Bab 263"Aku mau ke kamar Putri. Dia pasti bosen sendirian seharian ini. Kebetulan aku juga tadi beli beberapa camilan dan coklat. Dia pasti suka," ujar Handi.Pria itu berdiri dan mengelus pelan puncak kepala istrinya. Siti hanya mengangguk pelan.Wanita itu masih fokus menatap buket bunga tulip yang baru saja diterimanya dari sang suami. Bahkan setiap kali pria itu mendapatkan keberhasilan, dia tak lupa merayakannya dengan orang sekitar. Dulu, Siti pikir dia pria yang dingin. Tapi ternyata dia bukan dingin, hanya saja membatasi segala hal dengan orang lain. Jika sudah mengenalnya lebih jauh, dia benar-benar pria yang baik serta pengertian.Siti mendekatkan buket bunga itu ke hidungnya. Aroma khas bunga tulip segar seketika menyeruak masuk ke dalam lubang hidungnya secara perlahan."Harum," lirihnya.Di sisi lain, Handi berapa tepat di depan pintu kamar anaknya. Pria itu lantas mengetuknya perlahan."Putri, ini Ayah. Apa Ayah boleh masuk?""Ayah? Boleh, masuk aja."Handi segera memu
Read more