Semua Bab MENDADAK HAMIL SETELAH DIVONIS MANDUL: Bab 21 - Bab 30
32 Bab
21. Pergi
Setelah sampai kamar, Aku juga tidak menemukan Zahra di tempat tidurnya."Ya Allah.. Sela.. Zahra.. kalian kemana ?" gumamku panik. Aku segera merogoh handphone dalam saku celanaku. Aku akan menghubungi Sela.Panggilan terhubung... Sela mengangkat telponnya."Assalamualaikum, Sayang."[Wa'alaikum salam, Mas]"Sayang, kamu lagi dimana ?" [Oh, iya, Mas. Ma-af ya, aku gak bilang-bilang dulu mau pergi. Aku cuma pergi ke rumah mama sama papa aja, 'kok. Aku gak sanggup lihat kamu menikah, Mas.]Aku menghela nafas, lega mendengarnya. Ternyata, Sela hanya ke rumah orangtuanya."Yaudah, Sayang. Aku ngerti, kok, perasaan kamu. Kamu baik-baik ya, disana. Nanti aku jemput kamu kalo udah selesai nikah sama Tiara," ucapku.[Iya, Mas. Yaudah ya, aku tutup dulu telponnya. Aku mau pergi dulu ke minimarket untuk beli keperluan Zahra. Semoga pernikahannya lancar ya, Mas.]"Oh, iya, sayang."[Assalamualaikum, Mas.]"Wa'alaikum salam, Sayang.]Tut.. panggilan pun dimatikan. Syukurlah kalo Sela tidak mar
Baca selengkapnya
22. Kecemasan Tiara
Tiara begitu cemas dengan ucapan Ilham yang tidak akan jadi menikahinya."Bu, gimana Bu kalo Ilham beneran gak akan nikahin aku ? Persiapannya udah hampir seratus persen loh, Bu," lirih Tiara pada Bu Tari."Kamu yang sabar ya, Nak. Kamu pasti akan menikah kok sama Ilham," jawab Bu Tari yang hanya berusaha menenangkan Tiara. Ia sendiri juga bingung mesti gimana."Kita cari Sela aja ya, Bu. Ibu tau 'kan Sela pergi kemana ?"Bu Tari langsung bingung dengan pertanyaan dari Tiara."Eu--" ucapnya dengan panik."Kenapa, Bu ?" "Masalahnya, ibu gak tau, Nak. Ibu cuman suruh Sela pergi jauh aja dari Ilham. Ibu gak sempet tanya Sela mau pergi kemana ?" Mendengar itu Tiara langsung merasa marah. Ia langsung menunjukkan telunjuknya pada Bu Tari."Ini semua gara-gara ibu tau, gak!" ucapnya sambil menunjukkan telunjuknya tepat di depan wajahnya Bu Tari.Bu Tari sampai tercengang melihat perlakuan Tiara yang tidak begitu hormat padanya. Ia tak menyangka jika Tiara ternyata gadis yang tidak punya s
Baca selengkapnya
23. Bu mertua sakit
Begitu melihat ibunya terbaring dengan kapas yang menempel di keningnya, Ilham begitu merasa cemas.Ia menghampiri ibunya dengan tatapan yang begitu lirih."Ya Allah, Bu. Apa yang sudah terjadi sama ibu sampai ibu kayak gini ?" tanya Ilham.Bu Tari masih terbaring lemah. Ia hanya syock saja dengan kejadian yang menimpanya."Ilham," ucap Bu Tari."Bu, kenapa ibu bisa sampai ke rumah sakit, Bu ? Apa yang sudah terjadi sama ibu ? Kenapa kening ibu sampai terluka seperti itu, Bu ?"Dibalik pintu, Tiara terdiam penuh ketakutan begitu mendengar Ilham menanyakan apa yang terjadi. Sejak tadi, ia hanya berdiri disana dan tak berani mendekat pada Ilham karena takut Ilham marah."Semua ini karena Tiara, Ilham. Tiara yang sudah buat ibu seperti ini.""Tiara ?!" tanya Ilham dengan perasaan kaget. Tak hanya Ilham yang kaget, Tiara juga. Ia merasa sudah tidak bisa menyangkal lagi. Tatapan Ilham pun langsung menoleh dengan tatapan tajam pada Tiara. Melihat itu Tiara semakin ketakutan."Eu-- Ilham
Baca selengkapnya
24. Mencari istri
Ilham baru saja hendak menghidupkan mobilnya untuk melajukan mobilnya untuk mencari Sela kembali. Tapi, Bu Tari--ibunya-- mengejarnya hingga ke luar teras depan rumahnya."Ilham, tunggu dulu, Nak."Ilham mematikan kembali mesin mobilnya, lalu menoleh pada ibunya. "Loh, 'kok ibu keluar ? Ibu 'kan mesti istirahat, Bu," ucapnya sambil membuka pintu mobilnya.Ia pun berjalan mendekat ke Ibunya."Tadi, kamu bilang, Sela susah dihubungi 'kan ?""Iya, Bu. Sela nomornya selalu tidak aktif.""Ibu akan coba hubungi Sela. Mungkin saja jika ibu yang menghubunginya dia akan mengangkat telponnya," ucap Bu Tari."Astaga, kenapa gak kepikiran dari tadi. Yaudah, Bu. Ayo coba, Bu," ucap Ilham yang tak sabar. Ia baru sadar, jika hanya nomornya saja yang kemungkinan di blokir oleh Sela agar dirinya tidak bisa menemukan Sela. Bu Tari mencoba menelpon Sela. Panggilan terhubung.. "Aktif," ucap Bu Tari pelan sambil menatap Ilham. Mendengar itu, Ilham langsung tersenyum kecil. Ia merasa mendapat angin seg
Baca selengkapnya
25. Kejutan
"Yasudah, lebih baik sekarang kita temui Sela, ya. Kita buat kejutan untuk dia," ucap Bu Tari pada Ilham."Iya, Bu. Ilham juga kepikiran untuk menemui Sela. Ayo, Bu. Kita berangkat."Ilham kembali ke bagasi dan masuk ke mobil. Bu Tari juga berjalan di belakangnya.*****POV SELA"Ya Allah.. apa benar yang ibu bilang tadi ? Apa benar Mas Ilham tidak jadi menikah ?" ucapku sembari mengelus pipi Zahra. Aku tidak bisa berbohong, jika aku merasa senang mendengar Mas Ilham tidak jadi menikah dengan Tiara.Mas Ilham adalah lelaki yang aku cintai. Sekalipun aku berusaha ikhlas melepaskannya, mungkin saja aku tetap tidak rela jika mengetahui Mas Ilham membagi rasa cintanya. Aku ingin menjadi wanita satu-satunya yang ia cintai."Zahra... Mamah gak tau mesti bersyukur atau tidak atas batalnya pernikahan papah kamu. Jujur saja, Mamah senang mendengarnya. Tapi, Mamah juga kasihan sama ibu dan sama papah Ilham. Ibunya papah Ilham pasti sangat menginginkan sekali cucu, Nak," ucapku sendiri.Aku tah
Baca selengkapnya
26. Balas dendam Tiara
Satu minggu kemudian...Malam ini, aku tengah masak untuk makan malam. Sedangkan, Mas Ilham dan ibu tengah mengasuh Zahra. Kehadiran Zahra semakin menambah warna dalam hidup ku.Sekarang, sudah tidak perlu lagi ada kebohongan yang mesti ditutupi.Ibunya Mas Ilham, sikapnya kini sudah seperti dulu lagi, seperti saat aku pura-pura hamil. Ia tetap mengasuh Zahra dan terlihat begitu menyayanginya.Bedanya, kali ini perasaan ku lebih tenang karena sekalipun ibu sudah tahu Zahra bukan anakku, ibu tetap mau menerimanya. Aku sudah tidak perlu pura-pura lagi mengatakan jika Zahra anak kandungku. Berbohong, nyatanya hanya membuat hati tidak tenang. Ibu tengah menyuapi Zahra dengan bubur bayi. Kali ini Mas Ilham juga tengah libur, jadi dia ada di rumah seharian ini. Ia juga tengah main bersama Zahra."Cayang lagi makan ya.. iya ? lagi makan ya.." ucap Mas Ilham dengan suara yang di cadel-kan. Ia terlihat lucu sekali dan sikapnya begitu membuat ku menggelitik untuk tertawa.Pada akhirnya, aku
Baca selengkapnya
27. Rencana Pernikahan
"Kamu benar, Ilham. Harusnya aku tidak seperti ini. Cinta memang tidak bisa dipaksakan. Maafkan aku, Ilham. Maafkan aku, Sela."Tatapan Tiara melihat pada Mas Ilham, lalu padaku dengan tatapan lirih. Sepertinya, ia memang benar-benar menyadari kesalahannya.Aku mencoba menggenggam punggung tangannya."Tiara, aku sudah memaafkan kamu, kok. Aku juga bisa mengerti perasaan kamu," ucapku."Iya, Tiara. Aku juga sudah memaafkan kamu. Tapi, aku harap kamu tidak melakukan hal ini lagi," ucap Mas Ilham."Iya, Iham, Sela. Aku tidak akan melakukan hal ini lagi. Aku benar-benar menyesal. Aku terlalu terobsesi."Lega rasanya melihat Tiara sudah berubah. Kini, Tiara yang menggenggam kedua telapak tanganku."Sela, sekali lagi aku minta maaf sama kamu, ya ? Aku banyak salah sama kamu," ucapnya. Aku mengangguk sambil tersenyum."Iya, Tiara. Aku juga minta maaf kalo aku punya salah sama kamu.""Iya, Sela."Tak lama Tiara memelukku. Aku berharap semoga dia benar-benar berubah dan tak akan berbuat jaha
Baca selengkapnya
28. Dendam
Tiara yang tengah berada di balik pohon yang cukup besar yang ada di taman, terus memperhatikan Bu Tari yang tengah duduk di kursi yang ada di taman sambil menyuapi Zahra. Semenjak Bu Tari sering mengasuh Zahra, Bu Tari jadi merasa sayang pada Zahra. Ia sudah menganggap Zahra seperti cucunya sendiri. Pandangannya Tiara juga menoleh pada Sela dan Ayu yang tengah mengobrol. Hatinya begitu penuh amarah melihat Sela yang masih hidup baik-baik saja.Ia tidak sabar ingin membuat Sela kehilangan orang yang dia sayang, agar Sela bisa merasakan bagaimana rasanya kehilangan orang yang sudah dia sayangi. Awalnya, Tiara sengaja pergi ke rumahnya Sela untuk mengambil Zahra. Namun, karena tak ada satu orangpun di rumahnya, ia berpikir untuk pergi ke butik. Ia yakin jika Sela ada di butiknya."Awas kamu, Sela! Lihat saja apa yang akan aku lakukan!" ucapnya. Ia pun berjalan pelan, memastikan Sela dan Ayu tidak melihat pergerakannya. Tiara melangkahkan kakinya untuk menghampiri Bu Tari. "Hai, ne
Baca selengkapnya
29. Tragedi
Bruk.. Bruk.. Bruk..Tangan Ilham terus menggedor kaca mobil Tiara. Pintu mobilnya terkunci, Ilham jadi susah untuk bisa mengambil Zahra kembali."Tiara, keluar Tiara!" Perasaan Tiara begitu panik, ia berpikiran jika rencananya pasti akan gagal jika Ilham yang menghalanginya. Ia terlalu lemah untuk melawan Ilham."Tiara! Kalo kamu masih tetap gak mau buka pintunya! Aku akan pecahkan kaca mobil kamu!""Akh! Sialan! Ilham benar-benar membuat aku terpojok! Aku gak bisa apa-apa lagi!"Diluar sana, Ilham masih terus menunggu Tiara keluar dengan perasan yang penuh amarah. Tiara pun membuka kaca mobilnya. Ilham yang melihatnya langsung melihat pada Zahra yang tengah menangis di pangkuan Tiara. "Zahra.." lirihnya.Ia begitu khawatir, membayangkan bagaimana Zahra berada dalam mobil yang dilajukan dengan kecepatan tinggi. Ia berpikir harus cepat-cepat menyelamatkan Zahra. Kondisi Zahra pasti kurang baik setelah dalam mobil Tiara. "Cepat kamu buka pintunya, Tiara!" "Minggir kamu, Ilham! K
Baca selengkapnya
30. Tiara meninggal
Setelah beberapa jam, akhirnya Tiara berhasil diselamatkan dari jurang. Setelah itu, Tiara pun di bawa ke rumah sakit. Sela dan semuanya menatap begitu ngeri pada darah yang terus mengalir dari kepala Tiara yang sampai membasahi bajunya.*****Dokter yang menangani Tiara menyatakan jika Tiara tengah kritis. Semuanya akhirnya memilih menunggu di kursi yang ada diluar ruangan Tiara dirawat. Semuanya panik dan berharap Tiara bisa bertahan hidup.Ilham terus mengelus bahu Sela yang kepalanya menyender pada pundaknya. Ia mengerti, jika istrinya juga tengah syock dengan kejadian hari ini. Sedangkan, Ayu yang sambil memangku Zahra, duduk bersama Bu Tari. Sebesar apapun rasa marahnya Bu Tari akan perlakuan Tiara, ia tetap tidak tega melihat kondisi Tiara saat ini. Tiba-tiba, Sela juga teringat pada Zahra yang takut terjadi sesuatu setelah kejadian tadi."Yu," panggil Sela. Ayu menatap pada Sela. "Iya, Bu ?" "Mumpung lagi di rumah sakit, kita juga sekalian periksa kondisi Zahra, yuk ? Ta
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status