HINAAN KELUARGA SUAMI AWAL KEBERHASILANKU

HINAAN KELUARGA SUAMI AWAL KEBERHASILANKU

Oleh:  Alya Snitzky  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
41Bab
2.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Diangkat dari kisah nyata. Vina seorang wanita yang menderita sejak remaja. Sejak SMA ia harus mengamen di bus kota karena kondisi ekonomi keluarganya yang tidak baik. Cita-citanya menjadi seorang pengacara terpaksa pupus di tengah jalan karena ia harus bekerja. Dengan bakatnya ia pun menjadi penyanyi band dan DJ yang bekerja dari satu kota ke kota lain. Hingga akhirnya ia menemukan cinta sejatinya setelah ia berulang kali gagal dalam perjalanan cintanya. Hanya saja sayang keluarga suaminya sangat meremehkan dirinya hingga penghinaan selalu ia terima. Akankah Vina dan suaminya bertahan dan bangkit?

Lihat lebih banyak
HINAAN KELUARGA SUAMI AWAL KEBERHASILANKU Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
41 Bab
PERTENGKARAN
"Perempuan kayak kamu ini memang cuma bisa bawa sial. Belum sebulan kakak ipar saya meninggal,tapi Papa Romi sudah menjual rumah ini. Kamu emang hanya mau enaknya aja. Mentang-mentang papanya Romi udah pikun dan tua, kamu nggak mau ngurusin lagi?!" "Saya nggak pernah berpikir seperti itu, Tante. Kalau memang saya-""Halah, nggak usah jawab kamu! Emang susah sih kalau mantan cewek malam. Maunya ya cuma senang-senang!" Aku hanya bisa menghela napas panjang sambil menatap wanita separuh baya di hadapanku. Namanya Tante A Eng. Dia adalah tante dari suamiku Romi. Saat ini om dan tante suamiku memang sedang berada di rumah kami. Rumah mertuaku tepatnya. Mama mertuaku baru saja meninggal dunia sebulan yang lalu karena kanker serviks yang dideritanya. Selama ini kami- tinggal di ruko yang dijadikan rumah sekaligus tempat usaha. Papa mertuaku yang memang sudah berusia 77 tahun memang sudah pikun dan gampang terhasut. Tanpa setauku dan Romi suamiku, papa mertuak
Baca selengkapnya
RENCANA
Malam merangkak semakin naik, jika dulu aku melewati malam dengan semarak musik kini dunianya sudah berubah. Malam-malamnya kini dilewati dengan celoteh si kecil, obrolan menjelang tidur dengan suamiku juga mimpi-mimpi indah meskipun sering diinterupsi oleh tangisan si kecil yang haus atau mengganti popoknya.“Kita mau pindah ke mana? Papa sudah fix jual rumah ini, kan?” tanyaku pada suamiku. Romi menganggukkan kepalanya.Sebenarnya kami masih ada satu ruko lagi. Dan ruko itu atas nama almarhum mama Romi dan memang sudah diberikan kepada Romi. Tetapi, posisinya ruko itu belum disemen dan juga tidak ada kamar apa lagi kamar mandi. Di cat saja belum. Baru berbentuk bangunan setengah jadi. "Rumah ini harus sudah dikosongkan dalam waktu dua minggu oleh pemiliknya yang baru," kata Romi.“Trus?”“Ya mau nggak mau kita pindah ke ruko yang di tanjung pinang. Besok aku cari tukang bangunan yang bisa borongan deh buat semen dan cat rumah itu. Lantai satunya aja dulu yang penting bisa buat
Baca selengkapnya
TUDUHAN
Papa memang menepati perkataannya dengan memberikan kami modal usaha. Romi membuka usaha furniture. Ada satu tukang yang bekerja dengan kami. Tapi, jujur saja, aku masih ragu karena yang pertama ruko kami masuk ke dalam lorong bukan pinggir jalan. Yang kedua suamiku belum berbakat di bidang ini. Jadi aku sedikit cemas. Awalnya memang ada yang membeli lemari buatan suamiku, apa lagi memang suamiku membuat lemarinya dari bahan yang bagus. Tetapi, lemari dan furniture itu perputaran uangnya lama, tidak setiap hari orang membeli lemari sementara kebutuhan kami setiap hari. Apa lagi Leo sedang dalam masa pertumbuhan. Bayi berusia 10 bulan itu kan memerlukan gizi. Dia hanya mau minum ASI sampai usia 7 bulan saja. Aku sendiri tidak tau kenapa padahal ASI ku lumayan banyak. Dan ternyata tepat saat Leo berusia 11 bulan aku hamil kembali. “Leo kan masih kecil banget ya, padahal aku pikir lepas KB nggak langsung jadi lagi,” kataku saat melihat tespack
Baca selengkapnya
FITNAH LAGI
Jika wanita setengah baya di hadapanku ini bukanlah tante dari suamiku mungkin aku sudah mencabik-cabik wanita ini. Bagaimana mungkin dia bisa mengatakan aku penjilat. Jika aku ini penjilat mungkin sudah sejak lama aku tidak mau mengurus mama dan juga Papa. Tapi buktinya apa aku selalu merawat mereka dengan baik, bukan? Dulu pun ketika aku sedang hamil besar aku mengantarkan almarhum Mama berobat ke Jakarta. Jika aku memang penjilat tidak mungkin itu aku lakukan. Atau ketika aku mengantar beliau ke Jakarta aku tukar saja obatnya dengan obat yang lain supaya beliau bertambah sakit tapi ini kan tidak. Bahkan aku rela berjalan jauh hanya untuk mengambil sampel darah mama ke laboratorium di RSCM.Untuk yang hapal denah di RSCM pasti tau jika dari loket BPJS ke lab itu cukup jauh. Dan waktu itu aku sedang hamil 7 bulan. Apa seperti itu bisa dilakukan oleh seorang penjilat?Memang lidah Tidak bertulang dan wanita di hadapanku ini ucapannya tidak bisa dikontrol sama sekali
Baca selengkapnya
PENGAKUAN PAPA
"Iya, Papa memang beli tanah di samping home stay ini. Hanya memang bukan atas nama papa," kata papa saat kami berkumpul makan malam."Kalau kamu mau, kamu bisa bangun tanah itu buat bikin rumah makan. Di sini rumah makan emang banyak. Tapi, pengunjung juga banyak loh, Romi. Apa lagi katanya Vina dulu pernah buka rumah makan di rumah lama kalian yang dijual," kata Tante Siska. "Iya, Vina suka masak dan buat kue, jadi kami sempat buka rumah makan dan kue-kue online gitu. Sayang belum terlalu laris trus rumahnya keburu dijual," kata Romi melirik ke arah papanya. Yang dilirik hanya diam seolah tidak terjadi sesuatu. Ya aku bisa memaklumi karena memang papa itu sudah pikun. Usianya sudah 77 tahun . Sudah pikun dan sudah kembali seperti anak kecil."Maafkan papa, ya," kata paman Syongky kepada kami. "Saya nggak masalah kok, yang paling penting dari pihak keluarga papa nggak lagi menyalahkan saya. Atau saya dibilang tidak mau merawat papa," ujarku kepada paman Syongky.
Baca selengkapnya
BINGUNG
Jujur saja saat, ini aku bingung bagaimana jika tanah yang dibeli oleh papa itu kelak menjadi sengketa.Bukankah tanah itu dibeli bukan atas nama papa atau atas nama suamiku? Alasan utama adik ipar Papa membeli tanah itu karena di pulau seribu katanya tidak boleh ada orang luar yang membeli tanah di sana. Harus orang yang sudah memiliki KTP di pulau Tidung itu yang membeli tanah.Jika pembelinya dari luar, maka tanah itu bisa menjadi sengketa ... kira-kira seperti itulah. Tetapi aku juga tidak mengerti. Apakah hal itu benar atau hanya akal-akalan saja, yang jelas aku pribadi hanya merasa heran kenapa Papa membeli tanah itu jika tidak bisa atas namanya?"Terus, kalau misalkan ... amit-amit ya Papa meninggal. Lalu tanah itu mau diapain? Emang kamu bisa ngomong kalau itu tanah punya kamu?" kataku kepada Romi setelah kami kembali dari pulau Tidung.Romi mengangkat bahunya."Nggak tahu, nanti kita pikirin aja. Toh untuk sekarang kita kan masih punya uang dan masih bisa usaha juga." Aku h
Baca selengkapnya
KERJA
“Yang, aku diterima kerja! Wajahku langsung sumringah saat Romi mengatakan jika ia baru saja diterima bekerja. Aku langsung memeluk suamiku itu dan mencium pipinya.“Wah, selamat ya. Tuh, kan aku juga bilang apa. Harusnya dari kemarin kamu kerja aja, coba kalau waktu itu langsung kerja kita masih punya uang simpanan, loh. Jadi nggak susah-susah amat,” ujarku lirih. Ya, terkadang ada rasa penyesalan kenapa waktu itu aku tidak menyarankan Romi untuk bekerja saja dan uang yang diberikan papa itu didepositokan.“Iya namanya juga hidup kadang di atas kadang di bawah, Sayang. Tapi, nggak apa-apalah kita mulai lagi semuanya dari nol,” kata Romi dengan santai. Inilah sifat Romi yang terkadang tidak aku sukai,dia terlalu santai. Aku hanya menganggukan kepala perlahan sambil tersenyum ... yah segalanya memang harus dimulai dari nol. Terkadang ada sedikit penyesalan yang terbit dalam hatiku, kenapa sih waktu itu aku nggak sabaran. Seharusnya aku mungkin bisa menahan emosi saat mengha
Baca selengkapnya
BENALU
“Ya ampun, Yuk, ini kok banyak banget cucian? Terus ini cucian piring banyak banget, perasaan tadi Leo belum makan. Terus udah gitu kok piringnya numpuk gelas kotor juga numpuk. Terus ini cucian baju siapa aja?” tanyaku kepada Ayukk Neneng.Aku sangat terkejut, saat aku turun ke lantai bawah dan melihat Ayuk yang bekerja di rumahku sedang mencuci banyak sekali pakaian kotor. Dan juga di wastafel tempat cuci piring, menumpuk piring dan gelas.Saat aku membuka kulkas dan hendak mengambil batu es, ternyata batu es nya habis dan cetakan batu esnya sama sekali belum diisi. Begitu juga dengan botol-botol air minum di kulkas semuanya kosong.Sudah sebulan ini selalu saja begitu. Aku jadi merasa lebih lelah dari biasanya. Memang ini hanya masalah kecil. Tetapi, jika dibiarkan pasti akan menjadi kebiasaan.“Itu kerjaannya si Beiby, dari kemarin juga kayak gitu. Kalau habis makan, cucian piringnya ditumpukin di situ. Terus ini juga baju-baju kotor punya dia,” kata Ayukk.Aku menepuk dahiku den
Baca selengkapnya
HADIAH
Pada akhirnya, Romi pun terpaksa pulang. Karena perutku yang sering kram ditambah lagi keluhanku mengenai Beiby yang semakin bertindak seenaknya. Bahkan ia pernah dengan sengaja membawa sejumlah ekstasi ke rumah.Hal itu makin membuatku dan Romi kesal. Tetapi, untuk mengusirnya dari rumah selalu tidak ada kesempatan. Dia seperti sengaja pulang malam menjelang dia berangkat kerja sehingga membuat kami tidak sempat bicara kepadanya. Dan pagi itu tepat tanggal 5 november 2016, pagi saat terbangun aku merasakan mules dan keluar flek. Tanpa berpikir panjang, Romi membawaku ke rumah sakit Bhayangkara Jambi. Pada saat diperiksa ternyata masih pembukaan 1. "Nggak bisa pulang dulu, Dokter?" tanyaku kepada dokter Hanif. Dokter yang sudah menanganiku sejak anak pertama dulu. "Sebaiknya jangan. Nanti kalau pulang ke rumah lalu ada apa-apa bagaimana? Lebih baik di rumah sakit saja dulu," kata dokter.Romi tersenyum seolah mengerti keresahanku. "Ada Ayuk yang jagain Koko Leo. Tenang aja," ujar
Baca selengkapnya
MASA LALU
_4 TAHUN LALU__BANDUNG, 2010_ "Kalo kamu nggak kuat ya udah tinggalin aja, kenapa susah?! Toh, buat kamu aku kan nggak berguna. Banyak perbedaan, selain perbedaan agama. Keluarga kamu kan keluarga terpandang, ngga panteslah punya menantu kaya aku yang hanya seorang vocalis Band, dan seorang DJ yang kerjanya malam!” jerit Vina pada lelaki di hadapannya.PLAK! Vina memegang pipinya yang mulai memanas akibat tamparan Adit, lelaki di hadapannya yang sudah 3 tahun ini menjadi tunangannya."Dasar perempuan ngga tau diri ! Asal kamu tau ya, di luar sana banyak perempuan yang ngejar aku!""Ya sudah kalo begitu, ngapain kamu masih bertahan? Biar bisa morotin hasil kerja aku? Kamu pikir aku ngga tau setiap kali aku longtrip di luar kota kamu kencan dengan banyak perempuan? Kamu porotin uangnya, kamu porotin juga uangku?" Adit menatap Vina emosi, entah dari mana gadis ini bisa tau seluruh sepak terjangnya diluaran, padahal gadis ini hampir tidak pernah ada di dekat
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status