Lahat ng Kabanata ng Just Need A Baby: Kabanata 11 - Kabanata 20
52 Kabanata
Bab 11
Aruna sampai di rumahnya pada pukul empat sore. Dia merasa lelah, walau sebenarnya dia tak beraktivitas berat.Hari ini dia pergi ke kampus sebentar, lalu dijemput oleh Arkan untuk pemeriksaan ke rumah sakit. Setelah selesai urusan di rumah sakit, Aruna dibawa oleh Arkan ke butik untuk memilih kebaya wisuda juga kebaya untuk akad nikah. Tak tanggung-tanggung, Arkan sekalian menyuruh Aruna memilih gaun pengantin juga.Selesai di butik, Arkan membawa Aruna untuk membeli sepatu. Arkan menyuruh Aruna memilih dua sepatu untuk hari wisuda dan pernikahan juga. Beruntungnya, Aruna dibebaskan memilih oleh Arkan, dan setiap yang Aruna pilih tidak di protes oleh Arkan.Selesai memilih sepatu, Arkan lalu membawanya ke toko perhiasan untuk membeli cincin pernikahan. Bonus, Arkan membelikan sebuah kalung juga untuk Aruna.Saat sampai di rumah, Aruna merenung seraya menatap barang-barang pemberian Arkan. Kebaya untuk wisuda, high heels, juga sebuah kalung yang harganya mahal. Tidak, bukan hanya kalu
Magbasa pa
Bab 12
Jam menunjukkan pukul delapan malam dan sekarang Aruna sedang berada di rumah Arkan. Dia berada di sana karena dijemput secara mendadak oleh Arkan. Katanya sih, untuk membahas tentang pernikahan mereka. Dan ternyata, di sana juga ada Delia beserta orang tuanya.Orang tua Delia sudah setuju dengan rencana pernikahan Arkan dan Adnan yang akan diselenggarakan secara bersamaan. Mereka awalnya merasa keberatan, namun Delia memaksa mereka untuk setuju. Lagi pula pernikahan mereka akan dilakukan secara privat, tak akan mengundang banyak orang. Aruna yang hadir di sana seorang diri hanya bisa diam saja. Ada rasa iri dalam hatinya saat melihat Delia di sana ditemani dengan kedua orang tua. Sementara dia tak ditemani siapa-siapa."Jadi kamu calon istri Arkan?" Seorang wanita yang usianya tak jauh dengan Hana bertanya pada Aruna yang sejak tadi diam saja. Dia adalah ibunya Delia."Iya, Tante." Aruna menjawab disertai dengan senyuman sopan."Kamu seumuran dengan Delia dan Adnan?" Ibu Delia berta
Magbasa pa
Bab 13
Aruna yang semula memiliki empat teman tiba-tiba menjauh dari mereka setelah masalah pribadinya disebarkan disertai dengan fitnah juga. Namun setelah menjauh dari mereka, Aruna mendapatkan teman baru. Yaitu Adnan dan Delia. Mereka bertiga menjadi sangat dekat dan sering bersama saat di kampus. Sampai-sampai orang-orang merasa heran kenapa Aruna bisa tiba-tiba dekat dengan mereka.Seperti hari ini, Aruna memasuki aula tempat wisuda berbarengan dengan Adnan. Delia tidak bersama mereka karena harus ke kamar mandi dulu. Jadinya Adnan dan Aruna masuk lebih dulu ke aula.Delia sendirian ke kamar mandi, namun itu bukan masalah baginya. Dia terbiasa kemana-mana sendirian, atau gak ya bersama Adnan. Dia tak memiliki teman yang benar-benar dekat dengannya. Kecuali Aruna mungkin sekarang. Itu juga terjadi karena Aruna tak lama lagi akan berstatus menjadi kakak ipar bagi Delia.Urusan Delia di kamar mandi tidak terlalu lama. Dia pun keluar dari sana dan berniat untuk segera pergi ke aula. Namun d
Magbasa pa
Bab 14
Waktu terus berjalan maju, hingga tak terasa pernikahan yang akan berlangsung tinggal menghitung hari. Saat Adnan dan Delia sudah tak sabar menunggu hari pernikahan tiba, Aruna malah merasa gugup dan khawatir. Entah apa yang membuatnya merasakan perasaan itu, yang jelas tidur Aruna mulai tidak nyenyak.Setiap kali terbangun dari tidurnya di tengah malam, Aruna tak bisa berhenti memikirkan dirinya yang tak lama lagi akan menikah. Kadang Aruna masih berharap kalau semua itu hanyalah mimpi panjangnya saja. Namun saat membuka mata di pagi hari, Aruna sadar kalau semuanya adalah nyata. Bukan sekedar mimpi saja.Persiapan pernikahan sudah 90% selesai. Aruna juga sudah menghubungi seluruh keluarganya dan memberi tahu mereka tentang dirinya yang akan segera menikah. Banyak yang bertanya kenapa Aruna memberikan kabar secara mendadak. Ada juga yang bertanya kenapa tidak tunangan dulu. Hingga akhirnya ada yang nyinyir dan menuduh kalau Aruna sudah hamil hingga menikah secara mendadak.Aruna kesa
Magbasa pa
Bab 15
Untuk beberapa saat, mereka terdiam dan kembali fokus melihat anggota WO yang sedang bekerja. Sekilas, Aruna menengok ke arah Arkan. Aruna merasa bersyukur Arkan tidak mempermasalahkan tentang keluarganya yang tak bisa hadir. Memang tak penting juga sih sebenarnya. Hanya saja, Aruna yakin dia sendiri yang akan merasa sedih nanti. Melihat Delia yang bisa didampingi keluarga besar di hari pernikahannya, sedangkan dia tak didampingi siapa pun. Menyedihkan sekali."Mau pulang sekarang?" Arkan bertanya setelah dia melihat Aruna yang banyak melamun di sana."Ehm, boleh antar aku ke makam orang tuaku?" Aruna bertanya dengan suara pelan. Arkan menatapnya cukup lama dengan alis bertaut."Tentu." Pada akhirnya, Arkan tetap mengiyakan. Mereka lalu berdiri dan berjalan keluar dari dalam gedung. Aruna mengikuti Arkan masuk ke dalam mobil milik pria itu. Aruna tak perlu memberitahu alamat pemakaman orang tuanya lagi karena Arkan sudah tahu. Ya, karena mereka sempat ke sana saat hari wisuda Aruna.S
Magbasa pa
Bab 16
Hari pernikahan tiba, dan Aruna tak bisa untuk merasa tenang. Dia terus saja dilanda perasaan gugup dan khawatir. Merasa takut juga dengan hal yang sebenarnya belum siap dia hadapi.Sekarang, Aruna sedang berada di ruang ganti bersama dengan MUA yang mendandaninya. Dia sudah selesai di dandani, juga sudah memakai kebaya pilihannya sendiri. Kepalanya dipakaikan sebuah siger yang sangat cantik juga bunga melati. Aruna bertanya kenapa siger tersebut terlihat berbeda dari yang biasa dia lihat. Dan jawaban MUA yang mendandaninya membuat Aruna terdiam saking kagetnya."Ini khusus di buat untuk Kakak. Pak Arkan yang memintanya," ucap MUA tersebut. Aruna jelas kaget mendengar itu, karena Arkan tak pernah bicara apapun padanya."Apa sih yang nggak untukmu, Run." Delia yang masih di dandani berkomentar disertai dengan tawa pelan. Ya, mereka di dandani di ruangan yang sama, namun Aruna lebih dulu selesai karena akad pernikahan dia dan Arkan yang akan dilakukan lebih dulu."Aku tak percaya saja,
Magbasa pa
Bab 17
Jam menunjukkan pukul satu siang dan acara resepsi sudah dimulai sejak akad Adnan dan Delia selesai. Tak terlalu banyak tamu yang datang, karena mereka hanya mengundang orang-orang yang penting saja.Saat Adnan dan Delia banyak melakukan sesi foto dengan keluarga, Arkan dan Aruna kebanyakan sesi foto berdua saja. Mengingat keluarga Aruna tak ada satu pun yang datang, jadi jelas tak ada sesi foto dengan keluarga dari pihak Aruna.Arkan kini berjalan naik ke atas pelaminan dengan tangan membawa piring. Dia lalu duduk di samping Aruna yang sudah mengganti kebayanya menjadi gaun pengantin."Makanlah. Kamu belum makan sejak pagi tadi," ucap Arkan seraya menyodorkan piring tersebut kepada Aruna."Aku sudah sarapan tadi sebelum dirias," balas Aruna."Ini sudah siang, Aruna. Sudah waktunya makan siang," ucap Arkan lagi dengan nada yang sedikit memaksa. "Tapi aku tidak lapar," ucap Aruna dengan suara pelan. Arkan langsung menatap Aruna dengan tajam. Akhirnya Arkan meraih sendok di atas piring
Magbasa pa
Bab 18
Saat Adnan dan Delia memilih kamar pribadi Delia di rumah orang tuanya untuk jadi kamar pengantin, Arkan memilih menyewa kamar hotel saja. Aruna tidak tahu masalah tersebut, baru tahu saat acara resepsi sudah selesai dan Arkan membawanya ke sana.Arkan memesan kamar di lantai atas hingga pemandangan kota yang indah di malam hari bisa dilihat dari balkon. Ini pertama kalinya Aruna berada di dalam kamar hotel yang memiliki fasilitas lengkap dan pemandangan indah. Dulu, kalau dia dan orang tuanya bepergian dan menginap di hotel, pasti ayahnya memilih kamar biasa dengan tarif standar juga. Menyesuaikan dengan keadaan keuangan.Sekarang, Aruna tak bisa berhenti merasa kagum. Dia berdiri di balkon dengan tangan berpegangan pada besi pembatas. Senyumnya lebar sekali melihat pemandangan kota yang indah dengan hiasan lampu di hampir semua tempat. Sangat indah.Aruna sudah selesai membersihkan tubuh dan sekarang dia memakai setelan piyama polos berwarna biru muda. Rambutnya masih sedikit lembab
Magbasa pa
Bab 19
Arkan menyentuh tangan Aruna yang menyilang di depan dada dengan lembut. Perlahan namun pasti, Arkan bisa menyingkirkan tangan Aruna dari sana. Lalu Arkan mengarahkan tangan Aruna untuk memeluk lehernya. Terasa oleh Arkan kalau Aruna terkejut.Arkan menatap Aruna dengan lekat, lalu dia bergerak mendaratkan sebuah ciuman lembut di kening Aruna. Arkan mencium kening Aruna cukup lama, lalu bibirnya turun dan mengecup kedua pipi Aruna. Mata Aruna masih terpejam, semakin tak berani untuk melihat Arkan yang sekarang sangat dekat dengannya.Arkan tidak bergerak dengan buru-buru. Dia melakukannya dengan sangat perlahan, berusaha agar Aruna terbiasa dulu dengan sentuhannya. Pertama, Arkan memberikan sentuhan-sentuhan lembut di wajah Aruna. Tubuh gadis tersebut merinding geli saat sentuhan tangan Arkan turun ke tubuhnya. Arkan lalu memberikan sebuah ciuman basah di sisi leher Aruna. Arkan dengar, leher adalah salah satu titik sensitif bagi perempuan. Jadi, Arkan memberikan rangsangan di sana s
Magbasa pa
Bab 20
Aruna membuka matanya dengan perlahan, terbangun dari tidurnya yang nyenyak. Tangannya bergerak mengucek matanya sendiri, berusaha memperjelas penglihatannya. Setelah kesadarannya terkumpul, Aruna pun bangkit dan duduk di atas ranjang. Dia meringis pelan saat merasakan perih dan tak nyaman di area pribadinya.Aruna menarik selimut dan memegangnya dengan erat di dada. Matanya kemudian menatap sekeliling, dan dia tak menemukan sosok Arkan di sampingnya. Bahkan Aruna tak bisa menemukan sosok Arkan di sekeliling kamar hotel tersebut.Aruna menurunkan kedua kakinya dari atas ranjang. Lalu matanya tak sengaja melihat ada sebuah handuk yang terlipat rapi di atas laci samping tempat tidur. Sekali lagi, Aruna melihat sekeliling dan dia masih tak menemukan sosok Arkan berada di sana. Akhirnya Aruna mengambil handuk tersebut dan memakainya. Dia memunguti pakaiannya dan membawanya masuk ke dalam kamar mandi.Beberapa menit di dalam kamar mandi, akhirnya Aruna pun selesai membersihkan tubuhnya. Di
Magbasa pa
PREV
123456
DMCA.com Protection Status