Semua Bab Setelah Suami Selingkuh: Bab 21 - Bab 30
99 Bab
Bagian 21
Hampir setiap saat Stela Wen datang ke kantor Jacob dengan wajah murung. Wajah cantiknya selalu ditekuk dan sedikit terlihat kacau."Apa lagi?" tanya Jacob. "Duduklah sini."Stela Wen duduk lemas. Ia bersandar sementara Jacob sedang mengambil air putih di dekat meja kerjanya."Aku lelah …," kata Stela Wen.Jacob kembali membawa air putih. "Minumlah ini. Aku belum haus, sepertinya kau yang membutuhkan air."Stela Wen menerima segelas air putih itu dan meneguknya. Ia kemudian meletakkan di atas meja. "Aku hampir gila.""Soal Peter atau Alex?""Dua-duanya. Mereka sungguh membuatku stres!"Jacob duduk dengan menyilang kaki miring ke arah Stela. Ia memandangi Stela dan menghela napas sebelum berbicara."Aku dengar, Peter itu orang baik. Tidak ada riwayat keburukan yang dia lakukan selama ini. Soal kedekatan dengan seorang wanita pun jarang didengar. Mungkin dia hanya ingin mengajakmu berkenalan."Stela Wen mendelik sempurna. "Apa yang kau katakan? Jangan ngarang begitu.""Ini hanya tebakan
Baca selengkapnya
Bagian 22
"Sebenarnya kau mengajakku kemana?" tanya Stela. Ia melangkah keluar dari istana Peter dengan susah payah karena harus mengimbangi langkah kakinya yang memakai sepatu hak tinggi. Belum lagi, Stela di repotkan dengan gaun yang menurutnya terlalu mewah hingga membuatnya merasa tidak nyaman."Diam dan tetap santai," kata Peter sembari membersilahkan Stela untuk segera masuk ke dalam mobil.Stela Wen berdecak sebal dan menghentakkan satu kakinya. Namun, hal yang dilakukannya itu justru membuat Stela sedikit terkilir hingga hampir terjatuh. Beruntung Peter segera menangkap dan memegang bagian pinggang Stela."Kau tak apa-apa?" Peter memastikan. Kini kedua mata mereka bertemu dan saling terdiam memandang."Em, aku baik-baik saja." Stela buru-buru melepaskan diri.Keduanya sama-sama salah tingkah dan panik sendiri. Stela tidak tahu kalau hanya sekedar bertukar pandangan sekejap dengan Peter bisa membuat jantungnya berdegup begitu kencang.Masih menahan rasa gugup, Stela pun segera masuk ke d
Baca selengkapnya
Bagian 23
Stela Wen tidak tahu sedang berada di sebuah acara apa, yang jelas banyak para pejabat tinggi yang menghadiri acara tersebut. Stela beberapa kali bertanya pada Peter, tapi pria itu tidak memberi penjelasan.Di dalam toilet, Stela masih memandangi wajahnya sendiri yang terlihat bingung. Dia bertemu sahabat lama, lalu melihat sang suami datang bersama wanita lain."Kenapa bukan aku?" Stela bertanya pada dirinya sendiri.Ia tidak peduli dengan riasan di wajahnya. Setelah membasuh beberapa kali wajahnya dengan air kran, kemudian Stela beranjak keluar.Stela tidak kembali masuk ke acara pesta, melainkan beralih ke pintu lain yang terhubung dengan jalan keluar. Hal itu pun tidak mudah bagi Stela, ia harus beberapa kali bertanya pada penjaga di mana jalan keluarnya."Meriah sekali pesta ini?" bisik Emma sambil menarik lengan jas Alex.Alex tersenyum. "Tentu saja, ini acara orang-orang basar.""Selamat datang Tuan Alex." Peter datang mendekat membawa satu gelas di tangan kirinya dan satu gela
Baca selengkapnya
Bagian 24
Pagi hari di kediaman Peter, Chloe sudah berdiri bersandar pada pintu ruang tamu. Kedua tangannya terlipat di depan dadanya sementara satu kakinya terangkat mendarat pada kusen pintu. Ia sedang menunggu seseorang untuk diinterogasi."Sedang apa, sayang? Kenapa menghalangi jalan?"Yang lebih dulu muncul ternyata Jane, dan tidak lama kemudian disusul David."Tidak ada apa-apa." Chloe menurunkan kakinya sambil cengengesan. "Kalian silahkan berangkat."David dan Jane saling pandang lalu melenggak tidak memperdulikan Chloe yang bertingkah aneh itu."Dagh, Ayah, Ibu." Chloe melambaikan tangan saat kedua orang tuanya masuk ke dalam mobil. "Hari ini aku di ru--""Awas!" Dari arah belakang Peter muncul dan langsung menyerempet tubuh Chloe. "Kau menghalangi jalanku tahu!""Eh, Eh!" Chloe segera meraih tangan Peter dan tidak memberi ijin untuk pergi. "Kita harus bicara dulu.""Ada apa!" teriak David dari balik kaca jendela mobil.Sambil mendorong paksa punggung Peter, Chloe balas berteriak. "Tid
Baca selengkapnya
Bagian 25
Stela Wen merasa jengkel dan marah. Ia kesal karena dalam suasana sendu di pemakaman pun bisa datang seorang pengganggu juga. Ia heran kenapa Peter bisa tahu di mana pun dirinya berada.Tidak mau berbicara dengan Peter, Stela terus berjalan menjauh hingga keluar dari area pemakaman."Berhenti mengikutiku!" hardik Stela.Peter tidak peduli dan terus mengikuti langkah Stela."Kita sudah ada perjanjian, kau tidak boleh seenaknya menghindar dariku!" sahut Peter saat sudah mensejajari langkah Stela."Bukan begini caranya!" seru Stela sambil menghentakkan kaki dan membuat langkah kedua berhenti."Dengar," Stela berjinjit dan menatap Peter. "Biarkan sejenak aku menenangkan pikiranku dulu. Apa bisa?"Peter terdiam, ia mematung sampai tidak sadar kalau Stela sudah melangkah semakin jauh. Pada akhirnya, Peter membiarkan Stela pergi."Mungkin aku terlalu buru-buru," gumam Peter.Stela Wen sudah sampai di depan sebuah gedung perusahaan. Ia datang menemui sang suami dengan membawa sebungkus makan
Baca selengkapnya
Bagian 26
"Ayah, katakan pada ibu, hari ini aku menginap di rumah Peter saja.""Kenapa?""Tidak apa, terlalu larut kalau aku pulang.""Baiklah."Chloe meletakkan ponselnya di atas nakas, lalu membanting tubuhnya di atas kasur."Aku pulang tapi sepertinya dia tidak terlalu senang.Beralih dari Chloe yang sudah memejamkan mata, Peter dan Stela kini sudah memasuki halaman rumah. Peter tidak langsung membukakan pintu untuk Stela saat bola matanya menangkap sebuah mobil di garasi yang masih terbuka. Peter lantas duduk dan tertegun untuk sesaat."Apa Chloe ada di sini?" gumam Peter.Stela yang merasa heran segera mengamati wajah Peter. "Ada apa?"Peter bergidik dan tersenyum. "Tidak apa-apa. Em, sebaiknya kita putar balik saja.""Kenapa?"Peter tidak menjawab, melainkan sibuk memutar mobilnya dan segera menjauh dari area rumahnya."Kau tidak mengizinkanku datang ke rumahmu?" tanya Stela heran.Peter menggeleng. "Tidak, bukan begitu. Hanya saja di rumah sepertinya sedang ada orang lain."Stela mengeru
Baca selengkapnya
Bagian 27
Sekitar pukul tuju pagi, Chloe sudah terbangun. Perasaannya sudah lebih tenang dari pada yang semalam. Selesai dari mandi paginya, dia melenggak berganti pakaian dengan cepat. Dikarenakan makan malam semalam yang terasa hambar, pagi ini perut Chloe terus saja berbunyi meminta di isi.Sampai di luar pintu kamarnya, Chloe menoleh ke arah satu kamar yang tertutup."Dia belum bangun?" gumam Chloe.Chloe melangkah mendekati pintu tersebut lalu mengetuknya. "Peter, kau sudah bangun?"Beberapa kali Chloe memanggil tapi tidak ada jawaban dari dalam sana. Karena penasaran, Chloe mencoba memutar gagang pintu dan ternyata tidak di kunci."Ke mana dia?" tanya Chloe. "Apa dia sudah berangkat?" Chloe toleh sana sini tapi tak mendapatkan Peter, termasuk di kamar mandi.Chloe angkat bahu lalu melenggak keluar. Ia berjalan cepat menuruni anak tangga. Sampai di lantai satu, Chloe kembali menyapu pandangan mencari sosok Peter."Nora!" panggil Chloe saat satu pelayan bercelemek lewat sambil membawa sapu.
Baca selengkapnya
Bagian 28
Peter dan Stela sudah duduk di ruang makan menunggu Paman Bas membuatkan sup. Terpaksa Peter meminta Paman Bas mencari sayuran di kebun untuk dibuat sarapan. Untungnya macam-macam sayuran sedang panen di tahun ini.Perlu diketahui, rumah ini tidaklah jauh dari rumah Paman Bas yang memiliki berbagai panenan bumi. Buah sayur biasanya begitu banyak di kebunnya. Seperti saat ini, Paman Bas sudah menyediakan buah apel dari kebunnya."Apa setiap hari Paman Bas di sini?" tanya Stela.Paman Bas yang sedang menuang sup tersenyum. "Iya, Nona. Ini amanat dari Tuan David.""Siapa Tuan David?" tanya Stela lagi. Di sampingnya, Peter hanya diam sambil sibuk memainkan ponsel."Ayah Tuan Peter," jawab Paman Bas.Stela hanya membulatkan mulut."Silahkan, Tuan, Nona." Paman Bas meletakkan dua mangkok berisi sup di atas meja.Peter yang mencium aroma wangi dari sup, lantas meletakkan ponselnya dan mulai mencicipi."Terima kasih, Paman," kata Stela sebelum menyeruput sup hangat tersebut.Sementara Paman B
Baca selengkapnya
Bagian 29
Stela sudah pergi entah ke mana, saat Alex tersadar dan hendak mengejarnya. Emma yang memang suka melihat percekcokan antara Alex dan Stela, tentunya akan memanfaatkan kejadian ini dengan sangat baik.Masih dengan tubuh polosnya, Emma merangkak turun dari ranjang saat Alex sudah menggapai kunci mobil. Emma melingkarkan kedua tangannya dengan erat saat Peter berencana untuk mengejar Stela."Jangan tinggalkan aku." Emma terisak saat pipinya menempel di punggung Alex. "Aku tahu aku murahan. Aku merebutmu dari Stela."Alex mendesah perlahan lalu berbalik badan dan memeluk Emma dengan erat. "Bukan begitu. Kau sama sekali tidak merebutku. Aku yang memang masih mencintaimu, maaf sudah membuatmu seperti ini."Emma menghambur memeluk Alex dengan erat. "Aku yakin kau akan luluh padaku," batin Emma sambil menikmati degupan dada Alex."Tapi aku sudah membuat Stela pergi." Emma masih terisak."Sshht, jangan dipikirkan. Dia juga bersalah, harusnya dia mau mengerti aku, tapi tidak."Emma tersenyum p
Baca selengkapnya
Bagian 30
Di samping Peter, Paula tengah mengulum senyum. Rapat siang ini sepertinya membuahkan hasil yang sangat memuaskan."Bagus kalau kau menolak perusahaan itu," kata Paula sambil melirik Peter yang sudah sibuk bermain dengan ponsel. "Perusahaan itu tidak akan menguntungkan untuk kita."Peter tidak memperdulikan ocehan Paula dan tetap menatap layar ponselnya sambil sesekali mendesis dan berdecak."Kau budeg ya!" hardik Paula hingga membuat Peter sontak mendongak."Ada apa? Kau mengagetkanku!""Ah, sudahlah!" Paula acuh lalu membereskan beberapa lembar berkas sisa meeting kemudian pergi dari ruangan tersebut lebih dulu.Peter tetap tidak peduli, lagi-lagi ia mendesis dan meremas ponselnya dengan kuat."Di mana dia?" gumam Peter. "Beberapa kali ku telpon tapi tidak aktif."Peter mulanya ingin bertanya pada seseorang yang selalu mengikuti Stela atas perintahnya. Namun, Peter berpikir itu sangatlah tidak baik dan memilih meminta orang suruhannya itu mengikuti seperlunya saja.Peter kemudian be
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status