Semua Bab Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Bab 21 - Bab 30
1958 Bab
Bab 21
Wulan berbisik, “Apa mungkin itu orang dari pengadilan daerah?”Wira menggeleng. “Waktu Budi pergi, gerbang kota sudah tutup. Dia nggak mungkin bisa pergi ke pengadilan daerah. Lagian, kalau itu memang orang pengadilan daerah, mereka pasti langsung mendobrak pintu. Ini perampok, tapi aku nggak tahu ada berapa orang. Kamu sembunyi saja di bawah ranjang!”Wulan menggeleng. “Walau aku itu perempuan, aku tetap bisa bantu kamu. Nggak ada yang bisa tahan kalau kepalanya dihantam.”“Oke. Jangan pakai sepatu. Begitu pintunya terbuka, kita langsung hantam kepala mereka!” bisik Wira.Mereka berdua tidak menghidupkan lampu. Setelah mengeluarkan parang dan tongkat kayu, mereka pun berjalan ke aula utama tanpa alas kaki.Dengan cahaya bulan dan bintang yang masuk melalui celah pintu, mereka bisa samar-samar melihat ujung pisau yang digunakan perampok untuk membuka gerendel pintu mereka.Ckit, ckit ....Gerendel pintu mereka perlahan-lahan terbuka.Wira dan Wulan pun menjadi tegang.Wira ingin langs
Baca selengkapnya
Bab 22
Doddy menunjukkan posturnya, “Ini Wing Chun yang diwariskan jenderal tua kepada Ayah. Jari-jari kaki harus mencengkeram lantai, telapak kaki harus kosong, dan lutut harus sedikit ditekuk. Pantat seperti duduk di kursi, kelangkangnya diangkat, tulang ekornya diturunkan. Lalu otot perut harus ditahan, dada juga harus terbuka. Kedua tangan seperti mau mencengekeram sesuatu, bahunya diturunkan, siku ditekuk. Terus, dagu ditarik masuk dan kepalanya harus kayak lagi menahan sesuatu. Kalau berdiri lama dengan cara begini, kekuatannya bisa bertambah, reaksinya juga bisa jadi cepat. Jadi, satu orang juga bisa langsung lawan beberapa orang.”Wira pun terkejut. Teknik yang diajarkan Doddy ini mirip pencak silat Atrana Kuno.Di era di mana informasi tersebar di mana-mana, segala jenis bela diri juga diposting di internet.Ada banyak orang yang menontonnya, tetapi jarang ada yang mempraktikkannya.“Kak Wira, ini warisan rahasia. Ayah bahkan nggak kasih tahu kedua pamanku itu!” Doddy berbisik, “Aya
Baca selengkapnya
Bab 23
Sony buru-buru berkata, "Tahu. Aku tahu jelas tentang ini!" Sejak usianya yang ke-13 hingga 19 tahun, dia sudah familier dengan siapa pun pencuri, perampok, dan siapa pun yang dikabarkan sebagai pembunuh di sekitar kota-kota terdekat.Dulu, ada pencuri yang membawanya masuk ke geng, tetapi Sony tidak cukup berani sehingga tidak jadi bergabung.Wira yang mendengar detailnya pun bertanya, "Apakah ada geng yang beranggotakan tiga orang? Mereka bisa bela diri dan menggunakan pisau!""Ada!"Sony memikirkannya sejenak, lalu berujar, "Di Dusun Gabrata yang jauhnya sekitar tujuh kilometer dari sini, ada Gavin beserta dua saudaranya. Mereka bisa melompati tembok yang setinggi manusia dalam sekejap dan aku pernah melihatnya sekali. Ayah mereka merupakan pasukan yang turun ke medan perang dan mewariskan ke mereka teknik pedang pembunuh milik pasukan. Teknik itu adalah milik orang-orang kejam dari Dusun Gabrata."Wira pun mengangguk.Ada kemungkinan bahwa ketiga bersaudara ini pencuri yang dipuku
Baca selengkapnya
Bab 24
Akan ada orang yang melanggar perjanjian kerahasiaan, lalu meninggalkan tim untuk mencari ikan sendiri dan menjualnya.Namun, karakter seseorang dapat terlihat dengan cara ini.Orang yang memiliki pemikiran dangkal akan melupakan moralitas demi keuntungan pribadi. Jadi, mereka akan pergi menangkap ikan demi mendapatkan keuntungan sendiri. Sementara itu, orang yang memiliki karakter baik akan menepati janji dan mengajak yang lain untuk menghasilkan uang bersama-sama.Hanya saja, setelah menerima keuntungan dari ini, mereka berlima tidak akan menganggap serius metode rahasia menangkap ikan lagi.Setelah menyelesaikan sarapan dengan tergesa-gesa, Wira berganti pakaian dengan jubah sutra, lalu membawa Sony yang mengenakan pakaian satin, serta Danu dan Doddy yang membawa tongkat jujube panjang ke kediaman Jamadi yang 10 kilometer jauhnya.Tempat tinggal Jamadi di Desa Pimola adalah rumah berbata yang memiliki delapan kamar dan ada dua patung singa menghiasi kedua sisi gerbangnya. Di pedesaa
Baca selengkapnya
Bab 25
Sony, Danu, dan Doddy langsung tercengang.Mereka tak menduga Wira akan begitu berani mengintimidasi Jamadi.Hakim daerah ini punya pasukan pemanah dan pasukan militer. Selain itu, Jamadi adalah pejabat pemerintah di pedesaan yang bahkan lebih menakutkan dari kepala desa.Jamadi yang mendengar ini langsung murung. Ada kemarahan yang mencuat di hatinya, tetapi dia bisa menahannya. Dia pun berkata dengan dingin, "Itu tergantung seberapa tulusnya kamu!"Perlu diketahui, hakim daerah dan kepala desa berkomplot demi memeras uang masyarakat. Namun, uang yang didapatkan ini masih harus diserahkan ke atasan mereka. Jadi, mereka hanya bisa menikmati sedikit keuntungannya. Jika Wira bisa memberinya manfaat yang menarik, sekedar menyapa Budi bukankah apa-apa.Wira pun mengeluarkan 2.000 gabak sembari berkata, "Ambil ini dan traktir pengikutmu untuk makan-makan."Mata pengikut Jamadi langsung berubah menjadi hijau. Mereka tidak menyangka orang ini akan langsung mengeluarkan 2.000 gabak. Bocah ini
Baca selengkapnya
Bab 26
Setibanya di sebuah kediaman kecil berdinding batako, Jamadi pun mengeluarkan pisau lengkung yang tergantung di pinggangnya dan mengayunkannya.Dua pasukan yang membawa tongkat pun segera menendang pintu kayu yang bobrok itu. Kemudian, tiga pasukan berjaga di depan dan dua pemanah yang sudah bersiap dengan busur menerobos masuk secara bersamaan.Di dalam sana, tampak seorang wanita kurus sedang berjalan keluar dari dapur. Dia bertanya, "Tuan-tuan, ada masalah apa?""Gavin, kamu sudah melakukan kejahatan. Cepat keluar!"Jamadi yang mengabaikan pertanyaan wanita tua itu melambaikan pedang lengkungnya dan lima orang segera menerobos masuk ke dalam rumah.Brak!Dua pintu kayu terbanting ke luar dan langsung menjungkirbalikkan mereka berlima. Setelah itu, tampak seorang pemuda bergegas keluar dengan pisau dan langsung menyerang Jamadi.Wira tercengang. Dia mendapati bahwa sorot mata pemuda ini sangat kuat dan wajahnya memancarkan aura membunuh!Tak terduga, Jamadi yang bahkan tidak mengangk
Baca selengkapnya
Bab 27
"Diam! Siapa yang berani berkata lagi akan dijebloskan ke penjara juga!" seru Jamadi dengan nada dingin dan ekspresinya juga tampak tegas.Dia sering melihat hal seperti itu. Meskipun terlihat menyedihkan, tetap saja ada beberapa pencuri yang terlahir sebagai orang jahat. Jadi, dia tidak tersentuh sedikitpun.Jika ingin bertahan di dunia yang kacau ini, hati pun harus teguh.Penduduk desa yang mendengar ini tidak berani mengatakan apa-apa lagi. Sementara itu, Ibunya Gavin beserta ketiga menantunya hanya bisa menyeka air mata dan terisak."Gavin, Gandi, Ganjar, kemarin malam, kalian pergi ke kediaman Wira untuk merampok. Ganjar, Doddy memukulmu dari belakang. Gandi, kamu dicakar di bagian bahu. Sekarang, bukti ada di depan mata. Kalian mau mengaku atau nggak?" ”Wira pun membuka pakaian mereka berdua, lalu mendapati bekas tinju di punggung Ganjar dan luka gores di bahu Gandi. Selain itu, Wira juga mengeluarkan sobekan pakaian yang ternoda darah.ketiga bersaudara itu saling memandang, l
Baca selengkapnya
Bab 28
Doddy awalnya masih belum bereaksi. Namun, dia langsung menatap ke arah Wira dengan serius begitu dipukul oleh Danu. Doddy pun berkata, "Ya, ya. Hanya satu pencuri.""Ya. Tiap orang pasti punya ingatan yang buruk. Syukurlah kalau ingat," ujar Jamadi sambil diam-diam mengambil uang itu. Kemudian, dia melanjutkan, "Pencurinya ada satu, tapi kita lebih tangkap dua orang. Tuan Wira, apa kamu mau melepaskan mereka?"Wira memandang ketiga bersaudara itu, lalu berkata, "Kalian bertiga, pilih sendiri siapa di antara kalian yang akan masuk penjara dan siapa yang akan tinggal untuk mengurus keluarga!"Tiga bersaudara itu terkejut sejenak, lalu mulai berebut mau masuk penjara."Aku adalah yang tertua, aku akan masuk penjara. Kalian berdua, tolong jaga keluarga kita baik-baik!" ujar Gandi."Kak, Gandi aku saja yang pergi. Aku sudah terluka dan hidupku nggak lama lagi. Biarkan aku saja yang masuk penjara," celetuk Ganjar."Kak Gavin, Ganjar, aku saja yang pergi. Ada bukti sobekan bajuku waktu bahuk
Baca selengkapnya
Bab 29
Di Dusun Silali, di sebuah rumah bata. Rumah itu adalah kediaman Budi.Tampak Budi yang sedang duduk di kursi malas dengan handuk hangat menutupi wajahnya. Wajahnya bengkak karena dipukuli oleh Wira kemarin. Namun, bengkak di wajahnya hari ini makin parah. Dia pun menggertakkan giginya dan berkata, "Apa ada pencuri yang pergi ke kediaman Wira tadi malam?"Seorang pelayan berkata, "Ya. Ada pencuri yang merampok 100.000 gabak milik Sony dan bajingan itu menangis sepanjang pagi."Budi tercengang. Dia berseru, "Apa anak nggak berguna itu gila? Dia benar-benar memberi pengangguran itu 100.000 gabak?"Pelayan itu mengangguk sembari membatin, orang itu nggak gila, orang itu murah hati. Nggak seperti kamu yang pelit sekali. Aku sudah bekerja keras selama setahun. Tapi, beberapa gabak pun nggak dapat.Budi menggertakkan giginya, lalu berujar, "Bagaimana dengan anak nggak berguna itu? Gavin bersaudara sudah pergi ke rumahnya, apa mereka menikamnya? Atau mungkin membunuhnya?"Pelayan yang mendeng
Baca selengkapnya
Bab 30
Warga desa yang mendengar ini langsung menghentikan langkah mereka."Jangan dengarkan dia. Aku ini kepala desa. Siapa pun yang bisa menangkap atau memukul anak nggak berguna itu, uang sewa tahun depan akan dibebaskan 10%." Budi menawarkan hadiah.Ini memang kurang setengah dari yang dijanjikan. Namun, ucapan Budi ini tetap membuat warga desa menggila dan menyerbu ke depan."Berhenti! Berhenti! Kalau kalian masih berani maju, aku akan melepaskan panah!" teriak Jamadi dan suaranya melengking. Namun, warga tidak berhenti sama sekali. Jadi, dia segera berteriak kepada bawahannya untuk bubar dan berkata kepada Wira, "Wira, nggak bisa. Mereka sudah menggila. Ayo, mundur dulu. Aku nggak akan kenapa-kenapa, tapi kamu bakal dipukul sampai mati!"Pemanah dan prajurit kekar pun mundur ketakutan!"Berikan aku busur dan anak panah!" Wira meraih seorang pemanah, lalu mengambil busur dan anak panah di tangannya. Setelah itu, dia menarik anak panah tersebut.Wooosh!Panah bulu meninggalkan tali busur
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
196
DMCA.com Protection Status