Sepanjang malam aku menyusun rencana apa yang harus aku berikan untuk Raka dan Risma, hingga panggilan video dari El terabaikan begitu saja.Aku mendesah pasrah, pusing. Sebenarnya aku ingin diam saja dan membiarkan Tuhan yang membalas mereka, Tapi, melihat mereka semakin bertingkah dan terus mendzolimi orang lain membuat sisi kemanusiaanku terusik.Di saat pikiranku buntu, entah kenapa satu nama terlintas di otakku. Bang Mada! Ya, Bang Mada! Aku harus diskusikan ini dengannya, siapa tahu dia ada solusi mengingat ucapannya dulu yang akan membantuku terlebih perihal kedua adik tirinya itu.Gegas aku meraih ponsel dan segera mencari kontak Bang Mada."Halo assalamualaikum!" suara seorang wanita yang tak asing lagi ku dengar, Mbak Sita, istri Bang Mada."Hallo, walaikumsalam, Mbak Sita! Ini Zahra, Mbak!""Ya Allah, Zahra! Apa kabar kamu? Lama banget loh kita gak ketemu!" pekiknya dengan suara nyaring. Aku tersenyum lebar meski beliau juga takkan bisa melihatnya, tapi aku senang akan samb
Read more