel yang sama dengan sebelumnya kamu menginap. Suamimu di hadapanmu, kenapa masih bertanya, Nez?" ujarnya."Jangan bercanda Mas. Suamiku itu Mario, kau tahu sendiri 'kan?" balas Inez deng
Magbasa pa
Kehilangan Belahan Jiwa
Akhirnya, Edward berhasil membujuk Inez menandatangani surat perceraiannya dengan Mario menggunakan barter kemenangan Mario di ajang Mister International. Edward menelepon ketua perhimpunan juri Mister International yaitu Mr. Bernard Angelo Sommerheld. Dia memasang pengeras suara di ponselnya agar Inez dapat mendengar dengan jelas percakapan mereka via telepon.Bagi Inez, pengorbanannya demi kesuksesan Mario adalah langkah terakhir yang dapat dia persembahkan untuk belahan jiwanya itu. Jiwanya seolah terkoyak karena situasi yang dia alami. Melihat situasi yang berkembang saat ini, kecil kemungkinan Inez bertemu lagi dengan Mario dan diapun kuatir tidak akan bisa pulang ke Indonesia dalam waktu dekat.Inez bersyukur telah menikahkan Clara dengan Max, kini ada yang menggantikannya menjaga Clara. Dalam diam dia meneteskan air matanya lagi ketika teringat dengan puteri tunggalnya. 'Ohh ... Clara, maafkan Mama yang tidak sempat berpamitan dan menghilang dari hi
Magbasa pa
Kekasih Badass-ku
Kedua pria itu sama-sama gelisah menantikan pertemuan mereka bertiga nanti pukul 08.00 AM waktu London di Park restaurant. Mereka hanya mampu tertidur beberapa jam selepas tengah malam. Tanpa Inez sadari, dirinya memeluk tubuh Edward dan menganggap itu Mario. Dia tidur begitu lelap bergelung dalam dekapan pria itu. Edward tersenyum bahagia merasakan tubuhnya menempel begitu erat tanpa halangan pakaian selembarpun. Wanita itu begitu cantik ketika tertidur, begitu tenang dan tampak lembut. Bulu mata lentiknya sesekali bergetar perlahan seiring naik turun napasnya yang halus. Bahkan, menurut Edward, Inez lebih cantik ketika tertidur dibanding ketika sadar karena dia cemberut dan menangis terus ketika bersamanya belakangan ini. Padahal ketika tersenyum, Inez begitu bersinar seperti matahari yang hangat.Edward berharap Inez akan segera melupakan Mario. Dia akan bercinta 3 kali sehari bila perlu, seperti minum obat agar calon istrinya itu bisa jatuh cinta
Magbasa pa
Pertemuan Terakhir dengan Inez
Mario baru saja selesai memakai baju sehabis mandi ketika pintu kamarnya diketok dari luar. Diapun membukakan pintu kamar hotel itu.Seorang pria bersetelan jas hitam yang Mario ingat termasuk salah satu pengawal Edward berdiri di hadapannya. Dia pun bertanya apa maksud kedatangannya pagi itu ke tempatnya.Ternyata pria itu ingin mengambil koper pakaian Inez. Dia mengatakan permisi dalam bahasa Inggris lalu masuk ke kamar itu dan meminta Mario menyerahkan koper yang dimaksud.Mario tidak menolak karena dia tahu Inez pasti tidak berganti baju sedari kemarin pagi mereka berwisata keliling kota London. Dia merapikan baju Inez ke dalam koper. Mario menyisakan gaun tidur sutra milik Inez yang berwarna dusty pink yang sempat dipakai Inez malam sebelumnya. Aroma tubuh Inez masih melekat di situ.Diapun menyerahkan koper Inez kepada pengawal Edward. Kemudian menutup lagi pintu kamarnya. Hatinya terasa kosong dan pikirannya nyaris linglung. Mario duduk di sofa kam
Magbasa pa
PREV
1
...
89101112
...
15
DMCA.com Protection Status