Semua Bab Dendam Saudara Kembar : Bab 11 - Bab 18
18 Bab
Bab 10. Makan yang banyak, biar tenaga kamu bertambah. Tadi malam kamu terlalu lemah.
Michella mondar mandir di depan pintu kamar Richard. Ia penasaran kenapa Helena belum ke luar dari sana, padahal waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Michella yang sudah tidak sabar lagi ! Lantas membuka pintu tanpa mengetuknya terlebih dahulu. Mata Michella membulat ketika pintu terbuka dan melihat dua mahluk Tuhan yang paling sempurna, sedang tertidur pulas di atas tempat tidur dengan posisi berpelukan tanpa mengenakan pakaian.Dengan hati yang kesal, Michella ke luar dari sana, ia kembali menutup pintu kamar Richard dengan rapat. Ia tidak langsung ke kamarnya, melainkan melangkah menuju kamar Saras.Tok....tok....tok.... Michella mengetuk pintu kamar Saras."Iya sebentar" sahut dari dalam sana.Saat pintu terbuka ! Michella langsung menerobos masuk tanpa Saras mempersilahkannya terlebih dahulu. "Ini gawat, ini gawat. Benar-benar gawat" ucapnya sambil mondar mandir di dalam kamar."Gagat apa ? Aku tidak mengerti maksud kamu" desak Saras."Ini gawat. Mama tahu tidak, apa yang baru
Baca selengkapnya
Bab 11. Dia benar-benar gila
Helena terkejut ketika membuka paper bag dan melihat isinya . Ia bingung kenapa Richard tiba-tiba memberikan baju lingerie berwana merah kepadanya. Bukankah Richard sudah mengetahui bagaimana cara berpakaian istrinya Helea ? Tetapi kenapa dia masih memberikan baju seksi seperti ini ?"Dia sudah gila, dia pikir aku ini budak nafsunya" gerutu Helena. Ia kembali memasukkan baju lingerie ke dalam paper bag. Pikiran Helena sudah terbang ke mana-mana setelah melihat baju yang diberikan Richard.Setelah 30 menit berlalu, Alex masuk ke dalam kamar. pria tampan itu sudah mengenakan baju santai dan bukan berpakaian formal seperti yang ia kenakan tadi pagi."Kamu sudah mandi ?" Ucap Richard sambil menjatuhkan bokongnya di atas sofa."Hm..." Jawab singkat Helena yang berdiri di kaca jendela dengan posisi memunggungi Richard."Apa kamu sudah menerima sesuatu dari pelayan ?" Richard kembali bertanya.Helena memutar tubuh menghadap Richard. "Iya, tetapi aku tidak menyukainya tuan" ucap Helena. Seben
Baca selengkapnya
Bab 12. Dia bagaikan monster yang berwujud manusia.
Tepat pukul 8 pagi, Richard sudah meninggalkan kediaman Gordon. Saat ini pria tampan itu sudah dalam pesawat menuju Amerika. Sementara Helena sedang bersiap-siap di dalam kamarnya, ia tidak perlu bersembunyi untuk ke luar dari sana. Karena sebelum Richard pergi, ia sudah terlebih dahulu meminta izin, dan pria tampan itu mengizinkannya.Pak...pak....pak.... Michella bertepuk tangan saat melihat Helena menuruni tangga."Richard pergi, dia juga akan pergi" ucap Michella. "Apa kamu ingin menemui pria itu ?" Lanjutnya."Aku tidak mengerti maksud kamu" jawab Helena.Hahahaha Michella tertawa. "Sekali jalang, ya akan tetap jalang" sindir Michella."Biarkan dia pergi memuaskan hasratnya. Selama ini kan dia tidak pernah disentuh Richard" sahut Saras dari lantai dua."Maaf aku buru-buru" Helena melewati Michella. Ia langsung masuk ke dalam taksi yang sudah ia pesan dari ponselnya.Sepanjang perjalanan, Helena memperhatikan mobil yang ada di belakang, ia takut jika Michella atau Saras mengikutin
Baca selengkapnya
Bab 13. Oh....ini hanya luka sedikit.
"nyonya, nyonya" panggil Rati sambil mengetuk pintu.Cek...lek... pintu terbuka. "Ada apa bi ?" Ucap Helena.Rati tidak tidak menjawab pertanyaan Helena. Matanya fokus melihat tangan Helena yang berlumur darah, hingga menetes ke lantai. "Ada apa dengan tangan nyonya ?" Ucapnya."Oh, ini hanya luka sedikit" jawab santai Helena."Tidak, tidak. Ini bukan luka sedikit, tetapi luka parah" Rati berlari menuju kamarnya, ia menghubungi dokter pribadi keluarga Gordon dan memintanya untuk segera datang."Obatnya diminum tiga kali sehari nyonya. Tangan nyonya bisa infeksi jika tidak rutin atau teratur meminum obat" ucap dokter sebelum meninggalkan kediaman Gordon.Setelah mengantar dokter ke pintu utama, Rati kembali ke kamar Helena. Ia tidak percaya dengan alasan yang dikatakan Helena. Rati merasa curiga karena Helena sudah banyak berubah dan sangat berbeda dengan yang dulu.Rati mengunci pintu dari dalam, lalu menghampiri Helena yang duduk di sisi ranjang sambil termenung. "Nyonya, apa yang se
Baca selengkapnya
Bab 14. Kamu kenapa ? Apa kamu ada masalah ?
Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, Richard langsung menerobos masuk ke dalam kamar ibunya. Untung saja Saras tidak pingsan karena terkejut."Kamu....." Ucap Saras."Apa mama yang membuat berita bohong itu" todong Richard tanpa basa-basi. Ia langsung bicara pada intinya."Berita bohong apa maksud kamu ? Mama tidak mengerti" "Bukankah selama ini mama sangat membenci Helea ?" Tanya Richard yang membuat Saras semakin bingung dan tidak mengerti.Saras tersenyum sinis. "Kamu bicara apa sih ?" Ucapnya."Mama tidak perlu berpura-pura seperti ini. Katakan saja yang sebenarnya" sentak Richard. Ia semakin kesal karena Saras tidak menjawab, justru balik bertanya.Saras terpaku karena sentakan Richard, butiran bening satu persatu mulai mengalir di pipinya. "Kamu berani meninggikan suara seperti ini, karena aku bukan ibu kandungmu" ucapnya.Richard mengacak rambut. "Maafkan aku" ucapnya, lalu bergegas ke luar dari kamar Saras dan kembali ke kamarnya. Richard tidak tega melihat Saras meneteskan
Baca selengkapnya
Bab 15. Dasar wanita murahan.
Keduanya berlari menuju tempat tidur. "Helea, Helea" panggil Helena dengan nada yang cemas dan khawatir. Ia menepuk wajah saudara kembarnya itu dengan lembut, berharap kalau wanita cantik itu akan sadar dan membuka mata."Sayang, sayang. Buka matamu" Susanti memeluk tubuh Helea yang terbaring lemah di atas tempat tidur. Entah apa yang terjadi kepada Helea sehingga wanita cantik itu pingsan dan mulutnya mengeluarkan busa.Helena meraih ponsel dari dalam tas, lalu memesan taksi untuk membawa Helea ke rumah sakit."Buruan pak" ucap Helena untuk mendesak sopir taksi. Sedangkan Susanti sedang menagis tersedu-sedu sambil memeluk putrinya.Butuh waktu 57 menit untuk mereka tiba di rumah sakit. Pihak medis langsung membawa Helea masuk ke ruangan UGD, sedangkan Helena dan Susanti menunggu di depan pintu."Ibu yang tenang ya ! Helea pasti baik-baik saja" Helena memeluk ibunya untuk memberikan kekuatan, ia tahu bagaimana perasaan ibunya saat ini."Hm....." Sahut Susanti bersama anggukan kepala.
Baca selengkapnya
Bab 16. Ada apa dengan baju kamu.
Satu Minggu telah berlalu, suasana di kediaman Gordon terlihat baik-baik saja, namun berbeda dengan Helea. Wanita cantik berusia 25 tahun itu kembali mengubah sikapnya sama seperti saudara kembarnya. Helea bersikap persis seperti adiknya, ia selalu menuruti perintah Michella dan Saras, bahkan setiap malam ia menjelma sebagai tukang pijat pribadi Saras. Entah apa yang ada di pikiran wanita cantik itu, bukankah dia ingin balas dendam terhadap apa yang terjadi kepada adiknya ? Terus kenapa dia menjadi penurut dan tidak mau membantah ?"Pijat yang benar" perintah Saras. Wanita tua itu sedang duduk di kursi kerajaannya sambil membaca buku."Baik nyonya" sahut Helea dengan lembut. Ia memijat kaki Saras dengan lembut."Selesai ini, buatkan aku kopi" lanjut Saras memerintah Helea."Iya nyonya" Setelah selesai memijat kedua kaki Saras, Helea melangkah menuju dapur untuk membuatkan kopi. Namun saat menuruni anak tangga, ia bertemu dengan Richard yang baru pulang dari luar kota."Kenapa kamu b
Baca selengkapnya
Bab 17. Aduh, kenapa kepalaku tiba-tiba pusing.
Suara kicauan burung menandakan kalau hari sudah pagi. Richard yang baru bangun dari tidurnya langsung disambut satu gelas teh dan sepotong roti bakar yang terletak di atas meja. Ia menurunkan kedua kaki dari atas tempat tidur lalu melangkah menuju sofa. Tangan kekarnya meraih satu lembar kertas yang dijepit di bawah gelas.*Tuan pagi ini aku sengaja mengantar sarapan dan teh ke kamar tuan, karena pagi ini aku harus menemui ibuku yang sedang sakit. Maaf, aku pergi tanpa minta izin terlebih dahulu kepada tuan* isi dalam kertas putih. Richard hanya tersenyum membacanya, ia merasa lucu dengan sikap Helea. Untuk apa Helea repot-repot menulis surat, sementara ia memiliki ponsel. Dia bisa mengirim pesan atau menghubungi Richard melalui ponselnya.Tok....tok....tok..... Seseorang mengetuk pintu kamar Richard."Masuk" sahut dari dalam sana."Selamat pagi sayang" sapa Michella sambil menjulurkan kepala dari balik pintu. Wanita berambut pirang itu melangkah menuju Richard yang duduk di sofa. I
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12
DMCA.com Protection Status