All Chapters of Dipaksa Menikahi CEO Kejam: Chapter 41 - Chapter 50
51 Chapters
Kenyataan
Rania yang menyaksikannya juga ikut menangis. Ia tidak menyangka, bahwa wanita yang menikah dengan Arjun ternyata berhati malaikat. Kate ingin datang mendekat, tetapi, mata Airin langsung menjurus dengan tatapan yang begitu tajam dan menusuk. Kate pun berhenti, ia memilih kembali ke tempatnya. "Airin, sudah ibu katakan berkali-kali, Kate lah yang membuat semua ini terjadi. Jika bukan karenanya, Fallen dan Arjun tidak akan datang ke sini. Bukankah kau sudah berjanji untuk menerima Kate. Dia juga anak Juna, suami mu." Rania mengingatkan. Airin memilih membuang muka. Sepertinya, rasa bencinya pada Kate belum hilang. "Kate, yang sabar ya, Nak." Rania menepuk punggung Kate, mencoba menguatkannya. Kate hanya mengangguk dan mencoba tersenyum. Arjun yang merasa lelah menunggu terus saja menggerutu. Karena tak sabar, ia pun mendatangi kamar Airin. Ia tak sadar bahwa ia akan melihat wajah
Read more
Insiden
Paman Raju memotong tangannya setelah mencoba kabur dari rumah itu. Ia juga sering dicambuk jika melakukan kesalahan kecil saja. Padahal saat itu ia tengah hamil, namun ia terus melindungi bayinya, yaitu kau. Kelakuan paman Raju juga sangat menyakiti hatinya. Paman Raju sering membawa wanita yang berbeda setiap hari untuk melakukan pesta miras dan s*x. Hingga, beberapa bulan kemudian, paman Raju meninggal akibat overdosis karena alkohol. Dan setelah itu, karena tekanan batin yang ia terima, bibi Airin pun menjadi stres. Beberapa kali ia mencoba mengugurkan kandungannya. Ibuku yang merupakan seorang psikolog pun memutuskan untuk membawanya tinggal bersama. Menyembuhkan bibi Airin dengan berbagai terapi. Dia pun sembuh, begitu dugaan ibuku dan ayah. Hingga setelah ibu melahirkan aku, ia pun meninggal. Sebelum meninggal, ibu berpesan kepada Ayah, agar setelah kau lahir, ia harus menikahi bibi Airin agar ayah bisa menjaga bibi Airin.&nbs
Read more
Tak Disangka
Beberapa hari telah berlalu. Keadaan Fallen maupun Kate sudah berangsur membaik. Saat ini, Arjun tengah duduk di depan seorang wanita yang merupakan tersangka atas kasus kecelakaan yang menimpanya beberapa waktu lalu, yaitu Farah, wanita separuh baya yang pernah ia tolong, kedua anaknya pun selalu dijaga dan diberikan santunan setiap bulan. Farah ditetapkan sebagai tersangka setelah liontin miliknya yang berisikan fotonya dan keluarganya ada di sana. Saat kejadian kecelakaan itu pun, Farah tidak berada di rumah. Dan ketika ia berdalih, ia tidak punya alibi karena ia keluar tanpa bertemu dengan seseorang yang bisa menguatkan alibinya. "Farah, apa salahku padamu? Setelah apa yang aku lakukan untukmu, kau malah mencoba membunuh keluarga ku." Arjun menatap Farah dengan tatapan penuh kekecewaan. "Aku bersumpah, Arjun. Aku tidak mencelakai keluarga mu! Ku mohon, percayalah padaku!" Farah memohon sembari me
Read more
Keanehan
Hari ini, Kate dan Fallen sudah boleh pulang ke rumah. Dengan dituntun Arjun, Fallen melangkah dengan perlahan menuju pintu utama rumah mereka. Sedangkan Kate dituntun Jim meskipun berkali-kali menolak, bahkan menginjak kaki Jim. "Kate, bisakah kau bersikap sedikit lembut pada Jim?" tanya Arjun saat mereka sudah sampai ruang tamu rumah itu. "Salah sendiri kenapa tidak menurut. Aku tidak hamil dan aku bukan wanita tua yang harus dituntun," gerutu Kate tanpa memperdulikan keberadaan Jim di samping Arjun. "Maafkan kakak ipar, ya, Jim." Fallen menambahkan. Jim hanya mengangguk dan tersenyum. Ia tidak begitu peduli tentang hal yang mereka ucapkan, yang penting sekarang, kakinya seakan mati rasa karena terlalu sakit. Tenaga Kate memang lumayan kuat hingga injakan kakinya membuat Jim kesakitan. "Sekarang katakan, apakah pelakunya sudah ditangkap?" tanya Kate pada Ar
Read more
Penangkapan
Beberapa hari kemudian. Seorang pebisnis yang bernama Gunanda Permana diamankan pihak kepolisian setelah terbukti melakukan tindakan percobaan pembunuhan terhadap Arjun Wijaya. Begitulah berita yang saat ini tengah menggemparkan dunia bisnis. Ya, Gunanda ditangkap pagi ini setelah Arjun menyerahkan semua bukti atas tindak kriminal yang ia lakukan. Ditemui di kediamannya, Arjun tak banyak bicara saat ia melewati para wartawan yang telah menunggunya di depan gerbang rumahnya. Dengan mobil mewahnya, ia pun melaju ke kantor polisi untuk menemui Gunanda untuk mendapatkan jawaban atas apa yang telah ia perbuat. Sepanjang jalan, Arjun hanya diam. Ia masih memikirkan Fallen yang memang terlihat sangat aneh belakangan ini. Contohnya seperti malam tadi. Flashback On Arjun dan Fallen baru selesai makan malam. Mereka pun duduk di sofa kamar itu.
Read more
Memori yang hilang
Flashback On   Setelah kecelakaan yang menimpa Arjun, Fallen, serta Kate, satu persatu ingatan Fallen mulai muncul. Semula, ia berpikir bahwa itu adalah mimpi. Namun, lama-kelamaan bayangan itu semakin jelas. Beberapa kali ia mengingat peristiwa kecelakaan yang menimpa dirinya serta ibunya yang ternyata disebabkan mobil yang kehilangan kendali karena dikejar seseorang.   Hingga saat ia sudah pulang dari rumah sakit, ia akhirnya mengingat seluruh memori yang selama ini hilang. Dan salah satunya adalah penyebab kecelakaan dan ucapan sang ibu yang selama ini selalu mengisi mimpinya namun hanya sepenggal. Sedangkan kali ini, ucapan ibunya terngiang sangat jelas.   Saat Arjun menanyakan perihal sikapnya yang aneh, Fallen belum berani mengatakan perihal ingatannya. Namun, setelah ia mendengar bahwa Gunanda berusaha mencelakai mereka, barulah ia bertekad membuka kedok Gunanda.   Pagi ini, setelah Arjun perg
Read more
Heboh
Arjun merangkul pundak Fallen, menemaninya berjalan keluar dari lapas tersebut setelah polisi memastikan semua bukti yang ada di kartu memori yang ia bawa adalah asli. Dengan begitu, Gunanda akan segera diproses hukum sebagaimana mestinya. Sepanjang perjalanan Fallen masih saja menangis. Bukan karena kenyataan pahit yang kini ia terima, melainkan karena ia adalah seorang yatim piatu. Tiada ayah dan ibu, hanya sebatang kara di dunia ini. "Bahkan dulu aku sangat menyayanginya meski dia sangat membenciku." Fallen menangis tersedu-sedu. "Tenangkan dirimu, Sayang." Arjun memeluk Fallen, lalu mengusap rambutnya dengan lembut. "Aku bahkan menyesali kenapa ingatanku malah pulih. Lebih baik aku hilang ingatan seumur hidup, daripada mengetahui bahwa kenyataan sepahit ini." "Sayang, dengarkan aku, ini semua adalah takdir. Kau tidak boleh menyesalinya. Bayangkan jika saat ini ingatanmu belum
Read more
Maafkan Aku
Seminggu telah berlalu, hari ini adalah hari yang ditunggu oleh seluruh stasiun televisi. Pasalnya, hari ini, jam ini, detik ini tengah diadakan konferensi pers oleh Arjun dan Fallen di sebuah gedung yang merupakan milik Arjun. Para reporter mengajukan beberapa pertanyaan pada mereka. Dengan jelas, Arjun menceritakan setiap detail kejadian yang mereka alami. Begitu juga dengan Fallen, ia menceritakan bagaimana kejahatan ayahnya terbongkar. "Jadi, karena kecelakaan yang disengaja oleh Gunanda, makanya Nona Fallen berhasil mengingat kenangan masa kecil yang menyimpan rahasia besar tersebut?" tanya seorang reporter. "Benar, bisa dikatakan, bahwa Gunanda sendirilah yang telah membuat kejahatannya selama ini terbongkar." Arjun menjawab. "Tuan, kami dengar, Anda membantu anak dari orang yang dijadikan kambing hitam, setelah ditelusuri, ternyata suami dari wanita itu adalah Tuan Danu, yang mempunyai hutang
Read more
Identitas Asli Jim
Beberapa bulan telah berlalu. Kini, hidup Arjun maupun Fallen sudah bahagia. Mereka tengah menantikan kehadiran buah hati yang sebentar lagi akan lahir ke dunia ini, hanya tinggal menghitung minggu. Rania dan Airin tinggal di sebelah rumah Arjun. Ya, Arjun membeli rumah untuk nenek dan ibunya tepat di samping rumahnya agar ia mudah jika ingin bertemu dengan mereka. Terlebih lagi, Fallen yang tengah hamil trimester ke-tiga itu tidak bisa terlalu lama melakukan perjalanan. Pagi ini, bertepatan dengan hari libur, mereka tengah bersantai di taman belakang rumah. Ditemani Kate dan Airin. Sedangkan Rania sedang ada acara arisan di rumah temannya. "Indah sekali pagi ini, ya, Bu." Arjun menatap langit yang sama sekali tidak ada matahari karena tertutup awan mendung. "Indah apanya? Ini sedang mendung," gerutu Kate. "Aku berkata pada ibu ku, bukan pada mu." Arjun menatap Kate dengan kesal.
Read more
Sensitif
"Arjun!" teriak Airin yang sedang berdiri di ambang pintu kamar Arjun dan Fallen.   "Hmmm, ada apa, Bu? Kenapa teriak-teriak?" tanya Arjun yang masih berbaring di atas ranjangnya dengan pakaian kerjanya.   "Sedang apa kau di sini, Nak. Apa kau tahu, Kate kerepotan karena mengurus klien yang kau tinggalkan di restoran barusan."   Arjun bangkit dari posisi berbaring nya. "Aku terpaksa meninggalkan mereka karena Fallen tiba-tiba saja memintaku pulang dengan sebuah tangisan dari seberang telepon."    "Hah? Ada apa dengannya?" tanya Airin dengan khawatir. "Mau melahirkan? Tapi kan masih beberapa minggu lagi."   "Tidak, Bu. Ternyata dia hanya merindukan aku. Dia bahkan tidak mau berpisah jauh-jauh dariku. Dan sekarang aku disuruh menunggunya yang sedang mandi." Arjun menjelaskan.   "Astaga, ibu kira apa. Lalu, kenapa kau terlihat mengantuk sekali?" Airin berja
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status