Putik Art Centre sudah sepi pengunjung mengingat waktu berkunjung sudah berakhir 1 jam yang lalu. Rhea yang selesai mengurus seluruh lukisan di galeri mulai mengambil tasnya. Dari jauh, Rhea melihat Andini tengah berdiri di halaman depan Art Centre. Dia berhenti melangkah. Memejamkan matanya sebentar, menarik napas dalam, Rhea melanjutkan langkahnya. Mungkin karena mendengar suara hak sepatu, Andini segera menoleh. “Rhe.” Berhenti sebaris dengan Andini namun memiliki jarak yang cukup renggang, Rhea tidak menjawab dan hanya membuka aplikasi layanan transportasi dari ponselnya. Berpikir jika Rhea tidak mendengarnya, Andini menyapanya sekali lagi. Dan kali ini Rhea hanya meliriknya dari ekor matanya sebelum kembali fokus pada ponsel. “Aku memanggilmu sebelumnya. Apa yang menyita perhatianmu?” Andini mendekat dengan sikap akrab dan melihat ponsel Rhea. Setelah melihat apa yang Rhea lakukan, dia tertawa dalam hati. “Karena kalian sudah berpisah, kamu jadi menggunakan taksi. Aku pikir
Magbasa pa