All Chapters of Mengejar Cinta Kayana : Chapter 31 - Chapter 40
155 Chapters
Ancaman dari Aruna
"Kayana, kamu sudah punya pacar ya?" Uhukk Kayana tersedak. Ibunya tiba-tiba saja menanyakan tentang hubungannya dengan Muklis yang sering dilihatnya akhir-akhir ini. Muklis memang sempat bertegur sapa dengan ibunya, apalagi ia juga sering membelikan makanan saat mengantarnya pulang. Pasti ibunya sedikit banyak curiga dengan kedekatan mereka. "Uhmm..." "Sudahlah, Bu. Anaknya punya pacar kok dicurigai?" timpal pak Ruslan, ayah Kayana yang terkenal sabar. "Tuh, ayah saja tidak masalah." "Bukan begitu, kenapa kamu sembunyikan? Kenalin sama ibu." Kayana menghela napas. Ia mengangguk kemudian membenarkan ucapan ibunya. Ia juga sebenarnya ingin sekali memberitahu kedua orangtuanya kalau ia dan Muklis sudah berpacaran sejak satu minggu yang lalu. "Nanti juga—" Ting! Tong! Bel rumah berbunyi. Kayana dan kedua orangtuanya menoleh bersamaan. Kayana sedikit canggung, pamit sebentar ingin membukakan pintu. Di dalam hatinya, ia yakin itu adalah Muklis yang sudah ia tunggu-tunggu sejak ta
Read more
Kebingungan sendiri
“Tidak, tidak mungkin.” Rafandra berjalan memutari ruangan kantornya dengan jari tergigit. Ia pun berlari ke arah jendela, memastikan entah sesuatu yang akan terjadi di sana. Samsul yang baru saja masuk ke dalam kantor merasa heran. Sejak kapan bosnya yang terkenal tenang jadi salah tingkah seperti ini. “Bos?” tidak ada sahutan. Samsul mencobanya sekali lagi. “Bos, ada tamu.” Mendengar suara Samsul membuat Rafandra berhenti merenung. Ia kembali ke mejanya masih dengan wajah pucatnya. “Siapa tamunya?” tanya Rafandra. “Mas Raka.” Samsul menunjuk ke arah pintu masuk. Tampak Rakabumi sedang tertawa mengejek sambil membawa tas tangan berisi oleh-oleh. “Biasanya juga langsung masuk,” ketus Rafandra. Dibalas seperti itu Rakabumi malah terkekeh. Ia langsung duduk di kursi kosong depan Rafandra masih dengan senyuman mengejeknya. “Mau apa lu kesini?” “Tadinya mau ketemu Kayana tapi enggak jadi deh, Sepertinya teman gue yang satu ini masih menggalau tentang si cantik,” sindir Rakabumi. “
Read more
Rafandra yang masa bodo
Niat Alyssa menjodohkan Rafandra dan Sonia menjadi alasan tepat baginya untuk datang ke kantor hanya demi sebuah pekerjaan bagi wanita cantik itu. Sungguh mengherankan melihat mereka berdua tengah berada di ruangan kerja Rafandra di pagi hari yang cerah ini. Apalagi kalau bukan karena rengekan Sonia kemarin. "Mama enggak bilang kalau mau ke kantor hari ini. Aku kan bisa kasih tahu Samsul buat jemput sekalian," protes Rafandra. Tatapannya lalu tertuju pada Sonia yang berdiri dekat ibunya sambil tersenyum memamerkan lesung pipinya. "Dia mau apa kesini?" "Mama kesini mau menengok papamu dan juga mengantar Sonia untuk magang di sini." Rafandra membelalakkan matanya. Ia mengorek telinganya takut-takut ia salah mendengar tadi. "Apa? Magang? Sejak kapan dia magang di sini?" Rafandra terlihat acuh cenderung meremehkan keberadaan Sonia yang katanya sudah direstui ibunya. "Loh, belum tahu ya? Papamu tadi baru saja mengizinkan." Belum sampai Rafandra buka suara, tiba-tiba saja pintu dibuk
Read more
Kebohongan Rafandra
Sonia datang lebih awal. Niatnya hari ini ingin memberikan bekal buatannya untuk Rafandra, pria yang sedang dirinya incar sejak satu bulan lalu. Senyumnya mengembang melihat kotak bekal yang ia pegang erat di tangannya. Isinya, nasi dan lauk pauk kesukaan Rafandra. Sesampainya di depan ruangan, senyum Sonia memudar. Pasalnya, tak ada tanda-tanda sosok Rafandra di dalamnya. Ia melirik arloji dan seharusnya Rafandra sudah sampai di ruangannya. "Kemana dia?" gumam Sonia. Ia berjalan kembali keluar ruangan mencari Samsul, asisten pribadi Rafandra yang biasanya duduk di ruangan depan. "Rafa mana?" tanyanya tiba-tiba. Samsul berdiri memberi hormat pada Sonia. "Enggak usah senyum-senyum. Rafa mana?" "Bos Rafa hari ini ke kantor cabang. Ada sesuatu yang harus diurus di sana," jawab Samsul lantang. "Kamu tidak bohong kan?" tatapan Sonia penuh menyelidik. Samsul dengan tegas menggelengkan kepalanya. Sonia yang tidak percaya segera membuka ponsel dan mencari nomor Rafandra. "Rafa, kamu di
Read more
Lelaki sama saja
"Rafandra..." Sonia berlari cepat dari luar gedung sambil membawa kotak makanan menuju ke arah Rafandra yang berbalik menatapnya. Tak ada yang salah, tapi Rafandra memandang aneh padanya entah karena apa. "Rafa, aku bawa bekal buat kamu." Sonia berseru senang menunjukkan kotak makanan pada Rafandra. Lirikan tak minat Rafandra membuat Sonia sedikit sakit hati tapi ia berusaha memakluminya. Di samping Rafandra ada Samsul yang pagi ini mendampinginya sejak keluar dari kendaraan. "Memangnya aku suruh kamu bawa makan siang untuk aku?" tanya Rafandra dengan wajah sinis. Sonia menggelengkan kepalanya. "Terus, atas dasar apa kamu bawa makanan untuk aku?" "Kalau kamu enggak suka, ya sudah jangan dimakan," bentak Sonia. Rafandra menarik kotak makanan yang dipegang Sonia lalu memberikannya pada Samsul. "Taruh di piring. Nanti letakkan di meja tengah." Sonia menarik lagi kotak makanan itu lalu memeluknya erat. "Kalau kamu tidak suka, jangan dikasih ke orang lain." "Memang aku ada bicara k
Read more
Kayana berpaling?
Brakk!!"Semua cowok sama saja!"Kayana mengumpat cukup keras. Kertas dan alat tulis berterbangan hingga ada sebagian yang terjatuh ke lantai. Abil yang kebetulan ada di tempat hanya bisa menggelengkan kepalanya, heran dengan Kayana."Udah punya pacar, masih saja deketin. Udah gitu ngerayu pula," umpatnya lagi.Abil merasa tersindir tapi ia tahu sindiran itu bukan untuknya karena sejak kemarin ia belum bertegur sapa dengan Kayana."Kamu kenapa, Kay? Pulang meeting kok marah-marah?" tegur Abil. Kayana menoleh, menampilkan wajah marah dengan mata sembabnya."Abil kenapa di sini?" Kayana balik bertanya."Aku lihat kamu marah-marah, aku kira kenapa."Kayana memundurkan kursinya lalu berbalik ke samping tepat berhadapan dengan Abil yang masih berdiri di sana. Abil sedikit salah tingkah saat Kayana menatapnya. Seperti tatapan ingin menangkap dan mengumpatinya."Abil, aku punya kenalan. Pria mapan, ganteng, baik tapi sedikit aneh. Dia deketin aku, terus menyatakan perasaannya dan dia bilang
Read more
Perjanjian terselubung
Rafandra memundurkan mobilnya begitu tiba di rumah pribadinya yang terletak tak jauh dari kantornya. Bukan perumahan yang waktu itu disinggahi Kayana. Saat memasuki kawasan perumahan, tersebarlah aura orang-orang berkelas yang tinggal di sana. Kayana bisa merasakan hal itu. Terlebih saat masuk ke dalam gerbang, suasana makin sepi. Kayana takut. "Lu mau bawa gue kemana?" ketus Kayana. Rafandra tak menjawab. Ia tetap diam hingga mesin mobil dimatikan. "Ini rumah lu?" "Iya, ini rumah gue. Makan malam dulu di sini. Nanti gue anterin pulang," pinta Rafandra yang langsung turun tanpa memberi aba-aba. Kayana pun ikut turun dan mengekorinya dari belakang. "Rumah pribadi maksud lu? Tapi kan—" "Di dalam ada Raka sama temen lu. Tadi gue suruh mereka berdua ke sini." "Raka? Dia ikut ke sini?" tanya Kayana memastikan. Rafandra mengangguk. "Lu enggak lagi bikin skenario bikin gue—" "Gue enggak sejahat itu Kayana. Gue masih waras. Kalau gue mau berbuat kayak gitu, udah dari dulu," potong Rafa
Read more
Gila karena Kayana
Sebenarnya, rencana Rafandra mengajak Aruna dan Rakabumi makan malam bersama sudah ia rencanakan sejak pulang dari Puncak bersama Kayana minggu lalu. Aruna yang saat itu telah mengetahui siapa Muklis, setiap harinya selalu saja menagih janji Rafandra untuk menjodohkan dirinya dengan Rakabumi. Ancamannya adalah membuka kedok Muklis pada Kayana secepat mungkin. Rafandra sadar betul niat terselubung ini. Walaupun nantinya cepat atau lambat pasti Kayana mengetahuinya, tetap saja semua ini butuh proses yang panjang. “Jadinya bagaimana? Mau ketemuan di kafe atau di rumah pribadi aku?” tanya Rafandra yang sekilas terlihat kesal karena Aruna mencegatnya di parkiran bawah kantor. Aruna tersenyum, pilihan kedua terasa lebih intim. Bisa ditebak dari tingkahnya, pasti Aruna akan memilih piliha yang kedua. “Di rumah mas Rafa sepertinya seru.” Rafandra mendecih. “Sudah kuduga.” “Kapan bisa kesana?” tanya Aruna yang tak sabar ingin pergi ke rumah Rafandra. Jalannya sedikit dipercepat karena Raf
Read more
Tebak cenayang
Rafandra benar-benar nekat menemui Kayana di rumahnya. Setelah adegan tampar tadi malam, ia masih belum puas untuk menjahilinya dan berakhir dengan meluapnya kata-kata ketus dari bibir Kayana. Tak mengapa, yang terpenting Kayana tidak berubah. Tepat pukul delapan pagi, Rafandra berdiri di depan pintu rumah Kayana. Pagar depan terbuka lebar, jadi ia bisa masuk ke dalam tanpa harus memanggil. Rumah Kayana masih sepi tapi dari luar terdengar suara piring dan sendok beradu. Rafandra memastikan, pasti keluarga kecil itu sedang makan pagi. Tokk tokk Rafandra mengetuk pintu perlahan. Ditunggunya lima menit, belum juga ada pergerakan. Lalu ia ketuk lagi untuk kedua kalinya. "Siapa?" teriak Kayana yang suaranya terdengar dari luar. "Si—" Kayana terkejut begitu membuka pintu depan. Rafandra melebarkan senyumnya menyambut Kayana yang sinis. "Udah siap?" tanya Rafandra tanpa basa-basi. "Gue lagi sarapan. Kenapa lu datang pagi?" tanya Kayana sedikit ketus. "Biar enggak kepanasan di jalan."
Read more
Kejar sampai dapat
Rafandra memutar kemudi hingga akhirnya mobil yang ia kendarai berhasil terparkir dengan rapi di basement sebuah mall besar di Jakarta. Suasana di basement itu sepi, hanya ada beberapa mobil yang berjarak cukup jauh dari tempat Rafandra saat ini. Situasi ini rupanya dimanfaatkan dengan baik oleh seorang Rafandra yang ingin bicara serius dengan Kayana yang masih sibuk bermain game di ponselnya. Geram, Rafandra menarik ponsel itu dan menyembunyikannya di balik punggung. “Rafa!” teriak Kayana yang tak terima ponselnya diambil. Tangannya dengan cekatan menarik lengan kemeja Rafandra tapi tetap saja tak berhasil mengambil kembali ponsel di tangannya. “Kembalikan!” teriaknya lagi. “Nanti selesai makan, nonton dan obrolan kita tentang masa depan berhasil mencapai kesepakatan.” Rafandra benar-benar menyebalkan. Ponsel Kayana disembunyikan di balik kantung kemeja dan dengan santai ia membuka pintu mobil meninggalkannya di dalam. Kayana keluar mengikuti langkah Rafandra masuk ke dalam mall
Read more
PREV
123456
...
16
DMCA.com Protection Status