Semua Bab THE GREAT MAN: Bab 141 - Bab 150
185 Bab
KEJADIAN YANG TIDAK TERDUGA
Titik map pada ponsel Ceasar berakhir di sebuah tempat hiburan, club malam atau mungkin bisa dibilang hanya bar ringan. "Benarkah?" Sampai Joe memastikan kembali kalau map ini tidak salah. "Sepertinya tidak," gumam Joe, lalu dia pun keluar dari mobil. "Hei you!" Seorang penjaga menahannya. "Mau kemana?" tanyanya sambil menatap Joe dengan wajah menegangkan. "Bukankah ini tempat umum? Jadi aku rasa aku bebas untuk ke luar masuk di sini, bukan?" sahut Joe santai. Penjaga itu pun tergelak. Tentu saja bukan karena dia bersikap ramah pada Joe, namun sebaliknya kalau dia lagi mengejek Joe. "Lihat!" Penjaga bar itu menunjuk pada sisi kiri Joe. Dari situ Joe mengetahui kalau tempat ini khusus untuk pengunjung yang memiliki member. Oh shit! Benarkah? Tempat sejelek ini pun memiliki peraturan yang ketat? dumel Joe dalam hati. "Hei Jordy, ada apa?" Yang berkata ini merupakan rekan kerja si penjaga itu, yang baru saja datang dari dalam. "Bukan masalah besar. Kau urus lah tamunya tuan J
Baca selengkapnya
MENGHADANG JALAN
"Dasar pria, tadi menolak sekarang malah dia yang lebih agresif," oceh wanita seksi itu begitu Joe melepaskan bibirnya. "Kalau mau lebih, kamu boleh bawa aku ke hotel," godanya. Bodoh! Apa dia tidak tau kalau sebenarnya aku hanya menjadikan dia untuk pengalihan perhatian dari pandangan James tadi. Kalau aku tidak menciumnya, James sudah pasti dapat mengenaliku, batin Joe. Dan kemudian, Joe memberikan dua lembar uang pecahan seratu dollar pada wanita itu. Tentu saja dia menerimanya dengan wajah berbinar. "Benarkah? Hanya ciuumaan saja mendapatkan dua ratus dollar? Tentunya aku akan mendapatkan uang banyak kalau sampai-." Ocehannya terhenti begitu melihat Joe beranjak. "Hei kamu mau kemana? Apa kita tidak melanjutkannya lagi?" Sementara Joe hanya tertarik menitikan pandangannya pada Pevita yang dibawa pria asing itu. James sudah kembali entah kemana. Yang pasti James sudah tidak ada lagi di sini. Seperti firasat atau insting yang kuat, entah bagaimana caranya tiba-tiba saja wajah
Baca selengkapnya
MENANG TANPA MELAWAN
Dua pria turun dari mobil lalu dengan cepat keduanya menghampiri sedan hitam yang menghalangi jalan mereka. Salah satunya mengetok kaca mobil Joe dengan sangat keras. "Hei bodoh! Minggirkan mobilmu! Kau mau cari masalah dengan kami, hah!" Kaca mobil pun terbuka. Dengan santai Joe menyahuti, "boleh aku bertanya sesuatu?"Sungguh, lelucon yang Joe hadirkan membuat keduanya saling pandang menatap aneh. "Buang-buang waktu! Minggirkan mobilmu atau aku pecahkan kepalamu?" Sambil mengatakan ini, pria itu mencondongkan wajahnya agak mendekati wajah Joe. Ancaman itu justru membuat Joe terkekeh. "Santai saja, jangan terburu-buru seperti itu. Ada yang ingin berbicara padamu." Joe memberikan ponselnya kepada pria itu. "Kau benar-benar memuakan!" Nyaris saja pria itu menghajar Joe saking jengkelnya menghadapi Joe yang dianggap sudah mempermainkannya. Tapi tangan Joe cukup cekatan untuk menyentuh mode pengeras suara, sehingga terdengarlah suara seseorang di seberang telpon dengan sangat jelas.
Baca selengkapnya
DEBAT RINGAN
"Maafkan aku selama ini aku begitu bodoh!" Pevita begitu menyesali perbuatannya. Tak kuasa menahan air mata yang membendung, dia menangis di pelukan Joe. "Aku terlalu naif untuk mempercayai James. Kamu benar, ternyata James itu laki-laki bajingan!" Sebenarnya, James hanyalah pengalihan Pevita saja karena frustasi atas sikap Joe yang terus menggantungkan persaaannya. Kalau saja Joe bisa lebih aware atas perasaan Pevita, mungkin kejadian ini tidak akan terjadi. Puncaknya setelah dari rumah nyonya Kim, di mana Pevita yang sudah dibuat terbang sampai ke atas awan lantaran ucapan Joe yang menginginkan anak, ternyata itu hanya omong kosong belaka. Joe pun sadar akan hal itu. Setidaknya dia juga menyesali perbuatannya yang dianggap sudah mempermainkan hati seorang wanita. Tapi, Joe memang belum bisa menegaskan dirinya kalau dia juga mencintai Pevita. Mungkin setelah kejadian ini, entah lah. "Bagaimana bisa kamu mendapatiku di sini?" tanya Pevita, yang secara bersamaan mengangkat wajahny
Baca selengkapnya
BERDAMAI LAGI
"Bagaimana mungkin?" Nampak keraguan dalam diri keduanya. Baik Joe maupun Pevita bahkan tidak percaya kalau nyonya Kim lah yang ternyata memelihara Kiara. Tapi melihat alamat yang Joe berikan, itu memang menunjuk pada kediaman Kim Wulan, alias nyonya Kim. "Nyonya Kim memang memiliki anak angkat. Namanya Naura. Tapi apa mungkin Naura itu Kiara?" ujar Pevita. "Aku belum bisa memastikan. Aku sendiri belum melihat Naura," sahut Joe. "Sebaiknya kita langsung saja ke sana." "Kemana?" Joe menatap Pevita heran. "Ke rumah nyonya Kim. Aku jadi penasaran juga dengan anak angkat nyonya Kim."Joe pun mengerti. Dan kemudian, Joe mengarahkan kendaraanya bertolak ke rumah nyonya Kim. Dalam perjalanan, Joe penasaran dengan apa yang menyumbat di dalam perasaannya sejak tadi. "Boleh aku bertanya sesuatu?"Pevita cepat mengangguk. "Sebenarnya, apa yang terjadi padamu dengan James?"Di sini Pevita nampak enggan membahas kejadian yang memuakkan itu. Karena itu dia membuang pandangannya ke arah jen
Baca selengkapnya
MENGULAS YANG MENYAKITKAN
Come on! Bola mata Pevita masih sibuk mencari sesuatu yang bisa digunakan untuk melawan James. Bertepatan dengan itu, James sudah menutup pembicaraannya. Dan wajahnya sudah kembali menatap Pevita. "Pasti kamu sudah tidak sabar menungguku, bukan. Baiklah, kita akan melakukannya sekarang. Dan tidak akan ada lagi yang mengganggu," ujar James dengan gayanya yang menijijikan. James melempar ponselnya ke sembarang tempat. Dan kemudian dia bergerak mendekati Pevita. "Seharusnya, sambil menungguku tadi kamu sudah melepaskan pakaianmu. Jadi aku tidak perlu lagi repot untuk membukanya. Umm atau mungkin ... kamu lebih suka aku yang melakukannya?" Pevita masih mencoba bergerak menghindari James. Namun karena kondisi ranjang yang tidak terlalu luas, sungguh membuatnya sulit bergerak bebas. Dan sekarang James sudah berada di hadapannya. Persis suami yang siap menggauli istrinya. Seketika itu juga pikiran Pevita mengatakan untuk menendang alat vital James dengan dengkul. Lalu mendorong James sam
Baca selengkapnya
MENINGGALKANKU DEMI KIARA
Joe mengerti dengan membungkamnya mulut Pevita pasti sudah terjadi sesuatu yang berat yang menimpanya. Hanya saja Joe tidak mau menerka-nerka itu apa. Dan juga tidak ingin mendesak Pevita agar menceritakan semua itu padanya. Sisi lain, Joe berharap pikiran negatif yang terlintas di benaknya itu semua salah. "Kamu masih punya kesempatan kalau ingin pergi dariku, Joe. Semua ini karena kebodahanku.""Tidak baik menyalahkan diri sendiri terus-menerus seperti itu. Tidak ada yang ingin pergi darimu.""Tentunya, setelah kamu menemukan putrimu kamu akan pergi bersama dia, bukan? Dan kamu akan melupakanku."Di sini Joe terdiam dan tidak tahu harus mengatakan apa lagi pada gadis cantik ini. Dia sendiri juga belum bisa memutuskan apa-apa kemana dirinya setelah ini. Dan juga, rumah nyonya Kim sudah nampak di depan sana. Pevita tersenyum memandangi Joe sambil mengatakan, "paling tidak aku bisa membantumu sampai kamu menemukan putrimu." Sebelum akhirnya dia keluar dari mobil. Joe tersenyum ringa
Baca selengkapnya
KEMATIAN NAURA
Dua hari yang lalu, begitu si nyonya besar ini sampai di rumah dia harus dikejutkan dengan berita tidak mengenakan. Rose, baby sitter baru yang menggantikan Rania mengatakan kalau Naura mengalami demam tinggi dan harus dilarikan ke rumah sakit. Karena panik, nyonya Kim pun langsung meminta supir untuk mengantarkannya ke rumah sakit. Saat itu hujan lagi turun deras-derasnya. Kondisi jalan pun menjadi licin. Supir sudah memperingati kalau kecepatan tidak bisa di atas 100km/jam. Namun nyonya Kim tidak peduli, dia harus segera sampai ke rumah sakit. Dan begitu berada di tikungan, mobil mengalami slip ban dan oleng. Supir berusaha untuk mengendalikan tapi tidak bisa. Alhasil, mobil membentur pembatas jalan. Beruntung, nyonya Kim dan supir hanya pingsan dengan luka ringan. Begitu sadar, nyonya Kim langsung teringat akan putri kecilnya. Dan dia meminta dokter yang merawat untuk menghubungi rumah sakit yang merawat Naura. Sayangnya, kata dokter di sana kalau gadis kecil itu sudah tida
Baca selengkapnya
NEGERI MENARA
Joe menghela napas kasar sebelum dia menerangkan pada Pevita. "Coba kamu perhatikan, sewaktu kita memberikan kalung itu pada nyonya Kim, dia nampak biasa aja. Tidak kaget atau merasa sesuatu yang aneh karena menerima kalung itu dari kita. Apa selama ini dia tidak tau kalau Naura memiliki kalung itu? Dan Rose, asistennya yang menjaga Naura tiba-tiba saja mengundurkan diri setelah kejadian itu dan menjual kalung milik Naura di King's Mars Jewellery dengan memberikan alamat rumah nyonya Kim. Apa itu tidak aneh?" Di sini Pevita baru menyadari dan mengerti dengan apa yang dijelaskan Joe. "Benar juga." "Aku yakin kalau ada sesuatu yang terjadi pada Naura. Dan entah kenapa feelingku mengatakan kalau Naura masih hidup." "Jadi itu kenapa tadi kamu memastikan kalau Naura sudah meninggal sampai nyonya Kim menegaskan makamnya?" Joe mengangguk. "Karena aku merasa Naura masih hidup." "Tapi dokter tidak mungkin berbohong, Joe." "Itulah yang membuatku bingung." Joe pun berada di ujung. Pikirann
Baca selengkapnya
MAKAM NAURA
Siapa lelaki itu? Tiga putri keluarga Miller dan tentu saja Rosita sangat bergejolak rasa penasaran dengan sosok pemuda tampan yang sangat disanjung-sanjung di negeri Menara. Sayangnya tuan Pier tidak bisa membongkar lantaran misi yang belum tuntas. "Aku pasti akan mengenalkan pada kalian kalau nanti tugas dia sudah selesai. Mungkin, salah satu di antara kalian akan menjadi jodohnya. Aku dengar, saat ini dia masih sendiri," pungkas John Piere dengan sedikit memberikan harapan angin segara pada wanita-wanita cantik ini. "Mungkin dia jodoh Salika," sela Rosita Miller, yang secara suka rela menjual anaknya pada pria asing yang wajahnya saja dia belum tahu seperti apa. Sementara Salika pun tidak membantahnya. Justru dia kesenangan didukung mamanya seperti itu. Jadi di negeri kami ada pemuda tampan dan kaya dari negeri Menara? Kenapa aku tidak tau? Siapa dia? Apa mungkin dia menutupi dirinya? Aku rasa tidak. Mana ada orang tersohor seperti itu mau terus-terusan menutup diri. Umm, mung
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
19
DMCA.com Protection Status