Semua Bab Hotel Bekas Pembunuhan: Bab 61 - Bab 70
88 Bab
Susuk mayat part 2
Tau kali, lagian dia udah gede, dia bilang juga mau tanggung jawab, udahlah ngapain dipusingkan," jelasku."Gak segampang itu Yik," katanya sambil membersihkan kacamatanya."Mas, nanti kalau dia butuh bantuan, dia bakal nyanyi, sementara ini, biarin aja dulu, anggaplah ini proses dia menuju kedewasaan, gue tau lu naksir Shinta, tapi bukan berarti dengan itu gue bakal ngebiari lu jadi bego," selorohku."Iya, iya, ayo makan, mau sushi gak?," tanyanya lagi.Dari awal aku tahu akan ada malapetaka, bukan aku tidak mau mencegah itu terjadi, akan tetapi ketika aku cegah hal itu maka tatanan semesta akan berubah.Dan pastinya akan ada orang lain yang akan mengalami hal yang Shinta akan alami nantinya. Hari demi hari berjalan sebagaimana mestinya. Sampai aku sadari bahwa penjaga Shinta sudah tidak pada tempatnya lagi."Nath, lu mending tepok punggung Shinta deh, siapa tau dia jadi sadar," ucapku siang itu kepada Nath."Ngaco lu Yik, lu mau Shinta ngamuk apa
Baca selengkapnya
Susuk Mayat Part 3
"Gue harus apa?, paman gue minta gue buat nurutin apa kata lu Yik," kata pak Brata."Gue gak bisa berbuat apapun kalau itu nggak datang dari diri lu sendiri, lu ke sini atas suruhan paman lu, bukan kemauan dan kesadaran lu sendiri," ucapku."Ya gimana ya pak, kalau bapak muslim, silahkan bapak solat, kalau bapak non muslim, silahkan berdoa sesuai kepercayaan bapak, siapa tahu Tuhan membukakan hati bapak, dan kami bisa membantu bapak," ucap Nath.HeningHingga tak lama kemudian pak Brata berjalan ke arah mushola kecil di rumah. Kemudian disusul mas Wisnu, mereka berdua solat berjamaah. Entah apa yang mereka minta, yang jelas malam itu tiba-tiba hujan turun sangat deras, seolah-olah semesta mendukung apa yang akan kami lakukan.Aku dan Nath hanya terdiam diantara rinai hujan, kopi, dan kepulan asap. Tak ada satupun dari kami berdua membuka suara, seolah-olah kami sedang bercengkerama dengan ketiganya. Hanya rinai hujan yang sesekali mengenai wajah kami berdu
Baca selengkapnya
Susuk mayat Part4
Lu bisa gak diem!," bentaknya."Enggak," kataku kemudian."Udah tenang dulu, mending kita makan dulu, biar bisa mikir, jujur gue kelaperan dari tadi," ucap Nath."Beli bakso sajalah apa nasgor, yang gak ribet, gue males yang ribet-ribet," kataku.Ayah Shinta pun keluar, dan berkata "Maaf ya kami lupa memberi kalian makan dan minum, maaf,""Gak apa-apa pak, lagian ada bapaknya si dede bayi yang siap nanggung pengeluaran kita kok, bapak tenang aja," ucapku.Yang disambut gelak tawa mereka semua, kecuali pak Brata. Sementara kami semua makan, pak Brata masih sibuk dengan gawainya. Masih menimbang-nimbang akan menghubungi istrinya atau tidak.Di satu sisi dia sudah jatuh hati dengan bayinya, di sisi lain ada hati yang dia sakiti. Yang namanya perselingkuhan, pasti akan ada hati yang tersakiti."Makanya, lu jadi laki jangan culametan," celetukku.Pak Brata melempar batu ke arahku dan berhasil mengenai kepalaku, sakit sih tapi ya gimana ya, d
Baca selengkapnya
Kisah Horor di pesantren part 1
Perkenalkan namaku Basuki. Sekitar pertengahan tahun 2006, aku melanjutkan SMP di salah satu pesantren modern. Sebenarnya aku tidak mau masuk pesantren, tapi ibulah yang bersikeras agar aku belajar ilmu agama di sana. Oya, perkenalkan juga teman SD-ku namanya Hadi. Dia juga akan masuk pesantren yang sama denganku. Pagi sekali, mobil travel berhenti di depan rumahku. Ibu dari semalam sudah mengemas semua barang-barangku. Hanya ibu yang akan mengantar ke pesantren karena bapak sedang kerja di kota."Jadi mondok juga kau, hah?" Mang Damin, si sopir menyeringai ke arahku. "Jadilah Mang." ibu yang menjawab. Dia tergopoh-gopoh membawa koper yang berisi pakaianku. Seorang kondektur dengan sigap membantu ibu, lalu memasukkan koper itu ke dalam bagasi mobil. Di dalam mobil tampak Hadi sedang duduk dengan wajahnya yang kecut. Mungkin ia juga dipaksa untuk masuk pesantren. Sepanjang perjalanan, aku coba membayangkan seperti apa kehidupan di pesa
Baca selengkapnya
Kisah horor di pesantren Part 2
Akibat Mengencingi Pohon Angker “Siapa namamu?” tanya ayah Sandi.“Ba… Basuki, Pak,” jawabku terbata-bata dan masih dalam posisi telentang.“Berdiri,” pintanya. Kuturuti perintahnya. Ragu-ragu aku berdiri sambil tertunduk. Aku tidak berani menatap wajah ayah Sandi yang mengerikan itu.“Pegang lenganku!”Dia menjulurkan lengan kanannya. Perlahan kupegang lengannya itu. “Ada denyut nadi?” tanyanya.Aku mengangguk, padahal aku tidak merasakan sedikit pun denyut nadi di pergelangan tangannya. “Aku masih hidup. Jangan menakut-nakuti temanmu. Kasihan Sandi,” lanjutnya. “Baik, Pak. Maafkan saya.” Aku minta maaf. Padahal aku sama sekali tidak merasa bersalah. Dia lalu beranjak dari kamar, sedangkan aku sempat pipis sedikit di celana saking takutnya. Aku tidak akan pernah lupa kejadian mengerikan itu. 
Baca selengkapnya
Sekolah Angker Part 1
Siapa nama kamu?Gina, lu serius berani sendiri?"Fika mengarahkan cahaya senter ke gedung sekolah tiga lantai. Tak ada lampu yang menyala di gedung itu, mungkin listriknya sedang mati."Iya Fik. Itu jam tangan pemberian almarhum nyokap gua. Takut ilang kalau nggak diambil sekarang.""Lagian lu ada-ada aja pake lupa segala. Eh, gua nggak berani nganter lu masuk ke kelas, ya. Gua nunggu di sini.""Iya nggak apa-apa. Lu jagain motor gua.""Eh, tapi gua juga takut sendirian di sini gimana dong?" Fika merengek."Lu tenang aja. Gua pasti nggak akan lama-lama."Gina membuka gerbang sekolah yang kebetulan tidak dikunci. Sekolah SMA Setia Bakti memang tidak ada satpamnya. Pihak sekolah sudah membuka lowongan, tapi tidak ada orang yang berani melamar. Banyak cerita horor yang beredar dari mulut ke mulut tentang sekolah itu."Gin, tunggu. Lu yakin mau masuk," Fika menarik lengan bajunya Gina."Eh, gua kan udah bilang kalau gua yakin mau masuk.
Baca selengkapnya
Sekolah angker part 2
Pembunuhan"Anak-anak. Hari ini kita kedatangan murid baru, ya," kata Bu Yati, guru matematika.Veli dengan percaya diri masuk ke dalam kelas 3A didampingi kepala sekolah. Di kantong tasnya ada buah rambutan pemberian Pak Cokro."Hai semua, kenalin namaku Velicia Tjhia. Atau biasa dipanggil Veli. Aku pindahan dari SMA Darma Bakti Yogyakarta. Salam kenal semua," ujar Veli sambil tersenyum."Hai Veli," serentak semua murid di kelas itu menyapanya."Veli, kamu bisa duduk di samping Sinta ya," Kata Bu Yati.Veli mengangguk dan langsung menuju tempat duduknya."Baik, anak-anak. Tolong temani Veli dan terima dia dengan baik, ya." ucap Pak kepala sekolah."Iya, Pak," jawab semua murid serentak.Walau Veli siswa pindahan, tidak butuh waktu lama untuk bisa beradaptasi dengan teman-temannya juga dengan setiap mata pelajaran. Veli terbilang siswi yang pintar. Ia kini menjadi pesaing beratnya Mona yang setiap tahun meraih juara satu di kelas itu.
Baca selengkapnya
Sekolah Angker Part 3
Gina dan Eldi masuk ke perpustakaan."Di, ini persis wajah perempuan yang ada di bayangkan gua semalem. Lihat deh dia masuk ke sekolah ini tahun 2000 dan berhenti tahun 2000 juga," Gina menyodorkan buku Arsip pada Eldi."Iya, juga ya. Kita tanya kepala sekolah aja, Gin. Siapa tahu Pak Gimin masih ingat tentang perempuan ini.""Lu benar, Di."Gina memotret foto Velicia Tjhia. Kemudian mereka bergegas menuju kantor kepala sekolah. Kebetulan Pak Gimin sedang ada di ruangannya. Ia terlihat sibuk dengan lembaran dokumen di atas meja. Malu-malu Gina dan Eldi masuk ke ruangan Pak Gimin."Selamat siang, Pak?""Iya, siang." Pak Gimin menoleh pada mereka berdua."Kami mau bicara sebentar saja.""Oh, iya silakan masuk, Nak."Mereka berdua duduk di hadapan Pak Gimin lalu menunjukkan sebuah gambar di layar smartphone Gina."Maaf ganggu waktunya, Pak. Apakah bapak kenal dengan siswi ini?"Pak Gimin terkejut, ia heran dari mana mereka tahu ten
Baca selengkapnya
Sekolah Angker Part 4
Aduh bapak hampir lupa, Cokro. Ya tukang bersih-bersih itu. Dia sangat terobsesi dengan senam. Setiap Rabu pagi, dia rutin ikut senam di belakang barisan siswa."Pak, bapak yakin kalau pembunuh Veli adalah Cokro?" Tanya Eldi."Iya, bapak pernah bilang kalau Cokro belum sempat diperiksa polisi, tapi sudah meninggal dikeroyok siswa," ujar Gina."Bapak sendiri tidak yakin kalau Cokro pelakunya, tapi kasus itu sama sekali tidak pernah terungkap sampai sekarang," jelas Pak Gimin."Pak, saya yakin kalau kematian siswa di sekolah kita itu karena roh Cokro yang marah. Dia dituduh dan dibunuh begitu saja, siapa tahuCokro bukan pelakunya," Gina mengeluarkan kegelisahannya selama ini."Sudahlah Gina, Eldi. Kalian masih terlalu dini untuk memikirkan hal-hal seperti ini.Gina menanyakan lokasi makam Cokro pada Pak Gimin, ia ingin berziarah dan meminta maaf mewakili semua siswa SMA Setia Bakti. Dengan harapan Cokro tidak lagi mengganggu siswa di sekolahnya.Di samping
Baca selengkapnya
Perpustakaan yang Meminta tumbal
Treeet… Treet, bunyi bel sekolahku, waktunya pulang sekolah, semua murid keluar dengan berhamburan kemana mana, ada yang ke tepi jalan, ada yang nunggu dan masih banyak lagi, melainkan aku, aku melangkahkan kaki ku ke perpustakaan, sebab aku lupa mengembalikan buku pinjaman ku, karena aku meminjam labih dari seminggu.“aduhh, pintu ditutup lagi, kalo besok aku pasti kena marah, gimana kalo aku manjat aja kan di belakang perpus ada jendela terbuka, asyik aku gak kena marah” kata ku sambil beranjak pergi ke belakang perpustakaanTiba tiba ada sosok cowok yang memnggil ku di belakang “wooy, ngapain lo di sana, mau maling ya?” tanya rehan teman sekelasku“kagak kok cuma mau ngembaliin buku” kataku sambil lega“apaa, jam segini mau ke perpustakaan, lo kagak tau kejadian yang dulu” kata rehan membuatku merinding“emang kejadian apaan?” kataku sambil mengelus rambutku“dulu ada kakak kela
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status