All Chapters of Kill Me, Love Me: Chapter 71 - Chapter 80
108 Chapters
Perasaan Aneh
Suasana menjadi hening, Fajar masih menatap cermin dan pikirannya tiba-tiba menjadi kacau. Tatapannya masih mengarah pada cermin, tidak menyadari jika Indira masih berada di tempat yang tidak jauh dengan dirinya dan memandang dalam.“Apa masih terkejut?” suara Indira membuat Fajar tersadar.Fajar mengangkat bahunya “Sedikit.” Keluar dari kamar mandi dengan tatapan kosong, Indira mengikutinya dari belakang. Masuk kedalam tempat tersembunyi dengan Indira tetap berada di belakangnya seakan memastikan Fajar baik-baik saja, membiarkan apa yang dilakukan Indira selama tidak mengganggu dirinya.“Aku benar-benar tidak memiliki bayangan seperti tadi.” Fajar membuka suaranya saat mereka berada di lift.Indira hanya diam tidak tahu harus bereaksi atau mengatakan apa pada Fajar saat ini, Indira yakin jika berada didalam keadaan seperti Fajar pastinya akan bereaksi yang sama. Tidak pernah dalam kondisi seperti ini membuat Indira hanya diam,
Read more
Kejutan Liburan
Sepanjang perjalanan Fajar hanya menatap Indira yang tersenyum lebar, tangan mereka saling bertautan satu sama lain, sesekali Fajar menatap genggaman tangan mereka berdua. Perasaan yang tidak pernah dirasakan bersama dengan Mariska selama ini, tapi Indira bisa membuat hatinya nyaman. “Kita naik apa setelah ini?” suara Indira membuyarkan lamunan Fajar “Kamu melamun?” “Kita cari taksi saja.” Fajar mengambil alih koper yang dibawa Indira tanpa melepaskan genggaman tangan mereka.Jarak antara bandara dengan villa yang mereka pesan sedikit jauh, tapi karena tidak terlalu besar seperti tempat tinggal mereka jadi tidak memakan waktu yang lama. Fajar lagi-lagi hanya tersenyum melihat Indira yang menatap pemandangan dengan wajah bahagia, keputusan benar yang diambil Fajar agar mereka tidak memikirkan masalah yang terjadi, lebih tepatnya kepribadian yang lain.“Kamu tidak papa?” suara Indira lagi-lagi mengejutkan Fajar “Apa yang dipikirkan?”
Read more
Rencana Selanjutnya
Bersenang-senang selama liburan, hal yang mereka berdua lakukan. Saling mengenal satu sama lain, beberapa kali membicarakan tentang diri membuat mereka menjadi semakin dekat dibandingkan sebelumnya. Fajar menemukan seseorang yang bisa membuat dirinya nyaman, kepribadiannya yang lain tidak salah dalam menilai Indira.“Lalu rencana ke depan?” tanya Indira saat mereka menikmati pantai.“Belum memikirkan.” Fajar mengatakan dengan jujur “Pastinya aku masih harus menyembunyikan hubungan kita demi keselamatanmu dari Om Budi.” “Apa berbahaya sekali?” Indira sedikit penasaran.“Kamu sudah membaca buku mereka jadi bisa bayangkan sendiri.” Fajar menjawab sambil lalu.Indira mengulurkan tangannya dengan menggenggam tangan Fajar, tatapan mereka bertemu yang lagi-lagi membuat jantung Fajar berdetak kencang. Memberikan belaian lembut pada punggung tangan Fajar, perasaan tenang terasa memenuhi hatinya tanpa melepaskan tatapan mata mereka berdu
Read more
Mempersiapkan Diri
Realita, liburan telah selesai dan itu artinya mereka harus kembali bekerja. Indira tidak mungkin berbuat seenaknya di kantor, bagaimanapun tidak ada yang tahu pernikahan yang mereka berdua lakukan.“Selama beberapa hari ini mereka nggak keluar.” Fajar membuka suaranya sambil menatap Indira “Apa bisa dikatakan berhasil?”Indira mengangkat bahunya “Permasalahan utama pada Budi tidak lain pamanmu, mereka keluar saat kamu tidak bisa menahan diri atas apa yang dilakukan pamanmu itu.”Fajar membenarkan perkataan Indira, sepulang mereka dari liburan langsung membaca catatan yang ditulis kepribadian lain. Mereka berdua sama-sama membaca buku itu, setiap waktu mereka tulis didalam buku. Kenyataan yang membuat mereka terkejut adalah perlakuan Budi pada Fajar, dalam catatan mereka dimana sempat dibawa ke rumah sakit untuk mengobati luka-lukanya.Luka fisik bisa dengan mudah disembuhkan, tapi tidak dengan batin dan terbukti dengan keluarnya tiga kepr
Read more
Kedatangan Mariska
Perasaan tidak tenang, tangan keringat dingin sejak memasuki ruang kerjanya. Kunto yang mengikuti menatap bingung, Indira sendiri memilih berada di ruangannya bersama dengan Rifan, alasan yang diberikan adalah agar Fajar belajar menghadapi semuanya sendiri dan tidak melarikan diri.“Jadwal.” Fajar berkata dengan nada datarnya.Diam, mendengarkan Kunto yang membaca jadwalnya untuk hari ini. Pekerjaan yang ditinggalkan karena masalah pribadi, secara perlahan akhirnya selesai dengan bantuan Rifan dan juga tim. Tidak fokus mendengarkan perkataan Kunto, pikiran Fajar berjalan kemana-mana terutama kedatangan Mariska nantinya.“Mariska akan datang kesini.” Fajar membuka suaranya setelah Kunto berhenti.“Bukankah ada larangan datang kesini?” tanya Kunto bingung.Fajar terdiam, mencoba mengingat dan tampaknya itu tertulis di buku. Fajar melupakan itu semua, pikirannya kembali mengarah pada cara Mariska memasuki kantornya. Menatap Kunto y
Read more
Alat Perekam
Kedatangan Mariska membuat perasaannya tidak menentu, jantungnya berdetak sangat kencang dengan emosinya yang keluar dengan sangat mudah. Menarik dan menghembuskan nafas panjangnya, metode atau cara yang diajarkan Indira dan Dave ketika dirinya emosi tinggi.Indira mengatakan jika teknik itu bisa membuat dirinya tenang, tidak hanya itu pastinya kepribadian lain tidak akan keluar dan sebagai bentuk latihannya dalam menghadapi semua permasalahan yang terjadi. “Bagaimana keadaanmu?” tanya Indira saat memasuki ruangannya.“Berhasil,” jawab Fajar membuat Indira mengerutkan keningnya “Berhasil mengendalikan diri, menarik dan menghembuskan nafas perlahan dan panjang, semua berjalan sesuai dengan apa yang kamu katakan.”Indira menganggukkan kepalanya “Aku paham, bagus kamu bisa mengatasinya. Aku sekarang tanya tentang pertemuan kamu dengan Mariska.”“Cemburu?” Fajar menaik turunkan alisnya.Indira membuka dan menutup mulutny
Read more
Konsultasi dan Saran
Fajar mengundang Rifan dan Dave datang ke rumah barunya, Indira terkejut dengan rencana Fajar tapi tidak bisa membantah sama sekali. Tidak tahu apa yang akan dibicarakan dan rencanakan, tapi tetap mendukung semua yang Fajar lakukan.“Ini semua sudah siap, kalau nanti sudah selesai seperti biasanya saja.” Awang membuka suara setelah semua sudah pada tempatnya.“Terima kasih.” Indira tersenyum menatap pasangan suami istri yang menjaga rumah Fajar.Mendatangi ketiga pria yang ada di ruang menonton film, mereka sedang melihat film menggunakan layar besar yang baru saja datang beberapa hari lalu. Memasuki ruangan mendapati ketiga pria itu tampak serius, memilih duduk disamping Fajar yang langsung menariknya menjadi dekat dengan dirinya.Film yang mereka lihat adalah aksi, Indira hanya melihat tidak seperti ketiga pria yang ada di ruangan dimana mereka selalu berisik setiap adegan, lebih tepatnya setiap adegan diberikan komentar. Tidak lama film
Read more
Cinta Mengalahkan Segalanya
“Sudah berpikir dalam?” tanya Indira saat mereka berada didalam kamar “Pendapat mereka tidak salah sama sekali, setidaknya banyak hal yang harus kamu pikirkan sebelum melakukan tindakan pada pamanmu.” “Apa aku bicara sama mereka? Sudah lama tidak berbicara dengan mereka.” Fajar menatap Indira meminta persetujuan.“Kamu berhasil melewati semuanya sampai sekarang, apa mereka masih ada?”Fajar mengangkat bahu “Aku tidak tahu, bisa jadi mereka keluar tapi kamu nggak sadar.”Indira menggelengkan kepalanya “Nggak mungkin, kalau yang keluar Silvi pasti aku tahu.”“Anggap mereka tidak keluar sejak pembicaraan pertama dan terakhir, apa perlu aku berbicara dengan mereka? Mereka keluar lagi seperti sebelumnya?” tanya Fajar lagi dengan menghentikan perdebatan mereka.“Menurutmu? Tapi aku nggak yakin mereka masih ada, sejak kalian berbicara kamu tidak mengalami perubahan. Aku setiap saat selalu tanya tentang siapa kamu, makanya k
Read more
CCTV Bukti Nyata
Belum adanya keputusan tentang apa yang harus dilakukan membuat Fajar beberapa kali memikirkan jalan yang terbaik, Indira hanya bisa memberikan beberapa saran yang bisa digunakan Fajar, tidak tahu akan digunakan atau tidak.“Mau kemana?” tanya Indira saat melihat Fajar menekan tombol “Mau ngapain ke bawah? Bukannya sudah dibuat agar kamu bisa melihat langsung disini? Ada yang kamu sembunyikan?”Fajar menggelengkan kepalanya “Aku rasa tidak ada, hanya saja ada sesuatu yang membuatku harus melihat kebawah.”Indira mengerutkan keningnya “Apa suatu hal yang sangat penting bagi seseorang?”Fajar mengangkat bahu “Aku tidak tahu, ada sesuatu yang harus aku lihat di CCTV.”Indira masih mengerutkan keningnya mendengar jawaban Fajar “CCTV siapa? Mariska dan pamanmu?” Fajar mengangguk ragu “Bagian mana yang kamu lihat? Memang kamu punya? Apa ada yang kamu rekam dan pelajari nantinya.”Indira hanya menggelengkan kepalanya mendeng
Read more
Kedatangan Budi
“Pak,” panggil Kunto membuat Fajar mengangkat kepalanya.“Ada apa?” “Paman anda ada disini.” Kunto mengatakan langsung dalam satu kali tarikan nafas.Diam, mencerna kata-kata yang keluar dari bibir Kunto, mencoba mengartikan perkataannya dengan pelan. Membelalakkan matanya mendengar kata-kata yang disampaikan Kunto, berdiri dari kursinya dan seketika keringat dingin memenuhi tubuhnya.“Dimana dia?” tanya Fajar setelah berhasil mengendalikan dirinya.“Lobby, bersama dengan Ibu Mariska.” Kunto melanjutkan kata-katanya.Fajar membelalakkan matanya “Mariska juga ikut?” Kunto menganggukkan kepalanya.Tubuhnya semakin penuh dengan keringat dingin mendengar kata-kata Kunto, menarik dan menghembuskan nafas panjang yang membuat Kunto menatap bingung. Fajar menatap Kunto yang sedang memandang bingung, melakukan pernafasan lagi untuk menenangkan dirinya. “Panggil Rifan dan Indira sekarang!” Fajar memberik
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status