All Chapters of Suamiku Terjerat Rayuan Janda : Chapter 21 - Chapter 25
25 Chapters
Bab 21. Babak Belur
"Mau apa kamu ke sini?""Di mana Delisha?" tanya pria yang seenaknya nyelonong masuk ke dalam rumahku.Siapa lagi yang tak sopan seperti itu jika bukan mantan suamiku, Raka. Entah bagaimana caranya dia bisa datang ke sini tanpa permisi."Untuk apa kamu mencari Delisha?"Aku berusaha menghentikan Mas Raka yang terus berusaha mencari Delisha yang tengah beristirahat saat ini. Entah apa yang akan dilakukannya pada anak sekecil itu. Mengingat hal yang terjadi saat pesta, membuatku khawatir Mas Raka akan menyakiti Delisha yang masih belum tahu apa-apa."Duduklah. Kita bicarakan baik-baik," pintaku berusaha membujuknya.Pria itu pun menurut lalu berjalan menuju ruang tamu dan mendaratkan bobot tubuhnya di satu-satunya sofa panjang di sana. Dia dengan santainya bersandar dan menyilangkan kedua kakinya, menatapku dengan angkuh, tak seperti Mas Raka yang ku kenal dulu."Ada apa kamu mencari Delisha. Dan bagaimana bisa kamu menemukanku di sini?""Itu bukan hal yang susah untuk mencarimu, Zi," u
Read more
Bab 22. Kalian Ngapain?
"A-Aku-""Aku memang mau ke sini karena ada yang mau aku diskusikan denganmu perihal bisnis kita," potong Rafa cepat."Kalau kamu?" Aku kini menoleh kepada Dika, menanti jawaban pemuda itu akan alasan apa yang membuatnya datang ke rumahku."Emm, a-aku hanya sekadar lewat. Ya, aku tadi cuma lewat," ucapnya setengah gugup.Aku menganggukkan kepalaku. Tak ingin memperpanjang tentang alasan mereka. Aku mempersilakan mereka duduk. Sementara aku hendak menuju dapur untuk membawakan mereka minuman. Tapi mereka menolak. Mereka memintaku untuk diam dan duduk saja, beristirahat."Kami bisa ambil sendiri," ucap Rafa yamg dijawab anggukan oleh Dika.'Tumben mereka berdua kompak,' batinku.Aku hanya bisa menurut saja. Lagipula kepalaku masih cukup pusing untuk menghadapi dua orang pria dewasa ini."Delisha," ucapku lirih.Aku khawatir Delisha terbangun dan terganggu dengan keributan saat ini. Meski tak seberisik saat kedatangan Raka, tetap saja dua orang pria ini cukup membuat suasana tenang menja
Read more
Bab 23. Dua Pria Konyol
"Kalian? Ngapain itu dibawa juga?" Aku tak habis pikir dengan tingkah dua orang ini. Mereka yang tadinya ribut, kini mendadak akur. Benar-benar jelmaan Tom dan Jerry kartun. Namun, ini versi manusia. Aku hanya bisa menggelengkan kepala melihat keanehan mereka. Padahal beberapa menit lalu mereka masih beradu pendapat, dan kini malah memiliki pemikiran yang sama. Dan anehnya, itu perihal makanan. "Sayang kalau dianggurin. Mubadzir kalau ngga diabisin. Iya nggak?" kata Rafa sembari menyenggol lengan Dika. Dika pun mengangguk cepat mengiyakan perkataan Rafa. "Lumayan 'kan buat cemilan selama perjalanan. Bisa hemat juga buat jajan," ungkap Dika tak kalah konyol. What?! Pria sekelas Dika yang tergolong orang kaya berpikir penghematan untuk jajan gorengan? Tunggu! Apa aku sedang bermimpi? Dua pemuda itu semakin hari semakin aneh dan menyebalkan. Terlebih saat ini mereka berjalan mendahului meninggalkanku yang masih mengolah kejadian barusan. "Nanti kita main sepuasnya di play ground, y
Read more
Bab 24. Partner Baru
"Ti-tidak, Mbak. A-ampun," ucapnya mengatupkan kedua tangannya dan menjaga jarak dariku.Kalau saja ini bukan di kantor polisi, sudah pasti aku kerjai lagi dia. Berani-beraninya dia memulai pertengkaran denganku. Huff!Beberapa menit kemudian, terdengar suara seorang pria yang memanggil nama Cindy. Aku enggan menoleh karena sudah hafal siapa pemilik suara yang mendekat."Kamu ngga apa-apa?" tanya pria yang tak lain Mas Raka.Bisa kulihat melalui ekor mataku, kedua tangan Mas Raka meraih wajah Cindy dan menatapnya khawatir."Huuu huuu ... Sakit, Mas. Semua ini karena dia," rengek Cindy lagi sembari menunjuk ke arahku.Aku pun menoleh dan pandanganku berhadapan dengan Mas Raka. Aku melambai santai kepadanya. Apalagi kulihat keterkejutan di wajah pria yang masih sedikit lebam itu membuatku sedikit puas."Z-zizi?" desisnya."Hai, Mas. Maaf ya? Tadi kamu habis dihajar temanku, sekarang malah selingkuhanmu yang aku hajar, ups!" Ledekku sembari menutup mulut dengan jemari kananku.Belum semp
Read more
Bab 25. Pertanyaan Delisha
"Tawaran apa? Dari siapa?" selidik Dika.Untuk beberapa saat aku hanya bisa melongo mendengar pertanyaan Rafa dan Dika. Kenapa mereka membahas tentang Bu Laili saat tengah menikmati makanan saat ini?Saat ini aku benar-benar tak bisa memikirkan penawaran itu. Aku khawatir belum mampu untuk memiliki banyak karyawan. Karyawan yang segelintir saja diurus oleh Rafa. Meski aku pemilik usaha sebenarnya, orang-orang tahunya kalau usaha yang kami kembangkan adalah milik Rafa."Oh, itu, Zizi ada tawaran mendirikan pabrik. Ada investor yang menawarkan perluasan usaha kami," jawab Rafa santai. Kulihat senyum miring samar di wajahnya, seolah meledek Dika yang ketinggalan berita.Kulihat Dika mengangkat sebelah alisnya. Raut wajah tak suka mulai tercetak jelas di wajahnya. Padahal itu bukan hal yang sangat penting untuk diketahui. Dan juga tak ada kaitan dengannya."Kenapa ngga ngasih tau aku?" tanya Dika. Ada nada kecewa dalam pertanyaannya. Dan membuatku sedikit merasa bersalah, entah karena apa
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status