All Chapters of PREMAN DILAMAR SHALEHAH: Chapter 11 - Chapter 20
79 Chapters
Kau tetap suamiku
"Ingat, kau hanya pembantu!" ucap Arash cepat. Saat tersadar ia telah menatap manik mata coklat milik wanita bercadar yang tengah mengobati lukanya."Ah, oboss!" Gerutu Tomo kesal. Sedangkan Aisha. Ia hanya mengangguk menanggapi perkataan Arash.Suasana keadaan ruangan tengah ini jadi sedikit canggung. Tempat ini, biasanya digunakan untuk gila-gilaan tiga preman itu. Mulai karaokean, minuman bahkan sampai mengadu kartu ganda. Namun, kini. Bukan karena Arash sedang tidak berdaya. Melainkan, ada satu wanita anggun yang membuat siapapun akan merasa segan. Sikapnya yang ramah, tutur kata yang lembut, serta tubuh yang tertutup membuat aura kesholehahannya nampak.🍁🍁🍁Hampir semua orang yang berada di lingkungan pesantren milik ustadz Harun menyangka bahwa Aisha mati rasa dan patah hati atas kepergian Gus Fahmi bersama janji-janji yang telah terukir tanpa kabar dan penjelasan, karena hari-hari wanita yang selalu mengguna
Read more
Anggap aku istrimu!
Tubuh Arash terasa lemas. Anggotanya seolah remuk tak bertulang, ia luruh ketika melihat wanita yang telah ia anggap sebagai pembantu di gotong dan dibawa mobil ambulance yang datang.Mobil pemilik suara nyaring itu menerobos membelah jalanan. Membuat spontan masyarakat langsung menyingkir, memberikan jalan."Boss! Kita salah sasaran!" ucap Tomo yang segera menghadap. "Bagaimana ini? Kita melukai orang yang tidak berdosa,""Dan parahnya, korban adalah istri boss sendiri," Timpal Bean yang tak kalah panik."Ah, jangan pusing!" Jawab Arash menyangkal yang padahal dalam lubuk hati yang paling dalam. Ia juga merasa bersalah dan jiwa kepriamanusiaan tersentuh."Cabut yuk!"🍁🍁🍁"Dok, bagaimana keadaan perempuan itu?" tanya Arash. Ia menunjuk  Aisha yang masih terbaring selama beberapa jam ini. " Apa lukanya parah? Apa ada biaya tambahan?""Oh, lukanya memang cukup parah," Sang dok
Read more
Baiklah, sekarang kau istriku
"Bagaimana, Mas? Bolehkah saya meminta Anda menganggap saya sebagai istri? Dalam dua minggu ini? Saya hanya ingin mengabdikan diri agar saya dapat memanen pahala kelak," ucap Aisha lagi mempertegas.Ucapan yang membuat Arash terhenyak dan seperti dicambuk ribuan belati.Mendengar permintaan Aisha yang lembut dan penuh iba serta tatap penuh harapan. Sesuatu yang seperti menerobos ke ulu hati Arash semakin menjadi. Jika, kemarin hanya separuh hati kecilnya hanya iba karena merasa bersalah. Kini, berubah seperti tak tega. Bagaimana pun, tindakannya terlalu kejam."Baiklah, Aish! Kau istriku saat ini!" ucap Arash yang membuat secercah harapan tergambar jelas di bola mata hitam milik Aisha. Wanita yang menggunakan niqab itu meneteskan bulir bening haru. Hendak memeluk, hanya saja terlalu canggung.Sedangkan, Arash. Ia hanya menguatkan hati. Bagaimana pun, tak tahu seperti apa Aisha yang sesungguhnya. Bisa saja, tindakannya
Read more
Wajah lain Gus Faruq
"Tidak tahu, bang. Tapi perlu abang tahu bahwa nyonya Aisha...""Kenapa dia?" Sewot Arash tak sabar."Aisha hamil, Bang!""Apa?" Pekikan Arash membuat beberapa santri yang berada di kobong itu spontan menoleh. "H-ha-hamil?" Tegas Arash lagi dengan tangan menutup mulut. Tak kuasa mendengar berita yang begitu istimewa ini."Iya, Bang! Mereka datang dan mempertanyakan keberadaan Abang," Jawab Tomo dari sebrang telepon. "Saya mendapatkan berita ini dari Ucok, karena dia berharap dapat kabat keberadaan boss lewat saya!"Arash terdiam, ia masih mencerna kabar yang membuat seperti ada ribuan cahaya pelangi di matanya. Namun, masih terhalang kabut keraguan dan malu diri."Kami ingin berkumpul dengan Abang, Abang dimana sekarang?" Setelah lama diam, akhirnya pertanyaan itu terlontar dari Tomo, sehingga hatinya berharap akan sedikit mendapat
Read more
Jangan sentuh Anakku!
Tangan Aisha perlahan meraih tali dibelakang kepalanya yang terbalut hijab lebar.  Mempersembahkan wajahnya untuk dilihat sang suami. Meskipun, ia tidak menjamin dengan melihat wajah itu Arash akan jatuh cinta. Atau, malah sebaliknya. Yang jelas, Suaminya harus tahu, bagaimana paras yang dimilikinya agar tidak merasa di bohongi atau bak memiliki istri seperti kucing dalam karung.Pelan, dengan penuh perasaan. Tali kain penutup wajah itu mulai terbuka sehingga niqab yang digunakan longgar. Aisha hanya memejamkan mata bersiap menerima reaksi apa yang akan di tunjukan suaminya."Tidak!" Tegas Arash dengan lantang tanpa aba-aba. Sehingga, spontan tangan Aisha terhenti dan matanya terbuka."TIDAK, Aish!" ucap Arash, ia menggelengkan kepala lalu mengangkat kakinya berlari menaiki anak tangga meninggalkan Aisha yang masih terkejut sekaligus percaya. "TIDAK!""TIDAK, Aisha!" Suara Arash menggema ke seluruh ruangan luas i
Read more
Gelenyar Aneh
Aisha di sambut dengan anak-anak yang sudah berkumpul di aula. Mereka terdiri dari anak usia sembilan tahun sampai empat belas tahunan. Yang tak lain Anak Sekolah dasar atau sekolah menengah pertama."Selamat datang ustadzah cantik!""Hore! Ustadzah cantiknya sudah datang!""Aseeekkkkk!"Suara girang dan ceria menggema hingga ke luar ruangan. Mereka hendak berdesakan menyalami Aisha yang baru turun dari mobil dan di gandeng oleh Ummi Sakeena."Mohon maaf ya anak-anak! Ustadzah cantiknya mau istirahat dulu," ucap ummi Sakeena dengan lembut. Mencegah anak-anak yang sudah berkerumun menyambut kedatangan Aisha. Namun, Ummi Sakeena menolak halus karena keadaan Aisha yang masih terpincang-pincang. Bahkan, menggunakan tongkat cructh. Bagaimana kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan jika anak-anak berdesakan."Anak-anakku, kalian baca doa dulu, ya!" ucap Ummi Sakeena menenangkan."Ustadzahnya mau rehat dulu sebentar,"
Read more
Berkunjung ke penjara suci
"Silakan duduk dulu, Ummi!" Perintah Faruq dengan sopan. "Darimana ummi dan Aby tahu tempat tinggal Faruq ini?"Saat ummi Nayla akan menjawab. Tiba-tiba Sorot matanya menangkap dua wanita yang berdiri seperti mengintip ke arahnya."Mereka siapa, Nak?""Mereka siapa?" tanya Gus Faruq pura-pura tidak tahu."Itu, mereka yang berdiri di balik pintu!" Tunjuk ummi Nayla dengan diikuti tatapan oleh Faruq, Rumanah dan Ustadz Hameed. "Kok pakaiannya bukan tipe keluarga kita ya?""Mereka siapa, Faruq?" Kali ini, Ustadz Hameed yang bertanya dengan sedikit tegas dan menekan. Sorot mata Faruq langsung memerah saat melihat dua wanita itu hanya tersenyum manis menyambut kedatangan mertuanya meskipun dari kejauhan."Aby, jangan garang seperti itu lah!" Tegur Faruq seraya mengambil peluang untuk memutar otak. "Mereka hanya pembantu disini, By!"Apa?"Rumanah dan ummi Nayla s
Read more
Tragis CINTA
Bersamaan itu pula, pria yang baru berhijrah itu tengah berjalan terburu-buru, bahkan sedikit berlari seraya menunduk menuju dapur ummu Salamah. Dan tiba-tiba....Bruk!Aw!Dua manusia yang sesungguhnya adalah dua hati yang sama-sama merindu, bertabrakan."Afwan, Ukhty!" Arash yang menunduk, mengangkat wajahnya, seraya segera membetulkan topinya yang hampir lepas dari kepalan yang rambutnya sudah di cukur itu. Ia bangkit dan mengambil kompan galon yang konon akan diisi air masak."Tidak apa-apa kok, Mas!" Sahut Aina, wanita itu membantu membangunkan Aisha yang tersimpuh di tanah akibat tertubruk seraya menepuk-nepuk gamisnya dari debu.Arash, melihat sosok wanita yang menggunakan niqab, fikirannnya langsung melesat pada sosok Aisha. Bentuk tubuh serta harum wanginya pun mengingatkan pada sosok wanita yang sangat ia rindukan. Lelaki yang baru berhijrah itu menga
Read more
Boleh Aku tahu sesuatu, Mas?
Bruk!Aww!Metta, perempuan yang dikirimkan oleh Tomo untuk menjadi wanita panggilan Arash, meringis saat bokongnya terhempas ke atas lantai. Bagaimana juga, tubuhnya yang molek itu dilepaskan Arash begitu saja demi mengejar Aisha yang kembali ke kamarnya meskipun dengan langkah tertatih-tatih."Sial, ini kata mereka yang sudah bertemu dengan preman tampan itu?" Gerutu Meta, saat ia teringat selentingan kabar bahwa setiap wanita yang digauli Arash, pulang dengan tertatih-tatih dan terluka."Hu'uh, Andai gue gak dengar kabar fantasi lelaki preman ini menggairahkan, malas amat!" Dengan keadaan seperti ini. Wanita yang mengalami sepatu higeels terus saja  menggerutu.Meta terpaksa bangun dengan mengusap-usap gaunnya yang hanya sepaha. Ia menarik kakinya untuk mengejar Arash yang sudah tiba di depan pintu kamar."Aisha, kita sudah sepakat untuk melakukan apa yang menjadi keinginan kita masing-masing
Read more
Bertemu Sang mantan?
"Gus Fahmi?""Assalamualaikum, Aish!"Aisha yang hendak menutup pintu. Terurung karena ucapan salam lelaki yang pernah mengikat janji di masa lalunya."Wa'alaikum salam," jawab Aisha gugup sambil menunduk. "Maaf, Gus! Ana...""Ana tahu, Aish. Maka dari itu, ana datang ke sini!" ucap Gus Fahmi menerangkan. "Ana ingin menjelaskan semuanya.""Tak ada yang perlu di jelaskan, Gus! Ana sudah ikhlas kok," jawab Aisha."Pergilah, Ana takut menimbulkan fitnah.""Aisha, tak akan timbul fitnah. Ana datang dengan istri Ana, "jawab Gus Fahmi sambil menatap Aisha. Tatapan yang sesungguhnya menyiratkan kerinduan yang mendalam nan lama terpendam."Lantas, kenapa dia tak Gus ajak masuk? Tenang saja, Ana tak akan cemburu. Ana sudah menikah dan aku sangat mencintai suamiku, Gus.""Itulah, Aish. Dia sengaja memberikan waktu untuk suaminya bertemu dengan wanita masa lalu." J
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status