“Lily sudah memberiku lokasi terkini Toni Kurniawan,” ucap Mei saat sedang sibuk memasak sarapan.Erik baru saja keluar dari kamar. Rambutnya masih basah dan wangi sabun tercium kuat di hidung Mei. Dengan santainya, Erik duduk menghadap kitchen island¸ memperhatikan gerak-gerik wanita yang sudah mengobrak-abrik hatinya.“Di mana?” tanya Erik. Dia mengambil satu gelas jus apel tanpa es yang ada di meja. “Eh, ini memang buat aku, ‘kan?”Mei menoleh sebentar lalu mengangguk. “Ambil aja! Itu memang buat kamu. Aku lebih suka teh hangat,” jawab Mei. “Oh iya, Lily bilang Toni ada di Jakarta Selatan.”“Oke, kita bisa berangkat setelah sarapan,” sahut Erik.Mei mengangguk. Dia mulai memindahkan masakannya ke atas piring. Telur mata sapi setengah matang, sosis bakar, kentang tumbuk, dan buncis, siap dinikmati.“Tumben masak begini? Biasanya nasi,” ujar Erik sambil mencomot kentang tumbuknya. Kepalanya mengangguk tanda menikmati masakan Mei.“Aku tahu kau jarang makan nasi kalau pagi begini. Jad
Baca selengkapnya