All Chapters of Suami Wasiat Kakek : Chapter 21 - Chapter 30
115 Chapters
Pertanyaan Maut
“Hai, Kata. Tumben kesini,” sapa Refaldy.“Hai, kok kamu di sini?” tanya Katarina pada laki-laki yang duduk sendirian di cafe itu.“Iya, nih. Lagi ada kerjaan dikit, bosen kerja di rumah,” jelasnya.Tatapan Rafka pada Refaldy sedikit mengultimatum sahabat Katarina itu. Setelah asik berbasa-basi dengan sahabat laki-lakinya, Katarina mengingat ia pergi ke cafe bersama suaminya.“Oh ya, Refal. Ini suamiku, Rafka Zavier,” seru Katarina dengan ramah.“Hai, Rafka. Senang bertemu denganmu,” Refaldy mengulurkan tangan kanannya sebagai tanda perkenalan.“Rafka,” singkat sapaan Rafka pada Refaldy.“Maaf kamu masih ada urusan,” ucap Rafka dengan menarik lengan Katarina menjauh dari meja Refaldy.Katarina hanya mengikuti langkah Rafka yang terburu-buru, lelaki itu memilih ruang privat yang berisi beberapa orang saja. Katarina merasa canggung dengan sikap Rafka beberapa waktu lalu, sikap aneh Rafka pada orang terdekatnya.“Mas, kalau ngopi di sini ya saja aja aku ngopi di kamar, yang aku lihat kam
Read more
Amarah Rafka meledak-ledak
Katarina menatap seorang Rafka yang berdiri tegak di tangga dekat kamar. Rafka yang masih bersedekap dada itu menatap datar ke arah Katarina yang asik mengobrol dengan Atalas.“Mas,” seru Katarina keras.“Masuk!” teriak Rafka keras.“Aku ke kamar dulu,” pamitnya pada Atalas.Katarina beranjak meninggalkan ruang keluarga, Rafka terlihat sangat menakutkan jika sudah berteriak kencang. Dengan langkah pelan Katarina menaiki setiap anak tangga, merutuki kelakuannya yang lebih memilih mengobrol dengan Atalas. Daripada langsung masuk ke kamar bersama Rafka. Tapi ini bukan sepenuhnya kesalahannya karena awalnya ia mengobrol dengan Elegi. ‘Huh, kalau dia marah lagi, aku tambah gak tau bagaimana cara bikin dia hangat lagi!’ Katarina menghela napas panjang.“Ngapain aja sama Atalas?” tanya Rafka menodong pertanyaan.“A-aku hanya mengobrol tidak lebih,” jawab Katarina terbata.“Kamu kira aku buta, apa ini?” tanya Rafka dengan menunjukkan sebuah foto yang dikirim oleh Pramana.‘Sial!’ umpat Katari
Read more
Sebuah Usaha
“Aku pamit kerja dulu!” pamit Rafka beranjak dari kamar.“Kamu gak sarapan sama ayahmu dulu, Mas?” tanya Katarina mencekal tangan Rafka sejenak.Rafka sempat diam sebelum menepis tangan Katarina, tatapan lelaki itu membuat Katarina reflek mundur beberapa langkah. Tidak ingin melihat Rafka tambah marah, Katarina membiarkan lelaki itu beranjak meninggalkannya sendiri.“Aku sedang tidak ingin sarapan bersama ayah, kamu saja sarapan bersama mereka. Aku kerja dulu,” ujar Rafka dengan menenteng tas kerjanya.Katarina menatap kepergian suaminya dengan gusar, mengapa suaminya pagi ini sangat aneh? Gelagatnya tidak seperti biasanya, setelah emosinya redam semalam. Hingga pagi tadi ia terlihat fresh, namun saat akan berangkat rona wajahnya berubah.****Nona mencari apa? Biar bibi bantu cari,” tanya Bibi yang sudah berdiri di belakang Katarina.“Eh, bibi. Aku mau masak buat Mas Rafka makan siang, biasanya Mas Rafka makan apa ya? Aku belum tahu makanan kesukaannya,” tanya Katarina kikuk.Bibi ha
Read more
Masakan Penuh Cinta
“Apa ini? Dari siapa?” tanya Rafka pada Eldito, sekretarisnya.“Dari Bu Katarina, Pak. Saya ijin keluar dulu,” pamitnya sembari melangkah pergi.“Dito, apakah dia sendiri yang mengantar ke sini?” tanya Rafka penasaran.“Ojek online yang mengantar, kebetulan saya tadi di bawah,” jawab ElditoRafka hanya menganggukkan kepalanya, setelah Eldito keluar. Beberapa kali ia membolak-balik kotak makan yang dikirimkan Katarina. Sengaja ia membuka ponselnya, matanya membelalak saat membaca satu pesan yang dikirim istrinya itu.‘Semoga suka dengan masakan aku,' batinnya pelan.“Katarina memasak untukku?” tanyanya lantang.Ia membuka pelan kotak bekal yang ia terima dengan satu botol minum berwarna biru. Pertama kali ia membuka kotak itu dengan semangat, ditatapnya berulang kali kotak bekal itu. Sop ayam dengan es teh, makanan dan minuman kesukaan Rafka.“Tau dari mana dia makanan kesukaan aku?” tanya Rafka pada dirinya sendiri.Tok tok tok!Seorang laki-laki berdiri di balik pintu, sebelum benar-
Read more
Kepergok!
“Mas,” seru Katarina menutup mulutnya rapat-rapat. Matanya membelalak saat mendapati Rafka ada di belakangnya, ia tidak mengerti mengapa Rafka secara tiba-tiba datang. Biasanya ia akan mengirimkan pesan singkat sebelum datang seperti ini. “Apa? Keluar sama dia gak ngomong!” bentak Rafka keras. Lelaki itu menarik lengan Katarina secara paksa, beberapa kali Atalas berteriak kencang menahan Rafka dan Katarina. Namun, Rafka memilih tetap berjalan tanpa peduli suara Atalas. “Mas, ini gak seperti yang kamu lihat dan dengar, bahkan aku gak tahu kalau Atalas akan mengatakan itu.” Katarina menarik lengannya secara paksa. “Apa? Setelah kepergok baru bilang?” Rafka berjalan acuh meninggalkan Katarina begitu saja. Katarina diam, merasa bersalah dengan suaminya. Ia meninggalkan cafe begitu saja, mengikuti langkah cepat Rafka. Membiarkan lelaki itu merasa kesal dengan dirinya, beberapa kali ia menarik lengan Rafka meminta maaf. Akan tetapi, Rafka selalu menepis lengan Katarina. “Mas, aku bisa
Read more
Pramana Berbahaya!
“Mas,” panggil Katarina lirih.Matanya memicing ke arah manik mata Rafka, apa yang sebenarnya terjadi saat ini. Suasana kamar semakin panas dan tidak kondusif. Semakin kesini hubungannya dengan Rafka sangat tidak baik.“Ya, Katarina. Ada apa? Apakah aku tidak boleh membalas pesan dari Atalas? Ada apa dia sebenarnya denganmu? Aku suamimu!” tegas Rafka dengan ketus.Katarina diam terpaku dengan ucapan Rafka yang sangat menyesakkan, dadanya bergemuruh hebat. Dengan sigap ia mengambil ponselnya dari meja, meninggalkan Rafka sendiri di dalam kamar. Hingga satu kalimat yang keluar dari mulut Rafka membuat Katarina berpikir panjang lebar.“Katarina, jika dalam setiap masalah kamu memilih lari dan menghindar, tidak akan ada masalah yang selesai dalam hidupmu! Kamu akan terus dihantui masalah sepanjang perjalanan hidupmu!” ucap Rafka keras.Deg! Satu kalimat yang membuat langkah kaki Katarina terhenti dan lemas. Jika dipikir-pikir, Katarina terlalu sering berlari dan menghindar dari masalah ya
Read more
Karena Foto
Seorang laki-laki paruh baya yang baru saja datang dengan suara lantangnya. Katarina hanya mendongakkan kepalanya sedikit ke atas, semua fokus berubah ke laki-laki yang baru saja datang.“Apa maksud semua ini?” Pramana melempar beberapa kertas foto.“Mas,” Katarina mendongak ke arah Rafka yang masih menatap ayahnya.“Hust, diam dulu. Apa maksud ayah?” tanya Rafka lirih.“Istrimu main sama lelaki lain, liat saja itu difoto,” jawab Pramana dengan emosi meluap-luap.Rafka hanya tertawa lirih, beberapa kali ia membolak-balik foto itu. Katarina yang masih diam dengan pucat karena takut.“Itu sama aku perginya,” singkat ucapan Rafka membuat siapa saja di ruang makan itu tercengang.“Maksudmu? Kamu memperbolehkan istriku main di cafe dengan lelaki lain? Bodoh kamu, Rafka!” pekik Pramana membela diri yang sudah terhimpit keadaan.Rafka hanya menahan gelak tawanya, dengan senyum yang sengaja ia sembunyikan. Katarina enggan membiarkan suasana makan malam itu kacau. Ia berusaha makan dengan tena
Read more
Penindasan Selama Ditinggal
‘Siapa sih pagi-pagi berisik banget!’ gumam Katarina dalam batinnya.Dengan kesadaran yang belum sepenuhnya, ia mulai mendekati pintu. Ada rasa takut yang membuatnya enggan membuka pintu. Suara siapa itu tadi? Suara ayah atau siapa? Ia hanya bisa bertanya-tanya dan menebak.“Bangun, Katarina!” teriak seorang dibalik pintu itu lagi.‘Aku kalau gak buka pintu nanti dimarahi, kalau aku bukain pintu ayah mau apa ya sama aku? Duh, Katarina! Gak boleh mikir negatif,' Katarina berkutik dengan isi kepalanya sendiri yang selalu berpikir negatif tentang Pramana.“Katarina! Jangan malas-malasan kamu!” teriakan Pramana semakin keras.Katarina dengan memberanikan diri membuka pintu itu, perlahan tatapan nyalang Pramana menyambut pintu itu terbuka. Tidak ada senyum sama sekali yang tercetak di wajah pria paruh baya itu. Hanya ada emosi yang terlihat sangat tersulut di raut wajahnya.“Selamat pagi, Ayah. Ada apa ya pagi-pagi udah cari aku?” tanya Katarina lembut.Pramana menghela napasnya panjang se
Read more
Cerita Dibalik Karakter
“Elegi di sini!” teriak Elegi dibalik pintu.Katarina membuka pintu dengan celingukan, ia hanya menatap Elegi sekilas. Meminta adiknya itu masuk ke kamarnya. Elegi yang baru saja masuk ke kamar Katarina itu terheran-heran, kamar yang tapi dan sangat wangi.“Kakak, belum mandi? Dari tadi ngapain aja?” tanya Elegi menggerutu.“Tunggu, 10 menit ya,” ucap Katarina dengan senyum simpul di wajahnya.Elegi masih menatap kamar dengan cat biru itu, langkahnya menuju ke balkon kamar. Beberapa bunga yang terawat membuatnya terkesima. Balkon kamar Elegi tidak serapi ini, suasana balkon sangat sejuk.“Kak, kamu tahu tidak?” tanya Elegi berteriak.“Gak denger,” teriak Katarina dari dalam kamar mandi.Tidak berselang lama dari itu, Katarina keluar kamar mandi dengan handuk yang ada dikepalanya. Elegi masih menatap Katarina dengan senyum merekah dan kagum.“Pantas Kak Rafka mau sama kamu, Kak. Abis mandi aja kamu cantik banget,” seru Elegi terpana dengan pesona Katarina.“Gak usah mengada-ngada, kaka
Read more
Sebuah Pesan Singkat
Beberapa menit menunggu pesanannya datang, tubuh Katarina sempat gemetar ketakutan. Tatapannya tidak bisa beralih dari sosok laki-laki yang ia temui di gudang saat itu. Berulang kali laki-laki itu mengedipkan mata kanannya.“Kak, siapa? Kakak Gak apa-apa? Kalau mau pindah sekarang ayo!” Elegi mulai panik dengan keadaan Katarina yang gemetar.“Gak papa, kita makan aja dulu. Terus kita pindah,” terang Katarina dengan lembut.Tidak lama dari itu, pesanan keduanya datang. Makanan yang dihidangkan itu seolah hambar bagi Katarina, rasa takut yang merasuki dirinya membuatnya seperti orang kalap. Dengan cepat ia menghabiskan makanan dan minuman yang ia pesan, meskipun rasanya tidak sesuai dengan ekspektasinya.“Dik, kalau sudah ayo kita pindah!” bisik Katarina lirih.“Oke, ayo!” Elegi segera beranjak dari meja itu.Suasana restoran itu benar-benar membuat Katarina tidak nyaman, bagaimana bisa seorang yang pernah ia temui di gudang itu mengikutinya? Padahal ia tidak membawa sopir atau siapa pu
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status