All Chapters of Nabrak Jodoh: Chapter 61 - Chapter 70
114 Chapters
61. Permintaan Maaf
Tak pernah sekalipun Naura mengira kalau Fajar akan bersikap seperti tadi. Laki-laki yang dikencaninya itu benar-benar berubah, tidak seperti Fajar yang selama ini ia kenal dengan baik.Dibalik sikap Fajar yang begitu romantis dan perhatian padanya, dia adalah seorang laki-laki yang posesif. Fajar sangat takut kehilangan sosok Naura, hingga seringkali merajuk dan ngambek seperti anak kecil.Jika sudah begini, Naura yang pasti akan membujuknya dan meyakinkan Fajar jika dia memang satu-satunya lelaki untuknya. Sosok yang paling dicemburui oleh Fajar adalah sosok Radit, laki-laki yang pernah menikahinya.Beberapa kali Fajar merajuk dan mempertegas kalau dia adalah seorang janda. Menyesali kenapa bukan dia yang mendapatkan kegadisan Naura. Seperti yang dilakukannya saat mereka sedang menikmati liburan di Pulau Dewata beberapa waktu lalu.“Sayang baget ya, aku bukan orang pertama yang mendapatkanmu? Kenapa harus laki-laki mandul itu yang merasakan ranummu untuk pertama kalinya. Ini benar-b
Read more
62. Ancaman Ridwan
Ridwan masih duduk di sepeda motornya, kemudian ia pun memegang kartu nama yang ada di dalam tangannya. Kemudian ia pun mengangguk setelah mengetahui kalau ia sudah berada di alamat yang benar.“Jadi di sini dia kerja, hmm lumayan juga. Pengusaha restoran rupanya, pantas Mila nurut sama dia, ternyata ini yang membuat Mila kecantol laki-laki itu. Aku nggak bisa ngebiarin gitu aja!” gumam Ridwan kemudian mematikan mesin motornya.Kali ini ia akan berlagak seperti seorang pengunjung, berpakaian lebih rapi, walaupun hanya mengendarai roda dua. Ia berjalan dengan tegap dan kepala yang menengadah, menunjukkan kalau ia tidak bisa diremehkan.Diam-diam Ridwan pun mengamati restoran milik Radit dan mengangguk, lalu mengangkat bahu. Sepertinya ia mengingatkan diri sendiri untuk tidak terkecoh dengan apa yang dia lihat, bagaimanapun dia harus bisa menunjukkan kalau dirinya layak untuk Mila.Ridwan pun langsung memesan menu paling mahal dan meminta pelayan untuk memanggilkan Radit. Kali ini ia me
Read more
63. Kejutan Untuk Mila
Radit pun menghela napas lega setelah kepergian Ridwan. Kali ini ia benar-benar yakin kalau dirinya harus melindungi Mila dan tak akan membiarkan laki-laki itu mengganggunya lagi.Radit pun segera menyelesaikan pekerjaannya dan pulang ke rumah. Ia harus segera bertemu dengan Ibu karena ada hal penting yang harus disampaikan olehnya.Begitu tiba di rumah dan membersihkan diri, Radit pun langsung mengetuk pintu kamar ibunya. Wanita itu baru saja menyelesaikan ibadah salat Isya."Masuk Le," jawab wanita yang masih mengenakan mukena ini.Pria bertubuh tinggi itu masuk dan menggenggam tangan keriput sang Ibu."Ada apa Le?""Bu, Radit minta restunya, Radit ingin menikahi Mila."Senyuman teduh terkembang pada wajah wanita yang masih berbalut mukena ini. Apa yang baru didengar dari putra ketiganya memberi sebuah kebahagiaan yang berarti untuknya.Tangan yang sudah berkerut oleh usia itu tak pernah kehilangan kelembutan dalam setiap sentuhan penuh cintanya. Kala mengusap ubun-ubun sang putra y
Read more
64. Masih Panggil Bapak?
Seperti biasa Mila bangun sebelum subuh. Ia memberikan asi pada Kinan sebelum kembali merebahkan bayi mungil itu dan bersiap-siap untuk mandi. Ibu juga yang mengajarkan tentang kebiasaan ini supaya membuat bayi nyaman dan kenyang baru Mila mengurus dirinya.Pagi ini, ia diliputi perasaan bahagia yang memenuhi dada. Masih membekas dalam ingatannya tentang lamaran Radit dan kebahagiaan itu membuatnya nyaris terjaga sepanjang malam. Senyum tak terbendung terukir di bibirnya saat dia merenungkan perasaan cintanya yang begitu dalam.“Aku benar-benar nggak nyangka kalau Pak Radit melamarku semalam. Aku hampir tidak berani untuk membayangkannya, tapi ini begitu nyata dan aku berharap kebahagiaan ini akan terus bersamaku,” gumam Mila seorang diri.Sebenarnya perasaan ini sudah muncul cukup lama. Belakangan ini Radit adalah orang yang selalu membuatnya kembali percaya diri setelah apa yang menimpanya di masa lalu. Sempat ia terpuruk, dan merasa hidupnya benar-benar hancur saat itu, tapi meliha
Read more
65. Kita Harus Menikah
“Hati-hati, sayang!” ucap Fajar sambil membantu Naura untuk duduk di kursi tunggu.Naura pun mengangguk sambil tersenyum ramah ke arah Fajar. Kali ini mereka berdua kembali mesra seperti tidak pernah ada masalah diantara mereka berdua.Naura duduk di kursi tunggu klinik dengan hati yang berdebar-debar. Di sampingnya, Fajar memegang tangannya erat, memberikan dukungan yang tak tergantikan. Mereka berdua datang untuk memeriksa kandungan Naura, dan ketegangan terasa begitu kentara di udara.“Kamu kenapa?” tanya Fajar ramah.“Nggak ada apa-apa, cuma takut aja. Kamu tahu kan kalau ini pertama kalinya aku memeriksa kandungan.”Fajar semakin mempererat genggaman tangannya semakin erat, kemudin mengecup lembut. “Sayang, kamu nggak usah khawatir. Aku akan selalu bersamamu. Aku akan menemanimu di dalam sekaligus mengetahui perkembangan anak kita nanti akan seperti apa.”Naura mengangguk, “Ya, tapi kamu janji jangan ninggalin aku.” Naura mengatakan hal itu sambil meruncingkan bibirnya. Saat ini
Read more
66. Pilihan Sulit
Siang ini Naura pergi dengan Fajar untuk makan siang. Sudah biasa pasangan ini melewatkan makan siang di luar. Kadang-kadang menyempatkan diri untuk memadu kasih di sebuah hotel.Saat ini, Fajar menatap kosong piringnya yang sudah bersih dan alat makan yang sudah ditutup. Di seberang meja, duduk Naura kekasihnya yang cantik tampak berbinar-binar ketika berbicara tentang rencana pernikahan mereka berdua.“Sayang, aku maunya kita nikah pakai tema outdoor aja, yang ala ala rustic gitu. Kayaknya bakalan keren deh,” ucap Naura mengawali sambil sesekali menggigit manisan buah yang ada di hadapannya.Semenjak kehamilannya, Naura memang lebih suka menikmati makanan yang terasa masam.“Iya tidak apa-apa asal kamu suka,” jawab Fajar.Naura mengangguk dan tersenyum. Kembali peremouan berdagu belah itu berceloteh tentang pernikahannya, “Aku ingin pakai gaun yang lebar, tidak mau menggunakan pakaian yang membentuk lekuk tubuh, aku takut kalau perutku kelihatan. Kamu tahu kan gimana orang-orang kal
Read more
67. Kebetulan Yang Buruk
“Mil, iniduit buat kamu sama anak kamu,” ucap Radit sambil memberikan sepuluh lembar uang merah pada Mila.“Ini buat apa Pak? Bukannya saya udah nerima gaji dua hari lalu?” tanya Mila membuat Radit membelalakkan matanya. Tampaknya Mila masih belum terbiasa dengan statusnya bersama Radit sekarang ini.“Sa … saya salah ya Pak?” tanya Mila sedikit terlihat gugup.“Salah banget, kamu udah lupa ya siapa saya?” tanya Radit berpura-pura marah.Mila langsung menepuk kepalanya dan berkata, “Ya ampun maaf saya lupa. Maksudnya Mas Radit.” kemudian ia pun menyentuh tangan Radit dan mengguncang-guncangkannya.Radit langsung mengusap kepala perempuan yang akan dinikahinya itu dan berkata lembut, “Kalau kemarin itu kan gaji karena kamu kerja untuk ngerawat ibu. Yang sekarang saya ngasih kamu untuk kebutuhan kamu dan Kinan. Emangnya dia nggak butuh beli popok, sabun dan lainnya?”“Nanti kalau kita udah nikah semua pendapatan kamu yang atur, aku cuma minta untuk urusan transpor sama pegangan di jalan
Read more
68. Ancaman Doni
Sambil tersenyum, Doni pun berdiri di depan rumah tinggal Mila, hatinya penuh dengan niatan yang tidak baik. Tentu saja ini semua untuk memberikan keuntungan pada dirinya sendiri.Kemarin ia membuntuti Mila yang mengemudikan sepeda listriknya dengan diam-diam. Ia telah mengetahui alamat Mila melalui pertemuan mereka di supermarket kemarin. Sepulang dari membuntuti Mila, ia pun menyusun rencana agar perempuan itu tidak dapat menolak permintaannya lagi. Tanpa ragu, ia pun melangkah mendekati pintu pagar dan berulang kali menekan bel dengan keras. Saat ia membunyikan bel yang ketiga kalinya, Pintu depan pun terbuka perlahan, dan Mila muncul di ambang pintu dengan wajah penuh kecemasan. Ia segera menyadari bahwa ini bukan kunjungan yang diinginkannya.Dengan tergopoh-gopoh Mila pun langsung mendekati pintu pagar. Ia tak mau Doni datang ke tempat ini. Kehadiran Doni di sini pasti hanya membuat keributan saja, dan ia takut hal ini akan berdampak pada hubungannya dengan Radit."Doni, apa ya
Read more
69. Anting-Anting Kinan
Radit yang baru pulang pun membuka pintu rumah, ia sedikit lelah setelah bekerja seharian. Seperti biasa saat membuka pintu dan mencuci tangan serta bersalaman dengan Ibu.“Mila sama Kinan kemana Bu? Kok tumben, saya pulang nggak kelihatan mereka.”Wanita paruh baya itu pun mengangkat bahu dan berkata, “Mungkin ada di kamar, lagian sekarang juga sudah jam delapan, bukannya waktunya Kinan tidur.”Radit pun mengangguk kemudian menuju ke kamarnya, tapi dari arah belakang ia mendengar suara tangis. Radit pun langsung menuju ke sana dan mendapati Mila sedang menggendong putri kecilnya sambil membuka pintu belakang.“Kinan kenapa?” tanya Radit.“Eh Mas udah pulang,” tegur Mila kemudian mengusap air matanya. Ia tentu tak ingin Radit memergokinya sedang menangis.“Nggak tahu Mas, mungkin dia kepanasan,” jawab Mila yang masih menggendong putri kecilnya. Radit menatap Mila tajam, berulang kali perempuan itu terlihat murung dan memalingkan wajah dari Radit untuk menyembunyikan kesedihannya. Ha
Read more
70. Dilema
Saat ini Mila duduk di teras samping rumah sambil memperhatikan Radit yang tengah bersama dengan putrinya, Kinanthi. Senyum manis terkembang di wajahnya saat melihat kedekatan mereka berdua.“Mas Radit kayaknya sayang banget sama Kinan. Semoga kebahagiaan ini bisa terus bersamaku,” gumam Mila sambil memperhatikan mereka berdua.Mila pun tersenyum bahagia melihat Radit dan Kinan saling bersenda gurau. Anak kecil itu duduk di stroller sambil tersenyum. Wajahnya begitu menggemaskan, apalagi dengan makanan yang belepotan di sekitar bibir mungilnya.Saat ini usia Kinan memang sudah memasuki enam bulan dan sudah mulai mengkonsumsi MPASI. Bayi itu terlihat begitu lahap dan tidak sabar untuk menikmati makanannya. Sesekali Kinan mencoba untuk merebut sendok dari Radit.“Aku sangat bersyukur saat ini dikelilingi oleh orang-orang yang begitu menyayangiku,” gumam Mila.Namun kebhagaiaan itu tidak bisa berlangsung lama. Secara tiba-tiba saja, ponsel di pangkuan Mila pun bergetar dan muncul notifik
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status