All Chapters of Kau Buang Aku, Kunikahi Bosmu: Chapter 261 - Chapter 270
327 Chapters
Bab 261
Bab 261Mata Handi terlihat membulat dengan sempurna setelah membaca pesan dari pengirim yang tak dikenal itu."Siapa pemilik nomor ini? Kenapa dia mengetahui tentang Adi?"Ada banyak hal janggal yang membuatnya penasaran. Tapi pria itu juga sedikit percaya karena kemungkinan besar buronan itu memang ada di kota ini.Entah mengapa dia memiliki pikiran dan langsung membalas pesan tersebut.[Beri informasi lebih banyak lagi dan akan ada bayaran atas kerja kerasmu.]Handi tentu saja tak ingin membuang waktu ataupun kesempatan jika memang informasi yang baru saja diterimanya kali ini benar karena dia bisa memanfaatkan itu untuk mencari tahu keberadaan Adi.Saat ini pria itu benar-benar menghilang dan tak meninggalkan jejak sedikitpun. Adi sungguh lihai bersembunyi seolah menjadi penjahat kelas kakap.Handi tak pernah berpikir sedikitpun kalau pada akhirnya pria itu berani untuk kabur dari penjara. Apalagi keamanan di dalam penjara tak bisa diragukan lagi. Namun nyatanya sebuah kecelakaan
Read more
Bab 262
Bab 262Handi telah sampai di rumahnya. Pria itu segera turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah. Dia tampak mengedarkan pandangannya ke sekeliling untuk mencari sosok istrinya. Tapi dia tak menemukannya sama sekali.Dia lantas naik ke tangga menuju lantai atas. Sebelum pulang ke rumahnya dia juga sempat mampir ke toko kue untuk membelikan beberapa jenis makanan ringan untuk Putri.Rasanya tak adil jika dia hanya membelikan hadiah untuk Siti seorang. Gadis kecil itu juga masih memerlukan kasih sayang dan merupakan tanggung jawabnya.Handi berada tepat di pintu kamarnya. Pria itu lantas memutar gagang kunci dan masuk ke dalam. Dilihatnya sosok wanita yang kini tengah duduk di sofa. Tapi nyatanya wanita itu ketiduran.Handi menghela nafas perlahan sambil menggelengkan kepalanya.Pria itu lantas mendekat dan memperhatikan istrinya lekat."Kenapa malah ketiduran di sofa?"Pria itu tahu dengan jelas bahwa keadaan istrinya saat ini tengah tak stabil. Apalagi semalam wanita itu mengalami mi
Read more
Bab 263
Bab 263"Aku mau ke kamar Putri. Dia pasti bosen sendirian seharian ini. Kebetulan aku juga tadi beli beberapa camilan dan coklat. Dia pasti suka," ujar Handi.Pria itu berdiri dan mengelus pelan puncak kepala istrinya. Siti hanya mengangguk pelan.Wanita itu masih fokus menatap buket bunga tulip yang baru saja diterimanya dari sang suami. Bahkan setiap kali pria itu mendapatkan keberhasilan, dia tak lupa merayakannya dengan orang sekitar. Dulu, Siti pikir dia pria yang dingin. Tapi ternyata dia bukan dingin, hanya saja membatasi segala hal dengan orang lain. Jika sudah mengenalnya lebih jauh, dia benar-benar pria yang baik serta pengertian.Siti mendekatkan buket bunga itu ke hidungnya. Aroma khas bunga tulip segar seketika menyeruak masuk ke dalam lubang hidungnya secara perlahan."Harum," lirihnya.Di sisi lain, Handi berapa tepat di depan pintu kamar anaknya. Pria itu lantas mengetuknya perlahan."Putri, ini Ayah. Apa Ayah boleh masuk?""Ayah? Boleh, masuk aja."Handi segera memu
Read more
Bab 264
Bab 264Selina masuk ke dalam salah satu bilik toilet. Ketika para pekerja sibuk makan siang, dia memilih untuk memanfaatkan waktu ini agar bisa menghubungi Adi.Bagaimanapun juga wanita itu tak ingin membuang waktu ketika kesempatan sudah menghampirinya. Untung saja dia berhasil mendapatkan nomor ponsel baru Adi.Kebetulan toilet kali ini juga sepi. Jika pun ada orang yang masuk, Selina pasti bisa mendengarnya.Setelah merasa keadaan aman serta memungkinkan. Wanita itu segera menelepon Adi. Butuh waktu cukup lama hingga pria itu mengangkat panggilannya."Halo, siapa ini?" Suara seorang pria mulai terdengar dari ujung telepon.Mata Selina berbinar, "Ini aku, Mas.""Selina?""Iya, Mas. Maaf, apa aku ganggu kamu?"Dengan tingkah yang lembut dan manja, Selina bertingkah seperti wanita polos yang begitu mencintai Adi. Namun nyatanya di dalam hati wanita muda itu ada sebuah bara yang membara."Nggak juga. Kenapa kamu menelepon?""Mas, kenapa selama ini nggak ada kabar? Aku coba hubungi kam
Read more
Bab 265
Bab 265Putri kini sudah diperbolehkan untuk masuk sekolah kembali, namun dengan syarat bahwa ibunya akan tetap ikut untuk mengawasi gadis kecil itu supaya tidak menyusahkan lebih banyak orang di sekolah nantinya.Gadis kecil itu kini tengah menyantap sarapan. Begitu juga dengan Handi.Tak lama, mereka bertiga siap untuk pergi. Handi seperti biasa mengantar anak serta istrinya dulu ke sekolah. Apalagi pria itu tak akan membiarkan apapun terjadi pada keluarganya. Sepanjang perjalan, mereka bertiga mengisi keheningan dengan obrolan. Tatang yang mengemudi juga sesekali nimbrung.Hanya butuh waktu sekitar 15 menit saja dan mereka telah sampai di sekolah. Putri dan Siti segera turun dari mobil. Begitu juga dengan Handi. Setelah berpamitan itu segera melaju pergi bersama dengan sopirnya.Sedangkan Putri dan Siti kini masuk ke dalam gerbang sekolah. Untungnya beberapa staf di sekolah ini memang sudah mengenal mereka berdua. Saat melihat gadis kecil itu cukup kesulitan untuk berjalan, ada be
Read more
Bab 266
Bab 266Eva mengutak-atik ponselnya dengan santai sambil menonton televisi. Lagi tadi wanita itu memang memutuskan untuk menghapus postingan yang sempat dia publish di akun sosial media palsu milikku agar bisa menjatuhkan Siti.Tapi nyatanya dia tak berhasil melakukan itu dan sepupunya malah berniat untuk mempermasalahkan masalah ini ke pengadilan.Sejujurnya dia tak ingin melakukan itu. Tapi masalah semakin besar dan dia juga dimusuhi oleh suaminya sendiri.Mau tak mau dia tetap harus melakukannya walaupun sebenarnya masih merasa kesal dan juga terhina sebab statusnya kini diremehkan oleh Siti.Eva mengurutkan kening ketika melihat layar ponselnya menyala dan menandakan adanya panggilan masuk.Tanpa basa-basi wanita itu langsung mengangkat panggilan dari suaminya. Padahal selama beberapa hari belakangan pria itu terus mencoba untuk menghindarinya dengan segala cara dan 1000 alasan."Halo, ada apa?""Sayang, kamu mau belanja nggak?"Mata wanita itu kini tampak memicing ketika mendenga
Read more
Bab 267
Bab 267Mata Eva terlihat membulat dengan sempurna setelah mendengar penuturan suaminya."Apa?! Kenapa kamu berpikir seperti itu, Mas? Aku memang menghapus postingannya, tapi bukan berarti aku sudah bersiap untuk meminta maaf pada Siti."Ketegasan itu keluar dengan mudah dari mulut Eva. Sejak awal dia memang tak pernah berniat untuk meminta maaf pada Siti. Bahkan meski sepupunya itu telah membuat masalah ini masuk ke pengadilan sekalipun.Dirga tampak terkejut karena ternyata dugaannya itu salah kaprah. Pria itu sudah terlanjur merasa senang ketika membayangkan istrinya akan meminta maaf pada Siti dan berdamai.Tapi nyatanya itu semua hanyalah khayalan belaka karena istrinya memang benar-benar keras kepala dan tak akan pernah mau melunak sedikitpun meski dia memang bersalah.Keterkejutan itu tiba-tiba membuatnya merasa enggan untuk mengantar istrinya berbelanja karena Dirga pikir dia akan merayakan hal ini dengan membuat istrinya jauh lebih bahagia."Kenapa kamu tidak berniat untuk be
Read more
Bab 268
Bab 268Eva berjalan dalam keadaan marah karena di dalam pikirannya kini tertuju pada Dirga sang suami yang malah membela Siti ketimbang membela dirinya yang statusnya adalah istri sah dari Dirga. "Apa-apaan mas Dirga yang membela Siti , awas saja kau Siti!"Meski wanita itu memang merasa marah pada suaminya tapi dia tetap saja menyalahkan semua itu pada sepupunya. Andai Siti tak pernah hadir di dalam hidupnya, Eva pikir dia akan merasa bahagia untuk selamanya tanpa perlu merasa marah ataupun kecewa seperti ini.Bahkan pertengkarannya dengan sang suami juga tak mungkin akan terjadi.Kekesalan itu semakin berlanjut karena setelah sekian lama diabaikan, suaminya itu kembali dan bersikap mesra hanya karena berpikir dia telah berniat untuk berdamai dengan Siti.Rasa sakit di dalam hatinya itu kembali membara dan juga menguap begitu besar ketika menyadari bahwa dia pasti akan selalu dianggap salah oleh Dirga.Saat sedang fokus berjalan, Eva memicingkan mata ketika melihat sosok seseorang d
Read more
Bab 269
Bab 269Suara lonceng tanda jam istirahat telah berbunga nyaring. Siti yang tengah sibuk memainkan ponsel kini tampak menoleh dan beranjak berdiri.Beberapa siswa tampak keluar satu persatu. Mereka semua tampaknya sudah tak sabaran lagi untuk beristirahat dan juga membeli jajan.Siti bergegas pergi ke kelas Putri. Wanita itu tentunya tak ingin membuat anaknya menunggu terlalu lama, terlebih lagi gadis kecil itu kesulitan untuk berjalan.Siti berhenti sejenak di depan pintu kelas Putri, wanita itu lantas melongok dari balik pintu. Ternyata anaknya sedang mengobrol dengan Selly dan yang lainnya. Tapi tak lama, gadis kecil itu mencoba untuk berdiri.Siti yang melihat hal itu lantas bergegas masuk dan menghampiri anaknya. "Put, kamu mau kemana?"Putri yang sadar ibunya itu mendekat, lantas tersenyum tipis. Untungnya Selly juga membantu gadis kecil itu agar bisa berdiri dengan benar."Tante, Putri mau main diluar sama Selly. Boleh?"Siti diam sejenak. Dia menatap lekat putrinya. Bagaimanap
Read more
Bab 270
Bab 270Handi tampak menutup dokumen yang baru saja dilihatnya. Pria itu berniat untuk mengecek dokumen lain, tapi suara ponselnya yang berdering-nyaring telah berhasil membuatnya menoleh dan langsung meraih benda pipih itu sambil mengurutkan kening.Ada panggilan masuk dari nomor yang tak dikenal, meski sebenarnya pria itu enggan untuk mengangkatnya, tapi dia memilih untuk tetap menerimanya karena takut jika ada sesuatu yang penting."Halo?""Halo selamat siang, apa benar saya bicara dengan Bapak Handi Nugraha?"Handi mengerutkan kening karena awalnya pria itu berpikir bahwa panggilan yang baru saja masuk merupakan dari orang asing yang berniat untuk menjauhi lima saja. Namun rasanya tak mungkin jika itu hanya telepon iseng. Apalagi namanya juga disebut dengan jelas."Iya, benar. Dengan saya sendiri. Ini siapa?""Kami dari pihak rumah sakit ingin memberi informasi bahwa Ny. Siti baru saja dilarikan kemari sebab pingsan. Mohon untuk segera datang dan mengisi data pasien."Mata Handi s
Read more
PREV
1
...
2526272829
...
33
DMCA.com Protection Status