All Chapters of Hamil Anak CEO: Chapter 51 - Chapter 60
185 Chapters
Peringatan Terakhir
"Lho Papa kok udah sampai rumah? Bukannya kemarin Papa bilang mau ketemu sama sahabat Papa ya hari ini? Biasanya kan Papa kalau udah ketemu sama teman teman bisa sampai larut pulangnua," ucap Linda sedikit panik. "Anu ta-tadi tuh Mama ada urusan mendadak Pa terus kelarnya udah malam banget," ujar Linda beralasan."Urusan sepenting apa sampai larut begini baru pulang? Jangan lupa, kamu juga tidak meminta izin padaku ketika mau ke luar. Dan perlu kamu tahu aku sudah pulang sejak kepergianmu tadi!" ucap Hendra menekan.'Sial, kenapa Mas Hendra pakai acara nggak jadi pulang telat sih. Aku kan jadi ketahuan!' batin Linda.Respon Linda yang hanya diam saja membuat Hendra naik pitam. "Jawab Linda!" "A-aku tadi sempat menelepon kamu Mas tapi handphone kamu nggak aktif jadinya aku kirim pesan kalau aku mau ada urusan mendadak," cicitnya berharap Hendra percaya.Namun bukan Hendra namanya kalau langsung percaya dengan alasan Linda. Dia langsung membuka handphonenya dan mencari pesan dan pangg
Read more
Keinginan Ratin
Tiba tiba dia teringat belum membuka ponselnya sama sekali. Dia langsung membuka ponselnya dan melihat ada pesan dari Anjani. Dia segera membuka pesannya.“Assalamualaikum. Apa Mas Revan yang mengirim bunga ini? Makasih ya Mas bunganya wangi dan segar!” Anjani juga mengirim gambar kertas yang terselip di antara bunga. Revan hanya membalas dengan mengucapkan selamat tidur. 'Apa Valdi yang mengirim bunga itu? Kenapa dia masih nekat?' batinnya.Dia kembali mengecek CCTV dan melihat sebuah pemandangan yang membuatnya mengepalkan tangan."Jadi ternyata dia yang selalu membuntutiku dan Anjani. Awas saja kau. Aku akan segera memberimu perhitungan!"Revan segera menangkap gambar di CCTV dan mengirimkannya pada Andre untuk dicari identitasnya.***Sementara di belahan bumi lain, sepasang suami istri sedang berbincang setelah pulang dari rumah sakit mengantar istrinya berobat."Pa, apa sudah ada hasil mengenai putri kita yang hilang itu Pa?" ujar Nurma penuh harap."Kamu sabar dulu ya Ma, sem
Read more
Amukan Pradika
Ratin membayangkan betapa bahagianya dia jika tinggal di rumah Anjani. Mau makan mau minum tinggal nyuruh pelayan mengambilkan. Ohh indahnya dunia.Mata Anjani membelalak mendengar permintaan ibu angkatnya. Walau dia diberi rumah ini tapi dia tidak berkuasa untuk sembarang mengajak orang tinggal."Maaf Bu, tapi rumah ini bukan milik Anjani. Ini rumah Mas Revan jadi kalau mau tinggal di sini Ibu harus tanya dulu sama Mas Revan," jawab Anjani."Aduh ya kamu tanyain lah Jan, kalau perlu kamu bujuk calon suami kamu biar mengizinkan kami tinggal di sini. Masa kamu tega sih membiarkan kami tinggal di rumah itu?" ucap Ratin memelas.Anjani tidak mungkin membiarkan orang tuanya tinggal di sini namun di sisi lain dia tidak tega jika melihat ibunya memelas."Ya udah deh Bu, nanti Anjani coba ngomong sama Mas Revan tapi nggak janji ya Bu.""Iya Jan, Ibu yakin pasti Nak Revan bolehin kami tinggal di sini," ujarnya penuh percaya diri.Danu menggelengkan kepalanya, baru juga dinasehatin udah lupa l
Read more
Membuat Kesepakatan
"Apa yang membuat Papa yakin jika Anjani tidak pantas bersanding denganku? Apa karena Anjani bukan dari kalangan orang kaya? Iya begitu?" Nafas Dika memburu dikuasai amarah."Turunkan nada bicaramu pada Papa, kamu calon penerus bisnis yang Papa punya, jangan sampai keegoisanmu menghancurkan dirimu sendiri. Tidak pantas seorang calon pewaris menikah dengan perempuan yang tidak jelas asal usulnya!""Pantas atau tidaknya Anjani bersanding denganku bukan dinilai dari status sosialnya Pa," bantah Dika."Apa kamu lupa kalau Anjani meninggalkanmu karena kamu telah menduakannya?" tanya Alex.Mata Dika membola bahkan hampir melompat ke luar."Dari mana Papa tahu?" tanya Dika menyelidik."Apa yang tidak Papa ketahui, semua aktivitasmu Papa mengetahuinya," ujar Alex sambil bersedekap dada."Apa jangan jangan selama ini Papa selalu mengawasiku?""Sayangnya tebakanmu benar, bahkan Papa juga yang menyuruh perempuan itu untuk menggodamu agar kau meninggalkan Anjani," ujar Alex."Pa, kenapa Papa sela
Read more
Anjani Di Culik
Rumah Anjani tampak semakin banyak aktivitas orang berlalu lalang, mereka sibuk mengatur ini dan itu. Tak terkecuali Danu dia juga ikut membantu. Anjani yang berinisiatif untuk menata bunga bunga langsung diinterupsi oleh Ratin agar tidak usah ikut membantu."Eh Jani, udah udah duduk aja kamu nggak usah ikut bantuin!" tegur Ratin."Nggak apa apa lah Bu, Janu juga nggak ada kegiatan kok," jawab Anjani."Kamu tuh selalu aja ngebantah kalau dibilangin. Udah jangan ngeyel, duduk sana!" Akhirnya Anjani hanya duduk sambil mengamati. Dia tidak berani membantah ibu angkatnya karena memang dia sendiri juga mudah lelah sekarang ini. Karena semua orang sibuk dengan pekerjaannya masing masing, mereka sampai tidak menyadari jika ada satu mata mata yang menyamar menjadi karyawan. Diam diam dia bertugas mengawasi gerak gerik Anjani. Ratin yang melihat Anjani ke luar rumah langsung menegurnya. "Kamu mau ke mana Jan?" tanya Ratin."Mau ke taman depan Bu, suntuk di dalam rumah terus mau bantuin juga
Read more
Ternyata Kau
Lelaki itu tersungkur ke lantai setelah mendapat bogem mentah Revan. "Kalian, bawa pecundang ini ke markas." Dia lalu menyuruh Andre untuk mencari tahu plat nomor mobil yang masih sempat terekam oleh CCTV. Sampai matahari sudah hampir tenggelam di ufuk barat, keberadaan Anjani belum juga bisa terlacak. Andre melaporkan ke polisi dengan membawa bukti rekaman CCTV. *** Sementara di sebuah kamar, seorang pria bertubuh tambun sedang menelepon atasannya. "Halo Bos, target sudah kami culik. Apa yang harus kami lakukan selanjutnya?" "Pekerjaan kalian selesai. Saya transfer sekarang, tapi tolong berjaga-jaga di depan sampai saya datang." "Baik bos!" Anjani yang baru tersadar merasa masih pusing karena obat bius tadi. Samar samar dia mendengar seorang lelaki sedang menghubungi seseorang. Anjani memilih berpura-pura pura masih pingsan agar penculik itu tidak mencelakainya. 'Bagaimana caranya aku kabur, tangan dan kakiku diikat semua. Ya Tuhan tolong aku,' batin Anjani sembari menu
Read more
Perdebatan Mayra dan Dika
Anjani menengok ke arah perempuan itu."Mayra. Jadi kamu bersekongkol dengan perempuan ini Ka?" "Apa kabar Anjani? Ya, kamu benar. Aku memang bersekongkol dengan Dika. Apa kamu pikir aku akan dengan mudah membiarkan Revan menikahi kamu? Jangan mimpi!" sentak Mayra."Memangnya kalau aku sama Revan nggak jadi menikah apa dia akan berubah haluan memilihmu? Memangnya siapa dirimu ini?" ujar Anjani meremehkan. Terbiasa hidup mandiri membuat Anjani lebih berani."Kalau kau ingin tahu aku adalah tunangan Revan dan kami akan segera menikah!" ucap Mayra memprovokasi Anjani."Benar, dan tidak seharusnya kau menikah dengan Revan, Anjani!" sahut Dika menimpali."Tunangan yang memilih kabur dengan selingkuhannya dua minggu sebelum hari pernikahan dilaksanakan!" ujar Anjani tersenyum miring."Kurang ajar, berani sekali kau padaku jalang!" PlakkPlakkMayra yang geram langsung menampar Anjani. Dika terkejut dengan tindakan Mayra dan sempat ingin mengobati Anjani namun Mayra menahannya."Hentikan D
Read more
Anjani Berhasil Kabur
"Iya dan aku akan tetap pada pendirianku untuk menikahinya kalau perlu aku akan membawanya pergi menjauh dari sini, dan kami akan memulai hidup bahagia bersama anak anak kami," ucap Dika pada Mayra. "Kamu itu naif sekali Dika. Sudah jelas si jalang itu tidak sudi menikah denganmu tapi kamu masih saja mengharapkan dirinya," ujar Mayra tersenyum kecut. "Tutup mulutmu Mayra, Anjani bukan jalang. Dia masih suci bahkan selama ini aku tidak berani menyentuhnya karena dia masih sangat menjaga kehormatannya." "Lalu kata apa yang pantas disematkan untuk seorang perempuan yang hamil sebelum menikah?" ucap Mayra terus mempermainkan emosi Dika. "Dengar baik baik Mayra, Anjani hamil bukan karena dia menjadi wanita murahan. Tapi dia hamil karena kesalahan Revan," ucap Dika berapi api. “Bisa saja dia mengarang cerita agar orang lain simpati padanya. Dika, Dika ... di luar sana wanita yang seribu kali lebih baik dan lebih cantik dari Anjani itu masih banyak, segitunya kamu membela Anjani. Atau ja
Read more
Mayra Melarikan Diri
"Kalian tidak punya hak untuk menyuruh saya menyerahkan Anjani. Anjani calon istri saya, berani kalian menyentuh calon istri saya maka saya pastikan kepala kalian terlepas dari tubuh. Ren urus mereka, aku harus segera membawa Anjani ke rumah sakit!" "Baik, Tuan!" Reno langsung memerintahkan anak buahnya untuk meringkus mereka."Anjaniiiii ... Anjani kamu di mana?" Anjani yang mendengar suara Dika memanggilnya membuat Anjani semakin panik. Revan segera mengajak Anjani masuk ke dalam mobil dan segera meninggalkan tempat itu.Dika yang mengetahui anak buahnya berhasil dibekuk Reno cs berniat ingin melarikan diri namun sayangnya dia tertangkap.***Saat dalam perjalanan, tubuh Anjani masih gemetar dan ketakutan setelah peristiwa tadi, dia terus mendekap erat Revan yang tengah memeluknya."Anjani, apa yang telah mereka lakukan padamu sampai bibirmu bengkak dan tanganmu juga sampai membiru? tanya Revan.“Tadi Mayra m
Read more
Hari Pernikahan
Mayra hanya mengabaikan pesan bundanya dan fokus menyetir namun teleponnya kembali berdering, dengan terpaksa Mayra mengangkat telepon dari bundanya.[Halo Bun, ada apa?][May, kamu di mana sekarang? Tadi anak buah Revan ke sini cari kamu. Kamu bikin masalah apa?][Aduh ceritanya panjang Bun, May nggak bisa ceritain sekarang. Nay lagi di jalan ini.][Ya sudah kalau begitu. Pokoknya untuk sementara kamu harus pergi dulu dari kota ini Nak, pergi yang jauh demi keamanan kami. Bunda bakal usahain biar Ayah nggak tahu tentang masalah ini.][Tapi aku harus ke mana saat ini Bun? Aku bingung tidak punya tujuan!][Untuk sementara kamu sembunyi saja di rumah Bibi Nindi. Mereka nggak akan bisa melacak keberadaanmu. Bunda akan menghubungi Bibi Nindi untuk mengabari kedatanganmu, tapi rumahnya di pulau lain kamu nggak apa apa kan? Kamu masih ingat jalannya kan?][Iya Bun, aku masih ingat alamatnya. Nggak apa apa Bun yang penting aku aman dulu.]
Read more
PREV
1
...
45678
...
19
DMCA.com Protection Status