Semua Bab Kuretas Hidup Suamiku Dan Simpanannya: Bab 71 - Bab 80
185 Bab
Extra part 1
Extra Part 1( Kematian itu datang )Flast Back Banyu menjemputku, saat aku katakan ingin melihat bulek Ningrum. Mimpiku selamam terlihat nyata. Aku tak ingin terlambat, mengatakan aku memaafkan wanita yang kini tak berdaya itu.Mobil kami melaju, membelah hutan mantingan, dengan jalan berkelok dan mendung yang kulihat menggulung, memberikan aku rasa yang semakin nyata.Kecemasan akan kenyataan yang bisa saja berbanding terbalik dengan harapanku."Kamu baik-baik saja?" Banyu bertanya. Dia bida membaca bahwa hatiku sedang dilanda rasa gamang."Ya, hanya takut. Kita akan terlambat""Semoga saja tidak." Dia memandang jalanan. Kurasakan mobil ini melaju lebih cepat.Kami memasuki pelataran. Mendung masih menggulung di atas kami. Sepertu dunu lain dengan pintu yang siap terbuka kapan pun.Perlahan kaki ini menapak masuk. "Assalamualaikum" Ucapku pelan.Bulek Tri keluar. Agak terkejut melihatku datang sendiri. Hanya Banyu yanh berdidi disampingku. Bulik menghambur memelukku."Bulekmu itu k
Baca selengkapnya
Extra part 2 (Haris kembali)
Banyu menggendong bayi lucu kami, Bapak mengikuti saja di sampingnya. Maksud hati Bapak ingin mengendong cucunya juga, apalah daya, takutnya lebih besar."Bapak gak berani, lihat dia masih merah, salah pegang, jatuh nantin. Ora..., ora..., Bapak emoh!"Begitulah kalimatnya setiap kali di minta menggendong. Ibu masih duduk di sofa, membawa Andara dalam dekapannya. Sekarang usiaanya hampir satu tahun, sudah pandai berjalan dan suka sekali memegang celana Banyu bila meminta sesuatu. Mungkin benar jika ada yang bilang cinta pertama seorang anak perempuan adalah Ayahnya."Dia tampan sekali, seperti Ayahnya. Ya kan pak?" Banyu meminta pendapat Bapak.Bapak mengerutkan alis. "Kamu gak lihat, Bapak juga tampan!" Bapak menjawab tak terima.Aku dan ibu hanya bisa menggelengkan kepala, selalu saja, mereka tak berhenti bertengkar. Sebentar bertengkar jenis kelamin, sebentar bertengkar nama, sebentar apa lagi. Ada saja tingkahnya yang membuat kami semua pusing."Jangan mulai, taruh cucuku di t
Baca selengkapnya
SESSION 2 ( Hidup yang sempurna)
Session 2 Part 1Kisah ini adalah pembalasan dendam dan kembalinya lagi Dream team sebagai seorang peretas handal. Selamat membaca.****Setelah kedatangan Haris, Dina kehilangan ketenangannya. Dina lebih banyak menghabiskan waktu bersama Dara, bahkan tak membiarkan siapapun menyentuh gadis kecil itu.Mereka memeriksa cctv di setiap sisi, mengetahui kedatangan Haris yang menyelinap bersama orang catering dari pintu belakang. Banyu memperketat keamanan, bahkan menawarkam hadiah pada siapapun yang bisa membawa Haris hidup atau mati. Meski pada akhirnya Haris lolos dan tak dapat di ketahui keberadaannya lagi.****Lima tahun berlalu, tak ada lagi kabar bagaimana Haris setelah hari itu. Dina mulai melupakan ancaman dan kehadiran Haris, dia terlalu sibuk menikmati hari indahnya bersama Dara dan Sean, mereka tumbuh semakin mengemaskan."Ayah, jangan lupa datang ke sekolah!" Dara sudang memberikan ultimatum.Gadis 6 tahun itu tak ingin Ayahnya lupa acara perpisahan di sekolahnya hari ini, D
Baca selengkapnya
Ada Apa Ini?
Dara sangat cantik, berbalut gaun putih berenda dengan mantel merah menutupi kepalanya. Hari ini dia akan memerankan cerita gadis berkerudung merah dan srigala jahat, cerita yang hampir di ketahui semua anak.Wajah Dina bersemu melihat betapa cantik putrinya dengan riasan tipis."Ayah mana bun?" Dara sudah bertanya, sejak tadi gadis itu memang sibuk mencari di mana Ayahnya berada."Em, mungkin masih di jalan, kita tunggu saja sebentar lagi." Dina menenangkan hati putrinya."Tapi sebentar lagi aku tampil, apa Ayah lupa lagi?" Wajah kecil itu tertekuk sedih.Dina mendekati putrinya, "Ayah pasti datang sayang, Dara jangan khawatir ya. Bagaimana kalau Dara menghafal lagi dialog nanti bersama mbak Ratih." Dina menyibukkan Dara bersama pengasuhnya."Tapi bun...""Bunda akan coba cari tau Ayahmu sampai di mana. Bagaimana?"Dara tersenyum menyetujui ide sang bunda, gadis itu lalu pergi duduk dan menghafal lagi dialognya.Dina berdiri mengambil ponsel di dalam tas, beberapa kali dia memastikan
Baca selengkapnya
Perpisahan
Banyu terbelalak, ia tak menyangka wanita yang membuat kekacauan hari ini berani datang ke sekolah anaknya, bahkan berani menyapa Dina, istrinya."Ini sekertarisku di kantor, kami ada rapat tadi dan aku lupa meletakkan ini di lobi."Dina tersenyum, "Hay, terimakasih sudah mengantarkan cokelat ini, putri kami akan sangat kecewa jika Ayahnya datang tanpa janjinya membawakan cokelat."Beti tersenyum, senyum yang membuat Banyu ingin segera menyeretnya pergi dari sini."Sama-sama. Apakah acaranya sudah selesai nyonya?""Sudah, kami akan masuk ke belakang panggung.""Wah sayang sekali, padahal saya ingin sekali melihatnya.""Acara ini hanya untuk orang tua murid, siapa kamu ada di sini? Jhon, antarkan Beti keluar sekolah!"Banyu menarik tangan Dina dan Sean ke dalam, meninggalkan Beti yang hanya mampu melihatnya diam dari sisi gedung."Jahat sekali, dia datang untuk membawakan barangmu yang tertinggal, galak sekali!" Dina menepuk lengan sang suami, dia tersenyum melihat betapa angkuh suami
Baca selengkapnya
Berita Baru
Dina tersenyum kembali pulang ke rumah masa kecilnya, rumah joglo modern yang tak pernah berubah. Saat mobil Pandu masuk pelataran, Emak sedang menyirami tanamannya yang semakin rimbun."Uti!" Dara berlari keluar mobil, membuat mata tua Emak berkaca, gadis cilik yang semalam hanya mampu di lihatnya dalam layar, kini berdiri dan memegangnya."Dara! Ya Allah cucu cantik." Emak melepaskan selang air di tangannya, matanya berbinar menatap lekat gadis cilik itu."Assalamualikum mak!" Dina mendekap ibunya dari belakang, membuat Emak terkejut dan berbalik menatap juga wajah putri sematawayangnya."Waalaikumsalam nduk, Lha kok pada di sini to?" Emak bertanya, sebab tak ada kabar apapun tentang kedatangam mereka."Namanya juga kejutan, masak bilang-bilang!" Dina membuat alasan."Ayo, masuk yok!"Emak sudah sibuk mengandeng Dara masuk, sementara Sean tertidur dalam gendongan Pandu."Kok cuma bertiga nduk, suamimu nggak ikut?" Emak bertanya, ia takut putrinya akan mengalami hal yang sama seperti
Baca selengkapnya
Mencari tau.
Banyu duduk di tepian sebuah restoran, menanti seorang yang tadi dia hubungi itu datang. "Kenapa mesti di sini?"Seorang lelaki berperawakan tinggi dengan jaket kulit duduk di hadapannya, ia membuka sedikit kaca matanya. Topi buket hat hitam menutup sebagian wajah lelaki itu, ia melirik ke kanan dan kiri seperti sedang memastikan sesuatu.Banyu menahan tawa, emosinya reda melihat konyolnya manusia satu ini."Kamu ngapain?" Banyu bertanya pada lelaki yang di kenalnya sejak masih bocah."Takut ada wartawan!" "Sok artis lu, baru juga di kenal sidikit orang!"Banyu melipat tangannya di depan menyaksikan wajah oppa korea itu bersemu merah. Sky memang berwajah khas Asia, karena itulah dia begitu terkenal di beberapa aplikasi yang sedang tren untuk berfoto dan berjoget."Pesan apa?" Banyu menyodorkan menu di depan Sky."Ada tempat yang lebih private nggak, Serius mau di sini?" Dia bertanya pada Banyu."Di sini saja, aku sedang malas ke tempat lain!" Banyu meninggikan suaranya, membuat Sky
Baca selengkapnya
Pertemuan yang indah
Hari ini Mala pulang, seperti menyambut putrinya yang kembali, Emak memasak istimewa. Bahkan ada 'selametan', tradisi Jawa untuk mengundang tetangga dekat, berdo'a bersama meminta di restui juga keinginannya dan memberikan makanan sebagai bentuk terimakasih tuan rumah pada tamunya.Dina ikut duduk di atas tikar, bersama beberapa baskom makanan yang yang sudah matang, sejak kemarin rumah ini memang sudah dibuk, bahkan beberapa tetangga sudah di sini juga selepas subuhDina memperhatikan makanan di dalam baskom, sangat lengkap dengan ayam bumbu kuning, bacem tahu, tempe, bacem daging, sambal goreng kentang, mie goreng bahkan kerupuk merah dan rempeyek."Dina lama sekali mak nggak makan begini." Dina bicara pada mak Rum yang sedang menata makanan ke dalam besek."Iya lah nduk, di Jakarta mana ada orang selametan begini." Ucap salah satu warga yang ikut membantu mas Rum menata makanan."Bunda lagi apa?" Tiba-tiba Dara sudah berdiri di belakang Dina, memakai piama bergambar minimouse dan m
Baca selengkapnya
Amarah Banyu
Banyu terkejut saat sebuah foto tak senonoh di kirim ke nomornya, Foto Beti dengan baju nyaris tanpa busana membuat Banyu merasa marah dan di rendahkan.Nomor untuk mengirimkan foto itu bukanlah nomor yang tersimpan di dalam kontak ponselnya dan Banyu tak bisa lagi melacak di mana sang pengirim berada, sebab sesaat kemudian nomor itu tidak lagi aktif."Sial nggak aktif!" Banyu berdecak kesal, di hapusnya foto itu dari ponsel."Wanita gila, dia kira aku mau dengannya begitu? Menjijikkan!" Banyu mengumpat sendiri di dalam ruang kerjanya.Tak berselang lama, nomor baru masuk melakukan panggilan. Banyu yang sedang sibuk memeriksa laporan proyeknya dengan enggan mengambil ponsel di atas meja."Halo, Assalamulaikum..." Banyu menyapa, suaranya terdengar lembut."Waalaikumsalam tuan, bagaimana fotonya, suka?"Banyu mengeryitkan dahi lalu memandang layar ponselnya. "Apa ini wanita gila itu?" Batinnya bertanya, sebab itu adalah nomor baru yang lain."Dengar Beti, aku sudah habis kesabaran deng
Baca selengkapnya
Sisi lain si tuan besar
Banyu melajukan mobilnya sendiri, membelah gelapnya malam ia datang ke sudut sunyi tepian kota, di mana tak ada banyak kilau lampu atau hiruk pikuk orang. Mobilnya berhenti di sebuah pelataran, rumah tua yang hanya berlampu kekuningan di terasnya. tembok kusam dan berjamur itu terkelupas sebagian, memperlihatkan jajaran batu bata yang tersusun membentuk sebuah dinding.krieeett!tangga kayu tempatnya berpijak, seolah mengucapkan selamat datang pada sang pemilik kekuasaan. Rumah tua ini, berada jauh di dalam sebuah pabrik terbengkalai milik keluarga AMARTHA. Bekas rumah keluarga AMARTHA yang dulu begitu megah di dalam area pabrik, kini menjadi tempat Banyu memberi pelajaran semua musuhnya."Di mana dia?"Banyu bertanya pada Jhon yang mengikutinya menaiki tangga."Di dalam tuan, terikat di tempat biasa!" Ucapnya lalu membukakan pintu untuk majikannya.Banyu masuk, memakai sarung karet berwarna hitam, menutup wajahnya dengan kain penutup, ia berjalan membuka pintu besi di ruang belakang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
19
DMCA.com Protection Status