Lahat ng Kabanata ng ANAKKU MENJADI SAKSI MATA PERSELINGKUHAN SUAMIKU: Kabanata 41 - Kabanata 50
92 Kabanata
Bab 41 Operasi
##BAB 41 OperasiSesampainya di rumah sakit, Carissa sedang memarkirkan mobil. Aku beranjak turun untuk segera masuk ke dalam Rumah Sakit. Sesampainya di sana, aku menuju ke ruang IGD. Di sana sudah ada Bu Wak yang sedang menggendong Vano, Bu RT dan suami, serta dua orang tetanggaku yang lain.Alhamdulillah ya Allah, aku masih dikelilingi orang-orang yang baik seperti ini.“Bagaimana, Wak kondisi Cahaya?” tanyaku kepada Bu Wak dengan khawatir.“Masih diperiksa, Nak. Tadi ada Dokter umum yang kebetulan jaga, sedang memeriksa kondisi Cahaya, tapi setelahnya dia juga memanggil Dokter Spesialis lain untuk membantunya. Semoga Cahaya tidak kenapa-napa,” jawab Bu Wak tak kalah sedih.“Mbak Nayla yang sabar, Cahaya pasti akan baik-baik saja,” ujar Bu RT mengelus pundakku. “Makasih banyak ya, Bu RT, Pak RT, Mbak Mira dan Mas Alif, saya nggak tahu harus bagaimana jika tak ada kalian,” ujarku sedikit tenang.“Iya, sama-sama. Mira nggak tahu kalau Bu Wak ini asisten Mbak Nayla. Mira lagi cari tu
Magbasa pa
Bab 42 Tindakan
##BAB 42 Tindakan“Bagaimana?” tanya Dokter Eko kembali memastikan.“Baik, Dok. Saya setuju, segera lakukan tindakan operasi.” Aku mengangguk pasrah, menyetujui semua tindakan Dokter demi kebaikan Cahaya.Dokter Eko tampak menuliskan sesuatu di atas filenya.“Operasi akan dilaksanakan besok pagi dan berlangsung selama kurang lebih dua jam, saya beserta tim akan berusaha semaksimal mungkin.”Setelah selesai, aku dan Carissa keluar dari ruangan dan memilih menunggu di ruang tunggu.Carissa kembali berjalan mondar-mandir sambil sesekali meremas jarinya.“Mbak ...,” panggil Carissa.Aku hanya mendongak menanggapi panggilan Carissa.“Mbak sudah minta surat keterangan dari Dokter Ellen untuk dibuat bukti menjebloskan mereka?” tanya Carissa membuatku berpikir sejenak.“Iya ... Mbak sampai lupa. Saat ini kondisi Cahaya lebih penting, Mbak mau fokus terlebih dahulu untuk kesembuhan Cahaya,” jawabku tanpa ekspresi.“Lalu, bagaimana kalau mereka kabur?” tanya Carissa membuatku tercengang.Ah ..
Magbasa pa
Bab 43 Menyusun Strategi
##BAB 43 Menyusun Strategi“Kenapa Carissa tak kunjung kembali?” tanyaku lirih. Tiba-tiba saja aku jadi khawatir. Mendadak hatiku cemas, karena tak biasanya dia mengabaikan pesan maupun panggilan telefon dariku.Klek ... kriet ....Suara pintu terbuka dari luar, Carissa muncul dengan wajah lelah dan napasnya ngos-ngosan. Gilang berdiri di belakangnya dengan wajah serius.“Alhamdulillah, syukurlah kamu udah datang. Nggak kenapa-kenapa, kenapa mukamu tegang?” tanyaku penasaran.“Gawat, Mbak!” ujar Carissa masih dengan wajah tegang.“Gawat kenapa? Duduk, sini dulu. Yuk, minum!” ajakku meraih tangannya untuk duduk di sofa.“Ini siapa?” tanya Ayah menunjuk ke arah Gilang.“Oh, maaf, Pak. Perkenalkan nama saya Gilang, karyawan di Resto Mas Frengky,” ujar Gilang menyalami tangan Ayah sembari menunduk. Bibirnya mengulas senyum tipis, terkesan santun.“Oh, ya ... duduk!” kata Ayah menepuk pundak Gilang pelan.“Apa apa, sih?” tanyaku setelah memastikan Carissa sedikit lebih tenang.“Gawat, Mbak
Magbasa pa
Bab 44 Operasi Cahaya
##BAB 44 Operasi CahayaHari ini jadwal operasi Cahaya akan dilaksanakan, semoga saja hasilnya baik dan tak ada kendala serius. Aamiin, ya, Rabb.Ayah dan Gilang belum juga kembali dari kemarin, mereka juga tak memberi kabar apa pun. Aku jadi was-was memikirkan kondisi mereka.“Sarapan dulu, Mbak!” ujar Carissa membawa tiga bubur ayam di dalam sterefoam. Mungkin dia membelinya di kantin belakang.“Iya, Dek!” ujarku seraya beranjak dari kursi, menghampiri Carissa yang sedang asyik menikmati semangkuk bubur ayam di sofa.“Eh, Gilang belum kasih kabar?” tanyaku sambil membuka bubur ayam.Aroma khas membuat perutku keroncongan, nikmat sekali jika dilihat dari tampilannya yang begitu menggoda.“Belum, tuh. Terakhir kemarin kita chat, sih. Dia Cuma ngirimin ini, bentar,” kata Carissa seraya mengusap layar ponselnya dan mencari sesuatu.Dia menunjukkan ponselnya padaku, terpampang dengan jelas dua orang yang menjadi musuh bebuyutanku saat ini. Mas Frengky dan Rosa, tampak menunduk dan ketaku
Magbasa pa
Bab 45 Nayla Terpuruk
##BAB 45 Nayla Terpuruk“Bagaimana kondisi putri saya, Dok?” tanyaku kepada Dokter.“Operasi sudah dilakukan, kami berhasil mengeluarkan darah yang membeku di kepalanya. Tapi, mohon maaf ....” Raut wajah Dokter terlihat tak lesu.“Kenapa, Dok? Anak saya baik-baik saja, kan?” tanyaku dengan panik.“Cahaya mengalami komplikasi, sebagian syarafnya sudah parah dan tidak bisa berfungsi sehingga menyebabkan lumpuh sebagian pada beberapa anggota tubuhnya. Kondisinya saat ini sedang kritis, kami harus melakukan perawatan secara intensif di ruang ICU. Tidak mungkin memindahkan Cahaya ke ruang kamar inap jika kondisinya belum sadar seperti ini. Ibu yang sabar, ya, banyak berdoa. Semoga ada mukjizat dari Allah untuk kesembuhan Cahaya.” Dokter menepuk pundak ku pelan, berusaha memberikan dorongan semangat kepadaku.“Apa tidak ada tindakan lain yang perlu dilakukan, Dok? Agar putriku bisa segera sadar dan kembali pulih seperti semula?” tanyaku dengan suara serak.“Mohon maaf, Bu. Bukannya kami ing
Magbasa pa
Bab 46 Sidang Pengadilan
##BAB 46 Sidang PengadilanSetelah menghadiri undangan di Pengadilan untuk menerima akta cerai, aku pun bergegas menyusul Ayah ke kantor polisi. Biar saja Carissa fokus memantau kondisi Cahaya di Rumah sakit dengan ditemani Gilang. Aku yakin, adik perempuanku itu pasti kuat dan baik-baik saja. Apalagi ditambah dengan hadirnya tambatan hati, si Gilang. Anggap saja waktu pendekatan untuk mereka agar saling mengenal lebih jauh.Ibu tidak mau ikut, dia kekeh mau di rumah saja karena ingin merawat tanamanku di taman lantai atas, karena semenjak masalah ini datang dan Rosa pergi, taman menjadi tak terurus dan terbengkalai. Ibu memang suka sekali berkebun atau sekedar merawat tanaman hias, mungkin hobiku itu lah salah satu turunan darinya. Ya sudah, mau bagaimana lagi, jika Ibu ingin seperti itu. Akhirnya aku pergi sendiri dengan mengendarai mobil jazz kesayanganku.Sesampainya di Kantor Polisi, aku celingukan mencari keberadaan Ayah, hingga salah satu petugas berhasil membantuku. Aku dipers
Magbasa pa
Bab 47 Pembelaan Frengky
##BAB 47 Pembelaan Frengky“Karena kamu terlalu sibuk dengan duniamu. Aku lelaki normal, Nay. Aku juga butuh perhatian dan kasih sayang darimu. Tapi kamu nggak bisa menuhin semua itu, hingga Rosa datang dan perlahan masuk ke dalam hubungan kita. Aku minta maaf, aku memang salah, tapi kamu juga harusnya mikir. Aku seperti ini juga karena ulahmu! Kamu pikir selama waktu empat bulan sedikit untuk melayani diri sendiri? Aku seorang suami, ingin istriku melayani seluruh keperluanku. Apa bedanya aku dengan lajang jika sudah mempunyai istri pun masih harus menghadapi semuanya sendiri. Kepergian Pelangi tak bisa kamu jadikan alasan, Nay. Bukan hanya kamu yang terpukul, aku juga. Bukan hanya kamu yang sedih dan terpuruk, aku juga merasakan, bahkan lebih dari yang kamu rasakan. Apa kamu nggak mikir? Bagaimana rasanya jadi aku? Setelah kepergian putriku, istriku pun seakan ikut pergi menyusul putriku. Raganya ada, tapi jiwanya seakan melayang turut serta terbawa sukma Pelangi. Aku hancur, Nay, a
Magbasa pa
Bab 48 Pengakuan Rosa
##BAB 48 Pengakuan Rosa“Apa sekarang kamu mengingatnya?” tanya Rosa dengan wajah mengejek.“Apa maksud kamu? Hendra siapa?” kataku balik bertanya.Aku berusaha tenang, padahal ada rasa cemas bercampur dengan emosi yang meletup di dalam dada.“Cih ... tak usah lagi kamu berpura-pura. Apa kamu tak merasa bersalah karena sudah membuat masa depannya hancur?” Rosa memandangku dengan tatapan menyudutkan.“Aku tak paham dengan perkataanmu, sepertinya kamu sedang mengigau,” ujarku masih berusaha bersikap datar, seakan tak terjadi apa-apa.“Syailendra Wiratama, lelaki yang dengan tulus mencintai dan menyayangimu. Tapi, dengan angkuhnya kamu campakkan karena lebih memilih lelaki kaya pemilik Restoran di kota ini? Bukan begitu Nyonya Nayla yang sombong?” kata Rosa sembari berdecih. Matanya sinis menatapku dengan kilat amarah.“Tahu dari mana kamu tentang Hendra? Semua yang kamu omongkan hanyalah bullshit! Nggak usah ikut campur dalam hal pribadi orang lain yang sama sekali bukan ranahmu!” ujark
Magbasa pa
Bab 49 Dendam Rosa
##BAB 49 Dendam Rosa“Saat aku merasakan sakitnya melahirkan dan bertaruh nyawa. Aku kembali ingat wajah Syailendra yang tengah tega membiarkanku menjalani ini semua sendirian. Hatiku seperti dihujam dengan belati tajam saat Vano lahir dan tumbuh tanpa kehadiran seorang Ayah. Apalagi setelahnya, Bapak menjadi penyakitan, tubuhnya semakin ringkih dan kurus karena memikirkan beban berat yang dia pikul. Bapak meninggal karena terlalu banyak mikir dan itu adalah kesalahanku. Dari situ aku berjanji, akan membalaskan semua dendam ini demi Bapak dan juga anakku, Vano. Aku ingin keadilan, agar semua yang terlibat denganku turut merasakan sakit yang aku rasa. Aku ingin semua yang telah menyakitiku, mendapatkan balasan yang lebih parah dari apa yang telah aku alami. Setelah kepergian Bapak, tekadku untuk menghancurkan mu semakin dalam. Aku rela bekerja serabutan mengambil cucian dari rumah ke rumah demi mengumpulkan uang untuk berangkat merantau kembali ke kota ini. Aku rela meninggalkan Ibu, A
Magbasa pa
Bab 50 Bukti
##BAB 50 BuktiAku turun dari taxi dengan langkah terburu-buru, hingga lupa membayar argo yang tertera di dalam layar.Untung saja Ayah memaklumi dan mau mengerti. Aku sungguh tak peduli dengan sekitar. Yang ada dalam pikiranku saat ini hanya kondisi Cahaya.Dengan mengambil langkah lebar aku memasuki lorong rumah sakit, menuju lift yang akan membawaku ke lantai atas, di mana ruang ICU berada.Carissa tampak khawatir, wajahnya berurai air mata. Di sebelahnya ada Gilang yang turut menenangkan.“Bagaimana kondisi Cahaya? Dia baik-baik saja ‘kan?” tanyaku sembari memeluk Carissa.“Dokter masih menganalisa di dalam, Mbak. Ayo, kita saling berdoa! Cahaya pasti dalam keadaan yang Baik.” Carissa menuntunku untuk duduk di depan ruang.Ayah turut bersedih, aura wajahnya yang sendu terpancar dengan sangat jelas. “Apa aku boleh masuk?” tanyaku sembari menengok ke dalam pintu ruang ICU yang tertutup rapat.Tak seperti yang dikisahkan dalam sinetron biasanya, ruang ICU tembus pandang yang bisa di
Magbasa pa
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status