All Chapters of Sinyal Cinta Dokter Gigi : Chapter 1 - Chapter 5
5 Chapters
Sebuah Pengorbanan
19.00 WIB~Ruang tunggu yang biasanya riuh dengan suara pasien dan keluarganya kini hening. Divia merasa lelah setelah seharian melayani pasien, hingga membuatnya menutup klinik lebih awal dari biasanya.Setelah mengunci kliniknya, Divia berjalan menuju pinggir jalan raya yang masih ramai dengan kendaraan. Cahaya lampu kendaraan menyinari jalanan, dan suara klakson berdengung di telinganya. Meskipun malam masih ramai, suasana hati Divia tetap berada dalam keheningan yang mendalam.Seekor kucing berlalu di dekatnya, usai melintas di tengah keramaian jalanan yang mulai sepi. Kucing itu seolah menjadi pengingat akan ketenangan dalam hiruk-pikuk kehidupan malam ini. Divia memutuskan untuk berpindah tempat menunggu di halte. Namun belum sempat melangkah, kedua matanya terbuka lebar begitu melihat dua anak kecil sedang menyebrang jalan yang mulai ramai. Wajah mereka mencerminkan ketakutan, tapi mereka tetap berdiri di tengah jalan, seperti tak menyadari bahaya yang mengintai. Alih-alih meng
Read more
Rencana Tak Terduga
Suasana pagi di apartemen Divia begitu tenang dan damai. Cahaya matahari yang lembut menyinari koridor apartemen, membuat udara terasa segar dan harum. Namun, ketenangan itu segera terganggu ketika Divia keluar dari pintu apartemennya dengan terburu-buru. Ia memegang tas dokter dan kunci mobil di tangan kanannya, serta ponsel di tangan kirinya.Namun, ketika Divia melangkah menuju parkiran, ia mendengar suara gaduh dari tetangga-tetangganya yang sedang berbicara. Divia mencoba untuk mengabaikan suara itu dan terus berjalan, namun suara itu semakin keras dan nyaring."Heh kalian tahu tidak, Dokter gigi Divia sudah berusia 30 tahun tapi masih belum menikah!" ucap salah satu tetangga dengan nada nyaring."Iya, aku juga dengar kabarnya dia masih single karena terlalu sibuk dengan karirnya," sahut tetangga lainnya dengan nada sinis.Divia merasa dadanya sesak mendengar kata-kata itu. Memang, sudah tidak asing lagi baginya mendengar gosip tentang status lajangnya. Namun, kali ini rasanya le
Read more
Menolak Tanpa Alasan
"Vivek,""Berkas dari klien tadi apa sudah kau baca? Kalau sudah ditandatangani berikan padaku berkasnya, aku harus---""Tunggu Rangga," Vivek meminta Rangga agar tetap duduk pada tempatnya. Lantas menarik tumpukan berkas dihadapannya sedikit menepi dari pandangannya."Aku tidak mengerti. Ada apa denganmu hari ini? Kau terlihat lesu dan banyak pikiran. Apa semuanya baik-baik saja?" tanya Rangga heran.Vivek menyangga janggutnya menggunakan genggaman kedua tangannya. "Ini bukan masalah sepele. Tapi tidak besar juga. Aku tidak tau bagaimana mengatakannya padamu. Aku bingung harus fokus kemana dulu, pekerjaan atau---"Vivek terdiam beberapa saat."Lupakan pekerjaanmu, coba katakan apa yang mengganggu pikiranmu. Sampai akhirnya kau tidak fokus," saran Rangga."Begini," Vivek menurunkan kedua tangannya. Ia mulai fokus bercerita."Sidang hak asuh Ziva Zavi sebentar lagi akan digelar. Dan kau tau, aku yakin sekali mantan istriku tidak akan diam saja. Dia akan melakukan segala cara demi menda
Read more
Duka yang Sama
Atas apa yang telah dilakukan Divia, orang tuanya merasa malu seketika. Baik tuan Tirta maupun istrinya mencoba meyakinkan para tamu dan juga keluarga Sanjaya bahwa putrinya masih trauma dengan masa lalunya. Hingga akhirnya mereka minta waktu untuk bicara dan meyakinkan Divia.Vivek tak menyangka ada wanita yang menolaknya mentah-mentah. Bahkan setelah menunjukkan keseriusannya. Yang membuat Vivek menyesal lagi, begitu menatap si kembar. Raut wajah mereka menunjukkan kekecewaan. Gejolak amarah Vivek mulai memuncak, ingin rasanya ia menyeret wanita itu ke KUA sekarang juga untuk menikah. Setelah itu ia ingin balas dendam atas penolakan yang telah ia lakukan. Sama saja wanita itu telah menginjak-injak harga dirinya."Apa yang kau lakukan!!!" Shireen memegang kedua pundak putrinya dengan cengkraman yang luar biasa. Sebagai bentuk perwujudan amarahnya.Di kamar Divia yang awalnya tenang kini berubah menjadi tegang. Namun suara bentakan dan amarah seorang ibu tak sampai terdengar ke ruang
Read more
Keputusan
Semua perhatian tertuju pada Divia yang kembali ke ruang tamu sambil menggandeng tangan Zavi. Tak peduli bagaimana reaksi semua orang, Divia memantapkan langkahnya sembari menatap genggaman Zavi. Ia merasakan ada harapan yang menggebu-gebu dari sentuhan anak kecil itu. Setiap langkah yang diambil Divia akan mendekatkannya dengan jalan hidupnya yang telah ditetapkan. Sementara Zavi kembali duduk bersama neneknya dan juga saudari kembarnya. Vivek melirik wanita itu dengan sinis. Setelah menolak lamaranya, entah apalagi yang akan dia lakukan. Niat baiknya nyaris dibalas dengan penghinaan. "Masih banyak wanita diluar sana. Aku tidak perlu berharap lebih pada wanita itu, dan aku tidak akan memaksanya menikah denganku. Apalagi menjadi ibu pengganti untuk anak-anakku," ucap Vivek dalam hati mulai acuh. "Divia," ujar sang ayah sambil berdiri menyambut putrinya. Tirta meminta putrinya untuk duduk disampingnya. Begitu memperhatikan ekspresi putrinya Ia sendiri tak yakin, putrinya akan mene
Read more
DMCA.com Protection Status