All Chapters of Dendam Kekasih yang Terbuang : Chapter 31 - Chapter 40
82 Chapters
Sebuah kejutan
Keynan pun tidak tinggal diam. "Kalian jangan sentuh Vanesa. Kalau sampai dia terluka maka aku juga akan bertindak kejam pada Dinda. Ingat, Dinda masih menginginkan aku. Melihat wataknya, tentu saja dia nggak akan menyerah pada pernikahan ini," ucap Keynan mengancam ayah mertuanya.Pramono langsung berhenti, dia meminta anak buahnya untuk mundur. "Ingat, Keynan! Aku nggak pernah main-main dalam hal ini. Jika terjadi sesuatu pada putriku, maka kamulah yang akan menanggung semuanya. Sebaiknya kamu pikirkan baik-baik jika ingin wanita itu selamat."Keynan memeluk Vanesa dengan penuh perlindungan. Dia sedikit khawatir dengan gertakan mertuanya. "Kamu nggak apa-apa 'kan, Nes? Sudah ya, kamu nggak usah takut dan khawatir. Aku akan melindungimu," ucap Keynan. "Aku sedikit takut dengan mertuamu. Dia terlihat sangat membenciku," sahut Vanesa. Dia tidak berpura-pura saat ini. "Aku akan selalu menjagamu! Ayo kita sarapan, aku sudah membuatkanmu roti bakar tadi," ucap Keynan menenangkan kegelis
Read more
Di Culik
"Halo Tante, kita ketemu lagi!" sapa Vanesa dengan sangat berani. Dia berjalan menghampiri Keynan.Vanesa terus menampilkan senyuman yang ramah. "Hai Kakak, bagaimana keadaanmu? Apa sudah membaik? Maaf aku menjenguk tanpa membawa buah tangan," ucap Vanesa dengan sengaja. Dia memeluk lengan Keynan dengan mesra."Dasar wanita nggak tahu diri, beraninya kamu muncul dihadapanku ya! Pergi kamu, hadirmu nggak diterima di sini," sentak mama Leni dengan kasar.Vanesa bersembunyi di belakang punggung Keynan. "Sayang, lihatlah! Mama kamu selalu marah-marah sama aku. Aku ke sini 'kan bukan mau cari keributan," seru Vanesa dengan polosnya.Dinda hanya bisa diam melihat suaminya bersama dengan wanita lain. Dia tidak bisa berkata-kata lagi. "Keynan, apa maksudmu membawanya ke sini? Kamu keterlaluan ya, apa kamu sudah nggak menganggap Mama dan Dinda? Ha?" tanya mama Leni, dia tidak mengerti dengan apa yang Keynan lakukan."Aku hanya nggak ingin menutupinya lagi, Ma. Jadi aku sengaja melakukan ini,"
Read more
Hampir Ternoda
Di dalam hotel, Aldo sedang memakai pakaiannya. Dia selesai melayani seorang pelanggan yang sudah menyewa jasanya."Terima kasih atas pelayanannya, Sayang. Kamu selalu bisa memuaskanku. Lain kali aku akan memanggilmu lagi," ucap seorang wanita paruh baya itu."Panggil saja saat kamu membutuhkanku, Tante Rika. Aku akan selalu siap saat kapanpun," jawab Aldo.Tante Rika memeluk Aldo dengan mesra. Dia mencium pipi Aldo dengan penuh kelembutan. "Bagus, kamu memang yang terbaik. Hubungi aku jika kamu membutuhkan sesuatu," ucapnya dengan penuh senyum."Baik, Tante. Kalau begitu, aku pergi dulu!" jawab Aldo membalas ciuman itu.Setelah saling berpelukan, Aldo keluar duluan dari dalam hotel tersebut. Dia langsung mengaktifkan handphonenya kemudian satu pesan masuk ke WA-nya."Vanesa, tumben dia mengirim pesan," gumam Aldo dalam hati.Aldo membuka pesan dari Vanesa. Dia sedikit terkejut saat melihat isi pesan tersebut yang tak lain adalah sebuah share lokasi."Apa dia ingin aku menjemputnya? D
Read more
Pertolongan Aldo
Vanesa terus memberontak untuk melepaskan diri, dia terus berteriak meminta tolong."Tolong ... tolong!" teriak Vanesa. Plaakk!"Diam! Kenapa kamu begitu keras kepala? Patuhlah, aku akan meberikan bayaran mahal untukmu," sahut pria itu dengan senyuman licik."Aku nggak mau berhubungan dengan lelaki bajingan sepertimu. Menjijikan sekali," balas Vanesa tak mau kalah.Lelaki itu semakin terpancing emosi, dia langsung mencekik leher Vanesa agar tidak memberontak. "Rasakan ini, aku sudah bilang agar patuh. Tetapi kamu selalu mengabaikanku," serunya puas.Vanesa memegang kedua tangan orang itu. Dia ingin melepaskan cekikan yang membuatnya sulit bernapas."Uhuk ... uhuk ... uhuk." Vanesa terbatuk-batuk karena cekikan lelaki tersebut.Lelaki yang bersiap untuk menggagahi Vanesa itu tertawa dengan puas. Dia sudah menyiapkan pusakanya untuk dimasukkan ke dalam ruang surga Vanesa."Bersiaplah untuk kenikmatan, Sayang!"Braakk!"Brengsek, beraninya kamu menyentuhnya!" teriak Aldo yang tiba-tiba
Read more
Kepanikan Vanesa
Mobil Aldo terbalik hingga membentur pembatas jalan. Kondisi Aldo dalam mobil itu juga terluka parah. "Bagus, sepertinya dia sudah meninggal! Ayo kita pergi dari sini," ucap salah satu penjahat itu.Setelah memastikan kondisi Aldo, mereka semua pergi dari lokasi tersebut. Kebetulan juga jalanan itu sangat sepi, jadi belum ada satu mobil pun yang menolong Aldo."Ssssshh ...." Aldo bergerak dalam mobilnya. Dia berusaha melepaskan sabuk pengaman yang masih terpasang."Aku harus ke luar dari sini! Aku nggak boleh mati, Vanesa sedang dalam bahaya," gumam Aldo dalam hati. Dia berusaha ke luar dengan merangkak pelan.Setelah berusaha, akhirnya Aldo bisa ke luar dari mobilnya yang sudah ringsek itu. Dia segera berjalan menjauh untuk menghindari mobil yang bisa meledak sewaktu-waktu.Aldo berjalan dengan terseok-seok, menuju ke trotoar. Lalu, tak lama kemudian mobil itu pun meledak dan terbakar. Aldo terkejut mendengar ledakan tersebut hingga membuatnya terjatuh di aspal."Syukurlah, aku masi
Read more
Sebuah Ancaman
"Kalian semua adalah orang jahat. Orang jahat nggak akan pernah hidup tenang. Aahhhhhh ...." Vanesa melemparkan handphonenya ke lantai hingga hancur berserakan.Vanesa duduk bersandar di pinggir ranjang. Dia menangis tergugu. "Aku akan tetap membalas mereka. Aku harus menyelesaikan rencanaku. Aku nggak boleh melibatkan Aldo lagi. Video itu sadis sekali. Maafkan aku, Aldo. Maaf ...."Vanesa berdiri lagi, dia mengelus rambut Aldo kemudian mengecup keningnya dengan lembut. "Kamu istirahat ya, sebentar lagi dokter akan tiba. Terima kasih sudah berkorban banyak untukku. Tapi, aku akan tetap maju membalas perlakuan mereka. Aldo, cepat sembuh dan pulih. Kamu adalah sahabat terbaikku," ucap Vanesa penuh haru.Setelah itu, dia ke luar dari kamar dan membiarkan Aldo istirahat. Vanesa sedang menunggu dokter yang sudah dalam perjalanan.Di Tempat Lain.Keynan sedang cemas dan terlihat mondar-mandir di dalam ruang rawat istrinya. Dia tidak bisa menghubungi nomor telepon Vanesa.Tak lama kemudian,
Read more
Rencana Vanesa
Satu tamparan mendarat di pipi kanan Keynan. Sorot mata Vanesa penuh dengan amarah bercampur kepanikan. Keynan bingung harus mengatakan apa. Dia terlihat tak berdaya di depan Vanesa."Maaf atas semua yang terjadi, aku ....""Cukup Keynan, dari awal sampai akhir memang kamulah yang membuatku sakit hati. Kamu nggak ada perubahan sama sekali. Kamu tetaplah lelaki plin plan yang nggak mempunyai pendirian sendiri. Mungkin akulah yang bodoh bisa memercayai semua omong kosongmu," ucap Vanesa, dia memotong pembicaraan Keynan.Vanesa menghela napas dalam, dadanya begitu sesak menahan seluruh kesedihannya. "Kita menjaga jarak dulu untuk beberapa hari ke depan. Situasi ini sangat berbahaya, mungkin bisa saja nyawaku yang melayang. Aku harus pergi, karena aku sibuk sekali."Vanesa pergi meninggalkan Keynan yang berdiri tanpa melakukan apapun. "Nes, sungguh aku nggak ingin dalam posisi yang seperti ini. Andai aku bisa memilih, aku ingin selalu bisa bersamamu," gumam Keynan sambil menatap kepergia
Read more
Balas Dendam
Dua hari kemudian.Sejak pertemuannya dengan mama Leni waktu itu, Vanesa menjadi sibuk sekali. Dia sering pergi bolak-balik dari rumah sakit. Vanesa juga sudah menyiapkan semua rencana. Entah apa yang akan dilakukannya."Aldo, kamu harus minum obat ini ya! Mungkin aku akan pulang larut malam, ada sesuatu yang harus aku kerjakan," ucap Vanesa pada Aldo.Aldo mulai malas mendengar ketika Vanesa ingin pergi ke suatu tempat. "Kamu mau pergi ke mana lagi? Dua hari aku perhatikan, kamu sangat sibuk sekali, Nes.""Ada urusan yang nggak bisa aku ceritakan sama kamu, Aldo. Please ya, aku janji akan baik-baik saja. Kamu istirahat tidur yang cukup," ucap Vanesa, dia mengecup lembut bibir Aldo agar tidak marah."Tetap saja aku khawatir sama kamu, tak bisakah kamu berhenti," seru Aldo terus berusaha.Vanesa tersenyum sambil menggeleng."Aku sudah terlanjur basah, jadi biarkan aku menyelaminya lebih dalam lagi," balas Vanesa. "percayalah padaku, aku akan baik-baik saja. Ya ...." "Oke, aku nggak bisa
Read more
Kemarahan Keynan
"Lepas, lepaskan aku! Vanesa kamu jangan keterlaluan. Vanesa aku akan mengadukanmu pada Keynan. Kamu wanita iblis, wanita ular," teriak mama Leni terus mengumpat Vanesa.Ke empat lelaki itu terus menarik paksa ibunya Farel untuk masuk ke dalam kamar. Teriakan meminta tolong terdengar sangat nyaring sekali."Tolong ... tolong ... Keynan tolong Mama! Kalian, jangan macam-macam! Kalian pergi dari sini, jangan sentuh aku! Pergi ...!" teriak mama Leni terus meronta.Kaki Vanesa lemas tak sanggup berdiri, dia duduk di sofa sambil menangis. Dia teringat dengan masa lalunya dulu yang dirudapaksa oleh para penculik itu.Vanesa menutup telinganya dengan kedua tangan. Dia tidak sanggup mendengar jeritan dan teriakan ibunya Keynan. "Apa yang terjadi? Kenapa dalam hati ini ada rasa nggak tega? Bukankah dia sangat jahat padaku dulu.""Aku nggak boleh lemah, aku sudah merencanakan ini dari awal. Dia harus merasakan apa yang aku rasakan," ujar Vanesa dengan menghapus air matanya.Di dalam kamar, mama
Read more
Kebencian yang dalam
"Keynan, kamu jahat! Kamu memang nggak pernah tulus sama aku. Kamu sama saja seperti mereka semua. Suka mempermainkan orang. Keynan ... turunkan aku!" Vanesa terus berteriak dan memukul punggung Keynan.Keynan tetap diam membisu. Dia sudah gelap mata sampai tidak mendengar teriakan dan tangisan Vanesa. Sesampainya di atas, Keynan langsung menendang pintu kamar. Kemudian, melempar tubuh Vanesa di atas kasur."Awww, brengsek. Kasar sekali kamu, Key," teriak Vanesa terus berbicara.Keynan mengambil sesuatu dari lemari. Dia mengambil tali kemudian berjalan menghampiri Vanesa yang ingin kabur."Mau ke mana kamu, Nesa. Jangan harap bisa ke luar dari rumah ini. Kamu harus tetap di sini, selamanya!" ucap Keynan dengan menarik tubuh Vanesa. Keynan menarik kedua tangan Vanesa dan mengikatnya dengan tali. "Tinggallah di sini, tunggu aku pulang. Kamu harus mempertanggungjawabkan perbuatanmu," sentak Keynan dengan kasar.Vanesa tergelak keras, dia seperti tikus yang sedang terperangkap. "Keynan,
Read more
PREV
1234569
DMCA.com Protection Status