All Chapters of HINAAN KELUARGA SUAMI AWAL KEBERHASILANKU: Chapter 21 - Chapter 30
41 Chapters
FIRASAT
Pagi itu seperti biasa, Romi membantu Papa membuka toko. Untuk beres-beres rumah ada asisten rumah tangga yang membantu. Setelah semua rapi, Romi mampir ke tempat kos Vina, bisa berdebu kalau tidak dibersihkan. Ia juga ingin beristirahat sebentar di sana. Karena semalaman Papa kebetulan kumat sakitnya dan ia harus menjaganya. Papa Romi kadang kala kumat seperti orang epilepsi, kejang- kejang bahkan terkadang beliau mengompol. Usianya memang sudah tua, 72 tahun. Tetapi, jika dilarang untuk bekerja selalu menolak. Alasannya tidak ada yang bisa dipercaya mengelola toko.Terkadang Romi merasa kesal, karena sebagai anak tidak dihargai. Sepintas jika orang tidak tau pasti akan mengira sang anak malas, tidak mau membantu orang tua. Padahal orang tuanya yang bandel tidak mau dibantu. Namun, Romi jarang membantah , jika sudah merasa kesal, ia memilih pergi menenangkan diri. Hubungan Papa dan Romi memang tidak begitu dekat. Seringkali bertengkar, terlebih sekarang, saat sang Mama tidak
Read more
SAKIT
Tidak terasa, akhirnya dengan susah payah , Vina menyelesaikan kontrak kerjanya di Palembang. Dan pagi ini ia sudah bersiap- siap menunggu jemputan travel yang akan membawanya kembali pulang ke Jambi. Sementara Gladies, Septy, Ririn dan Indry akan kembali ke Jakarta sore harinya. "Maaf ya, aku duluan . Kalian nanti hati- hati ya," Kata Vina sambil memeluk semua temannya satu persatu. "Kakak Vivi juga hati- hati ya, jangan lupain aku loh," ujar Indry sambil menyerahkan bungkusan kepada Vina. "Loh, apa ini?" Vina keheranan "Itu kue brownies sama cupcake trus ada Beberapa kue lagi. Aku inget kemarin kak Vivi pengen makan yang manis-manis tapi karena hujan, jadi ga bisa keluar, kan?" Jawab Indry. Air mata Vina menetes seketika, ia merasa begitu terharu atas perhatian Indry. Vina memang paling dekat dengan Indry, sekalipun kadang ia sering meledek gadis itu, tapi jauh dalam hatinya Vina sudah menganggap Indry seperti adiknya sendiri. "Makasih banyak ya dek. Kamu inget aja, padahal
Read more
VIRUS
Vina dan Romi menanti dengan gelisah di ruang tunggu. Mereka mendapat nomor antrian 18, masih harus menunggu 3 nomor lagi. Sesekali, Romi meremas jemari Vina memberi kekuatan padanya untuk lebih tenang, meskipun ia sendiri merasa sedikit cemas. Bagaimana tidak cemas, jika semalaman Vina mengeluh sakit setiap beberapa jam sekali. Suhu tubuh Vina pun sedikit demam. Sehingga Romi tidak dapat tidur nyenyak karena menjaga Vina. "Pusing ngga Sayang?" Tanya Romi. Ia melihat wajah Vina begitu pucat. "Ngga, cuma lemes aja , trus perut rasanya kram, ngga enak banget," jawab Vina lirih."Tahan ya, sebentar lagi giliran kita kok."Vina hanya bisa mengangguk. Setelah menunggu sekitar 45 menit, akhirnya tiba giliran Vina untuk memasuki ruangan periksa.Dokter Nabila, dokter yang bertugas begitu ramah, ia tersenyum manis saat Vina dan Romi masuk."Selamat pagi, Bapak, Ibu. Ada keluhan apa? Atau hanya ingin periksa kandungan saja?" Sapanya ramah."Kandungan saya sudah memasuki usia empat b
Read more
KEHILANGAN
Vina dengan sedikit terpaksa mengikuti anjuran Romi untuk tidak melakukan apapun. Romi menyuruhnya untuk bedrest sejak pulang dari Rumah sakit. Dan sore ini, Romi membawa banyak sekali bungkusan di tangannya."Apa itu?" Tanya Vina."Ini manggis. Ini obat herbal, ini Gold G, jelly Gamat. Aku udh googling dan katanya ini semua bagus untuk toksoplasma selain obat dari dokter apalagi dalam.kondisi hamil begini. Nanti Manggis ini kulitnya jangan dibuang. Kita rebus kaya rebus jamu gitu, airnya di minum." Vina melongo mendengar ucapan Romi, lebih melongo lagi ketika semua bungkusan yang di bawa Romi di buka. "Ini harus diminum semua? Buat aku semua?""Ya iya, kan yang sakit kamu, Sayang. Masa aku? ""Iya. Tapi sebanyak ini, apa nantinya ngga akan bentrok sama obat dari dokter?""Aku udah tanya, ngga apa-apa. Asal, minumnya diselingi ngga langsung gitu. Ya udah , kamu sekarang makan dulu, trus minum obat. Ni, aku tadi beliin Nasi goreng kesukaan kamu, telurnya didadar biar mateng. Ma
Read more
KEHILANGAN
Vina sudah boleh pulang. Dan, pagi ini dia sudah kembali ke kosan. Tentu saja, Romi tidak membiarkannya banyak bergerak dulu. Dan rupanya, Vina pun tetap harus meminum semua obat yang Romi belikan."Meskipun dede udah ngga ada, virusnya belum sembuh bener. Kamu mesti abisin semua obat yang aku beliin . Emang ngga mau nanti kalau kita udah nikah, punya baby lagi?"Vina menepuk dahi. 'frontal banget sih, baru aja keguguran udah ngomongin soal bayi lagi. Terniat banget mau ngehamilin lagi,' omel Vina dalam hati. Antara sebal dan geli sebetulnya."Papa sama Mama udah tua, Mama udah tau kamu keguguran, dan Mama suruh kita cepet- cepet nikah." Deg, Vina terdiam. Ia merasa sedikit bingung jika bicara soal pernikahan. Selama ini, Vina tahu bahwa Mama Papa Romi beragama Budha, Romi sendiri memeluk Katholik. Sementara Vina?Jika mereka menikah, harus secara apa nanti??"Kok malah bengong?Nggak mau nikah sama aku?" Tanya Romi"Aku bingung, nanti kita nikah secara apa? Ya, aku dulu aktif di p
Read more
TITIK BALIK
Kondisi Vina sudah jauh membaik, ia sudah tidak lagi menangis atau bermimpi buruk. Meski setiap hari Romi selalu mencekokinya dengan obat-obatan herbal dan lainnya, tapi Vina menurutinya. Dan, sore ini Vina sudah tampil manis mengenakan dress berwarna hitam dengan bahan halus dengan kerah sabrina membuatnya tampil cantik. Vina hanya mengenakan make-up tipis, ia tidak ingin berdandan terlalu tebal. Malam ini Romi mengajaknya untuk mengikuti Misa Malam Natal. "Hmm, besok malam, aku mau ke Gereja. Lusa kan Natal, jadi mungkin aku ke kosan agak malam pulang dari Gereja," kata Romi sehari sebelumnya. Dan entah mengapa Vina tiba- tiba ingin ikut."Aku mau ikut. Udah lama aku ngga ke Gereja," jawab Vina membuat Romi melongo antara kaget dan heran."Kamu yakin? Ngga lagi kesambet atau salah makan kan?""Ish, orang mau ibadah dia malah bilang kesambet. Seriuslah, besok jam berapa? ""Ya udah, aku jemput jam enam sore. Misanya jam tujuh malam." Dan, Vina pun bersiap untuk berangkat. Ia
Read more
PULANG
Dan, Vina benar- benar serius dengan perkataannya. Sore itu ia meminta Romi menemaninya ke gereja. Dan mereka disambut ramah oleh Romo Yuswito. Romo yang usianya sudah separuh baya itu begitu antusias mendengar niat Vina untuk ikut Katakumen. Dalam Ajaran Katholik, Katakumen itu perlu sebagai pelajaran atau bisa dikatakan kuliah kilat, sebelum bisa menerima babtisan. Jika akan menikah, kedua pasangan harus sudah menerima sakramen baptisan secara Katholik, baru kemudian kedua calon mempelai akan mempelajari lagi ilmu- ilmu atau hukum pernikahan sebelum nantinya mereka di sahkan dalam upacara suci pernikahan. Dan, Vina menyatakan kemantapan hatinya, untuk menikah dengan Romi secara Katholik nantinya. Dan untuk itu Vina harus melakukan semua persyaratan pra Nikah. Termasuk harus dibabtis lebih dahulu. "Jadi, kalian akan menikah? Vina sebelumnya belum pernah dibabtis? Jika belum, kenapa memutuskan untuk menjadi seorang Katholik?" Tanya Romo Yus.Vina menghela nafas panjang."B
Read more
PERNIKAHAN
Tidak terasa, Vina sudah menyelesaikan Katakumen dan menerima babtisan. Ia dan Romi juga sudah mengikuti kelas bimbingan pranikah. Dokumen- dokumen pun sudah lengkap. Meskipun Vina harus membuat kembali akte kelahiramnya. Vina tidak memiliki akte lahir, ijazah karena , dulu surat- surat penting itu habis terbakar. Tepatnya di bakar oleh Ardita, mantan tunangannya. Untung saja, Romi dengan sigap mengurus semua surat- surat penting itu.Pernikahan mereka juga sudah di tetapkan tanggalnya,dan sudah di umumkan juga di Misa Gereja. Tinggal semjnggu lagi dan mereka akan resmi menjadi suami istri. Menjadi seorang istri. Hal yang tidak pernah Vina bayangkan sebelumnya. Dulu, ketika dia masih menjadi seorang DJ dan seorang Vocalis , seringkali ia bertanya dalam hati, kapan ia akan menjalani hidup normal. Tidur di malam hari, terjaga dan beraktivitas di siang hari. Ia ingin menikah sebelum usianya 26 tahun, dan ternyata Tuhan mendengar doanya. Tahun ini Vina akan berusia 26 tahun, d
Read more
TITIPAN YANG KEMBALI
Meskipun sudah menikah, namun Vina masih tinggal di kos- kosan. Masih butuh perjuangan untuk mengambil hati Mama mertuanya. Terlebih setelah Vina keguguran tempo hari. Dan tidak tiap malam juga menginap, karena Papa sering kumat , jadi kadang Romi tidak bisa menemani Vina.Namun, Vina bisa memaklumi semua itu. Seperti biasa, sore hari jika toko sudah tutup, Romi akan pulang ke kos. Namun, sore itu raut wajahnya tidak enak untuk di lihat."Kenapa? Ada masalah di rumah?" Tanya Vina"Mama.""Loh, mama kenapa lagi?""Kaki Mama tiba- tiba bengkak. Ngga tau kenapa. Tadi siang ada panggil orang dari klenteng buat ngusir setan gitu. Soalnya tiga hari yang lalu, mama ada naik ke atas, di atas kan sarang walet. Nah, besoknya kaki mama langsung bengkak gitu. Kemungkinan Mama keteguran atau apa. Jadi tadi siang panggil orang dari klenteng buat usir setan " Vina menahan tawanya, ia terkikik geli melihat suaminya itu mengoceh,"Trus, udah usir setan gitu, kaki Mama kempes?" Tanya Vina. R
Read more
CHECK UP
Sore itu Vina sudah berada di ruang periksa Dokter Hanifah. Dokter sedang melihat lewat monitor perkembangan janin yang berada dalam kandungan Vina ."Bagaimana kondisi nya Dokter? Sehat ‘kan?" Tanya Romi."Sehat kok. Detak jantungnya bagus.""Dok, maaf sebelumnya. Jadi beberapa bulan yang lalu, saya sempat keguguran karena toksoplasma. Apa virusnya masih ada ya?" Tanya Vina ."Begini Bu, Pak. Ibu hamil, bisa saja terkena virus toksoplasma. Tetapi, jika tidak dalam kondisi hamil, memiliki tokso akan susah untuk bisa memiliki anak. Ibu kembali hamil, artinya virusnya sudah tidak ada. Karena jika masih ada, maka ibu akan kesulitan hamil lagi." Dokter Hanifah menjelaskan."Jadi sudah sehat ya, Dok ?""Iya betul, hanya saja, selama hamil karena ibu memiliki riwayat tokso. Tahan diri untuk makan masakan yang kurang matang. Misalnya telur setengah matang, sate harus di bakar sampai matang, lalapan mentah dijauhi dulu. Kalau mau makan lalapan direbus dulu. Tidak ada makanan yang dipantan
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status