All Chapters of Gairah Liar Atasanku : Chapter 311 - Chapter 320
360 Chapters
Arsen Menangis
"Arini malam ini Arsen sama kalian ya, Papa lagi sakit takutnya nular ke Arsen," kata Renata. Tiba-tiba Dion batuk dan pilek sehingga mau nggak mau Renata harus mengantarkan Arsen kepada Arini karena dia tidak ingin cucunya tertular. "Papa sakit apa Ma?" tanya Aron. "Sakit batuk pilek," jawab Renata. Rencananya malam ini Aron dan Arini akan bercinta, oleh karena itu tadi sore mereka sudah meminta Renata untuk menjaga Arsen. "O ya sudah Ma, biar Arsen tidur sama kita saja," sahut Arini. Arini menidurkan Arsen di atas tempat tidurnya, dia dan Aron berharap Arsen segera tidur supaya mereka bisa enak-enak tanpa ada gangguan. Bukannya tidur bocah kecil ini malah mengoceh dengan keras, dia nampak marah bila kedua orang tuanya tidak menanggapi ocehannya. "Kamu itu menggemaskan sekali sih Sayang," kata Arini sembari mencium Arsen. Sudah satu jam Arsen tak juga tidur, hal ini membuat Aron merasa kesal dengan bayi kecilnya. "Mau begadang, mau ngoceh terus sampai pagi, mau cetak rekor M
Read more
Proyek Gila
Begitulah hari-hari keluarga kecil Aron, dia terkadang tidak mau mengalah dengan anaknya bila sudah enak-enak dengan Arini sehingga membuat Renata marah dan tidak terima cucunya dibiarkan oleh kedua orang tuanya."Besok lagi awas saja jika Arsen dibiarkan menangis," maki Renata yang tidak terima jika Aron dan Arini membiarkan Arsen menangis."La gimana lagi Ma, tanggung banget," seloroh Aron."Tapi ya dipikir anaknya," timpal Renata dengan kesal.Pagi ini Aron dan Arion ada meeting lagi dengan teman mereka yang bernama Jimmy, rencananya jimmy ingin mengajak Aron dan Arion bekerja sama dengan perusahaannya"Kalian tahu kan rencana pangeran Arab yang ingin membuat kota terbesar?" kata Jimmy."Apa hubungannya dengan kita?" tanya Arion."Nah aku ingin mencontoh rencananya, aku ingin membangun kota terbesar juga di salah satu pulau di Amerika, kan kini pulau hawai yang merupakan destinasi pariwisata habis terbakar jadi aku ingin membuat gantinya yang lebih indah dan megah tentunya," jawab
Read more
Rencana Jimmy Gagal
Setelah mendapatkan cerita dari Arion Andika segera menghubungi Dion, dia meminta kakaknya untuk bertemu karena ada yang ingin dibahas terkait keputusan Aron.Awalnya Dion tidak mempermasalahkan keputusan Aron dalam berinvestasi, tapi Andika meyakinkan Dion jika keputusan Aron adalah salah."Apa kamu tidak mendengar berita kak, jika negara barat berencana perang," kata Andika."Pikirlah baik-baik untuk investasi ke sana," sambung Andika.Dion nampak mengangguk karena memang yang diucapkan Andika benar adanya, negara barat saat ini sedang tidak baik-baik saja, bahkan ada beberapa negara yang sudah perang."Baiklah Andika aku akan berbicara pada Aron dan melarangnya untuk investasi," pungkas Dion."Sebelumnya aku minta maaf Kak bukannya aku mau ikut campur tapi keputusan Aron kali ini tidak masuk akal. Uang 500 triliun untuk investasi pembangunan kota baru, sudah jelas ini ide gila," ucap Andika.Setelah bertemu dengan Andika Dion segera menemui anaknya, dia ingin membicarakan terkait in
Read more
Dibuat Salah Paham
"Iya iya Sayang, maaf ya," bujuk Aron. "Ya udah, tapi jangan diulangi lagi," sahut Arini. "Iya janji," timpal Aron sembari menaikkan jari kelingkingnya. Begitulah Aron dan Arini ketika, mereka selalu menggunakan jari kelingking untuk memperkuat janji istilahnya janji kelingking. Aron yang bahagia memeluk istrinya dengan erat, dia menjelaskan jika dia sangat emosi sehingga membentak Arini waktu itu, dia tidak suka bila Arini membela Arion. "Lalu gimana dengan investasi kamu Mas?" tanya Arini. "Gagal Sayang, ini semua gara-gara Arion yang bodoh itu," jawab Aron dengan menggerutu. Sebenarnya Arini enggan memberikan komentar tapi dia tidak ingin Aron terus menyalahkan Arion. "Mohon maaf sebelumnya, aku tidak bermaksud untuk membela Mas Arion atau menyalahkan kamu, cuma pikirlah kembali apa yang telah Mas Arion lakukan untuk kamu dan perusahaan, jadi menurut aku dia memiliki alasan yang kuat," ungkap Arini. Meski kesal Aron hanya terdiam dia tidak ingin membantah maupun menjawab uc
Read more
Liburan
Jimmy terus melancarkan rencananya dengan mengadu domba Arion dan Aron hingga suatu ketika kebetulan Dania datang ke sebuah kafe tempat dia dan Aron bertemu.Sebagai kakak ipar tentu Aron memanggil Dania dan mengajaknya bergabung karena kebetulan juga obrolannya dengan Jimmy sudah selesai."Tumben datang ke kafe sendiri," kata Aron."Iya kak, pulang dari kampus lapar dan haus," sahut Dania.Jimmy pamit sebentar ke toilet saat itulah dia mengambil gambar antara Dania dan Aron, tak hanya itu dia juga memerintah pelayan menumpahkan sedikit minuman di baju Dania.Ternyata semua sesuai ekspektasi Jimmy, Aron membantu Dania membersihkan bajunya."Sip, ini bisa menjadi kado indah untuk Arion," gumam Jimmy dengan senyuman menyeringai.Karena harus segera kembali, Aron dan Jimmy meninggalkan Dania sendiri di kafe.Jimmy memerintah orang untuk mengirim foto-foto Dania ke ponsel Arion benar saja ketika melihat foto sang istri dengan kakaknya Arion nampak kesal.Tangannya meremas kertas yang kini
Read more
Sikap Aron
Di kamarnya Arini dan Aron saling diam, mereka masih menyimpan rasa kesal.Aron masih kesal dengan Arini begitu pula sebaliknya Arini yang merasa kesal dengan Aron."Kan kamu tadi udah menyahut Iya kenapa tidak segera menjaga Arsen." Suara kesal Arini menguraikan keheningan.Dengan tatapan tajam Aron menatap sang istri, perasaan dia tidak pernah menyahut dia juga tidak tahu jika Arini menitipkan Arsen padanya. "Kamu titip padaku?" Tangan Aron menunjuk dirinya sendiri."Iya, perut aku tuh sakit Mas,"Mereka berdua terlibat debat yang lumayan menegangkan, hingga Arini menangis karena dia merasa disudutkan oleh semua orang."Memang seorang wanita yang hidup di keluarga suami akan selalu disalahkan dan disudutkan, dan pria selalu benar," ucapnya."Asal kamu tau keluarga aku tuh nggak seperti ini, mereka semua sayang sama kamu." Jelas Aron tidak terima dengan tuduhan Arini.Tak ingin merambah kemana-mana, Aron memutuskan keluar kamar, dia mengajak Arion untuk mencari udara segar.Inilah yan
Read more
Kagum
Seketika raut wajah Arini berubah, dia tidak rela jika Aron harus keluar negeri hari ini."Kenapa manyun begitu sih sayang?" Tangan Aron mencoba merangkul sang istri.Bukannya menerima tangan Aron, Arini malah mengelak. "Nggak usah rangkul-rangkul, aku lagi ngambek."Aron tertawa, jika mengambek seperti ini istrinya terlihat sangat manis. Dan bawaannya ingin nambah."Main lagi yuk," seloroh Aron yang seketika membuat kerutan-kerutan di kening Arini bermunculan."Apa? coba ulang lagi!"Aron malah tertawa lalu mengungkung tubuh sang istri di bawahnya dan pergumulan tidak terelakkan.Meski ngambek tapi ketika Aron menyatu dengannya, Arini nampak menikmati sekali, tubuhnya benar-benar berkhianat hingga suara desahan keluar begitu saja.Melihat sang istri yang dirundung kenikmatan membuat Aron semakin ganas, hingga Arini terkapar tak berdaya."Kamu tuh Mas, bisa-bisa mengungkungku saat aku lagi ngambek," protesnya."Salah sendiri pake acara ngambek," sahut Aron.Tak ingin Arini ngambek lagi
Read more
Pulang-Pulang Bertengkar
"Ya sudahlah mungkin memang sibuk." Raut wajah kecewa tergambar di wajah Arini. Dia meletakkan ponselnya sambil menghela nafas, padahal dia ingin menceritakan perkembangan Arsen hari ini sang suami. Keesokannya ketika mata Arini terbuka dia segera menggapai ponsel yang semalam dia letakkan di atas nakas, buru-buru dia menyalakan ponsel dan melihat semua notifikasi. Arini kembali menghela nafas, pasalnya dia tidak mendapatkan pesan dari Aron sama sekali, padahal kemarin malam dia berekspektasi setelah membuka mata ada pesan atau panggilan tak terjawab dari Aron. "Mungkin sibuk." Dua kata yang mampu meredakan rasa kecewanya terhadap Aron. Tak ingin terlalu memikirkan Aron, Arini beranjak dari tempat tidur dan pergi membersihkan diri. "Arini ayo makan." Ajakan Renata tak membuat Arini bergeming, dia masih asik bercanda dengan Arsen. "Ayo makan." Sekali lagi Renata mengajak menantunya sarapan. "Nanti saja Ma," teriak Arini. Renata dan Dion makan duluan, tanpa mereka tahu jika menan
Read more
Makan Siang
Pertengkaran semalam menyisakan luka yang dalam bagi Aron dan Arini hingga keduanya saling diam.Arini tak lagi mengganggu Aron dengan pesan cerewetnya, begitu pula dengan Aron yang tidak meminta jatah, rasa kecewa pada sang istri ditambah dengan jadwal padatnya benar-benar membuat fisiknya payah yang berakibat kurangnya gairah bercinta.Hingga suatu malam, Arini begitu sangat merindukan suaminya, dia menyerah dengan kediamannya selama beberapa hari ini."Apa aku minta maaf ya." Terbesit keinginan untuk meminta maaf pada Aron.Arini memegang ponselnya, ingin sekali menghubungi Aron tapi rasa ego yang masih besar mengurungkan niatnya.Arini terus menunggu Aron namun orang yang ditunggu tak kunjung pulang.Hingga lewat tengah malam belum ada tanda-tanda sang suami pulang dan hal ini membuat Arini menangis.Lelah menangis Arini memutuskan untuk tidur, sampai dia membuka mata kembali Aron masih belum pulang."Kamu kenapa nggak pulang Mas?"Arini merangkul guling yang biasa digunakan Aron,
Read more
Demam Berdarah
Arini masih saja menangis walaupun Arsen sudah diperiksa oleh Dokter. Dia benar-benar takut terjadi apa-apa dengan sang anak. "Anak saya sakit apa Dok?" tanya Arini masih dengan rasa paniknya. "Dilihat dari gejala yang ada kami menyimpulkan jika bayi ibu terkena demam berdarah." Kaki Arini seketika melemas, bagaimana mungkin anaknya terkena demam berdarah padahal di rumahnya tidak begitu banyak nyamuk. "Apa Dok?" Tangisnya mencuat dengan keras, membuat Dokter dan perawat yang ada disana terdiam. "Apa yang harus saya lakukan Dokter?" Terdengar pertanyaan lirih dari mulutnya yang masih bergetar karena tangis. "Saya menyarankan anak ibu dirawat dulu sambil mengetahui hasil lap besok." Dokter memerintahkan perawat menyiapkan kamar perawatan untuk Arsen yang sudah jelas Arini meminta kamar VVIP untuk anak tercintanya. Saat Arini dan suster keluar ruang UGD, dari arah berlawanan terlihat Arion tengah membawa bungkus kecil yang kemungkinan adalah obat. Bola mata Arion terbuka lebar m
Read more
PREV
1
...
3031323334
...
36
DMCA.com Protection Status