Semua Bab Iparku Mantan Mafia Jalanan: Bab 21 - Bab 30
69 Bab
Bab 21. Usaha Dalam Kebaikan
Puspa masih tetap duduk, dirinya terus menyimak semua perkataan Denny yang penuh rayuan. Lagi-lagi, Puspa percaya pada mulut manisnya, dengan tersenyum dirinya bangkit dan memeluk Denny dengan mesra. Segala tingkah laku Puspa terekam dalam live, dan membuat Ardi geram melihatnya. Dengan gemasnya, dirinya terus menelepon istrinya, yang kelakuannya sungguh keterlaluan, hingga akhirnya."Halo, ada apa, Mas?""PULANG!!! PERGI SEKARANG JUGA DARI TEMPATMU BERSELINGKUH!!" Perintah Ardi penuh emosi. Puspa terdiam, mengapa suaminya tahu keberadaannya. Apakah? Ada seseorang yang menguntitnya?"Mengapa kau bingung? Ada apa?" tanya Denny pada Puspa yang bingung beneran."Aku kebelet, mana kamar kecil? Apa ada di sini?"Denny menggaruk kepalanya yang tak gatal, "Di sebelah kiri ruangan ini, ada pintu warna coklat." jawabnya tak menaruh curiga."Oke," Puspa segera melangkah pelan, meraba pintu dan membuka pintu tersebut sambil memberikan senyum termanis pada Denny. Pelan kakinya melangkah sambil me
Baca selengkapnya
Bab 22. Sebuah Kesepakatan
Laras masih terus menatap wajah tipe Asia di depannya, mirip oppa Korea dengan kacamata bertengger di hidungnya yang bangir. Cakep dan cool seumuran dengan Laras.Di pergelangan tangan Laras masih ada seuntai gelang yang terbuat dari untaian tali yang saling terlilit terjalin indah."Gelangmu, bagus Laras." cakap Ridho sambil menatap tangan Laras."Kau mau? Ibuku yang berikan." Saat itu juga, Laras hendak membuka gelang tersebut dari tangannya."TUNGGU! jangan dilepas gelang itu, sayang." Tangan Kartika seketika langsung mencegah tangan Laras."Kalau Ridho suka, nanti Tante belikan, banyak yang jual dekat rumah," sambung Kartika sambil tersenyum, tak lama keluar ibunda dari lelaki gagah itu, membawa sebaki penuh minuman dan cemilan."Wah, apa mereka sudah mulai akrab, Jeng?" tanya wanita cantik itu pada Kartika yang di panggilnya dengan "Jeng" sapaan sopan dalam budaya Jawa.Sambil tersenyum, Kartika menjawab, " Ya, begitulah, Mbak, harus didampingi," selorohnya sambil melepaskan tang
Baca selengkapnya
Bab 23. Cinta
Laras segera membuka pintu, dan di sana berdiri Ardi dengan mata merah, tercium bau alkohol."Mas Ardi mabok?"Ardi menggeleng, dan langsung masuk duduk di sebuah kursi.Lalu memandang Laras penuh ekspresi."Apa perasaanmu untukku?" tanya Ardi."A-ku , aku cuma sayang dan peduli padamu, tapi sepertinya mama ...." Laras tak melanjutkan kata-katanya. Ardi mengembuskan nafasnya pelan."Mungkin ini yang terakhir, aku bicara padamu.""Maksud Mas Ardi?""Lebih baik, ikuti saja nasehat Mama, yang namanya orang tua pasti mau anaknya bahagia.""Aku tidak tahu maksudnya?""Yang kita lakukan salah, Laras. Kau adik iparku. Tak seharusnya aku ...""Tapi kau bilang aku adalah selingkuhanmu."Ardi tersenyum miring, "Kau betul masih polos atau bodoh sih?""Dua-duanya, " jawab Laras, asal saja. Dirinya terus menatap lelaki di depannya. Entah dari mana pesona itu hadir, padahal Ardi jauh dari kata ganteng. Dirinya justru terlihat seram karena tato dan tampangnya yang sangar.Ardi menekan dahi Laras pela
Baca selengkapnya
Bab 24. Lelaki Misterius
Namun, bukan Baskoro kalau belum berduel dengan Ardi, tentu saja , dengan tangan kosong. Keduanya sudah nampak bergerak cepat, Ardi dengan lincah sudah memutar tubuhnya menarik lengan Baskoro, hingga terjatuh miring dan Ardi mengunci pitingan dengan tangan kekarnya. Bak seorang pegulat, Baskoro pun berusaha melepaskan pitingan dari arah belakang lengan Ardi pada lehernya.Dua lelaki yang sama-sama berbadan kekar dan besar saling bergulat, tidak sampai di situ saja, Baskoro, berputar berbalik hingga kini wajah mereka saling berhadapan, saat itu juga, pitingan Ardi terlepas. Baskoro segera berguling cepat ke arah berlawanan. Tubuh tua itu masih lincah rupanya.Ardi koprol ke depan, serta merta menarik kaki Baskoro yang saat itu hendak berdiri, saat salah satu kakinya tertarik keseimbangannya oleng juga, tahu dirinya akan terjatuh kaki yang satunya berputar cepat dan tubuh Ardi ikut pula berputar mengikuti gerakan Baskoro.Hingga akhirnya lelaki tua itu berhasil berdiri dengan sempurna t
Baca selengkapnya
Bab 24. Larashati
Resah dan gelisah Kartika, saat dirinya masuk ke dalam sebuah rumah yang sedikit temaram penerangannya itu, walaupun ini masih siang hari, tapi rasa parno ada pada hati Kartika."Ci, apa benar ini tempatnya, lu jangan bikin aku takut nih!""Benar, ah. Kemarin aku juga antar anaknya Shela ke sini juga. Tuh, sekarang anaknya udah nikah sama konglomerat, bule lagi." jawab Ci Amoy pelan."Permisi!" ucap Ci Amoy lantang. "Oh, ada olang tidak? Aku bawa pasien!" Lantangnya lagi.Kartika segera mencolek lengan Ci Amoy, saat dirinya dibilang 'pasien'."Kenapa juga pasien? Dikira gue yang sakit Ci," sungut Kartika manyun."Shh, sudahlah manut aja, lu."Tak lama dari dalam muncul lelaki berperawakan kurus, memakai baju serba warna putih. Mirip seragam kung Fu."Ada apa, datang ke mali?" tanyanya cadel."Ini, temanku minta, anaknya cepat dapat jodoh, yang baek dan kaya, kalau bisa yang ganteng juga, Oh."Lelaki tak berambut, mata sipit, dan kulit putih berurat itu, menatap Kartika dalam-dalam. Se
Baca selengkapnya
Bab 26. Sebuah Jebakan
Bab 26Ardi terus berlari menyelamatkan diri dari beberapa orang yang memburunya. Beruntung tubuhnya yang besar, bisa langsung menyelamatkan dari tiga orang yang berpakaian tertutup. Ardi menilai mereka bukanlah orang sembarangan, juga senjata yang mereka pakai. Ardi terdiam di balik tong besar, bersembunyi menunggu para pemburu itu mendekat.Ini tak bisa dibiarkan! Setidaknya lumpuhkan mereka dulu. Pikir Ardi.Tak lama dari sebelah kiri dirinya bersembunyi terlihat bayangan tubuh seseorang yang berjalan pelan penuh waspada, moncong senapan panjang itu sudah terlihat muncul dari sisi kiri tubuhnya. Ardi pelan menahan napas, persekian detik, tangannya langsung menarik kuat ujung senapan itu, hingga tubuh pemegangnya langsung terjatuh dan ditindih tubuh Ardi, dengan totokan jarinya di tengkuk leher, membuat lawan langsung pingsan. Semua terjadi tanpa suara ribut, Ardi mengeluarkan semua peluaru yang ada di senapan tersebut, membuang di sebelah tubuh lawan. Matanya terus bergerak meli
Baca selengkapnya
Bab 27. Persaingan
Sampai juga Ardi di ibu kota, dengan menelpon Tommy, untuk segera mejemputnya, dirinya kaget saat melihat sahabatnya itu diserang beberapa orang, Tommy sampai terlupa karena dirinya tahu pasti ada alat pelacak di jam tangan Baskoro. Kini mereka tahu dalang dari semua ini ada di dalam lingkungan Baskoro. Tapi mereka belum tahu siapa pelakunya. Musuh dalam selimut ini bukan urusan mereka, saat ini adalah meminta uang upah mereka. Tommy jadi teringat dengan uang di simpan dalam brankas besi milik Ardi.Mereka tak bisa melacak uang tersebut. Tommy langsung meluncurkan mobilnya ke rumah Mama tirinya Ardi.Sesampainya, di sana, bergegas Ardi mengambil tas tersebut, tanpa membukanya.Tommy segera tancap gas, pergi sejauh mungkin dari tempat tersebut."Kita ke Anyer!"seru Ardi cepat.Mobil meliuk menuju kawasan Anyer.Setelah sampai di sana, saat sore menjelang. Tommy tak langsung membuka tas tersebut, pasti ada sesuatu pada tas tersebut ataupun yang lain. Tommy memasangkan alat pelacak rakit
Baca selengkapnya
Bab 28. Larashati
'Sialan' batin Laras. kelakuan Puspa kakaknya ini betul-betul keterlaluan Dirinya pasti sengaja mempermalukan dirinya di depan umum.Lukman memperhatikan Laras, dirinya paham benar apa yang sudah terjadi antara Ardi dan Laras.Laras mundur sesaat menghindari kerumunan tersebut padahal hatinya ingin sekali membantu Ardi. Ada perasaan sedih dalam wajah Laras.Lukman langsung mendekati kerumunan tersebut "Tolong biarkan Pak Ardi siuman dulu, jangan dirubung kaya gini! " Lukman pun mendorong orang-orang yang terlalu dekat melihat Ardi.Puspa duduk di dekat Ardi membelai pipi suaminya yang terasa dingin."Sayang, bangunlah. Kau terlalu cape, bekerja. sayang ...." Suara Puspa mendayu."Biarlah, Mbak. pakai minyak angin ini, Mbak." Lukman pun menyondorkan minyak angin pada Puspa.Laras menatap hal tersebut dari jauh. Mengharap Ardi cepat siuman.Puspa melihat Laras masih berdiri jauh dari mereka."Hai!!! mengapa kau masih juga di situ! sana pergi yang jauh." bentak Puspa pada Laras."Aku ka
Baca selengkapnya
Bab 29. Meraba Hati
Laras pun terkejut dengan kedatangan kakak ipar yang juga teramat dikasihinya."Sejak kapan , kau berdiri di situ, Ardi?" tanya Kartika merasa akan terjadi sesuatu setelah ini."Sejak tadi, dan siapa Ridho?" Sebuah pertanyaan ditujukan pada Laras, yang membuat Laras jadi tak bisa menjelaskan."Di-a ....""Siapa? Lelaki yang akan dijodohkan denganmu? Seperti apa orangnya? Sudah mapan kah? Apa pekerjaannya? Apa kau suka?" Berbagai pertanyaan dari Ardi, membuat Kartika mati kutu."Aku juga kakak iparnya Laras, bukan. Dan berhak mengetahui hal tersebut, Mah.""Iya, Ardi. Maafkan, Mama. Tak menceritakan pada kamu ataupun Puspa.""Puspa tak tahu hal ini?"Kartika dan Laras saling berpandangan, Laras langsung menundukkan kepalanya. Tak tahu harus bagaimana. Tak lama, datang Puspa setengah berlari."Mas Ardi, kau ternyata di sini, aku mencarimu ke mana-mana. Mama? Mengapa ada di sini?" tanya Puspa heran, lalu pandangannya beralih ke Laras."Dan, kau! Mengapa masih ada di sini!" bentakan Puspa
Baca selengkapnya
Bab 30. Misi Baskoro
Mobil itu, berputar 360 derajat, entah bagaimana para penumpang dalam mobil tersebut, keadaan jalan tol yang sepi itu tak memancing banyak warga yang datang. Salah satu sniper mendekati mobil tersebut. Memeriksa dan mulai menarik tangan seseorang, yaitu Baskoro.Pintu tengah mobil itu di bukanya dengan paksa dan menarik tubuh besar bos tersebut.Bos besar itu masih tersadar, tapi sengaja tak melawannya, dengan tubuh lemas, dan tak berdaya, dirinya menurut saja tangannya di tarik sedemikian rupa.Heri dan pengawal yang lain, mulai tersadar pada keadaan. Melihat tuannya, dalam bahaya. Heri langsung bergerak, melawan orang tersebut. Ke empat pengawal itu sudah siap siaga atas segala sesuatu yang akan terjadi.Baskoro sudah keluar dari mobil tersebut, Heri mengetahui situasi terjadi. Tas ransel warna hitam tak lepas dari gendongannya.Kini semua penumpang sudah keluar dari mobil tersebut.Saat sang sniper tersebut lengah karena tampak kelelahan, saat menarik tubuh Baskoro yang besar. Deng
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status