All Chapters of Sang Wanita Penguasa: Chapter 1 - Chapter 5
5 Chapters
Bab 1 Kematian
Catatan:[1] Istana Dingin: tempat di mana para wanita kaisar yang melanggar peraturan istana dibuang sebagai ganjarannya.____Suara daging terkoyak terdengar jelas di telinga semua orang. Setiap pasang mata yang hadir di halaman Istana Dingin [1] membelalak, terkejut dengan sebilah belati yang berhasil menembus dahi satu prajurit malang di tengah kerumunan.“Lindungi Yang Mulia!” seru seorang jenderal, menyadarkan para prajurit di bawah kuasanya untuk melindungi sang Putra Langit dari bahaya.Ya, ‘Putra Langit’, panggilan bagi sang kaisar.Di tengah kekacauan dan kepanikan yang terjadi, teriakan memilukan seorang wanita bisa terdengar, “Ahh!”Para prajurit dengan cepat mengalihkan pandangan, manik mereka memandang ke arah sumber suara, yakni pintu Istana Dingin. Satu sosok wanita berpakaian lusuh terlihat berdiri di sana, sebuah pedang mencuat keluar dari tubuhnya.Ketika pedang te
Read more
Bab 2 Ling Huang, Putri Sang Jenderal Besar
Sebelum Ling Huang berhasil mendapatkan jawaban, teriakan terkejut mengalihkan fokusnya. “N-Nona Kedua! Kenapa kau keluar dengan pakaian seperti itu?!” teriak seorang gadis muda dengan pakaian seorang pelayan. “Segeralah kembali masuk!” Dipanggil ‘Nona Kedua’ oleh sang pelayan membuat Ling Huang membeku. Dia adalah istri sang pangeran ketiga, itu berarti panggilan ‘Putri’ yang seharusnya digunakan untuknya. Selain itu, panggilan ‘Nona’ kurang tepat untuk seseorang di usianya. Namun, ada hal lain yang lebih mengejutkan bagi Ling Huang. “Zhen Zhen?” ujar gadis itu dengan ragu. “Bukankah kau … telah mati?” Dia menambahkan dalam hati, ‘Apa itu berarti … ini surga?’ Dengan sebuah nampan berisi baskom dalam pegangannya, pelayan bernama Zhen Zhen itu memasang wajah konyol. ‘Apa Nona baru menyumpahiku?’ batin pelayan tersebut. Tak penting apa jawaban dari pertanyaan itu, Zhen Zhen hanya tahu ada hal yang perlu dia lakukan. Mengabaikan ucapan aneh nonanya, Zhen Zhen bergegas menghampiri Li
Read more
Bab 3 Ling Xian dan Qi Moxin
Ucapan Ling Xian membuat Ling Huang terkejut. ‘Restu? Setelah pengumuman besar-besaran di hadapan para pejabat negara, sekarang kau baru meminta restu?!’ teriaknya dalam hati.Belum sempat Ling Huang melakukan apa pun, Qi Moxin segera membantu Ling Xian berdiri.“Xian’er, kau sedang mengandung, jangan—”“Apa?!” Ling Huang terbelalak, jantungnya seakan berhenti berdetak selama satu detik. “Apa maksudmu dengan mengandung?! Kalian—” Wanita itu tak mampu menyelesaikan ucapannya, terutama setelah melihat keintiman kedua orang di hadapannya. Seluruh tubuh Ling Huang bergidik jijik, jarinya tertunjuk ke arah suami dan adiknya. “K-kalian berdua—”Qi Moxin menatap Ling Huang dengan dingin. “Ya, Ling Xian mengandung anakku.” Dia memasang sebuah senyuman keji seraya berkata, “Lihat, bahkan dalam hal ini, dia lebih mampu dibandingkan dirimu.”Hati Ling
Read more
Bab 4 Persaudaraan Palsu
Dengan kedua tangan ditahan di belakang oleh seorang prajurit, manik hitam Ling Huang menggerayangi belati dan mangkuk berisi cairan hitam yang disuguhkan seorang kasim di hadapannya.“Belati atau racun, pilihlah salah satunya,” ujar sang kasim dengan senyuman keji.Tubuh Ling Huang bergetar karena amarah, dia tidak menyangka bahwa Qi Moxin akan memerintahkannya untuk melakukan bunuh diri. Wanita tersebut mengangkat kepalanya, memandang wajah Ling Xian yang tersenyum dengan memuakkan.“Kalian ingin memaksaku untuk bunuh diri?” Ling Huang bertanya.Ling Xian memasang wajah menyayangkan, lalu dia menggelengkan kepalanya. “Kakak, Kaisar akan sedih kalau dia tahu niat baiknya disalahpahami olehmu.” Kemudian, dia tersenyum. “Dia sedang memberikanmu pilihan untuk mati dengan lebih terhormat. Dibandingkan dieksekusi di depan khalayak ramai seperti pelayanmu itu, bukankah ini lebih baik?”Tangan Ling Huang me
Read more
Bab 5 Ling De dan Wu Mei
“Apa sebenarnya yang kau pikirkan?!”Suara menggelegar terdengar bergema di halaman nona kedua keluarga Ling; Ya, halaman tempat tinggal Ling Huang.“Meninju cermin? Gadis macam apa kau ini, hah?!” bentak seorang pria dengan setengah rambutnya diangkat ke atas, menyisakan helaian rambut yang membingkai wajah tampannya. Dari pakaian yang dia kenakan, terlihat bahwa pria tersebut merupakan seorang terhormat.Di sebelah pria itu, berdiri seorang wanita rupawan yang memasang senyum lembut. “Ling De, tenanglah. Jelas terjadi sesuatu yang membuat adikmu tidak bisa mengendalikan emosi. Bukan begitu, Ling Huang?” tanya wanita tersebut sembari menatap gadis yang sedang terduduk di pinggir tempat tidur.Ling Huang terdiam, membalas tatapan wanita di hadapannya dengan wajah datar. Tanpa ada yang tahu, gelombang emosi dan hasrat membunuh sedang bergulir di dalam hatinya.‘Wu Mei,’ Ling Huang menyebut nam
Read more
DMCA.com Protection Status