Semua Bab Berondong Simpanan Istriku : Bab 21 - Bab 30
76 Bab
Menunggu Kejujuran Mila
Ting! Bunyi notifikasi dari ponselnya menghenyakan Samsul dari lamunan. Samsul beranjak dari duduknya dan langsung mengambil benda pipih itu dari atas meja, nampak ada pesan di aplikasi hijau, dan menunjukan pesan dari Mila. [Pa. Mama ada urusan penting dengan teman Mama, Papa kalau lapar, Beli saja dulu masakan dari luar. Nanti jam tiga sore Mama pulang ya] pesan dari Mila sedikit membuat Samsul merasa tenang. Iya Ma. Mama jangan khawatir, nanti Papa beli nasi padang saja, selesaikan dulu urusan Mama sama teman Mama. Jemari Samsul lugas mengetik balasan untuk istrinya. Setelah membalas pesan dari istrinya. Cepat Samsul menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya. Setelah itu ia duduk sejenak di sofa, pikirannya masih menerawang pada kejadian yang tadi siang dialaminya bersama Intana. Wanita masa lalu nya itu, sedikit menguras otaknya. Bagaimana mungkin Intana bisa berubah liar, dulu saat Samsul masih berhubungan dengan
Baca selengkapnya
Tindakan Nekad Intana
Samsul tak tinggal diam. Ia terus menekan istrinya untuk berterus terang mengenai kehamilannya. Bukankah di saat seperti itu. Seorang Istri akan merasa bahagia memberi kabar tentang kehamilannya. Tapi Mila seakan mengelak dan menghindar. Membuat Samsul semakin penasaran. Apa maksud dan tujuan Mila sebenarnya. "Ma. Kalau Mama tak mau berterus terang baiklah! Papa takkan memaksa, tapi Papa akan menunggu sampai Mama berterus terang!" tegas Samsul sambil berjalan menuju ke ruang tengah. Pikiran Samsul semakin kalut. Rasa curiga mulai menyelimuti pikirannya. *** Malam itu ...Saat hujan deras menerpa kota tersebut. Dimana Intana tertahan tidak bisa pulang ke rumahnya, padahal waktu sudah menunjukan pukul sepuluh malam. Ia berdiri di depan kedai yang sudah hampir tertutup seluruhnya. Ia menghela nafas. Melihat hujan yang terus jatuh dengan derasnya. Hujan seperti ini mungkin akan awet pikirnya namun tidak mungkin juga ia harus ber
Baca selengkapnya
Gugup Dan Tegang
Setibanya di rumah. Baik Samsul dan Intana keduanya terlihat tegang. Tapi mau bagaimana lagi. Samsul tak mau Intana berbuat nekad seperti yang tadi ia lakukan saat ingin menabrakkan diri ke jalanan. Begitupun dengan Intana. Ia sudah putus asa dan ketakutan. Daripada ia kembali pada Toro. Lebih baik ia mati saja. Sudah cukup, ia tahan deritanya yang tak berkesudahan. Jika ia pulang ke rumah orang tuanya. Tentu dengan sangat mudah Ibu dan ayahnya terbujuk rayuan manis Toro yang berbisa itu. Lelaki itu akan menggunakan kelemahan kedua orang tuanya dengan uang. Ia tak mau itu terjadi, melibatkan kedua orang tuanya, hanya akan menambah beban pikiran mereka saja. Dengan hati- hati. Samsul memarkirkan motor nya di depan rumahnya. Lalu secara perlahan ia membuka pintu rumah dengan kunci cadangan yang selalu ia simpan kemanapun ia pergi. "Aku takut, bagaimana jika istrimu curiga ... " bisik Intana. Samsul menelan ludahnya. Wajahnya sudah
Baca selengkapnya
Gugup
Lega rasanya Samsul malam itu, istrinya tak menaruh curiga sedikitpun terhadap Intana. Mereka bertiga malam itu makan bersama. Intana merasa bahagia melihat rumah tangga mantannya itu. Beristri cantik dan pintar memasak. Andai saja rumah tangganya sebahagia Samsul. Mungkin malam itu ia bisa bernafas lega di samping suaminya. Tapi kenyataan nya sungguh memilukan. Tak ada kebahagian yang di dapat. Hanya air mata yang Toro berikan setiap hari. Intana bahagia melihat Samsul bahagia. Ia takkan pernah lagi mengganggu rumah tangga Samsul. Setelah situasi mulai tenang. Ia akan pergi dari rumah itu. "Oiya. Dari tadi Mama lupa Pa," kata Mila seketika membuat Samsul dan Intana menghentikan makanan yang mereka kunyah. "Ada apa Ma?" ujar Samsul sambil menyusut keringat yang dari tadi tak berhenti menitik karena menahan ketegangan yang sedang berlangsung. "Mama belum mengenalkan diri Mama. Siti, nama saya Mila," ucap Mila tersenyum ramah
Baca selengkapnya
Terbongkar
Intana tersenyum kecil melihat gerakan spontan Samsul saat ia mendekat. Lelaki itu memang tak berubah, selalu setia pada pasangannya. Untuk itu. Intana berjanji akan melupakan Samsul untuk selamanya, karena lelaki itu sudah bahagia hidup berumah tangga. Ia akan pergi menjauh darinya."Pa!" Mila tiba- tiba sudah berdiri di hadapan mereka berdua. Keduanya langsung berdiri melihat kehadiran Mila."Ma, Mama, udah bangun Ma ... " jawab Samsul gagap. Mila lalu mendekati suaminya. Lalu menatap sekilas Intana kemudian tatapannya beralih pada nasi goreng yang terdampar di atas meja makan. "Ini pasti nasi goreng buatan Siti. Betul kan, Pa?" ujar Mila sambil memasukan satu sendok nasi goreng ke mulutnya. Samsul menelan salivanya. Tenggorokannya seakan tercekat mendengar perkataan istrinya. "Eh, itu. Siti yang buat," ucap Samsul gelagapan. Ia tak mau istrinya curiga dengan Intana. "Enak juga nasi goreng bua
Baca selengkapnya
Mengikuti Mila
"Jangan Mbak. Saya masih ada uang kok!" tolak Intana seraya memberikan uang itu kembali ke tangan Mila. Tapi dengan tegas Mila menolaknya. "Sudah. Kamu jangan menolak! Barangkali kamu mau beli sesuatu di depan sana." "Iya Mbak. Terima kasih," ucap Intana kemudian. "Ohiya. Bagaimana penampilan Mbak. Cantik tidak?" "Ca, cantik Mbak!" ujar Intana sambil mengusap keringat yang dari tadi membasahi dahinya. Karena takut ketahuan oleh Mila karena ia secara tidak sengaja membaca pesan dari pria yang bernama Deni tadi, saat akan membereskan tempat tidur Mila. Mila berdiri di depan pagar. Mungkin menunggu ojek online yang tadi di pesan lewat ponselnya. Hari itu ia berencana menikah siri dengan Deni. Tentu saja rencana mereka berdua telah disepakati sebelumnya. Deni sengaja memanggil seorang penghulu untuk menikahkan mereka berdua. Dan dengan uang pemberian dari Mila. Deni berhasil membujuk penghulu itu untuk melancarkan semua niatnya yaitu men
Baca selengkapnya
Nikah Siri
Sambil mengawasi rumah yang diyakini tempat Mila dan Deni melangsungkan pernikahan sirinya. Intana sengaja membeli baso yang tempatnya tak berada jauh dari rumah tersebut. Meski sebenarnya. Intana tak pernah jajan di pinggir jalan Seperti itu. Tapi karena untuk membuktikan kebenaran. Intana harus mencari akal agar gerakannya tidak di ketahui Mila. "Mang basonya dua mangkuk, ya? Tidak pake sayur. Baso nya saja," pesan Intana sambil terus mengawasi rumah itu. Mang ojek duduk dengan tenang sambil menunggu pesanan. Sesekali ia memperhatikan gerak gerik Intana yang terlihat gelisah. Dua mangkuk baso sudah siap. Lalu Kang Baso memberikannya pada Intana dan Mang ojek. "Bu. Maaf, bukan maksud saya mencampuri urusan Ibu. Tapi siapa wanita itu?" tanya Mang ojek sambil melahap baso yang masih panas. Intana duduk terdiam. Kursi plastik yang di duduknya sangat tidak nyaman. Membuat Intana risih. "Mang, maka
Baca selengkapnya
Berdebat Dengan Intana
Sambil menunggu Samsul yang belum juga datang. Intana memasak apa yang ada di lemari es. Hanya ada ayam potong dan sayur kol. Intana berusaha menetralisir detak jantungnya. Ingin rasanya ia cepat mengadukan Perselingkuhan Mila kepada Samsul. Tapi lelaki itu tak mungkin percaya begitu saja. Intana harus punya bukti yang benar benar nyata. Tak ujug ujug mengatakan pada Samsul bahwa Mila sudah menikah siri dengan seorang pemuda yang bernama Deni. Perasaan murka dan geram pada Mila. Sedikit menguras pikiran Intana siang itu. Ia terus mengutuk perbuatan Mila. Semula ia menyangka rumah tangga Samsul bahagia. Tapi yang terjadi di luar kenyataan. Baru sehari, Intana berada di rumah mantannya. Justru ia mengungkap perselingkuhan Mila. Sungguh wanita itu tidak bermoral sama sekali. Meski masih jadi istri sah Samsul. Mila berani mengambil keputusan yang sangat membahayakan biduk rumah tangganya. Hidup dengan dua suami. Menjijikkan!! T
Baca selengkapnya
Akhirnya Intana Mengungkap Semuanya
"Cukup Intana! Ada apa ini sebenarnya?" Samsul mulai kesal dengan sikap Intana. Tiba- tiba berdiri dan memukuli dadanya sendiri, membuat Samsul panik. Intana lalu menghentikan kegiatannya lalu berjalan perlahan mendekati Samsul seraya berkata. "Apa kamu yakin, istrimu hamil anakmu?" ujar Intana dengan sorot mata tajam menatap Samsul. Amarah Samsul sudah meluap. Dari tadi arah pembicaranya selalu memojokkan istrinya membuat Samsul geram dan tak tahan lagi dengan sikapnya. "Pergi kamu dari sini sekarang juga!" Mata Samsul berkilat menunjuk satu jarinya tepat di wajah Intana. Intana sudah tak tahan lagi. Sakit rasanya menerima perlakuan Samsul. Harus kah ia katakan yang sebenarnya pada Samsul mengenai pernikahan siri Mila? Tapi tak tega rasanya ia melakukan itu semua. Situasi dan kondisi nya tidak tepat jika ia harus berterus terang hari itu. Intana butuh waktu dan bukti. "Baiklah ... aku akan per
Baca selengkapnya
Mila Merasa Di Bodohi
Selesai ijab qobul. Mila dan Deni kini bisa bernafas lega. Kini mereka resmi menjadi suami istri. Tak ada lagi yang perlu di cemaskan. Terutama Deni. Wanita yang berhasrat tinggi itu kini telah sah menjadi istrinya. Meski mereka menikah secara siri. Tapi bagi Deni ia bisa dengan leluasa melayani kebutuhan wanita itu tanpa merasa berdosa. Meski Mila masih berstatus istri orang. Tapi tak mengapa, yang penting ia kini bisa memperlakukan Mila sebagaimana layaknya suami terhadap istrinya. Apalagi kini wanita yang terpaut jauh umurnya itu. Sedang mengandung anaknya. Siang itu tampak Mila duduk bersandar di dada Deni dengan hati berbunga- bunga. Pemuda tampan idamannya itu, kini sudah menjadi miliknya seutuhnya. "Sayang ... kamu bahagia ... ucap Mila dengan suara syahdunya. "Tentu saja sayang ... aku sangat bahagia sekali. Apalagi kamu kini tengah mengandung buah cintaku ... " ucap Deni sambil membelai rambut Mila dengan lembut. "Sayang ...
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status