All Chapters of Kualihkan Harta Saat Suamiku Tak Setia: Chapter 61 - Chapter 70
102 Chapters
First Kiss, Dosa?
Sekitar sepuluh menit, Ayash datang setengah berlari dari dalam."Huft, akhirnya sampe juga." Ia meniup berat. "Kamu beruntung aku tidak jadi membunuhmu." Kali ini wajah Ayash sudah terlihat lebih tenang dari sebelumnya. Elvis hanya tersenyum sinis melihatnya. Ia malas melanjutkan apa yang terjadi di dalam tadi. "Ning, sebaiknya Ning cari tempat tinggal sendiri. Jangan serumah sama dia, lagian dengan memakai cadar itu sudah cukup menutupi identitas Ning." Ayash melihat pada Salwa yang menatapnya dari kaca jendela terbuka. "Kamu gila! Kamu pikir kita sedang bermain drama, jadi dnegan mudah memanipulasi keadaan. Papiku bahkan bisa mengendus bangkai dalam lubang semut." Elvis tidak setuju dengan usul Ayash."Di tempat umum saja kamu bisa memeluknya, bagaiamana jika Ning Salwa lengah saat ada di rumahmu?!" "Kang, tenanglah. Di rumah itu aku tinggal dengan ibu dan kakaknya, dia sendiri hanya sesekali mampir ke sana. Lagian aku jago silat, akan dengan mudah mematahkan seluruh tulang-tul
Read more
Karena Elvis telah Mencurinya
Salwa berdiri tegak menatap Elvis yang kesakitan dengan perasaan benci dan jijik. ..Salwa meninggalakan Tuan Muda itu dengan masih bersungut-sungut. Elvis tak bisa mencegahnya. Menyusul pun pasti akan membuat keadaan kian runyam. Akhirnya, ia memilih diam melihat sosok gadis itu menjauhinya hingga hilang di belokan. Tak ingin larut dalam rasa khawatir, pria berusia 25 tahun itu mengeluarkan ponsel dan menelepon seseorang. "Ya, hallo! Lekas kemari dan awasi gadis itu!" serunya pada seorang pria yang biasa berjaga di dekat apartemen mami dan kakaknya. Setelah merasa lebih baik, Elvis bangkit dan berdiri tegak dengan meringis karena nyeri yang dirasa belum sepenuhnya hilang. Melihat dari kejauhan, keributan masih berlangsung langkahnya dengan cepat menuju ke sana. Setelah sebelumnya ia menelepon lebih banyak bala bantuan untuk menyeimbangi kelompok "Black Wolf."Di tempat lain, Salwa terus berjalan. Ia tak peduli ada sepasang mata yang mengintainya, karena kenyataannya ia tahu betu
Read more
Tiba-tiba Tampan
"Soal ituuu ... sudahlah. Ini keadaan darurat. Apa golongan darahnya?""A.""Aku juga A. Tunggu!" Salwa berlari tergesa ke kamar untuk berganti pakaian dan memakai cadarnya. Saking khawatirnya, lupa beberapa waktu lalu berseteru dengan Elvis dan mengatakan tak ingin pergi dengan pria itu. Mobil terus melaju membelah jalanan kota. Pandangan Salwa melihat ke luar jendela, di mana kerusuhan tadi pagi terjadi. Ia menghela napas begitu ingat kejadian tadi pagi dengan Elvis. Jika dipikir, tawuran yang terjadi sangat brutal. Bisa saja musuh Elvis menangkap mereka jika Salwa berteriak dan mendorong tubuh Elvis ke luar dari sela pagar. "Sepertinya kita butuh satu wanita lagi, agar kamu tidak canggung dan berpikir buruk tentangku. Banyak hal yang harus kita selesaikan. Jadi mau tak mau kita akan terus bekerja sama dan pergi bersama." Elvis mengucap datar sambil menyetir. Meski merasa benar, ia berusaha memahami posisi Salwa yang begitu keras menjaga kehormatan nya. "Hem. Aku setuju, tapi aku
Read more
Satu Kematian
Abine mengangkat ponsel yang berdering. Tak ia hiraukan ketika seorang santri membawakannya segelas minuman, lantas meminta santri itu enyah segera, dengan isyarat tangan. Takut kalau-kalau perbincangan dengan orang di ujung telepon terdengar. "Anda boleh saja rakus, tapi tidak seharusnya bodoh." Ucapan papi Elvis menekan begitu saja tanpa ada kalimat pembuka. "Apa maksud njenengan?" Dahi yang mulai terlihat garis keriput milik abine berkerut-kerut. Ingin marah lantaran makian yang didapat, tapi apa daya? Ia mengerti bahwa mafia sekelas Bramanta tidak memerlukan adab dalam bicara, jika pun melawan dan membuatnya kesal bisa-bisa nyawa lah yang melayang."Hubungi nomor ponakanmu!" seru Bramanta sebelum menutup panggilan.Menurutnya kiai penjilat pejabat itu bukan hanya sampah tak tahu diri, tapi juga otaknya tidak berfungsi dengan benar. Bagaimana dia tidak curiga sedikitpun mengenai keberadaan Salwa, padahal nomor gadis itu masih aktif hingga sekarang. Abine menatap ponsel dengan h
Read more
Hilal Halal
Seorang pria dengan jaket hoddie dan ransel melekat di punggung ikut berjubel di antara santri dalam masjid. Di pesantren tersebut memang sholat berjamaah setiap waktu, dan memberi kesempatan orang dari luar pesantren bisa ikut serta dengan bebas."Yah, memang kasian sekali. Siapa yang sangka begitu besar ujian Kiai kami, Mas." Seorang santri menutup penuturannya dengan raut yang meredup. Beruntung santri tersebut tidak mengenalinya setelah jambangnya dibiarkan tumbuh lebat di wajah tampan pria berdarah Jawa itu. Puas ia mencari tahu tentang keluarga pesantren yang dirundung masalah besar. Sang Kiai, pimpinan pesantren yang sakit dan belum diperbolehkan pulang ditambah Ning mereka yang kecelakaan. Pasalnya gadis itu kabur, barangkali tak tahan sikap Abine yang banyak mengatur dibanding orang tuanya. Terakhir Ning mereka dikabarkan kabur dengan seorang pria, siapa yang tahu dia mati dibunuh oleh pria tersebut belum lagi sang kakak, Gus Thariq yang diisukan hilang setelah kabur dari te
Read more
Keinginan Kiai yang Mengejutkan
Rofiq sangat bahagia, bahwa ternyata adik yang dia pikir telah mati, kini berdiri di hadapannya. Meski ada pria lain di sisinya. Tapi tetap saja, hubungan keduanya harus diluruskan. Walau pun calon suami, tapi mereka belum halal untuk berduaan seperti sekarang.Rofiq makin tak mengerti dengan jalan pikiran adiknya, mungkin kah gosip di pesantren itu benar, bahwa Salwa telah berubah karena jatuh cinta pada pria yang tak tepat. "Eum, maaf Bang. Salwa terpaksa melakukan ini." Salwa seketika merasa bersalah. Hanya saja dia memilki alasan melakukan hal yang membuat Rofiq bertanya-tanya."Terpaksa?""Ya, karena Salwa memerlukan perlindungan?" sahutnya.Rofiq mendesah. Jika ia memerlukan perlindungan, kenapa harus pada pemuda berpenampilan fuck boy di depannya? Ia tahu bahwa tipikal seperti itu adalah pria yang suka mempermainkan hati wanita."Kenalkan saya Elvis." Tanpa ragu Elvis menyodorkan tangannya pada seseorang yang membuat Salwa tampak bahagia. Seseorang yang membuat Salwa lebih be
Read more
Jangan Hatinya
"Salwa adalah gadis baik, itu kenapa aku hanya ingin memberikan yang terbaik untuknya." Kiai terus bicara, mengingat banyak hal mengenai Salwa. Tentang kebaikan gadis itu, dan sederet rencana besar yang dipersiapkan. Namun, siapa yang sangka bahwa takdir berjalan di rel lain dari pada rencananya.Sementara itu, pikiran Ayash juga mengembara jauh. Membayangkan di mana posisinya sekarang. Bahwa Elvis tampak memilliki ketertarikan besar pada Salwa, calon istrinya. Hem, ya ... Ayash bisa menganggap begitu, sebab ucapan Kiai tadi.______________Di tempat lain ...."Sebaiknya kita pergi dari tempat ini sekarang!" ajak Elvis yang merasa bahwa mereka sekarang sedang tidak aman. Tak ada satu pun yang menjamin, bahwa papinya tidak mengirim mata-mata atau pun penyadap yang entah dipasang di mana. Sejak mengenal dunia mafia sejak kecil, kecanggihan teknologi terus berkembang. Terutama di dunia mereka.Rofiq yang merasa banyak hal terjadi dan belum jelas baginya, sontake menoleh ke arah Elvis.
Read more
Hatinya Goyah
"Kamu belum menjawab pertanyaanku." Rofiq menoleh sebentar pada orang yang duduk mengemudi di sampingnya.Lalu melihat pada Salwa yang duduk di kursi belakang. Rofiw mendesah. Lalu mengeluh pelan sambil geleng-geleng."Kalian pasti telah banyak melewati waktu berduaan begini."Salwa tersenyum tipis. Yang dikata sang kakak benar. Mereka telah melalui banyak hal bersama. Keadaan seolah memaksa mereka untuk terus bersama-sama. Padahal status mereka bukan siapa-siapa, yang dibolehkan untuk terus-terusan berkhalwat."Benar, Bang. Itu alasan kami ingin mengikatnya dengan ikatan halal." Salwa mengucap dengan tenang. Tak ingin terdengar oleh Elvis sebagai sebuah hal yang diingini."Hem. Dia benar." Elvis menyahut. "Jujur saya risih setiap kali dia mengatakan. 'Jangan dekat-dekat! Jangan ini! Jangan itu!' Huft! Dia pikir saya ini pria cabul. Anggapan itu menjatuhkan harga diri saya." "Hisss." Salwa mendesis kesal karena jawaban Elvis. Pria itu paling bisa bicara asal."Hemh. Ya. Aku suka cara
Read more
Hati Salwa
Tanpa menunggu lama, Elvis memutar balik mobilnya. Meski pun belum tahu kemana tujuannya saat ini. Yang penting mereka harus menjauh dulu dari tempat ini, karena khawatir anak buah Papinya akan mengetahui kehadiran mereka."Sial!" Pria itu memukul setir sementara pandangannya lurus ke depan."Ada apa?" tanya Salwa sambil menatap punggung pria itu.Elvis terlihat membuang pandangan ke luar jendela mobil. Lalu menghela panjang sebelum kemudian dia berkata."Anak buah Papi berjaga di sekitar apartemen Mami."Salwa melebarkan mata sambil memegang dadanya, sementara Rofiq memandang pria di sampingnya yang fokus memegang kemudi dengan tatapan keheranan. Hatinya semakin tak yakin menyerahkan adiknya kepada pria ini."Terus, sekarang kita akan ke mana?" tanya Salwa lemah."Sedang aku pikirkan, saat ini memang hanya tempat Mami yang aman, tapi sepertinya Papi sudah mulai curiga.""Salwa, apa kamu yakin dengan keputusanmu, dek?" tanya Rofiq sambil melirik Elvis."Bang, jangan dulu membahas itu,
Read more
Cemburu
Mendengar tanggapan Kiai yang menjadi panutannya perihal rencana pernikahan Ning Salwa dan pemuda bertato di hadapannya, membuat Ayash ingin menepuk dada sekarang juga. Karena dia sangat yakin bahwa Kiai Rozak tidak akan sembarangan menikahkan putrinya dengan pemuda seperti Elvis.Tapi dia hanya bisa bersorak di dalam hati, mengingat di sini tidak hanya ada dirinya dan pemuda itu. Tapi ada kiai Rozak yang tentu saja kehadiran beliau membuat Ayash tidak bisa berbuat luasa."Maaf Yai, apa sebaiknya kiai beristirahat di dalam saja. Mengingat kiai baru saja keluar dari rumah sakit." Ayash menunduk sambil mengarahkan jempol kanannya ke dalam kamar."Iya, apa yang dikatakan Ayash betul. Abi masih harus banyak beristirahat. Ayok, Bi, Rofiq bantu."Rofiq meraih tangan kiai Rozak dan membawanya ke dalam kamar."Abi masih ingin bercerita dengan kalian, masih belum hilang rindu ini kepada anak-anak Abi, " bisik kiai Rozak sambil melangkah perlahan."Iya, Bi. Kami akan menemani Abi beristirahat,"
Read more
PREV
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status